Topic outline

  • GREETING


    HAssalamualaikum para mahasiswi yang berbahgia, ..
    Perkenalkan, saya Rosmita Nuzuliana, selaku Koordinator Matakuliah Dasar Asuhan Neonatus Bayi dan Balita .
    Selamat datang di Mata kuliah Dasar Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Mata Kuliah ini  di tempuh pada semester II Prodi DIII Kebidanan Fikes UNISA.
    Mata kuliah ini mengacu Kepmenkes Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Kompetensi Bidan yang berfokus pada kompetensi 6 (Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan) dan Kompetensi 7 (Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun)), dengan elemen Penguasaan Ilmu dan Ketrampilan, Kemampuan Berkarya, Sikap dan Perilaku yang Berkarya, dan Pemahaman Kaidah Kehidupan.         

    Asuhan yang di Berikan pada mata kuliah ini  adalah Asuhan Bayi Baru Lahir, Neonatus, Bayi dan Balita yang bersifat Fisiologis dan diperuntukkan bagi mahasiswa D3 Kebidanan semester 2 reguler (lulusan SLTA). Mata kuliah ini penting dikuasai untuk melaksanakan praktik melaksanakan asuhan Kebidanan pada bayi dan balita umur 0 bulan-5 tahun dengan beban 4 SKS dengan 2 SKS teori (14 kali pertemuan), 1 SKS Praktikum (14 kali pertemuan di skills lab, 1 SKS tutorial =7 kali pertemuan )  

     Mata kuliah ini membahas tentang: a) mortalitas dan mordibitas bayi dan neonatus di Indonesia, b) Konsep Asuhan Bayi Baru Lahir, Neonatus, Bayi dan Balita c) Pertumbuhan dan perkembangan Asuhan Bayi Baru Lahir, Neonatus, Bayi dan Balita e) imunisasi f) kebutuhan  fisik dan psikososial pada bayi dan balita, pola asuh pada bayi balita, g) pendokumentasian Dasar Asuhan Bayi Bau Lahir, Neonatus, Bayi dan Balita


    CAPAIAN PEMBELAJARAN

    1. Mampu menjelaskan ruang lingkupasuhan pelayanan bidan terhadap bayi baru lahir, neonatus, bayi dan balita yang mengedepankan pasien safetydan memperhatikan nilai-nilai islami .(KK10, PP2)

    2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perubahan fisiologis pada bayi baru lahir dengan tepat (PP2)

    3.Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektifdan subyektif pada bayi segera setelah lahir, 6- 48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari) dengan tepat dan memperhatikan patient safety (KU3,PP6,KK4)

    4.Mahasiswa mampu melakukan perawatan bayi sehari-hari dengan tepat dan memperhatikan patient safety

    5.Mahasiswa mampu memahami Rencana Asuhan pada Bayi segera setelah lahir, KN1 (6-48jam), KN 2 (3-7 jam), KN 3 (8-28 hari) secara tepat dan memperhatikan patient savety (PP2,KK4, )

    6.Mahasiswa mampu memberikan profilaksis pada bayi baru lahir secara tepat dan memperhatikan patient savety

    7.Mampu melaksanakan asuhan manajemen BBLR dengan tepat dan memperhatikan patient savety

    8.Mahasiswa mampu menjelaskan tinjauan agama dan budaya dalam asuhan neonatus dengan tepat dan melibatkankeluarga serta memperhatikan patient savety (KK10, PP6) 

    9.Mahasiswa memahami konsep tumbuh kembang pada anak dengan tepat dan memperhatikan patient savety (KK4)

    10.Mahasiswa memahami konsep imunisasi dan mampu memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi dengan tepat dan dan memperhatikan patient savety (KK4, PP6,S12)

    11.Mampu memahami konsep gizi pada bayi dan balita dengan benar dan memperhatikan patient safety (PP2,

    12.Mahasiswa mampu memahami manual rujukan pada neonatus dengan tepat dan menyesuaikan patient safety (KK4, PP6)

    13.Mahasiswa mengetahui konsep penyakit-penyakit umum yang terjadi di masyarakat sehingga dapat melakukan upaya promotif dan preventif dalam praktik kebidanan (PP9)

    14.Mahasiswa memahami konsep pendokumentasian dan melakukan dokumentasi asuhan pada BBL, neonatus dan bayi balita (KK8)

     

