Silakan dimulai dengan membaca basmallah dan ditunjuk ketua serta sekretaris diskusi skenario 2.
Selamat Pagi Baik Bu
Re: Tutorial D2
Baiklah teman 2 kita mulai tutorialnya, apakah ada istilah yg mau diklarifikasi?
Baik pak, untuk istilah menurutsaya sudah cukup jelas
Sementara tidak ada pak
Untuk istilah sudah cukup jelas
Menurut saya jelas pak
untuk sementara tidak ada pak
Re: Tutorial D2
Bismilahhirohmanirohim..baik ibu
Baik ibu
Bismillahirahmanirahim, baik buk
Re: Tutorial D2
Monggo langsung ke patofisiologi dan analisa data
Re: Tutorial D2
Baik kita lanjut ke analisa data, apakah ada data yang bisa ditemukan, atau nilai yang tidak normal?
Re: Tutorial D2
Apakah masalah-masalah yang muncul sudah sesuai dengan masaah yang ada di kasus? Kemudian jangan lupa disebutkan referensinya. Terima kasih
Data obyektif= ada obstruksi jalan nafas,sekret cukup banyak,cianosis sekitar mulut dan mukosa,pco2=32,hco3=32 al =29,1
konjungtiva anemis,hb 9,1,suhu =38,6
Re: Tutorial D2
ANALISA DATA
DS : Tidak dapat dikaji
DO :
- Pernafasan dengan ventilator mode control
- ada suara nafas tambahan
- RR : 22X per menit
- TD : 136/82 mmHg
- N : 60 X/menit
- Capillery refil < 2detik
- sianosis di sekitar mulut, mukosa dan kuku
DIAGNOSA : Gangguan ventilasi spontan
Analisa data
Ds: tidak dapat dikaji
Do: hidung bersih dan mulut tampak kotor, terdapat obstruksi jalan nafas, disekitar mulut dan mukosa/kuku, nafas tersumbat sekret cukup banyak, Pernafasan dengan ventilator mekanik mode control, ada suara nafas tambahan,
-RR: 22x/Menit.
Dx: gg bersihan jalan nafas
2. Ds: -
Do : ada sianosis disekitar mulut
TD : 136/82 mmHg,
N : 60x/menit, S : 38
Kesadaran : Koma, GCS E: 2, V:t, M:1 = -, Pupilisokor,
Pemeriksaan fisik kepala oedem, terdapat laserasi, fraktur, luka ruam, perdarahan.
Dx: Gangguan integritas kulit dan jaringan
ijin menambahkan untuk dx keperawatan nanda nic noc
Patofisiologi :
Cedera memang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisologi dari suatu kepala. Cedera percepatan aselerasi terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan deselerasi adalah bila kepala membenturobjek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah.
Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi denganpengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangandan robekan pada substansi alba dan batang otak.
Berdasarkan patofisiologinya, kita mengenal dua macam cedera otak,yaitu cedera otak primer dan cedera otak sekunder. Cedera otak primer adalah cedera yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian trauma, danmerupakan suatu fenomena mekanik. Umumnya menimbulkan lesi permanen. Tidak banyak yang bisa kita lakukan kecuali membuat fungsi stabil, sehinggasel-sel yang sedang sakit bisa mengalami proses penyembuhan yang optimal.
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memarpada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi karena terjatuh, dipukul, kecelakaan dan trauma saat lahir yang bisamengakibatkan terjadinya gangguan pada seluruh sistem dalam tubuh.
Sedangkan cedera otak sekunder merupakan hasil dari proses yangberkelanjutan sesudah atau berkaitan dengan cedera primer dan lebihmerupakan fenomena metabolik sebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadisebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada areacedera. Cidera kepala terjadi karena beberapa hal diantanya, bila trauma ekstrakranial akan dapat menyebabkan adanya leserasi pada kulit kepala selanjutnyabisa perdarahan karena mengenai pembuluh darah. Karena perdarahan yangterjadi terus- menerus dapat menyebabkan hipoksia, hiperemi peningkatanvolume darah pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasiarterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnyapeningkatan tekanan intrakranial (TIK), adapun, hipotensi (Soetomo, 2002).
