Forum Terapi Cairan dan Nutrisi

Terapi Cairan Kelas A

Terapi Cairan Kelas A

by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. -
Number of replies: 54

Aturan diskusi:
  1. Silakan kelompok yang bertugas presentasi pada topik ini untuk mengupload makalah dan artikel jurnal.
  2. Setelah itu silakan anggota kelas yang lain untuk memberikan pertanyaan
  3. Mahasiswa yang tidak memberikan pertanyaan silakan tetap aktif dengan memberikan masukan atau tambahan jawaban.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas A

by 1710201009 AUFI HAITA SABILA -
Assalamualaikum wr wb

Bismillahirohmanirrahim, Marilah sebelumnya kita membaca doa terlebih dahulu, Saya Aufi Haita mewakili kelompok 3 dengan Materi Terapi Cairan akan mengupload, makalah yg sudah kami susun, monggo setelah ini jika ada pertanyaan daribteman teman bisa di sampaikan pada forum ini, lalu kami akn menjawab, pun temen teman yg lin jika ingin menmbahkan sangat dipersilahkan..

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. -

Jurnalnya kok belum ada ya mbak? Biasanya kan ada analisis jurnalnya

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201012 RADEN RORO TIYA AYU PRADIKA -

Untuk ppt nya bisa di pelajari di sini ya teman-teman

In reply to 1710201012 RADEN RORO TIYA AYU PRADIKA

Re: Kelas A

by 1710201034 TANJUNG MALISA SEPUTRI -
Assalamualaikum mb izin bertanya faktor yg mempengaruhi cairan elektrolit td salah satunya diare, yg saya tanyakan bagiamanan mekansime tubuh saat diare ko bisa kehilangan cairan lebih banyak?terimakasih wasalamualaikum wr.wb
In reply to 1710201034 TANJUNG MALISA SEPUTRI

Re: Kelas A

by 1710201020 YENI TRI CAHYANI -

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin didinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian menjadi diare. Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (Zein dkk, 2004). Mekanisme terjadinya diare dan termaksuk juga peningkatan sekresi atau penurunan absorbsi cairan dan elektrolit dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang berasal dari inflamasi mukosa intestinal (Wiffen et al, 2014).

https://www.kalbemed.com/diseases/32#:~:text=Patofisiologi,usus%20berlebihan%20sehingga%20timbul%20diare).

In reply to 1710201034 TANJUNG MALISA SEPUTRI

Re: Kelas A

by 1710201016 ALFI I.A. NATUS SHOLIKHAH -

Izin menjawab pertanyaan mbak tanjung..

Mekanisme tubuh ketika diare, tubuh kehilangan cairan. Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat, sahingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga terjadilah diare. Mekanisme terjadinya diare dan termaksuk juga peningkatan sekresi atau penurunan absorbsi cairan dan elektrolit dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang berasal dari inflamasi mukosa intestinal.

https://www.kalbemed.com/diseases/32

In reply to 1710201012 RADEN RORO TIYA AYU PRADIKA

Re: Kelas A

by 1710201019 NUR WIDYASTUTI -

Assalamualaikum mba, ijin bertanya
jika ada pasien Gagal ginjal itu bagaimana cara mengatur cairan tubuh agar tetap balance, karena dapat diketahui bahwa pasien yg mempunyai gagal ginjal itu pasti pemenuhan cairan nya sangat dibatasi. Terimakasih Wassalamualaikum

In reply to 1710201019 NUR WIDYASTUTI

Re: Kelas A

by 1710201020 YENI TRI CAHYANI -

Keefektifan pembatasan jumlah cairan pada pasien GGK bergantung kepada beberapa hal, antara lain pengetahuan pasien terhadap jumlah cairan yang boleh diminum. Upaya untuk mencipta-kan pembatasan asupan cairan pada pasien GGK diantaranya dapat dilakukan melalui pemantauan intake output cairan per harinya, sehubungan dengan intake cairan pasien GGK bergantung pada jumlah urin 24 jam (Europe-an Society for Parenteral and Enteral Nutri-tion dalam Pasticci, Fantuzzi, Pegoraro, Mc Cann, Bedogni, 2012).Pemantauan dilakukan dengan cara mencatat jumlah cairan yang diminum dan jumlah urin setiap harinya pada chart/tabel (Shepherd, 2011). Sehubungan dengan pentingnya program pembatasan cairan pada pasien dalam rangka mencegah komplikasi serta mempertahankan kualitas hidup, maka perlu dilakukan analisis praktek terkait intervensi dalam mengontrol jumlah asupan cairan melalui pencatatan jumlah cairan yang diminum serta urin yang dikeluarkan setiap harinya. 

