DISKUSI Askep VAP

Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. -
Number of replies: 105

Diskusikan makalah yang telah dibuat oleh kelompok yang bertugas dengan topik tentang asuhan keperawatan pada Edema Paru Akut. Jangan lupa untuk menyertakan referensi untuk setiap pernyataan yang diberikan. Selamat berdiskusi....

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -
In reply to RANY IKA ANDRIYANI 1610201119

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by INTAN FATMA DEWI 1610201093 -
saya ingin bertanya mengenai bagaimana cara penanganan pada pasien yang mengakami udema paru?
In reply to INTAN FATMA DEWI 1610201093

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by WAHYU RAHMAWATI 1610201148 -

Penatalaksanaan utama meliputi pengobatan suportif yang ditujukan terutama untuk mempertahankan fungsi paru (seperti pertukaran gas, perfusi organ), sedangkan penyebab utama juga harus diselidiki dan diobati sesegera mungkin bila memungkinkan. Prinsip penatalaksanaan meliputi pemberian oksigen yang adekuat, restriksi cairan, dan mempertahankan fungsi kardiovaskular. Pertimbangan awal ialah dengan evaluasi klinis, EKG, foto toraks, dan AGDA.

Sumber : Rampengan, S. H. 2014. Edema Paru Kardiogenik Akut

In reply to RANY IKA ANDRIYANI 1610201119

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by YULIA SUSANTI 1610201107 -

Saya mau bertanya apa edema paru akut  bisa di sembuhkan dengan tindakan operasi?

In reply to YULIA SUSANTI 1610201107

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by WAHYU RAHMAWATI 1610201148 -

Penatalaksanaan utama bukan operasi tetapi penatalaksanaan pada pasien dengan diagnosa edema paru yaitu pemberian oksigen yang adekuat, restriksi cairan, dan mempertahankan fungsi kardiovaskular, karena edema paru merupakan salah satu kegawatan medis yang harus ditangani secepat mungkin setelah terdiagnosis. Penatalaksanaan utama meliputi pengobatan suportif yang ditujukan terutama untuk mempertahankan fungsi paru (seperti pertukaran gas, perfusi organ), sedangkan penyebab utama juga harus diselidiki dan diobati sesegera mungkin bila memungkinkan.

Sumber : Rampengan, S. H. 2014. Edema Paru Kardiogenik Akut. Jurnal Biomedik (JBM). Volume 6, No.3, hal. 149-156. 

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by YOSI ARDELIA 1610201102 -

saya izin bertanya,

Kenapa kelompok kalian memilih diagnosis keperawatan ketidakefektifan pola nafas, bukan memilih ketidakefektifan jalan nafas 

In reply to YOSI ARDELIA 1610201102

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by WAHYU RAHMAWATI 1610201148 -

untuk diagnosa ketidakefektifan pola nafas ada di domain 4 kelas 3, sesuai dengan batasan karakteristik, klien mengalami sesak nafas, takipnea, dan pernafasan cuping hidung, jadi kelompok kami mengambil diagnosa tersebut. untuk diagnosa yang anda maksud ketidakefektifan jalan nafas ada di domain berapa dan kelas apa? jika di NANDA baru hanya ada diagnosa hambatan ventilasi spontan dan hambatan pertukaran gas.. dan yang cocok/ sesuai definisi dan batasan karakteristik kami mengambil ketidakefektifan pola nafas. jalan nafas di pasien ini tidak mengalami gangguan/obstruksi, dikasus yang terjadi adanya gangguan pada paru-paru pasien (tedengar ronkhi basah artinya di pau-paru terdapat cairan)

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by LINA ISNAINI NUR HIDAYAH 1610201118 -
In reply to LINA ISNAINI NUR HIDAYAH 1610201118

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by TRI UTAMI HANDAYANI 1610201099 -

Izin bertanya, bagaimana penanganan untuk pasien dengan edema paru kardiogenik dan non kardiogenik ya?