Namun bila trauma mengenai tulang kepala akan menyebabkanrobekan dan terjadi perdarahan juga. Cidera kepala intra kranial dapatmengakibatkan laserasi, perdarahan dan kerusakan jaringan otak bahkan bisaterjadi kerusakan susunan syaraf kranial tertama motorik yang mengakibatkanterjadinya gangguan dalam mobilitas (Brain, 2009).
Baik ada lagi yg mau menambahkan?
Kalau tidak ada yg menambahkan, kita lanjutkan dengan masalah yang muncul berdasarkan analisa data yg sudah disampaikan
Re: Tutorial D2
DS : Tidak dapat dikaji
DO :
- Pernafasan dengan ventilator mode control
- ada suara nafas tambahan
- RR : 22X per menit
- TD : 136/82 mmHg
- N : 60 X/menit
- Capillery refil < 2detik
- sianosis di sekitar mulut, mukosa dan kuku
DIAGNOSA : Gangguan ventilasi spontan
NOC
1. Respon Ventilasi mekanik
2. Status respirasi : pertukaran gas,ventilasi, vital sign
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama...x 24 jam, ventilasi pasien adekuat dengan kriteria hasil :
- RR dalam batas normal
- Fio2 sesuai kebutuhan
- Pao2 dalam batas normal
- Paco2 dalam batas normal
- PH darah arteri dalam batas normal
- TTV dalam batas normal
- Tidak ada kesulitan bernafas
- Perfusi ventilasi dalam batas normal
NIC
Management ventilasi mekanik : Invasife
- Monitor kondisi yang memerlukan support ventilasi
- Monitor keggalan respirasi yang mengancam
- Kolaborasi dalam menentukan model ventilasi
- Monitor tekanan ventilasi
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Monitor setting ventilator secara rutin
Re: Tutorial D2
Apakah ada yang mau menambahkan?
Re: Tutorial D2
1.Ketidakefektifan perfusi jarringan cerebral
DS=tidak terkaji
DO= Kesadaran coma,gcs E2V1M1,pembengkaan didaerah mata adanya perdarahan,pupilisokor
2.Perfusi jaringan perifer inefektif
DS=-
DO=konjungtiva anemis,hb 9,1,mata udema sianosis di seputar mulut
3.Ketidak efektivan bersihan jalan nafas
DS= -
DO= ada obstruksi jalan nafas,sekret terlihat banyak,sianosia di sepuatr mulut dan kuku, hasil lab=pco2 32 hco3:32
4.Kerusakan integritas jaringan kulit
DO= tampak laserasi,bengkak dimata
Re: Tutorial D2
DS : Tidak dapat diakaji
DO :
- Luka bagian kepala mengalami perdarahan
- pembengkakan dibagian mata
- Trauma cervical
- kesadaran coma, GCS E2 V1 M1
- kepala edema
- Pupil isokor
diagnosa : Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
NOC
1. status sirkulasi
2. perfusi jaringan cerebral
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x24 jam, ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan kriteria hasil
- tekanan darah normal
- tidak ada ortostatik hipotensi
- tidak ada tanda tanda peningkatan TIK
- pasien mampu memproses informasi
- tingkat kesadaran klien membaik
- pasien mampu komunikasi dengan jelas dan sesuai kemampuan
NIC
- Atur posisi kepala pasien dengan elevasi 30-40 derajat
- monitor level kebingungan dan orientasi
- monitor adanya diplopia, pandangan kabur dan nyeri kepala
- monitor tanda dan gejala peningkatan TIK
- monitor KU dan VS
- monitor pergerakan tonus otot
- berikan o2 sesuai instruksi
- kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
Ds: -
Do : ada sianosis disekitar mulut
TD : 136/82 mmHg,
N : 60x/menit, S : 38
Kesadaran : Koma, GCS E: 2, V:t, M:1 = -, Pupilisokor,
Pemeriksaan fisik kepala oedem, terdapat laserasi, fraktur, luka ruam, perdarahan.