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/108386-ID-pemantauan-intake-output-cairan-pada-pas.pdf&ved=2ahUKEwiz9-3j1KntAhVQfH0KHWreAhMQFjABegQIBhAB&usg=AOvVaw2uqG_OCY-Mo3mHsssK5ETz

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201004 DIAS ANGGITA PUTRI -

Assalamu'alaikum wr wb 

Saya Dias Anggita Putri (1710201004) izin bertanya Pada fungsi terapi cairan disebutkan "Transpor hormone" bagaimana mekanismenya bahwa terapi cairan mampu berfungsi sebagai transpor hormone?

Kemudian bagaimana terapi pengaturan cairan tubuh yang dapat kita berikan kepada orang dengan Diabetes Melitus? 

Terimakasih

Wassalamu'alaikum wr wb

In reply to 1710201004 DIAS ANGGITA PUTRI

Re: Kelas A

by 1710201032 AGUSTIA UTAMININGSIH -

Saya agustia izin menjawab pada manusia dan hewan hormon dilepaskan kedalam darah. Selanjutnya hormon tersebut di edarkan bersama-sama darah melalui sistem peredaran darah ataupun pembuluh limfa 

Kemudian hormon dikirim menuju organ-organ sasaran. Organ sasaran adalah orang yang akan menanggapi pengaruh suatu hormon.

Sebagai contoh : hormon adrenalin yang dibawa ke darah ke jantung akan merangsang jantung untuk berdenyut lebih cepat dalam hal ini jantung adalah organ sasaran hormon adrenalin 


Sumber : inspiring.id 

In reply to 1710201004 DIAS ANGGITA PUTRI

Re: Kelas A

by 1710201032 AGUSTIA UTAMININGSIH -

Hormon insulin yang dihasilkan pankreas  berfungsi membantu tubuh mendapatkan energi dari makanan sebagian makanan akan menjadi glukosa. Glukosa beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah . Tubuh menyimpan glukosa di dalam sel - sel ( sel otot jantung, lemak, hati dll) untuk kemudian digunakan sebagai sumber energi . hormon insulin dari pankreas ini berfungsi sebagai anak kunci untuk membuka pintu untuk masuk dalam sel. 



Sumber : cengfitarone.blogospot.com

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201025 SEPTINIA INDAH CAHYATI -

Mbak saya ingin bertanya jika ada pasien yang melakukan aktivitas berlebih tetapi asupan cairan yang di konsumsi sedikit karena tidak merasa haus, dan itu terjadi berulang ulang, tetapi untuk sekarang masih belum merasakan dampaknya karena masih muda. 

Apa dampak yang terjadi ketika beliau tua ?

Dan tindakan apa yang bisa di lakukan perawat untuk kasus ini ? 

In reply to 1710201025 SEPTINIA INDAH CAHYATI

Re: Kelas A

by 1710201023 DIAN PRATIWI PUJI RAHAYU -

Assalamualikum ijin menjawab pertanyaa mba nia...Jika seseorang tidak memiliki cukup cairan, maka yang terjadi akan memperlambat aktivitas mereka dan menghasilkan lebih sedikit energi. Orang yang menderita dehidrasi sering lelah dan mengantuk karena kekuarangan cairan.. Maka kita sebagai perawat menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan cairan mereka. Contohmya seperti minum air putih sehari 2lt