    BAHAN KAJIAN

    1.      Aspek legal

    2.      Perubahan fisiologis

    3.      Kunjungan neonatus dan rencana asuhan

    4.      Imunisasi

    5.      Konsep tumbuh kembang

    6.      Kebutuhan fisik psikososial bayi dan balita

    7.      Pemenuhan Nutrisi pada bayi dan balita

    8.      Manual rujukan

    9.      Pendokumentasian



    saya Perkenalkan Dosen Dosennya ya
    1. Rosmita Nuzuliana, S.ST., M.Keb.
    2. dr. Astriana Praharani, Sp.A\
    3. Sri Lestari, S.ST., MMR
    4. Siti Istiyati, S.ST., M.Kes.
    5. Fayakun Nur Rohmah, S.ST., M.PH.
    6. Sri Ratnaningsih, S.ST, M.Keb.
    7. Dita Kristiana, S.ST., MH
    8. Eny Fitriahadi, S.SiT., M.Kes. 

    PROSENTASE PENILAIAN
    TEORI = Rata Rata Nilai UTS dan UAS (38%)
    Praaktikum = bobot nilai 19%
    Tutorial =19%
    Penugasan = bobot nilai 25%



    Selamat belajar dengan giat ya...
    sertai doa dan restu orang tua dalam setiap tindakanmu...
     
    Salam sukses dan bahagia
    -Bu Mita_

  • TOPIK : ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR

    Ibu dan janin adaah dua makhluk yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kelahirannya janin mengalai adaptasi fisiologis dari janin ke kehidpan ekstra uterin. Dalam adaptasi ini diperlukan kerjasama dari seluruh system tubuh yang ada. pada saat proses persalinan, bayi masih bergantung pada ibu melalui melalui plasenta, dan cairan ketuban. Bayi menjalani perubaha fisiologis yng sangat drastic dalam memulai kehidupan secara mandiri tanpa ketergantungan dari ibu setelah proses pemotongan tali pusat. Walapun demikian, pada saat yang sama kketergantuna pada ibu tidak hilang. Pada saat tersebut bayi secara fisiologis melakukan adaptasi untuk bertahan hidup. Pada proses inilah ibu berperan dalam membantu bayi menyediakan lingkungan yang mendukung adaptasi metabolisme tubuh bayi (Davies and McDonald 2011)


  • KUNJUNGAN NEONATUS DAN RENCANA ASUHAN

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak , disebutkan bahwa pada bagian ke tiga pelayanan kesehatan bayi baru lahir disebutkan pada pasal 8,/kujungan neonatus adalah pada saat lahir 0-6 jam dan seteah lahir 6 jam sampai 28 hari. Pada pasal 9 disebutkan bahwa kunjungan 0-6 jam yaitu menjaga bayi tetap hangat, inisiasi menyusu dini, pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian suntikan vitamin K1, pemberian salep mata antibioik, pemberian imunisasi hepatitis B0, pemeriksaan fsik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya , penanaganan asfiksia bayi baru lahir, pemberian tanda identitas diri, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

    Pada pasal 10 dijabarkan ada pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 jam sampai 28 hari. Kunjungan neonatus esensial  paling sedikit dilakukan tiga kali kunjungan yaitu satu kali pada usia 6-48 jam, satu kali pada umur 3-7 hari, satu kali pada umur 8-28 hari.  Pelayanan esensial terseut meliputi menjaga bayi tetap hangat, perawatan tali pusat, pemeriksaan bayi baru lahir, perwatan degan meted kanguru pada bayi berat lahir , perawatan dengan metode kanguru pada bayi berat lahir rendaah, pemeriksaan status vitamin K1 dan imunisasi, penananganan bayi baru lahir sakit dan kelaianan bawaan dan merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tapat waktu


    Referensi

    Davies, L. and McDonald, S. (2011) Pemeriksaan Kesehatan Bayi Pendekatan Multidimensi. Terjemahan. Edited by D. Widiarti, A. Widhi, and E. Tiar. Jakarta: EGC.

    Ernawati, D., Ismarwati and Hutapea, H. P. (2019) ‘Analisis Kandungan Fe dalam Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Menyusui’, Jurnal Ners dan Kebidanan, 6(1), pp. 51–55. doi: 10.26699/jnk.v6i1.ART.p051.

    Evareny, L. (2009) Peran Ayah dalam Praktek Pemberian ASI di Kota Bukuttinggi Provinsi Sumatera Barat. Universitas Gadjah Mada.

