Forum Terapi Cairan dan Nutrisi

Terapi Cairan Kelas C

Terapi Cairan Kelas C

by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. -
Number of replies: 39

Aturan diskusi:
  1. Silakan kelompok yang bertugas presentasi pada topik ini untuk mengupload makalah dan artikel jurnal.
  2. Setelah itu silakan anggota kelas yang lain untuk memberikan pertanyaan
  3. Mahasiswa yang tidak memberikan pertanyaan silakan tetap aktif dengan memberikan masukan atau tambahan jawaban.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas C

by 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY -
assalammualaikum wr.wb
kami dari kelompok 3. mempresentasikan hasil kerja kelompok kami sebelum itu marilah  kita membaca bismillah untuk memulai presentasai pada hari ini. 
teman-teman dipersilahkan untuk membaca materi yang kami kirimkan. setelah itu teman-teman bisa mengajukan pertanyaan kepada kelompok kami
In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. -
Silakan diupload disini ya mbak
In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas C

by 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY -
In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by 1710201254 RATIH SEKAR WANGI -

izin bertanya,

di makalah dijelaskan bahwa penatalaksanaan terapi ada 2 bagian yaitu resusitasi dan rumatan, terapi rumatan digunakan untuk keadaan seperti apa dan apakah cara menghitung cairannya juga sama seperti resusitasi?

In reply to 1710201254 RATIH SEKAR WANGI

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -

Terima kasih atas pertanyaannya mba Ratih. Terapi cairan rumatan dibrikan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Digunakan untuk mengganti kehilangan air dan elektrolit yang normal melaui urine, IWL, dan feses, serta membuat agar hemodinamik agar tetap dalam keadaan stabil.

In reply to 1710201254 RATIH SEKAR WANGI

Re: Kelas C

by 1710201169 EKA MARCELIA -

izin menjawab mba ratih , Terapi rumatan Bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. jika resusitasi menggunakan cairan kristaloid dan koloid berbeda dengan terapi rumatan yang menggunakan cairan elektrolit dan nutrisi.

terapi rumatan diperlukan untuk pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan cairan atau elektrolit normal mereka dengan rute oral atau enteral tetapi sebaliknya baik dalam hal keseimbangan cairan dan elektrolit dan penanganannya yaitu mereka pada dasarnya euvolemik, tanpa defisit yang signifikan, kehilangan abnormal yang berkelanjutan atau masalah redistribusi.

In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by 1710201160 ALFA JUMATIN NITASARI -

Assalamualaikum wr.wb

Saya ingin bertanya kepada kelompok 3. Apakah ada efek samping yang ditimbulkan apabila pemberian cairan pada pasien tidak tepat jumlahnya?

In reply to 1710201160 ALFA JUMATIN NITASARI

Re: Kelas C

by 1710201172 SUKHAIRUNNISA RAMADANI -

Saya ingin mencoba menjawab 

Apabila cairan yang masuk kedalam tubuh berlebihan maka dapat menyebabkan gagal jantung karena, jantung gagal memompa volume sirkulasi yang terekspansi secara efektif. Distensi berlebih pada ventrikel kiri dapat menyebabkan gagal jantung, dengan konsekuensi berupa edema paru. Pasien dengan edema paru akan memendekkan pernapasan dan menyebabkan batuk, terdengar crackles pada auskultasi dan penurunan saturasi oksigen. 



In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by 1710201255 RINA AYUHANA PUTRI KURNIASARI -

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, izin bertanya. Mengapa vena perifer pada bayi baru lahir, vena umbilikalis bisa digunakan untuk kanulasi terutama dalam keadaan darurat? Terimakasih.

In reply to 1710201255 RINA AYUHANA PUTRI KURNIASARI

Re: Kelas C

by 1710201170 INDAH TRIANA -
Mencoba menjawab 


Pemasangan kateterisasi vena umbilikus merupakan tindakan yang relatif efisien dalam
terapi pemberian cairan karena langsung di vena besar dalam tubuh, akan tetapi hanya bisa
dilakukan pada bayi yang baru lahir saja, karena tali pusat akan layu setelah 24 jam. Karena Tindakan relatif
mudah akan tetapi harus hati-hati dan selalu memperhatikan prinsip sterilisasi mengingat komplikasi yang ditimbulkan.