In reply to 1710201023 DIAN PRATIWI PUJI RAHAYU

Re: Kelas A

by 1710201025 SEPTINIA INDAH CAHYATI -

Baik terimakasih jawabannya MB Dian

Apakah ada dampak serius saat tua nanti mb? Jika tidak memenuhi kebutuhan cairan 2 lt perhari atau sesuai aktivitasnya

In reply to 1710201025 SEPTINIA INDAH CAHYATI

Re: Kelas A

by 1710201050 SILVIA ANANDA RESTA PUTRI -
Saya Silvia Ananda Resta Putri (NIM 1710201050)  mencoba membantu menjawab pertanyaan dari mba septinia 
Selama penuaan terjadi sejumlah perubahan fisiologis sehingga menempatkan lansia lebih berisiko dehidrasi. Mempertahankan hidrasi sangat esensial bagi kesehatan karena dapat membantu menjalankan fungsi tubuh dan mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih. Rasa haus merupakan indikator dehidrasi akut namun sensasi haus pada lansia sudah menurun sehingga asupan air pada mereka harus lebih diperhatikan.
In reply to 1710201025 SEPTINIA INDAH CAHYATI

Re: Kelas A

by 1710201016 ALFI I.A. NATUS SHOLIKHAH -

Izin menjawab pertanyaan mbak nia.. 

Akan ada dampak dimasa tua nanti diantaranya jantung berdebar-debar, pusing yang terus menerus, sembelit, penyakit ginjal, kram otot, dan peningkatan tekanan darah.

https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/artikel/akibat-dehidrasi-pada-tubuh/amp

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201038 PIPIT DELISTA ELMAYANTRI -

Assallamuallaikum wr wb 

Saya Pipit Delista Elmayantri izin bertanya

Dimakalah sudah disebutkan ada beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan cairan, yang ingin saya tanyakan dari beberapa yg sudah disebutkan tadi, masih adakah faktor yang lain yang dapat mempengarahui kebutuhan cairan tersebut? Lalu kondisi kritis yg seperti apa yang dapat berpengaruh mengenai kebutuhan cairan?

Lalu apakah syok kecelakaan dapat mempengaruhi kebutuhan cairan ?

Terimakasih

Wassallamuallaikum wr wb

In reply to 1710201038 PIPIT DELISTA ELMAYANTRI

Re: Kelas A

by 1710201016 ALFI I.A. NATUS SHOLIKHAH -

Izin menjawab pertanyaan mbak pipit..

Kondisi kritis yang mempangaruhi kebutuhan cairan seperti perdarahan, diare, muntah,  sepsis dan luka bakar.

betul syok kecelakaan dapat mempengaruhi kebutuhan cairan karena pasien kecelakaan bisa mengalami perdarahan yang hebat sehingga kebutuhan cairan tubuh akan berkurang.. Sehingga diperlukan kebutuhan cairan dari luar misalnya infus RL..

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201033 DEFI AZIZAH RAHMAWATI -

Assalamualaikum wr.wb

saya Defi Azizah Rahmawati ingin bertanya mengenai terapi cairan Kristaloid digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien yang seperti apa?

In reply to 1710201033 DEFI AZIZAH RAHMAWATI

Re: Kelas A

by 1710201032 AGUSTIA UTAMININGSIH -

Biasanya cairan kristaloid umumnya digunakan untuk pasien yang kekurangan elektrolit,pH , dehidrasi ,dan orang yang kekurangan resusitasi 

Contohnya orang dengan sakit diare 


Sumber : www.alodokter.com






 

In reply to 1710201033 DEFI AZIZAH RAHMAWATI

Re: Kelas A

by 1710201016 ALFI I.A. NATUS SHOLIKHAH -

Izin menjawab pertanyaan mbak defi..

Terapi cairan kristaloid digunakan pad pasien perdarahan, diare atau muntah yang menyebabkan dehidrasi, sepsis, dan luka bakar.