In reply to TRI UTAMI HANDAYANI 1610201099

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by VIVI APRIYANTI HI. UMAR 1610201126 -

Kardiogenik Untuk penanganan nya bisa di berikan terapi

  1. Oksigen
  2. Furosemide bolus 2 ampul, dilanjutkan drip 5 mg/jam
  3. ISDN untuk nyeri dadanya
  4. Jangan berikan beta bloker jika edema paru masih ada
  5. Statin untuk stabilisasi plak
  6. Morfin 2-4 mg bisa diberikan jika ada
  7. Terapi Sindroma Koroner Akut => Fibrinolitik, Antikoagulan sedangkan untuk pasien edema paru non-kardiogenik kamu bisa terapi sesuai etiologinya. Terapi pilihan edema paru non-kardiogenik sesuai etiologi 
In reply to VIVI APRIYANTI HI. UMAR 1610201126

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by INTAN FATMA DEWI 1610201093 -
Bagaimana dengan WSD? Apakah pasien dengam edma paru dapat dilakukan dengan WSD?
In reply to INTAN FATMA DEWI 1610201093

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by DESY MITA ASTUTI 1610201124 -

Jadi untuk indikasi pemasangan wsd sendiri kan di Rongga pleura. Sedangkan edema paru itu penumpukan cairan alveoli. Sepertinya beda hehe

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by VIA SRI RAHAYU 1610201111 -

Bagaimana penalaksanaan awal dan lanjutan untuk pasien edama paru? 

In reply to VIA SRI RAHAYU 1610201111

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

Penatalaksanaan awal dari Edema Paru Akut (EPA) harus melalui pendekatan resusitasi ABC (airway, breathing, dan circulation).

Resusitasi Edema Paru Akut

Resusitasi pada edema paru akut (EPA) dilakukan terutama bila terjadi kegawat daruratan.

Airway

Pasien EPA harus diperhatikan patensi jalan nafas, apakah ada ditemukan benda asing, atau kemungkinan aspirasi. Pasien diposisikan dalam posisi duduk sehingga dapat meningkatkan volume dan kapasitas vital paru, mengurangi kerja otot pernafasan, menurunkan aliran darah vena balk ke jantung dan mencegah aspirasi

Breathing

Lakukan pemasangan sungkup muka non-rebreathing dengan aliran 15 L/menit oksigen (target Saturasi O2>90%), berikan bersamaan dengan pemasangan akses IV, monitor EKG dan monitor Saturasi O2 dengan pulse oximetry. Pertimbangkan penggunaan noninvasive positive pressure ventilation (NPPV) atau bahkan intubasi dan ventilasi mekanik jika sesak nafas semakin berat.

Penggunaan NPPV merupakan metode yang aman dan efektif dalam membantu pernafasan pasien EPA. NPPV yang dapat diberikan yaitu Continous Positive Airway Pressure (CPAP) atau bilevel Positive Airway Pressure (BiPAP). CPAP dapat dimulai dengan tekanan awal 10 cmH2O yang dapat dititrasi bertahap hingga 20 cmH20 disesuaikan dengan kondisi pasien. FiO2 diatur pada konsentrasi 100% dan dapat dititrasi ketika kondisi pasien sudah mulai stabil. BiPAP dapat dimulai dengan inspiratory positive airway pressure (IPAP) 10cmH2O dan Expiratory positive airway pressure (EPAP) 5cmH20 dititrasi sesuai dengan kondisi pasien. FiO2 diatur pada konsentrasi dan dititrasi jika kondisi pasien sudah stabil. Pada pemberian CPAP atau BiPAP harus diperhatikan tekanan yang akan diberikan karena ada kemungkinan timbulnya pneumothoraks, pneumonia atau aspirasi yang dapat mengancam nyawa.

Circulation

Monitor sirkulasi secara berkelanjutan. Pada pasien dengan tensi yang tinggi, dapat dilakukan pemberian nitrogliserin intravena dengan dosis 10-20mcg/menit dititrasi dengan memantau tekanan darah. Pasien dengan hipotensi dapat diberikan Dobutamin 2-20mcg/kgBB/menit tanpa syok, dan dopamine 2-20mcg/kgBB/menit jika hipotensi disertai syok.