Dx: kerusakan integritas kulit
NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Wound Healing : primer dan sekunder
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil:
· Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
· Tidak ada luka/lesi pada kulit
· Perfusi jaringan baik
· Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
· Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
· Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
NIC : Pressure Management
· Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
· Hindari kerutan pada tempat tidur
· Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
· Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
· Monitor kulit akan adanya kemerahan
· Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
· Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
· Monitor status nutrisi pasien
· Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
· Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
· Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
· Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
· Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
· Cegah kontaminasi feses dan urin
Lakukan tehnik perawatan luka dengan sterDiagnosa: Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Ds: -
Do: terdapat obstruksi jalan nafas, sianosis disekitar mulut dan mukosa/ kuku, nafas tersumbat sekret cukup banyak, ada suara nafas tambahan.
RR: 22 kali/menit
N: 60 kali/menit
TD: 136/82 mmHg
S: 38,6 derajat celcious
Apakah prioritas masalah yang muncul?
Re: Tutorial D2
gangguan ventilasi spontan
1. gangguan ventilasi spontan
2. perfusi jaringan crebral tdk efektif
3. ketidakefektifan bersihan jalan nafas
4. resiko infeksi
5. hipertermi
Risiko Aspirasi
Ds: -
Do: luka dibagian kepala yang mengalami perdarahan, ada trauma servikal, obstruksi jalan nafas, kepala oedema, terdapat laserasi.
Baiklah kita cukupkan tutorial hari ini, kita lanjutkan besok, sekretaris mohon dibuat notulensinya
Baik pak
Selamat sore, kita mulai tutorial pertemuan ke 2, silahkan Mba Asti Sekretaris memberikan notulensi tutor pertemuan 1
berikut notulensi tutor pertemuan 1 nggih
Baik mbak Asti
untuk diagnosa keperawatan apakah sudah sesuai urutan prioritas?atau hanya yang kemungkinan muncul dan belum diurutkan?
Re: Tutorial D2
menurut saya diagnosa gangguan integritas kulit tidak perlu dimunculkan, misalnya akan dimunculkan, bila sesuai pathway maka DO DS nya mungkin berbeda, penyebab yang mungkin adalah tirah baring lama. tetapi data yang mendukung tidak ada.terima kasih
Re: Tutorial D2
Baik pak..
Assalamualaikum ibu, berikut makalah askep gangguan pada pasien neurovaskuler, mohon koreksinya nggih.. terimakasih bu
Baik kita lanjutkan tutorial dengan membuat diagnosa keperawatan beserta NIC dan NOC nya
Baik pak
baik pak
Dari diagnosa keperawatan , NOC &NIC yg sudah dibuat apakah ada yg mau didiskusikan lagi?
untuk diagnosa ketidak efektifan jaringan cerebral dan resiko ketidakefektifan jaringan otak,diangkat salah satu saja,karena sdudah aktual jadi pakai yang ketidak efektifan jaringan cerebral,trimaksih
Re: Tutorial D2
iya setuju bu tutik..
Inggih bu
ini setuju
Resiko kalau potensial untuk terjadi infeksi, kalau ada data yang mendukung dan sudah terjadi bisa diangkat, Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral, ada pendapat yang lain?
Setuju bu
Re: Tutorial D2
sepertinya untu NOC dan NIC nya sudah semua pak hosana
Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya sekret, mukosa dimulut
noc :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam bersihan jalan nafas efektif, dg k/h:
- tidak ada suara nafas tambahan
- mulut bersih tidak ada sekret/mukosa
Nic :
-kaji pernafasan klien ( rr, suara nafas, dll)
- bersihkan mulut klien dari mukosa/sekret (suction sekret)
- control ventilator klien
kerusakan integritas kulit b/d cedera (post kecelakaan lalu lintas)
Noc : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan integritas jaringan : kulit membaik, dengan kriteria hasil:
-luka laserasi pada klien mengecil
-tidak ada odem
Nic
- kaji integritas kulit klien
- lakukan balut bidai
- meminimalkan tekanan pada bagian tubuh
- bantu klien beraktivitas
Apakah semua sudah sependapat?
Nggih pak, sepertinya sudah semua untuk NOC dan NIC nya
baik Asti,setuju
Bila semua sudah sependapat, sekretaris merevisi dengan usulan2 tadi sebagai laporan tutorial. Baik saya akhiri Tutorial 2 untuk sore hari ini, terimakasih atas partisipasi dari teman2. Tetap semangat dan jaga kondisi.