Dalam pemberian cairan ini harus dibatasi, jika diberikan dalam jumlah terlalu banyak dapat menyebabkan edema atau bengkak akibat penimbunan cairan di jaringan tubuh. Cairan kristaloid yang umum digunakan adalah normal saline (NS) dan ringer laktat (RL).

https://www.alodokter.com/memahami-pentingnya-resusitasi-cairan-dalam-kondisi-darurat

In reply to 1710201033 DEFI AZIZAH RAHMAWATI

Re: Kelas A

by 1710201044 LATIFAH MIFTAHUL JANNAH -

Saya Latifah Miftahul J dari kelompok 9 mencoba membantu menjawab pertanyaan Mbak Defi Azizah...

Terapi cairan kristaloid adalah  jenis cairan infus yang paling banyak digunakan dalam perawatan medis. Jenis cairan kristaloid dan diberikan pada pasien seperti apa yaitu :

1.       Cairan  infus saline  ini diberikan pada pasien dengan gangguan jantung dan penyakit ginjal tidak disarankan menggunakan cairan infus saline 0.9% perssen.

2.      Cairan infus Ringer Laktat juga diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau  kondisi lain yang menyebabkan pasien kehilangan darah dengan cepat.

3.      Cairan dextrose yang mengandung gula ini diberikan melalui cairan infus bersamaan dengan jenis obat lainnya guna meningkatkan kadar gula darah pada seseorang yang mengalami hipoglikemia(gula darah rendah).Cairan infus dextrose juga dapat diberikan pada penderita hiperkalemia atau kondisi di mana kadar kalium dalam  tubuh tinggi.

Sumber : www.sehatq.com

 

 

 


In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201016 ALFI I.A. NATUS SHOLIKHAH -

Assalamualaikum wr.wb..

Izin bertanya kepada kelompok 4.. Apakah kekurangan cairan pada anak bisa memicu terjadinya ISK? Tolong berikan alasannya.. Lalu bagaimana tindakan keperawatan yang bisa dilakukan?

Terimakasih, wassalamualikum wr.wb


In reply to 1710201016 ALFI I.A. NATUS SHOLIKHAH

Re: Kelas A

by 1710201031 VIKA ASTUTI -

Kurangnya cairan pada anak dapat menyebabkan masalah pada sistem perkemihan. Beberapa kondisi yang dapat terjadi seperti infeksi saluran kemih, terbentuknya batu ginjal dan yang lebih parah dapat terjadi kerusakan organ ginjal yang berujung pada gagal ginjal.

sumber : klikdokter.com
In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201041 LUTFI FAUZIAH -
Assalamualaikum
Perkenalkan saya Lutfi Fauziah NIM 1710201041 izin bertanya di dalam makalah disebutkan bahwa cairan nasogastrium atau makanan enteral lebih dipilih untuk kebutuhan pemeliharaan lebih dari 3 hari,mengapa cairan tersebut yang dipilih? bagaimana dengan jenis cairan yang lain?

terima kasih
Wassalamualaiakum
In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201011 NOVIANTI NURROHMAH ZAINUDDIN -
Saya Novianti NZ 1710201011, mohon izin untuk bertanya :

Di makalah disebutkan contoh pasien yang dapat diberikan cairan kristaloid dan koloid yaitu sama-sama pasien luka bakar. Nah, yang membedakan kondisi luka bakarnya itu yang seperti apa ? 
In reply to 1710201011 NOVIANTI NURROHMAH ZAINUDDIN

Re: Kelas A

by 1710201008 MARTINA DWI ASTUTI PUTRI -
assalamualaikum, saya Martina Dwi A.P 1710201008 ijin menjawab dari pertanyaanya mbak Novianti

Derajat luka bakar tingkat 1 (superficial burn)

Tingkat luka bakar yang hanya memengaruhi epidermis atau lapisan kulit luar saja. Secara klinis, tandanya berupa kulit yang tampak merah, kering, dan terasa sakit. Contohnya, luka bakar yang disebabkan oleh sinar matahari. Luka bakar tingkat satu ini tidak terlalu mengkhawatirkan dan bisa sembuh dengan sendirinya.

Derajat luka bakar tingkat 2 (superficial partial-thickness burn)

Derajat luka bakar ini dapat dikatakan luka bakar tingkat sedang. Luka bakar tingkat 2 ini terjadi pada epidermis dan sebagian lapisan dermis kulit (lapisan kulit yang lebih dalam).