Edema Paru Akut  Kardiogenik

Penatalaksanaan EPA kardiogenik difokuskan pada 3 hal, yaitu pengurangan preload, pengurangan afterload, dan inotropik.

Pengurangan Preload 

Pengurangan preload akan menurunkan tekanan hidrostatik kapiler paru dan akan mengurangi perpindahan cairan dari kapiler ke jaringan interstitial paru dan alveoli. Obat yang dapat diberikan antara lain :

Vasodilator

Nitrogliserin dapat diberikan dalam bentuk tablet atau spray sublingual yang dapat diulangi setiap 5-10 menit bila TD tetap >90-100mmHg. Nitrogliserin juga dapat diberikan intravena dengan dosis awal 10-20mcg/menit dapat dititrasi hingga 200mcg/mnt. Isosorbid intravena juga dapat menjadi pilihan dengan dosis awal 1mg/jam dapat dititrasi hingga 10mg/jam. Morfin juga sudah lama diketahui dapat diberikan pada EPA, namun belum ditemukan data yang menunjukkan efek hemodinamik pada pasien EPA. Data justru menunjukkan peningkatan perawatan intensif dan intubasi pada pasien EPA setelah pemberian morfin.

Diuretik

Furosemide diberikan dalam dosis 20-40 mg intravena. Pada pasien dengan riwayat penggunaan diuretik rutin, dosis pemberian pada EPA bisa ditingkatkan atau paling tidak sama dengan dosis rutin diuretik. Efek pertama sebagai venodilator dicapai dalam 5 menit, dan efek kedua sebagai diuretic dicapai dalam waktu 30-60 menit.

Pengurangan Afterload

Pengurangan afterload akan meningkatkan curah jantung dan memperbaiki perfusi renal. Kondisi ini akan membantu diuresis pada pasien kelebihan cairan. Nitrogliserin, ACE inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dapat diberikan untuk mengurangi preload.

Inotropik/Vasopressor

Pasien dengan gangguan fungsi ventrikel kiri dapat memberikan gejala hipotensi. Inotropik/Vasopressor dapat diberikan untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat. Obat yang dapat diberikan antara lain:

Dobutamin dengan dosis 2-20mcg/KgBB.menit.

Dopamin dengan dosis 2-20mcg/KgBB/menit. Dimana dosis 2-5 mcg/Kgbb/menit akan memberikan efek inotropic, sedangan dosis >5mcg/KgBB/menit memberikan efek vasopressor.

Noreepinephrine dengan dosis 0,1-1 mcg/KgBB/menit.

Edema Paru Akut Nonkardiogenik

Penatalaksanaan  dari EPA nonkardiogenik yaitu dengan pemberian suplai oksigen yang adekuat. Penatalaksanaan yang lebih spesifik ditujukan pada penyebab dasar dari EPA. Pemberian cairan intravena harus dibatasi, mengingat permeabilitas kapiler yang terganggu dapat memperparah EPA.  [2, 4, 5, 6, 7, 8, 9]

Kosasih A, Sugiman T, et al. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut. 2017
In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by JOANINHA AMARAL DAS NEVES MONIZ 1610201103 -

Saya izin bertanya 

Ciri-ciri orang mengalami Edema paru itu seperti apa? Apakah Ada data pemeriksaan Fisik Dan penunjang? Jika Ada untuk pemeriksaan Fisik apa saja, Dan pemeriksaan penunjang apa saja? 