In reply to 1710201172 SUKHAIRUNNISA RAMADANI

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -

Silakan jika ada yang ingin ditanyakan teman-teman

In reply to RAODAH TUL IKHSAN

Re: Kelas C

by 1710201205 ANANDA PUTRI ANGGITA -

Assalamualaikum, izin bertanya. Kesalahan apa saja yang sering terjadi atau sering dilakukan oleh perawat pada saat pemantauan terapi cairan tersebut ? Terimakasih 

In reply to 1710201205 ANANDA PUTRI ANGGITA

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyannya mba Anggit. Saya mencoba menjawab.

Untuk melihat persentase  perawat terkait kesalahan yang sering dilakukan saat pemantauan terapi cairan saya belum mendapat data tersebut, namun menurut jurnal yang saya baca menggunakan wawancara medalam didapatkan data:

"perawat di RS sering mengira-ngira intake dan output pasien (cairan pasien),"

"Serta tetesan infus seperti RL, program dokter 20 tetes/menit harus habis 8 jam tetapi jarang tepat waktu habis cairan RL tersebut, biasanya waktu tetesan itu jamnya lebih atau kurang"

Dan hasil penelitian jurnal yang telah diidentifikasi kelompok didapatkan:

Pasien dengan penyakit kritis yang di rawat pada ruang intensif seringkali menerima resusitasi dengan jumlah besar cairan intravena koloid, kristaloid atau produk darah.

Perawat perlu memiliki keterampilan klinis yang berdasarkan pada standar praktik keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya terapi cairan dan elektrolit agar meningkatkan hasil perawatan.


SUMBER:

Khasanah, U. (2012). TINDAKAN ERROR PROSEDUR KEPERAWATAN: JENIS DAN FAKTOR PENYEBABNYA PADA MAHASISWA PROFESI NERS. Jurnal Ners. 7(2): 186-195

In reply to RAODAH TUL IKHSAN

Re: Kelas C

by 1710201260 NOVI YANTI -
Izin bertanya kepada kelompok 3, 

Bagaimana cara mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasien yang mengalami gagal ginjal kronik..

Terima kasih.


In reply to 1710201260 NOVI YANTI

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -

Terima kasih atas pertanyaannya mba Novi dan mba Eka. Karena pertanyaan mirip saya jawab sekaligus ya.

Cara mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasien CKD.

Mengatur kebutuhan cairan dengan manajemen cairan. Memonitoring keseimbangan cairan dilakukan dengan cara mencatat pemasukan dan pengeluaran cairan serta berat badan. Pemasukan cairan meliputi jenis dan jumlah makanan maupun cairan. Sedangkan pengeluaran cairan adalah jumlah urin, muntah dan diare. Pasien mengisi buku catatan harian unutk memonitoring keseimbangan cairan setiap hari. Pemasukan cairan tiap hari 500 –750 ml dalam situasi produksi urin kering. Pemasukan natrium 80 –110 mmol tiap hari, akan cukup untuk mengontrol haus dan membantu pasien mengatur cairan.

SUMBER

Isroin, L. (2016). MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN HEMODIALISIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP. Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press

[http://eprints.umpo.ac.id/3928/1/MANAJEMEN%20CAIRAN.pdf]


In reply to 1710201260 NOVI YANTI

Re: Kelas C

by 1710201175 NEYSSYA INDRI SAPUTRI -

Upaya untuk menciptakan pembatasan asupan cairan pada pasien GGK diantaranya dapat dilakukan melalui pemantauan intake output cairan per harinya, sehubungan dengan intake cairan pasien GGK bergantung pada jumlah urin 24 jam. 

In reply to RAODAH TUL IKHSAN

Re: Kelas C

by 1710201161 RISKI ANGRAINI -

Assalamu'alaikum wr.wb
izin bertanya, pada pasien apa saja diberikan terapi cairan dan elektrolit melalui kanulasi vena perifer dan kanulasi vena sentral? lalu apa saja jenis elektrolit dan cairan yang digunakan berdasarkan tempat pemasangan kanulasi perifer dan kanulasi vena sentral? terimakasih

In reply to 1710201161 RISKI ANGRAINI

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyaannya mba Kiki. Saya mencoba menjawab.

Kanulasi vena perifer diperuntukkan bagi pasien-pasien yang memerlukan terapi cairan pemeliharaan dalam waktu singkat, biasa kita lihat pada pasien di bangsal rawat biasa. Contohnya: diare yang tidak membutuhkan perawatan jangka panjang. 