Ketika mengalami luka bakar tingkat 2, kulit Anda akan tampak merah, lecet, melepuh, bengkak, dan terasa sakit. Luka bakar tingkat dua ini bisa ditangani dengan beberapa metode pengobatan tanpa operasi atau bedah.

Derajat luka bakar tingkat 3 (full thickness burn)

Kerusakan jaringan mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, atau lebih dalam lagi. Secara klinis, kulit yang terbakar akan tampak putih dan kasar, namun juga dapat terlihat hangus dan mati rasa. Operasi atau bedah menjadi pilihan utama untuk menangani luka bakar pada tingkat ini.


Sumber : www.alodokter.com

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201010 MAY LINA DAMAYANTI -

Assalamualaikum wr.wb , saya May Lina Damayanti 1710201010 izin bertanya, apabila terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit  baik cairan atau elektrolit dalam tubuh dapat mengakibatkan beberapa kondisi seperti hiperkalemia, hipokalsemia dll. Bagimana intervensi yang dapat diberikan untuk menangani kondisi tersebut yang terjadi pad pasien kritis . Terimakasih, wassalamualaiakum. wr.wb

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201052 FADHILA KHOIRUN NISA -

saya mau bertanya. produk minuman yang dijual belikan dipasaran untuk menambah ion tubuh jika diminum berlebihan atau terus menerus apakah dapat membahayakan tubuh? terimakasih

In reply to 1710201052 FADHILA KHOIRUN NISA

Re: Kelas A

by 1710201013 ARDIYANTI -

Hai mbak dila, Saya Ardiyanti mencoba menjawab yahh..

Jadi gini, minuman yang mengandung ion Meskipun baik dikonsumsi untuk menggantikan cairan tubuh, kamu tidak dianjurkan untuk mengonsumsi minuman isotonik setiap hari. Hal ini karena kandungan gula dan sodiumnya yang cukup tinggi, sehingga terlalu banyak mengonsumsi minuman isotonik dapat menyebabkan kenaikan berat badan, dan peningkatan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi

Minuman isotonik juga dapat memperberat kinerja ginjal. Jika kamu mengonsumsi minuman ini tanpa disertai aktivitas fisik seperti olahraga, manfaat minuman isotonik bisa dibilang akan menjadi sia-sia dan membuat tubuh membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Oleh karena itu, air putih tetap minuman yang paling baik untuk dikonsumsi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.

Referensi : https://www.halodoc.com/artikel/fakta-di-balik-minuman-isotonik

In reply to 1710201009 AUFI HAITA SABILA

Re: Kelas A

by 1710201017 HANIFAH RIZKI PALUPI -

Mba saya izin bertanya pada perhitungan cairan yang membedakan dalam IWL dan IWL kenaikan suhu itu apa dan IWL normal itu berapa?

Terimakasih 🙏

In reply to 1710201017 HANIFAH RIZKI PALUPI

Re: Kelas A

by 1710201020 YENI TRI CAHYANI -

IWL (insensible water loss) adalah jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas

Bisa di cek link https://rumusrumus.com/rumus-iwl/ untuk lebih jelasnya mbak terkait rumus dan cara menghitung serta penjelasannya

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas A

by 1710201042 HENY KRISNITA -

Assalamualaikum, saya izin bertanya.

Pada indikasi cairan Kristaloid ada 3 macam tonisitas kritaloid, diantaranya adalah Isotonis. Pada kondisi atau pasien seperti apa yg memerlukan cairan kristaloid jenis isotonis tsb ?

Terimakasih.

In reply to 1710201042 HENY KRISNITA

Re: Kelas A

by 1710201020 YENI TRI CAHYANI -


Isotonis. 