Terimakasih😊


In reply to JOANINHA AMARAL DAS NEVES MONIZ 1610201103

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

Ciri-ciri

1. Mengalami sesak nafas

2. Nyeri dada

3. Mudah lelah

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan foto torak

2. Ekg

3. Ekokardiografi

4. Pemeriksaan lab enzim jantung

5. AGDA

6. Katerisasi jnatung kanan

Sumber : Rampangan. (2014). Edema paru kordiogenik akut. Jurnal biomedik. Hal 149-156

In reply to JOANINHA AMARAL DAS NEVES MONIZ 1610201103

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

pemeriksaan fisik :

1. KU

2. TD

3. Nadi

4. Respirasi

5. Kesadaran

6. Suhu

7. pemeriksaan fisik thorak

8. pemeriksaan fisik jantung


Harun, S., Nasution, S.A., 2010. Edema Paru dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Interna Publishing: Jakarta

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by SITI MA RIFATUL KHASANAH 1610201139 -
Edema paru karena ketinggian tempat, tolong dijelaskan lagi mengenai ketinggian tempat itu menyebabkan edema paru dan contoh2 tempatnya dimana aja, cara memilih tempat yang baik agar tidak menyebabkan edema paru bagaimana? 
In reply to SITI MA RIFATUL KHASANAH 1610201139

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by WAHYU RAHMAWATI 1610201148 -

Penyebab keadaan ini tidak/ belum diketahui, diduga mekanismenya adalah hipoksia karena ketinggian menyebabkan vasokontriksi arteriole paru dan kegiatan yang berlebih (exercise) merangsang peningkatan kardiak output dan peningkatan tekanan arteri pulmonal, akibatnya terjadilah edema paru. Setiap orang memiliki kondis fisik dan kapasitas paru-paru yang berbeda-beda jadi tidak semuanya akan mengalami edema paru jika naik gunung.

Huldani. 2014. Edema Paru Akut. Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat: Banjarmasin.


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by SRI PUTRI UTAMI 1610201108 -

Mau tanya, di makalah kan ada mengatakan European Society of Cardiology (ESC) membagi AHFS menjadi 6 klasifikasi. Bisa minta tolong sebutkan dan dijelaskan masing2nya.

Terimakasih

In reply to SRI PUTRI UTAMI 1610201108

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

  EuropeanSociety of Cardiology (ESC) membagi AHFS menjadi 6 klasifikasi yaitu (ESC,2018) :

ESC 1 : Acute decompensated Heart Failure
ESC 2 : Hypertensive acute heart failure
ESC 3 : Pulmonary oedema
ESC 4 : Cardiiogenik shock’
ESC 5 : High output failure AHF pada sepsis
ESC 6 : Right heart failure

Andayani T.M., 2013, Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi, Bursa Ilmu, 

Yogyakarta.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by LIKA ENDIYANTI PUTRI 1610201146 -

Manifestasi klinis edem paru dibagi menjadi 3. Stadium 1, 2 dan 3. Bagaimana penanganan setiap stadium tersebut ?

In reply to LIKA ENDIYANTI PUTRI 1610201146

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

'erdapat tiga stadium pada edema paru kardiogenik menurut prosesnya. 3 tadium pertama atau biasa disebut sebagai
 stage 1 adalah peningkatan tekananatrium kiri yang dapat menyebabkan distensi dan pembukaan pembuluh parukecil. Pada stadium ini, pertukaran gas darah tidak terganggu. Pada stadium kedua atau stage 2, cairan dan koloid berpindah ke ruang interstitium paru dari kapiler  paru, namun peningkatan aliran limfa dapat secara efisien membuang cairantersebut. Gerlanjutnya filtrasi cairan yang terus!menerus dapat membuat kapasitasdrainase limfatik tidak dapat mengkompensasinya lagi. Akumulasi cairan di ruanginterstitium dapat mengganggu pertukaran gas yang dapat menyebabkanhipoksemia. Aipoksemia pada stadium ini dapat menstimulasi terjadinya takipneu. Takipneu dapat terjadi karena stimulasi reseptor juBtapulmonary kapiler. Pada stadium terakhir atau
 stage 3, filtrasi cairan di ruang interstitial berlanjut yangakhirnya sampai memenuhi ruang tersebut (diperkirakan 500 mL cairan). Akhirnya cairan berpindah dari ruang interstitium ke epitel alveolar, dan akhirnyamemenuhi ruang alveolar. Pada stadium ini, abnormalitas pertukaran gas dapat dilihat, kapasitas vital, dan volume respiratory menurun, yang menyebabkanhipoksemia menjadi lebih berat (Henry & Sovari, 2012).
 
