DISKUSI Askep VAP

Diskusi Gagal Nafas Kelas B

Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng. -
Number of replies: 57

Topik ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Gagal Nafas. Bacalah materi dibawah ini dan jawab serta diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

  1. Jelaskan perbedaan gagal nafas tipe 1 (hypoxemic) dan tipe 2 (hypercapnic)
  2. Sebutkan etiologi gagal nafas
  3. Jelaskan patofisiologi terjadinya gagal nafas
  4. Sebutkan tanda dan gejala gagal nafas tipe 1 dan tipe 2
  5. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada gagal nafas?
  6. Jelaskan penatalaksaaan gagal nafas
  7. Sebutkan indikasi pemasangan ventilasi mekanik pada pasien gagal nafas
  8. Sebutkan komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada gagal nafas
  9. Berdasarkan tanda dan gejala, sebutkan masalah keperawatan yang mungkin muncul pada gagal nafas
Jangan lupa untuk menyertakan referensi untuk setiap pernyataan yang diberikan. Selamat berdiskusi....

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by YOSI ARDELIA 1610201102 -

Izin menjawab, berdasarkan ppt:

1. Gagal nafas tipe satu jika PaO2 kurang dari 60

2. Gagal nafas tipe 2 jika PaCo2 kurang dari 45

In reply to YOSI ARDELIA 1610201102

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by RIZKA KURNIAWAN DWI SAPUTRA 1610201109 -
Izin menjawab nomer 2 dan 3 2 Sebutkan etiologi gagal nafas Jawab: Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh kelainan intrapulmonal dan ektrapulmonal. Kelainan intrapulmonal dimuat kelainan pada saluran nafas bawah, sirkulasi pulmoner, jaringan interstitial, kapiler alveolar. Kelainan ektrapulmonal merupakan kelainan pada pusat nafas, neuromuskular, pleura dan saluran nafas atas. 3 Jelaskan patofisiologi gagal gagal nafas Jawab: patofisiologi gagal nafas akut merupakan hal yang sangat penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum ada empat dasar Beralih gangguan perpindahan gas pada sistem pernafasan yaitu: 1.) Hipoventilasi 2.) Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi 3.) Pintasan darah kanan ke kiri 4.) Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi Sementara kelainan bisa diakses seluruh partisi tersebut. Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu: hiperkapnia atau gagal dan hipoksemia atau kegagalan oksigenasi. Gagal nafas pada saat melibatkan oleh kegagalan pelepasan yang ditandai dengan retensi CO2, dihapus dengan penurunan pH yang abnormal, penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di alveoli-arteri (Aa) DO2 meningkat atau normal Kegagalan ventilasi dapat disebabkan oleh hipoventilasi karena kelainan ektrapulmoner dan ketidakseimbangan V / Q yang berat pada kelainan intrapulmoner atau terjadi kedua. Hiperkapnia yang terjadi karena kelainan ektrapulmoner karena menyebabkan penurunan aliran udara antara atmosfer dengan paru-paru tanpa kelainan perpindahan gas di parenkim paru. Dengan dengan demikian akan diperoleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dan nilai (Aa) DO2 normal. Kematian pada penderita Penyakit paru-paru terjadi sebagai berikut: sebagian alve5oli transisi menurun relatif terhadap perfusi, sedangkan sebagian lagi terjadi peningkatan kemudahan relatif terhadap perfusi. Asal daerah dengan kemudahan rendah dapat dikompesasi dengan daerah terventilai tinggi sehingga tidak terjadi Peningkatan PaCO2. Namun, pertimbangkan ketidakseimbangan konservasi ini Sudah lebih dari itu Kegagalan yang ditandai oleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dengan Peningkatan (Aa) DO2 yang menguntungkan.3 Pada gagal napas tipe hipoksemia, PaCO2 normal atau menurun, PaO2 adalah menurun dan Peningkatan (Aa) DO2. Gagal nafas tipe ini terjadi pada kelainan pulmoner dan ektrapulmoner. Terjadinya hipoksemia terjadi akibat ketidakseimbangan dibangun-perfusi dan pintasan darah kanan-kiri, sedangkan gangguan difusi dapat merupakan gangguan penyerta.3 Indikator gagal pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal adalah 16-20 x / mnt. Bila lebih dari20x / mnt tindakan yang dilakukan beri bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul lanjut. Kapasitas vital adalah ukuran pengoperasian (normal 10-20 ml / kg)
In reply to YOSI ARDELIA 1610201102