Ketika kristaloid berisi sama dengan jumlah elektrolit plasma, ia memiliki konsentrasi yang sama dan disebut sebagai “isotonik” (iso, sama; tonik, konsentrasi). Ketika memberikan kristaloid isotonis, tidak terjadi perpindahan yang signifikan antara cairan di dalam intravascular dan sel. Dengan demikian, hampir tidak ada atau minimal osmosis. Keuntungan dari cairan kristaloid adalah murah, mudah didapat, mudah penyimpanannya, bebas reaksi, dapat segera dipakai untuk mengatasi defisit volume sirkulasi, menurunkan viskositas darah, dan dapat digunakan sebagai fluid challenge test. Efek samping yang perlu diperhatikan adalah terjadinya edema perifer dan edema paru pada jumlah pemberian yang besarContoh larutan kristaloid isotonis:Ringer Laktat, Normal Saline (NaCl 0.9%), dan Dextrose 5% in ¼ NS

Link referensi

Mungkin teman teman ada yang mau melingkapi silahkan. 

(Edited by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. - original submission Monday, 30 November 2020, 1:31 PM)

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas A

by 1710201018 BERLIA MULYA GALUH FATANAH -

assalamualaikum saya mau bertanya
 pada slide nomer 6 mengatakan pemahaman tentang anatomi cairan tubuh yang terdiri dari CES dan CiS dengan komposisi elektrolit yang berbeda, maksut dari CES dan CIS apa?

In reply to 1710201018 BERLIA MULYA GALUH FATANAH

Re: Kelas A

by 1710201031 VIKA ASTUTI -
saya dari kelompok 3 mencoba menjwab
yang dimaksud cis ( cairan intraseluler ) yaitu cairan yang terkandung di dalam sel sedangkan CES ( cairan ekstraseluler ) yaitu cairan yang terkandung di luar sel.
In reply to 1710201018 BERLIA MULYA GALUH FATANAH

Re: Kelas A

by 1710201011 NOVIANTI NURROHMAH ZAINUDDIN -

Saya  Novianti NZ 1710201011 mohon izin mencoba membantu menjawab pertanyaanya Mba Berlia

Yang dimaksud dengan CIS dan CES adalah :

  • CIS (Cairan Intra Seluler)
  • CES (Cairan Ekstra Seluler)
In reply to 1710201011 NOVIANTI NURROHMAH ZAINUDDIN

Re: Kelas A

by 1710201006 RENITA AGUSTINA -

Saya membantu menjawab :

Untuk CIS : Pada dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama sekitar 25 L pada pria dewasa (70kg). Pada bayi, setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan (Cairan di dalam sel)

CES : Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung dalam CES. Setelah usia 1 tahun, volume relatif dari CES menurun kira-kira sepertiga dari volume total. (Cairan di luar sel)


In reply to 1710201018 BERLIA MULYA GALUH FATANAH

Re: Kelas A

by 1710201028 RUSYIDINA SABILA RYNANDA -

Saya dari kelompok 5 Izin membantu menjawab 

 CIS adalah cairan intraselular, sedangkan CES adalah cairan ekstra selular.

  1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total. (cairan yang terkandung di dalam sel)
  2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total (cairan diluar sel). Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas A

by 1710201029 ORISA MEYNEKE KISWANDANI -

Assalamualaikum wr.wb

Saya ijin bertanya 

Kemungkinan apa yang terjadi bila salah dalam pemilihan jenis cairan intravena, dan juga apakah dalam pemberiannya terdapat perhitungan khusus? 

Terima kasih

Wassalamu'alaikum wr.wb

In reply to 1710201029 ORISA MEYNEKE KISWANDANI

Re: Kelas A

by 1710201053 DESTA PUTRI RAMADHANI -

bismillaah..

saya Desta Putri Ramadhani 1710201053 izin membantu menjawab pertanyaan dari Mba Orisa Meyneke Kiswandani untuk efek samping paling sering yang dapat terjadi adalah hipervolemia akibat pemberian cairan berlebihan. Kondisi hipervolemia ditandai dengan terjadinya edema baik sentral maupun perifer. Risiko terjadinya hipervolemia berbanding lurus dengan kosentrasi elektrolit pada cairan intravena yang diberikan.

sumber : alomedika.com

Lalu untuk perhitungan nya sebagai berikut :

  1. Pada anak -anak

Kebutuhan total cairan per hari seorang anak dihitung dengan formula berikut:

  1. 100 ml/kgBB untuk 10 kg pertama

  2. 50 ml/kgBB untuk 10 kg berikutnya, selanjutnya

  3. 25 ml/kgBB untuk setiap tambahan kg BB-nya. 