Wilson. L.M. 2012. Penyakit Kardiovaskular dan Paru dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses penyakit Volume II Edisi IV. EGC:Jakarta

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RIFHA NOERENSA LATUCONSINA 1610201138 -

saya ingin bertanya. 

kenapa transfusi darah yang berulang secara tidak langsung dapat menyebabkan edem paru non kardiogenik ?

mohon penjelasannya. terimakasih :)

In reply to RIFHA NOERENSA LATUCONSINA 1610201138

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by WAHYU RAHMAWATI 1610201148 -

Karena transfusi darah yang berlebihan bisa menyebabkan peningkatan cairan di kongesti vena (fluid overload) akibatnya terjadilah edema paru akut non kardiogenik. Biasanya ini terjadi pada pasien yang mengalami gagal ginjal atau gangguan fungsi ginjal. Sindrom ini biasanya terjadi pada penderita yang menerima cairan kristaloid atau darah vena dalam jumlah besar.

Sumber: Shintyasari, D. 2014. Edema Paru Non Kardiogenik. Fakultas Kedokteran UWKS: Probolinggo

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by ERWINDA DIYAN SARI 1610201087 -

Nonkardiogenik/ edem paru permeabilitas meningkat. Kausa: ALI dan ARDS

Nah maksud dari ALI dan ARDS apa ? Dan jelaskan 

In reply to ERWINDA DIYAN SARI 1610201087

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

ARDS atau Edema paru akibat peningkatan permeabilitas kapiler paru

Sumber : Rampengan. (2014). Edema paru kardiogenik akut. Jurnal Biomedik. Hal 149-156

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by JULITA KARTRIKASARI EKA PRATIWI 1610201140 -

Bagaimana proses terjadinya mal nutrisi mengakibatkan edema paru? Bisa tolong jelasnkan, dan malnutrisinya seperti apa ?

In reply to JULITA KARTRIKASARI EKA PRATIWI 1610201140

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by DESY MITA ASTUTI 1610201124 -

Jadi salah satu penyebab dari edema paru itu sendiri adalah malnutrisi. Dan lebih spesifiknya adalah efisiensi protein jangka panjang yang berat atau malnuteisi energi protein.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by FATIMAH AZZAHRAH 1610201113 -

assalamu alaikum

saya ingin bertanya pada kelompok 5

pada worksheet terdapat recomendasi jurnal, 

apa alasan kelompok anda merecomendasikan jurnal dengan judul Edema Paru Non Kardiac dan apa hasil dari penelitian pada jurnal tersebut??

terimah kasih

In reply to FATIMAH AZZAHRAH 1610201113

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

Dalam jurnal kedua membahas edema parunon kardiak merupakan akumulasi cairan yang abnormal atau berlebihan dalam ruang intersitiumdan alveolar akibat peningkatan mikro vascular.Penyebab edema paru non kardiak sangatberagam, cidera paru akut, aspirasi dan inhalasigas toksik, serta akibat infeksi. Penegakandiagnose dan penatalaksanaan mengacu padaetiologi dari penyakit dasar. Penatalaksanaanbertujuan untuk menjaga oksigenasi jaringan agar tetap adekuat.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by FATIMAH AZZAHRAH 1610201113 -
saya ingin bertanya
1. pada askep, diagnosa mana yang diprioritaskan dan alasannya
2. pada intervensi terdapat pemberian cairan, cairan jenis apa yang diberikan pada pasien kasus tersebut
terimah kasih
In reply to FATIMAH AZZAHRAH 1610201113

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by WAHYU RAHMAWATI 1610201148 -

Prioritas sesuai dengan di askep yang pertama yaitu menangani ketidakefektifan pola nafas, untuk intervensi pemberian cairan dengan Larutan Ringer Lactat atau NaCL 0.9% karena pasien mengalami diare dengan dehidrasi berat, untuk dosis anak usia <12th pertama 30ml/kg dalam 1 jam, kedua 70ml/kg dalam 5 jam 