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (2010) Indonesia Menyusui. Edited by R. Suradi et al. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

    Kemenkes RI (2015) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Revis MTBS. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Bakti Husada.

    Khomsan, A. (2006) Solusi Makanan Sehat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    Menteri Kesehatan RI (2014) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak. doi: 10.1038/132817a0.

    Pritasari, K., Rohsiswatmo, R. and Weber, M. (2010) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.

    Putra, D. S. H. et al. (2014) Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang (Pengkajian dan Pengukuran). Yogyakarta: Nuha Medika.

    Soetjiningsih (1997) ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.




  • IMUNISASI

    Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita (AKBA) 44/1000 kelahiran hidup. Hasil survei Riskesdas tahun 2013 didapatkan data cakupan imunisasi HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), DPT-HB-3 (75,6%), Polio-4 (77,0%), dan imunisasi campak (82,1%). Survei ini dilakukan pada anak usia 12– 23 bulan. Hal ini disebabkan  masih ada pemahaman masyarakat  yang berbeda mengenai imunisasi, sehingga masih banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan pelayanan imunisasi. Alasan yang disampaikan orangtua mengenai hal tersebut, antara lain karena anaknya takut panas, sering sakit, keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta sibuk/ repot. Karena itu, pelayanan imunisasi harus ditingkatkan di berbagai tingkat unit pelayanan.

    Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah diselenggarakan di Indonesia sejak 1956.  Program ini terbukti pula paling efektif dan efisien dalam pemberian layanan kesehatan. Lewat program ini pula Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, selanjutnya kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), yaitu Tuberkolosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus, Hepatitis-B, serta Pneumonia.

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi ke dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Jappanese Encephalitis, dan lain-lain). Perkembangan teknologi lain adalah menggabungkan beberapa jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas (Mulyanti et al. 2014).

     

    Referensi

    Mulyanti, D. N. H. et al. (2014) Buku Ajar Imunisasi. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Tega. Available at: http://www.pdpersi.co.id/pusdiknakes/.



  • KONSEP TUMBUH KEMBANG

    Pertumbuhan dan Perkembangan adalah sesuatu yang berbeda namun saling berhubungan. Pertumbuhan (growth) adalah bertambahnya ukuran fisik dan  struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga bisa diukur dengan satuan panjang dan berat. Bertambahnya ukuran fisik pambuhan disebabkan oleh bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler yang ada dalam tubuh (Kemenkes RI 2012)


    Referensi


    Baker-Henningham, H. and Lopez Boo, F. (2010) ‘Early Childhood Stimulation Interventions in Developing Countries: A Comprehensive Literature Review’, in IZA, pp. 1–71. Available at: papers2://publication/uuid/54FD61A9-84D5-4BF8-BF59-F629C6174D42.

    Departemen Agama Republik Indonesia (ed.) (2010) Al-Qur’an Terjemahan dan Tafsir Perkata. Bandung: Jabal.

    Dewanti, A. et al. (2012) ‘Karakteristik Keterlambatan Bicara di Klinik Khusus Tumbuh Kembang Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2008 - 2009’, 14(4), pp. 230–234.

    Dewi, N. A. (2011) Faktor Dominan Karakteristik Ibu yang Berhubungan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 2-5 tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2011. Universitas Andalas.

    Dodds, W. F. J. B. (2004) Pemntauan Perkembangan Denver II. Terjemahan. Edited by D. Ismail et al. Yogyakarta: Pediatri Sosial/ Tumbuh kembang Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

    Eickmann, S. H. and Ferraz, N. (2012) ‘Psychomotor development of preterm infants aged 6 to 12 Months’, 130(5), pp. 299–306.

    Freitas, T. C. B. et al. (2013) ‘Family socioeconomic status and the provision of motor affordances in the home’, Brazilian Journal Of Phhysical Therapy, 17(4), pp. 319–327.

    Gunawan, G., Fadlyana, E. and Rusmil, K. (2011) ‘Hubungan Status Gizi dan Perkembangan anak Usia 1-2 tahun’, 13(2), pp. 142–146. Available at: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/13-2-10.pdf.

    Gurgel, L. G. et al. (2014) ‘Risk factors for proper oral language development in children: a systematic literature review’, CoDAS, 26(5), pp. 350–356. doi: 10.1590/2317-1782/20142014070.