Sebagai contoh, seorang bayi dengan berat 8 kg mendapatkan 8 x 100 ml = 800 ml setiap harinya, dan bayi dengan berat 15 kg (10 x 100) + (5 x 50) = 1250 ml per hari.

sumber : www.ich.org-tata laksana pemberian cairan


In reply to 1710201053 DESTA PUTRI RAMADHANI

Re: Kelas A

by 1710201053 DESTA PUTRI RAMADHANI -

tambahan sedikit

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dapat dilakukan penghitungan untuk menghitung berapa besarnya cairan yang hilang tersebut : 

  1. Refraktometer Defisit cairan : BD plasma – 1,025 x BB x 4 ml. Ket. BD plasma = 0,001 
  2. Dari serum Na+ Air yang hilang : 0,6 Berat Badan x BB (Plasma Natrium – 1 ). Ket. Plasma Na = 140 
  3. Dari Hct Defisit plasma (ml) = vol.darah normal – (vol.darah normal x nilai Hct awal ). Hct terukur

sumber : med.unhas.ac.id

In reply to 1710201029 ORISA MEYNEKE KISWANDANI

Re: Kelas A

by 1710201031 VIKA ASTUTI -

Pemilihan jenis, jumlah, dan durasi pemberian cairan resusitasi tergantung pada kondisi pasien dan ketersediaan cairan ini di fasilitas perawatan.

Resusitasi cairan perlu diberikan kepada pasien yang kehilangan cairan dan berada pada kondisi gawat darurat. pemilihannya tergantung pada jenis dan komposisi elektrolit dari cairan yang hilang. Pemberian resusitasi cairan membutuhkan pengawasan dari dokter, jadi ikuti anjuran yang diberikan dokter

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas A

by 1710201048 DYVANIA BELLA NOVA -

Asalamualaikum wr wb, Saya Dyvania Bella N ijin bertanya, Tolong berikan contoh lebih detail mengenai perhitungan cairan dan elektrolit untuk anak perempuan dan laki-laki dibawah 5th yang terkena DBD dan mereka BB nya sama, bagaimana penambahan cairannya? Apakah hasil penambahan cairan anak laki-laki dan perempuan sama jika terdapat kasus BB dan umurnya sama? Terimakasih, Wasalamualaikum.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas A

by 1710201071 MUHAMMAD ALFI FATCHURROHMAN -

Assalamualaikum mba saya mau bertanya, bagaimana jika cairan elektrolit tidak bisa diterima tubuh dan apa komplikasinya , trimakasih

In reply to 1710201071 MUHAMMAD ALFI FATCHURROHMAN

Re: Kelas A

by 1710201053 DESTA PUTRI RAMADHANI -

bismillaah saya izin bantu menjawab pertanyaan dari Mas Alfi Fachturrohman untuk kondisi tubuh yang tidak bisa menerima cairan elektrolit akan menimbulkan gangguan elektrolit baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

Komplikasi yang ditimbulkan bisa : kejang, aritmia, lemas, mual, muntah, detak jantung meningkat, kesemutan, hingga mati rasa.


sumber : alodokter.com- gangguan elektrolit

In reply to 1710201071 MUHAMMAD ALFI FATCHURROHMAN

Re: Kelas A

by 1710201020 YENI TRI CAHYANI -

Elektrolit yang hilang dalam tubuh harus segera diseimbangkan kembali agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Jika dibiarkan, maka terjadi gangguan pada ginjal karena organ satu ini harus bekerja lebih keras untuk menyaring zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Jika tubuh mengalami gangguan elektrolit jangka panjang, komplikasi yang terjadi termasuk kejang, koma, hingga jantung berhenti dan kematian. 

https://www.halodoc.com/artikel/komplikasi-berbahaya-dari-gangguan-elektrolit