Sumber: Hospital Care for Children. 2016. Diare Dehidrasi Berat

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by NUR SANI NOVIA 1610201081 -
saya mau bertanya , diskenario kasus apakah terdapat keterkaitan antara sesak nafas dan diare ? jika ada bagaimana kronologisnya 
In reply to NUR SANI NOVIA 1610201081

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by WAHYU RAHMAWATI 1610201148 -

Keterkaitan antara diare dengan edema paru tidak ada, di kasus awal mulanya pasien datang dengan kondisi diare  dan sesak nafas setelah itu dilakukan pemeriksaan lanjutan pemeriksaan radiologi dan rontgen didapatkan hasil kesuraman perihiler, penebalan septum. Terdapat gambaran perselubungan yang menyebar secara difus di lapangan paru, dan klien terdiagnosa mengalami EPA

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by ISNAINI PUTRI AMALIA 1610201089 -

Baik bu,


Izin bertanya kepada kelompok penatalaksanaan untuk pasien edema paru seperti apa?

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by ELVINA AGUSTIYAN 1610201083 -
Apa kegiatan yg dapat memperburuk kondisi ps dg edema paru
In reply to ELVINA AGUSTIYAN 1610201083

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by DESY MITA ASTUTI 1610201124 -

Ijin menjawab. Menurut kami kegiatan yg memperburuk edema paru itu seperti melakukan kegiatan atau aktivitas yg terlalu berat Dan menguras tenaga. Seperti angkat2 barang berat mungkin dalam jumlah yg banyak atau sesuatu yg menyebabkan sesak nafas berlebih juga dapat memperburuk

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by PIPI YOLANDA SARI 1610201136 -

Izin bertanya

Jelaskan stadium adema paru kadiogenik?

In reply to PIPI YOLANDA SARI 1610201136

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

Manifestasi klinis edem paru secara spesifik juga dibagi dalam stadium : 

a. Stadium 1

Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas difusi gas CO. Keluhan pada stadium ini mungkin hanya berupa adanya sesak nafas saat bekerja. Pemeriksaan fisik juga tak jelas menemukan kelainan, kecuali mungkin adanya ronkhi pada saat inpsirasi karena terbukanya saluran nafas yang tertutup saat inspirasi.

b. Stadium 2

Pada stadium ini terjadi edem paru interstisial. Batas pembuluh darah paru menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa interlobularis menebal (garis kerley B). Adanya penumpukan cairan di jaringan kendor interstisial, akan lebih memperkecil saluran nafas kecil, terutama di daerah basal oleh karena pengaruh gravitasi. Mungkin pula terjadi refleks bronkhokonstriksi. Sering terdengar takipnea. Meskipun hal ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri, tetapi takipnea juga membantu memompa aliran limfe sehingga penumpukan cairan interstisial diperlambat. Pada pemeriksaan spirometri hanya terdapat sedikit perubahan saja.

c. Stadium 3

Pada stadium ini terjadi edem alveolar. Pertukaran gas sangat terganggu, terjadi hipoksemia dan hipokapsia. Penderita nampak sesak sekali dengan batuk berbuih kemerahan. Kapasitas vital dan volume paru yang lain turun dengan nyata. Terjadi right to left intrapulmonary shunt. Penderita biasanya menderita hipokapsia, tetapi pada kasus yang berat dapat terjadi hiperkapnia dan acuterespiratory acidemia. Pada leadaan ini morphin harus digunakan dengan hati-hati (Ingram dan Braunwald,1988).


In reply to RANY IKA ANDRIYANI 1610201119

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by LIVIA NANDA MARZUKI 1610201110 -

ijin bertanya 

dalam kasus kan pasien nya mengalami deidrasi dikarenakan diare , lalu apaka ubungannya dengan edema paru ? atau memang anya gejala saja ? atau bakan komplikasi ?


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by SULISTIYANINGSIH 1610201082 -

Apa ada perbedaan setiap penanganan pada edema paru menurut stadium? 

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by HAMIDAH 1610201088 -

Mau izin bertanya faktor pencetus yang paling sering menyebabkan terjadinya edema paru itu apa?  