    Hastuti, D., Fiernanti, D. Y. I. and Guhardja, S. (2011) ‘Kualitas Lingkungan Pengasuhan dan Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Balita di Daerah Rawan Pangan’, Ilmu Keluarga dan Konsumen, 4(1), pp. 57–65. doi: ISSN 1907-6037.

    Heri, L. and Cicih, M. (2011) ‘Pengaruh Perilaku ibu terhadap status Kesehatan Anak Baduta di Jawa Tengah’, 13(1). Available at: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/13-1-7.pdf.

    Hurlock, E. B. (1978) Perkembangan Anak Jilid I (Edisi bahasa Indonesia). 6th edn. Edited by A. Dharma. Jakarta: Erlangga.

    Julianto, V. and Etsem, M. B. (2011) ‘The Effect of Reciting Holy Qur ’ an toward Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave’, Psikologi, 38(1), pp. 17–29.

    Kemenkes RI (2012) Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Edited by K. Rusmil. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

    Maimon, E., Ismail, D. and Sitaresmi, M. N. (2013) ‘Hubungan Mengikuti Kelompok Bermain dan Perkembangan Anak’, 15(4). Available at: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/15-4-6.pdf.

    Rachmawati, M., Kuswanti, A. and Hardani, W. (eds) (2007) Perkembangan Anak, Edisi Ketujuh, Jilid satu (terjemahan dari Child Development, eleventh edition). Jakarta: Erlangga.

    Rahayu, L. S. and Sofyaningsih, M. (2011) ‘Pengaruh BBLR (Berat Badan Lahir REndah) dan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perubahan Status Stunting Pada Balita Di Kota Dan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten’, in Prosiding Seminar Nasional ‘Peran Kesehatan masyarakat dalam Pencapaian MDG’s Di Indonesia’, pp. 160–169. Available at: http://journal.unsil.ac.id/jurnal/prosiding/9/9leni_19.pdf.pdf.

    Shapiro, L. E. (1998) Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Terjemahan. Edited by A. T. Kartjono. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Sjarif, D. R. et al. (2011) Buku Ajar: Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid I. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

    Soetjiningsih, C. H. (2012) Perkembangan Anak (Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-Kanak Akhir). Jakarta: Prenada Media Group.

    Soetjiningsih and Ranuh, G. (2013) Tumbuh kembang Anak. Jakarta: EGC.

    Sumarni (2012) ‘Sosial Ekonomi Komunitas Pemulung Di TPA Lubuk Minturun’, Economica, 1(1), pp. 159–171.

    Suparmiati, A., Ismail, D. and Sitaresmi, M. N. (2013) ‘Hubungan Ibu Bekerja dengan Keterlambatan Bicara pada Anak’, 14(5), pp. 3–6.

    Tjandrajani, A. et al. (2012) ‘Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh Kembang RSAB Harapan Kita’, 13(6), pp. 373–377. Available at: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/13-6-1.pdf.

    WHO (2012) Developmental Difficulties in Eary Childhood Pervention , early identification , low- and middle-income countries. Geneva. Available at: http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/development_difficulties_early_childhood/en/.

    WHO and Unicef (2012) ‘Early Childhood Development and Disability: A discussion Paper’, in. switzerland: (www.who.int. doi: 978 92 4 150406 5.

    Yosoprawoto, M. and Ariani (2012) ‘Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Faktor Risiko Gangguan Perkembangan Anak’, Kedokteran Brawijaya, 27(2), pp. 118–121.

    Yulianto, R. P. C., Rahmawati, I. and Sulistyorini, L. (2014) ‘Hubungan Pengasuhan Orang Tua dengan Risiko Tindak Kekerasan pada Remaja di Kelurahan Patrang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ( The Correlation of Parenting with Risk of Juvenile Violent in Patrang Village District Patrang Jember )’, 2(1), pp. 179–184.

    Yusuf, S. (2011) psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


     


  • KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL BAYI DAN BALITA

    Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.  setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 anak sebagai tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran strategis, ciri, dan sifat khusus sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tidak manusiawi yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.