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by RIZKA KURNIAWAN DWI SAPUTRA 1610201109 -
Izin menjawab nomer 2 dan 3 2 Sebutkan etiologi gagal nafas Jawab: Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh kelainan intrapulmonal dan ektrapulmonal. Kelainan intrapulmonal dimuat kelainan pada saluran nafas bawah, sirkulasi pulmoner, jaringan interstitial, kapiler alveolar. Kelainan ektrapulmonal merupakan kelainan pada pusat nafas, neuromuskular, pleura dan saluran nafas atas. 3 Jelaskan patofisiologi gagal gagal nafas Jawab: patofisiologi gagal nafas akut merupakan hal yang sangat penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum ada empat dasar Beralih gangguan perpindahan gas pada sistem pernafasan yaitu: 1.) Hipoventilasi 2.) Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi 3.) Pintasan darah kanan ke kiri 4.) Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi Sementara kelainan bisa diakses seluruh partisi tersebut. Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu: hiperkapnia atau gagal dan hipoksemia atau kegagalan oksigenasi. Gagal nafas pada saat melibatkan oleh kegagalan pelepasan yang ditandai dengan retensi CO2, dihapus dengan penurunan pH yang abnormal, penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di alveoli-arteri (Aa) DO2 meningkat atau normal Kegagalan ventilasi dapat disebabkan oleh hipoventilasi karena kelainan ektrapulmoner dan ketidakseimbangan V / Q yang berat pada kelainan intrapulmoner atau terjadi kedua. Hiperkapnia yang terjadi karena kelainan ektrapulmoner karena menyebabkan penurunan aliran udara antara atmosfer dengan paru-paru tanpa kelainan perpindahan gas di parenkim paru. Dengan dengan demikian akan diperoleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dan nilai (Aa) DO2 normal. Kematian pada penderita Penyakit paru-paru terjadi sebagai berikut: sebagian alve5oli transisi menurun relatif terhadap perfusi, sedangkan sebagian lagi terjadi peningkatan kemudahan relatif terhadap perfusi. Asal daerah dengan kemudahan rendah dapat dikompesasi dengan daerah terventilai tinggi sehingga tidak terjadi Peningkatan PaCO2. Namun, pertimbangkan ketidakseimbangan konservasi ini Sudah lebih dari itu Kegagalan yang ditandai oleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dengan Peningkatan (Aa) DO2 yang menguntungkan.3 Pada gagal napas tipe hipoksemia, PaCO2 normal atau menurun, PaO2 adalah menurun dan Peningkatan (Aa) DO2. Gagal nafas tipe ini terjadi pada kelainan pulmoner dan ektrapulmoner. Terjadinya hipoksemia terjadi akibat ketidakseimbangan dibangun-perfusi dan pintasan darah kanan-kiri, sedangkan gangguan difusi dapat merupakan gangguan penyerta.3 Indikator gagal pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal adalah 16-20 x / mnt. Bila lebih dari20x / mnt tindakan yang dilakukan beri bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul lanjut. Kapasitas vital adalah ukuran pengoperasian (normal 10-20 ml / kg)
In reply to YOSI ARDELIA 1610201102

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -
ijin menjawab no 4

Penyebab Gagal Napas Tipe 1

Umumnya, gagal napas tipe 1 disebabkan oleh penyakit yang ada pada paru. Misalnya edema paru, infeksi paru pneumonia, dan fibrosis paru.

Pada berbagai penyakit tersebut, paru tidak lagi dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Akan tetapi kadar karbondioksida tetap dapat dijaga normal, karena sebagian paru masih berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ-organ dalam tubuh menjadi kekurangan oksigen serta nutrisi, yang pada akhirnya dapat mengorbankan kerja serta kesehatan organ itu sendiri.

Gejala Gagal Napas Tipe 1

Gejala yang tampak pada penderita gagal napas tipe 1 adalah sebagai berikut:

  • Sesak napas

Pada awal tahapan gagal napas, gejala yang dominan terlihat adalah sesak napas. Sesak napas ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen.

  • Bibir, kuku dan kulit pucat

Rendahnya kadar oksigen ini menyebabkan bibir, kuku, dan kulit penderitanya terlihat pucat.

  • Penurunan kesadaran

Bila tidak segera tertangani, rendahnya kadar oksigen akan membuat otak tidak dapat bekerja baik. Otak sendiri merupakan pusat kesadaran dan pada akhirnya pusat kesadaran ini yang akan dikorbankan.

  • Irama jantung tidak teratur (aritmia)

Kekurangan oksigen pada otak akan menyebabkan penurunan kesadaran, sedangkan pada jantung mengakibatkan ketidakteraturan irama jantung.


Penyebab Gagal Napas Tipe 2

Penyebab paling sering gagal napas tipe 2 adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma. Penyebab lain yang lebih jarang di antaranya adalah bronkitis kronik, kelainan bentuk dada, dan kelemahan otot pernapasan pada sindrom Guillain-Barre. Selain itu penurunan fungsi pusat pernapasan di otak, misalnya karena overdosis obat terlarang, juga bisa menyebabkan gagal napas tipe 2.