In reply to HAMIDAH 1610201088

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

Hal yang paling sering menjadi penyebab edema paru akut adalah kegagalan jantung memompa darah. Akibatnya darah akan kembali ke paru-paru dan menyebabkan keluhan sesak napas.

Selain itu, pemberian carian yang berlebihan pada penderita juga dapat menyebabkan kondisi edema paru. Hal ini terutama sering terjadi pada seseorang dengan gangguan jantung dan gangguan ginjal.


Givertz MM. 2017.Noncardiogenic Pulmonary Edema


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by NABILA FIDA SHAFIRA 1610201091 -

Ijin mau bertanya, bagaimana penatalaksaan pada pasien edema paru?

In reply to NABILA FIDA SHAFIRA 1610201091

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by SYIFA WIJI ASTUTI 1610201085 -
mu tanya juga, apakah komplikasi dari edema paru akut ?
In reply to SYIFA WIJI ASTUTI 1610201085

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

Mau jawab nihh,

Komplikasi edema paru akut: penumpukan cairan di rongga perut/asites, pembengkakak organ hati, bengkak pd tungkai

In reply to NABILA FIDA SHAFIRA 1610201091

Re: Diskusi Edema Paru Akut Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

Penatalaksanaan awal dari Edema Paru Akut(EPA) harus melalui pendekatan resusitasi ABC (airway, breathing, dan circulation).

 

1. Resusitasi Edema Paru Akut

Resusitasi pada edema paru akut (EPA) dilakukan terutama bila terjadi kegawatdaruratan.

a) Airway

Pasien EPA harus diperhatikanpatensi jalan nafas, apakah ada ditemukanbenda asing, atau kemungkinan aspirasi.Pasien diposisikan dalam posisi duduksehingga dapat meningkatkan volume dankapasitas vital paru, mengurangi kerjaotot pernafasan, menurunkan aliran darahvena balk ke jantung dan mencegahaspirasi

 

b) Breathing

Lakukan pemasangan sungkup mukanon-rebreathing dengan aliran 15 L/menit oksigen (target SaturasiO2>90%), berikan bersamaan denganpemasangan akses IV, monitor EKG danmonitor Saturasi O2 dengan pulse oximetry. Pertimbangkanpenggunaan noninvasive positive pressure ventilation (NPPV) atau bahkanintubasi dan ventilasi mekanik jika sesaknafas semakin berat. Penggunaan NPPV merupakan metode yang aman dan efektifdalam membantu pernafasan pasien EPA.NPPV yang dapat diberikanyaitu Continous Positive Airway Pressure (CPAP) atau bilevel Positive Airway Pressure (BiPAP). CPAP dapatdimulai dengan tekanan awal 10 cmH2O yang dapat dititrasi bertahap hingga 20 cmH20 disesuaikan dengan kondisipasien. FiO2 diatur pada konsentrasi100% dan dapat dititrasi ketika kondisipasien sudah mulai stabil. BiPAP dapatdimulai dengan inspiratory positive airway pressure (IPAP) 10cmH2O dan Expiratory positive airway pressure (EPAP) 5cmH20 dititrasi sesuaidengan kondisi pasien. FiO2 diatur padakonsentrasi dan dititrasi jika kondisipasien sudah stabil. Pada pemberianCPAP atau BiPAP harus diperhatikantekanan yang akan diberikan karena adakemungkinan timbulnya pneumothoraks, pneumonia atau aspirasi yang dapatmengancam nyawa.

c) Circulation

Monitor sirkulasi secaraberkelanjutan. Pada pasien dengan tensiyang tinggi, dapat dilakukan pemberiannitrogliserin intravena dengan dosis 10-20mcg/menit dititrasi dengan memantautekanan darah. Pasien dengan hipotensidapat diberikan Dobutamin 2-20mcg/kgBB/menit tanpa syok, dandopamine 2-20mcg/kgBB/menit jikahipotensi disertai syok. Penatalaksanaanawal dari Edema Paru Akut (EPA) harusmelalui pendekatan resusitasi ABC (airway, breathing, dan circulation).