  • NUTRISI BAYI DAN BALITA

    Indonesia adalah Negara kepualauan yang luas yang banyak memiliki permasalahan terutama pada status gizi. Indonesia memiliki beban ganda malnutrisi , yaitu terjadinya kekurangan gizi berupa perawakan pendek (stunting), kurus (wasting), dan kelebihan gizi /obesitas (Unicef Indonesia 2014). Tantangan gizi yang dialami selama periode 1000 HPK yang meliputi 270 hari masa kehamilan dan 730 hari hingga anak usia dua tahun, salah satunya adalah persepsi, komitmen, dan langkah nyata yang terkoordinasi dari pemangku kebijakan, khususnya pemerintah daerah, dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif. Untuk mendukung upaya perbaikan gizi, pemerintah secara terus-menerus dan berkesinambungan melakukan berbagai upaya percepatan dan atau penyelamatan perbaikan gizi serta melakukan pemetaan program dan intervensi secara spesifik yang melibatkan berbagai sektor kesehatan dan intervensi sensitif yang dilakukan berupa kegiatan di masyarakat yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap status gizi (BAPPENAS 2013)

    Status gizi anak ditentukan dengan beberapa criteria, yaitu kesesuaian berat badan dengan umur (BB/U), kesesuaian panajang badan atau tinggi badan dengan umur (PB/U), dan kesesuaian berat badan dan tinggi badan (BB/TB). Indeks BB/TB merefleksikan status gizi pada masa kini, sedangkan indeks TB/U merefleksikan status gizi balita pada masa lampau (Ni’mah and Muniroh 2015). Kemenkes RI (2019) menjabarkan pada hasil Riset kesehatan Dasar pada Tahun 2018 aitu data status Gizi balita usia 0-59 bulan di Indonesia untuk kategori sangat kurus 3.5%, kurus 6.7%, normal 81.8% dn gemuk 8 %.  Sedangkan di Daerah Istimea Yogyakarta menyubanng angka 1,2% balita sangat kurus, 7,2 % balita kurus, 86% balita memiliki status gizi normal, dan 4,7% memiliki status gizi gemuk. Proporsi terbanyak pada balita yang sangat kurus adalah pada usia 24-35 bulan, balita kurus pada usia 0-5 bulan, normal pada ussia 36-59 bulan, dan gemuk pada usia 0-5 bulan. Dan kejadian paling banyak di tingkat pedesaan.

    Permasalahan yang terjadi pada anak dengan kekurangan gizi tidak hanya dengan postur tubuh, namun berdampak pada kesehatan baik saat ini maupun pada kehiduan selanjutnya. Status gizi yang buruk juga berdampak terhadap koginitif anak (Dasman 2019), keterlambatan perkembangan   (Leroy and Frongillo, 2019), dan bisa menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia (Dasman 2019).Status gizi pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kondisi satus sosial ekonomi keluarga, riwayat emberin asi eksklusif, pemberian MPASI yang tepat,dan asupan nutrisi yang diberikan (Putri, Sulastri, and Lestari 2015). Status social ekonomi keluarga akan beradampak pada sumber pendapatan dan daya beli jenis dan variasi makanan yang akan diberikan kepada balitanya.


    Referensi

    BAPPENAS (2013) Pedoman perencanaan program gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

    Dasman, H. (2019) ‘Empat dampak stunting bagi anak dan negara Indonesia’, The Conversation (Disipln Ilmiah, gaya Jurnalistik), pp. 22–24. Available at: http://repo.unand.ac.id/21312/1/Empat dampak stunting bagi anak dan negara Indonesia.pdf.

    Kemenkes RI (2019) ‘Laporan Nasional Riskesdas 2018’. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengambembangan Kesehatan. Available at: http://labmandat.litbang.depkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.

    Leroy, J. L. and Frongillo, E. A. (2019) ‘Perspective : What Does Stunting Really Mean ? A Critical Review of the Evidence’. Oxford University Press, pp. 196–204.

    Ni’mah, C. and Muniroh, L. (2015) ‘Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin’, Media Gizi Indonesia, 10(1), pp. 84–90.

    Putri, R. F., Sulastri, D. and Lestari, Y. (2015) ‘Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang’, Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), pp. 254–261.

    Syed, S. and Das, B. (2017) ‘Assessment of nutritional status and its association with feeding practices in children under five years’, International Journal od Contemporary Pediatrics, 4(1), pp. 68–72.

    Unicef Indonesia (2014) Nutrisi, Unicef Indonesia. Available at: https://www.unicef.org/indonesia/id/nutrisi (Accessed: 14 November 2019

     


  • MANUAL RUJUKAN

    Sesuai SK Menteri Kesehatan No.23/1972 pengertian sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu, atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.