Kanulasi vena sentral diperuntukkan bagi pasien-pasien yang memerlukan terapi cairan dan nutrisi parenteral jangka panjang. Contohnya: Pemberian obat-obatan pada resusitasi jantung paru lebih efektif melalui kateter vena sentral dibandingkan vena perifer karena obat –obatan tersebut langsung mempengaruhi jantung dan didistribusikan ke seluruh tubuh.

Jenis cairan pada kanulasi vena perifer seperti, koloid dan kristaloid

Jenis cairan pada vena sentral seperti, cairan nutrisi parenteral dengan osmolaritas yang tinggi.

Terima kasih semoga menjawab pertanyaannya ya.

In reply to 1710201172 SUKHAIRUNNISA RAMADANI

Re: Kelas C

by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. -

Berdasarkan artikel jurnal tersebut, apa saja yang harus dilakukan oleh perawat untuk memastikan balance cairan tetap terjaga dengan baik terutama pada pasien kritis? 

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -

Izin menjawab bu, yang harus dilakukan perawat yaitu rutin melakukan pemantauan yang akurat terkait keseimbangan cairan sebab melakukan pemantauan yang akurat merupakan kriteria penting untuk intervensi dasar pasien kritis. Agar tidak terjadi pemberian resusitasi dengan jumlah besar, terutama pada cairan intravena koloid, kristaloid atau produk darah pada pasien kritis.

In reply to 1710201172 SUKHAIRUNNISA RAMADANI

Re: Kelas C

by 1710201259 EKA TRISNA WULANDARI -

Assalamuallaikum mbak izin bertanya. Untuk terapi cairan misalkan pada klien gagal ginjal itu seperti apa agar kebutuhan cairannya tetap terpenuhi sedangkan yang kita ketahui klien dengan kondisi tersebut sangat dibatasi untuk pemberian cairannya ?


In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by 1710201155 RICA MAULANI -

Waalaikumsalam, Bismillahirrahmanirrahim.

Saya ingin bertanya kepada kelompok 3, 

Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?

Terimakasih.

In reply to 1710201155 RICA MAULANI

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -
Terima kasih atas pertanyaannya Mba Rica, saya jawab ya.
  1. Usia, berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, berat badan dan kebutuhan metabolik.
  2. Lingkungan, Lingkungan dengan iklim yang bersuhu tinggi menyebabkan tubuh akan mengalami pengeluaran keringat yang berlebihan, sehingga meningkatkan kehilangan cairan dan elektrolit yang lebih banyak.
  3. Aktivitas, menyebabkan peningkatan proses metabolisme di dalam tubuh sehingga pengeluaran cairan melalui keringat akan meningkat.
Teman-teman lain mungkin bisa menambahkan faktor lain.
In reply to RAODAH TUL IKHSAN

Re: Kelas C

by 1710201188 CINDY AULIANA PUTRI -

Izin menambahkan jawaban dari mba raodah.

4. Ukuran tubuh, Orang yang gemuk terutama orang yang mengalami obesitas, memiliki cairan dan elektrolit yang lebih sedikit. Hal ini karena tubuh mereka dipenuhi oleh lemak, dan kita tahu bahwa lemak lemak tidak mengandung air.

5. Jenis kelamin, wanita juga akan lebih sedikit memiliki air dibandingkan pria. Para wanita memiliki cadangan lemak yang cukup banyak, terutama pada payudara, serta pada paha.

6. Gaya hidup seseorang, gaya hidup tiap orang juga dapat mempengaruhi jumlah total cairan tubuh. orang yang melakukan diit cairan, garam, magnesium, kalium, kalsium, protein, lemak, dan karbohidrat. Dapat mempertahankan kesimbangan cairan dan elektrolit tubuh. 

In reply to 1710201155 RICA MAULANI

Re: Kelas C

by 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY -

mencoba menjawab pertanyaan mbak rica. faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit antara lain adalah usia, aktivitas, iklim, stress, sedang diet, penyakit, tindakan medis, pengobatan dan pembedahan. jika ada yang ingin menyanggah atau menambahkan dipersilahkan

In reply to 1710201155 RICA MAULANI

Re: Kelas C

by 1710201182 REZKA NIHAYA HUSNA -

Izin membantu untuk menjawab, faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit adalah seperti usia klien, jenis kelamin klien, jenis diet yang dilakukan oleh klien, penyakit yang diderita klien, dan lain sebagainya. 

In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by 1710201181 SRI WAHYUNI -

Assalamualaikum saya dari kelompok 4 izin bertanya.  