    Referensi

    Zaenab, Siti Nur. http://www.kesehatan-ibuanak.net/kia/index.php/hubungi-kami/70-blended-learning-kia/372-sistem-rujukan-dan-pengembangan-manual-rujukan-kia


    PERMENKES No 3 Tahun 2020 klasifikasi dan perijinan Rumah sakit


  • PENDOKUMENTASIAN

    Pendokumentasian merupakan salah satu aspek legal yang bisa dipertangungjawabkan atas segala tindakan yang telah dilakukan. Dokumentasi kebidanan merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi kebidanan mempunyai manfaat dari berbagai aspek, antara lain aspek adiministrasi, aspek hukum, aspek pendidikan, aspek penelitian, aspek ekonomi, dan aspek manajemen.

    Manfaat dari aspek adiministrasi, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai catatan tentang tindakan bidan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis

    Manfaat dari aspek hukum, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan.

    Manfaat dari aspek pendidikan, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai data informasi tentang perkembangan kronologis dan dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi.

    Manfaat dari aspek penelitian, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai data dan informasi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

    Manfaat dari aspek ekonomi, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai dasar untuk perincian biaya atau keuangan.

    Manfaat dari aspek manajemen, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai patokan keberhasilan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien.


  • MORTALITAS DAN MORBIDITAS

    Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dapat digunakan sebagai acuan keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan ekonomi yang secara tidak langsung dapat meningkatkan umur harapan hidup (UHH). Menurut Statistik Indonesia, umur harapan hidup pada saat lahir (life expectancy at birth) ialah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Umur harapan hidup di suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya tergantung dari kualitas hidup yang mampu dicapai oleh penduduk . World Health Organization (2014) menyebutkan bahwa angka harapan hidup saat lahir mencerminkan tingkat kematian keseluruhan populasi. Angka harapan hidup saat lahir merangkum pola mortalitas yang berlaku di semua kelompok umur pada tahun tertentu (anak dan remaja, dewasa, dan orang tua)(Dinkes DIY 2019).

    Angka kematian neonatus di dunia tahun 2019 adalah 17/1000 kelahiran hidup. Kematian ini banyak terjadi pada hari pertama kehidupan (bayi berumur 1 hari).

    pada topik ini akan dilakukan KULIAH TEORI , PENGAMPU ROSMITA NUZULIANA, MKEB


    Time: Jun 10, 2021 08:00 AM Jakarta

    Join Zoom Meeting
    https://zoom.us/j/98317876888?pwd=Q2NKUEF1RUY2S1IrT081SlhEaGJqUT09

    Meeting ID: 983 1787 6888
    Passcode: 961356


    Referensi :

    Dinkes DIY (2019) ‘Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018’.

    UNICEF (2018) Every child alive: The urgent need to end newborn deaths, Unicef. Switzerland. Available at: https://data.unicef.org/resources/every-child-alive-urgent-need-end-newborn-deaths/.

    UNICEF (2019a) UNICEF Data Warehouse (Infant mortality rate).

    UNICEF (2019b) UNICEF Data Warehouse (Neonatal Mortality Rate). Available at: https://data.unicef.org/resources/data_explorer/unicef_f/?ag=UNICEF&df=GLOBAL_DATAFLOW&ver=1.0&dq=.CME_MRM0+CME..&startPeriod=2017&endPeriod=2019.

    UNICEF (2019c) UNICEF Data Warehouse (Under five mortality rate).


  • PRAKTIKUM KIE

    PRAKTIKUM ini dilakukan satu kali pertemuan. Pastikan anda benar-benar paham Dan bisa. Evaluation pada PRAKTIKUM ini bisa di lihat di penugasan 2. 
  • PRAKTIKUM MEMANDIKAN BAYI, TINDIK BAYI DAN PERAWTAN TALI PUSAT

    silakan cek video yang Ada kemudian diskusi kan dengan dosen pengampu masing-masing kelompok 

  • UJIAN TENGAH SEMESTER

    UJIAN TENGAH SEMESTER DASAR ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

    TANGGAL 21 APRIL 2021


    JANGAN LUPA BERDOA SEBELUM MENGERJAKAN YA

  • REVIEW TUTORIAL

    REVIEW TUTORIAL INI BISA DIKERJAKAN SETELAH PERTEMUAN TUTORIAL KE 2 SKENARIO 2

  • UJIAN AKHIR SEMESTER

    UJIAN AKHIR SEMESTER DASAR ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

    HARI RABU, 7 JULI 2021, pukul 10.00-11.40

    WAKTU 100 MENIT