Bagaimana perhitungan pada pasien yang bayi atau di bawah 2 tahun apakah itu bisa menggunakan perhitungan yang anak-anak atau ada perhitungan nya sendiri? 

Terimakasih

In reply to 1710201181 SRI WAHYUNI

Re: Kelas C

by RAODAH TUL IKHSAN -

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyaannya mba Yuni. Saya mencoba menjawab.

Kebutuhan Cairan Bayi dan Anak

Kebutuhan Rumatan (Rumus):

•10 KgBB pertama : 100 cc/kgbb/hari
•10 KgBB kedua  : 50 cc/kgbb/hari
•Selebihnya  : 20cc/kgbb/hari

Kebutuhan cairan pada dehidrasi sedang
•Jumlah kehilangan cairan Previous Water Loss (PWL): 6 – 10 % BB atau rata 8% BB
•Kebutuhan cairan : Rumatan + PWL --> konversi ke tetesan

Kebutuhan cairan dehidrasi berat
•Jenis cairan : Kristaloid ( RL, RA NS )
•Jumlah Cairan :

 Bayi : 1 jam pertama : 30 ml/kgbb, 5 jam berikut : 70 ml/kgbb

Anak : 30 menit pertama : 30 ml/kgbb, 2,5 jam berikut : 70 ml/kgbb

SUMBER
Kustiningsih. [PPT] Terapi Cairan Pada Anak. Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta



In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by 1710201179 NOVI AGUSTINA NUR KHASANAH -

Waalaikumsalam, Saya ingin bertanya.

Pemberian terapi cairan dan elektrolit ada dua cara, kanulasi vena perifer dan kanulasi vena sentral. Untuk kanulasi vena sentral dijelaskan untuk pemberian jangka waktu panjang. Apakah ada kemungkinan komplikasi dari pemberian melalui kanulasi vena sentral? Jika ada, bagaimana cara mengatasinya? Terima kasih.


In reply to 1710201179 NOVI AGUSTINA NUR KHASANAH

Re: Kelas C

by 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY -

mencoba menjawab mbak novi.

kemungkinan komplikasi dari pemasangan cvc bisa terjadi infeksi karna merupakan tindakan katerisasi menyebabkan bakteri mudah untuk memasuki aliran darah. jka terjadi maka pasien segera diberikan antibiotik, dan melepas kateter. lalu dilakukan pengambilan sempel darah dari kateter dan vena. ada juga aritmia, kateter mendorong endokardium saat dimasukkan. dapat ditangani dengan menarik kateter dan memasukkannya kembali.

seperti itu mbak, mungkin ada yang ingin menambahkan lagi

In reply to 1710201179 NOVI AGUSTINA NUR KHASANAH

Re: Kelas C

by 1710201171 MASKUTA AZIZAH -
Ijin inggin menjawab pertanyaan dari mba novi . 

Sebelum di lakukan pemasangan alat klien akan di lakukan pengecekan terhadap darahnya apakah darah klien mudah membeku atau tidak ini salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah dalam alat . Kemudian untuk mencegah resiko tersebut di lakukan perawatan pada alat yang terpasang untuk menghindari infeksi pada kien dan untuk mengindari penyumbatan pada ujung alat 

Jika ada yang inggin menambhakan saya persilahkan . 

In reply to 1710201179 NOVI AGUSTINA NUR KHASANAH

Re: Kelas C

by 1710201169 EKA MARCELIA -

izin menjawab mba novi , untuk komplikasi bisa terjadi dalam 2 waktu yaitu saat pemasangan ( 1. Nyeri 2. Perdarahan 3. Pneumotoraks 4. Emboli udara 5. Aritmia ) setelah pemasangan ( 1. Infeksi 2. Trombosis ) dan komplikaasi lainnya yaitu pneumothorak, hematothorak, chylothorax, kerusakan vena atau struktur sekitarnya, trombosis vena, tromboflebitis, infeksi, embolisasi kateter atau guidewire, aritmia jantung dan perdarahan. untuk cara mengatasi komplikasi salah satunya dengan Langkah-langkah pencegahan  berupa central line bundle.

In reply to 1710201176 KRISTIA PUTRI CINARTY

Re: Kelas C

by 1710201183 SILVI GALUH SAFITRI -

assalamualaikum, saya ingin bertanya terkait penjelasan dalam makalah, tertulis "dalam pemberian jangka pendek, dilakukan melalui venavena di atas ekstremitas atas secara tertutup atau terbuka dengan vena seksi" apakah bisa dijelaskan kembali? terimakasih sebelumnya