Gejala Gagal Napas Tipe 2

Gejala yang umumnya terlihat pada pasien dengan gagal napas tipe 2 adalah sebagai berikut:


Sesak napas dan pucat. Sesak napas terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah. Akibatnya kulit dan bibir serta kuku akan terlihat lebih pucat.
Napas cepat. Peningkatan frekuensi napas terjadi sebagai usaha tubuh dalam mengeluarkan karbondioksida yang berlebih di dalam darah.
Penurunan kesadaran. Bila tidak segera tertangani, rendahnya kadar oksigen akan membuat otak tidak dapat bekerja baik. Otak sendiri merupakan pusat kesadaran dan pada akhirnya pusat kesadaran ini yang akan dikorbankan.
Irama jantung tidak teratur (aritmia). Kekurangan oksigen pada otak akan menyebabkan penurunan kesadaran, sedangkan pada jantung mengakibatkan ketidakteraturan irama jantung.

Martin, L. WebMD (2016). Pulmonary Edema: Know the Signs and Get the Facts.
In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by YOSI ARDELIA 1610201102 -
saya inzin menjawab no 2

Etiologi gagal nafas yaitu: hipoventilasi, gangguan difusi gas, perfusi ventilasi mismatch

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

Etiologi gagal napas dapat dikelompokkan berdasarkan kategori penyakitnya, sebagian etiologi dapat menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia sekaligus. Gagal napas hipoksemik umumnya terjadi akibat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi (V/Q mismatch) yang paling sering disebabkan kelainan pada parenkim paru dan alveolus. 

Sedangkan Gagal napas hiperkapnik berkaitan dengan retensi karbon dioksida yang umumnya terjadi akibat fungsi ventilasi alveolar yang tidak adekuat, misalnya pada obstruksi, kelainan otot napas, kelainan dinding dada, dan kelainan sistem saraf pusat.


Lamba TS, Sharara RS, Singh AC, Balaan M. Pathophysiology and Classification of Respiratory Failure. Crit Care Nurs Q. 2016;39(2):85–93

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by YOSI ARDELIA 1610201102 -

Izin menjawab no 5, berdasarkan ppt diketahui bahwa pemeriksaan penunjangnya adalahanalisa gas darah arteri 

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by FARASITA NOER KUSUMA DEVI 1610201112 -

Izin menjawab nomor 1. 

Berdasarkan pada pemeriksaan AGD, gagal nafas tipe I merupakan kegagalan oksigenasi atau hypoxaemia arteri ditandai dengan tekanan parsial O2 arteri yang rendah, sedangkan Tipe II yaitu kegagalan ventilasi atau hypercapnia ditandai dengan peningkatan tekanan parsial CO2 arteri yang abnormal (PaCO2 > 46 mm Hg), dan diikuti secara 9 simultan dengan turunnya PAO2 dan PaO2, oleh karena itu perbedaan PAO2 - PaO2 masih tetap tidak berubah. 

Sumber : Shapiro BA and Peruzzi WT. 1994. Physiology of respiration. In Shapiro BA and Peruzzi WT (Ed) Clinical Application of Blood Gases. Mosby, Baltimore, Pp. 13- 24.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by FARASITA NOER KUSUMA DEVI 1610201112 -

izin menjawab nomor 2 

Etiologi gagal nafas : 

1. Hipoventilasi

2. Gangguan difusi gas

3. Ventilation-perfusion mismatch

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan gas-gas darah arteri.

Hipoksemia

Ringan : PaO2<80 mmhg

Sedang : PaO2<60 mmhg

Berat : PaO2<40

2. Pemeriksaan rontgen dada

Melihat keadaan patologikdan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui

3. Hemodinamik

Tipe I peningkatan PCWP

4. EKG

Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan Distritmia


Sherina, & RSCM, T. I. (2010). Gagal nafas dan Ventilasi Mekanik,Modul Pelatihan ICU RSCM. Jakarta

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by VIA SRI RAHAYU 1610201111 -

Izin menjawab berdasarkan jurnal diatas (Respiratory Failure - StatPearls - NCBI Bookshelf)

1. - Tipe 1 (hipoksemik): PaO2 <60 mmHg dengan PaCO2. Normal atau subnormal. Pertukaran gas terganggu pada tingkat membran aveolo-kapiler. Contoh kegagalan pernapasan tipe I adalah edema paru karsinogenik atau non-kardiogenik dan pneumonia berat. 

- Tipe 2 (hypercapnic) gagal napas: di mana PaCO2> 50 mmHg. Hipoksemia sering terjadi karena kegagalan pompa pernapasan dan kegagalan pernafasan diklasifikasikan menurut perjalanan dan durasinya menjadi akut, kronis dan akut gagal napas kronis.

2. Etiologi 

- penurunan kerja saraf untuk bernafas seperti dalam kasus overdosis narkotika dan obat penenang. 

- Gangguan pada sistem saraf tepi: Otot pernapasan dan kelemahan dinding dada seperti pada kasus Guillian-Barre sindrom dan miastenia gravis. 

- Obstruksi saluran napas atas dan bawah: karena berbagai penyebab seperti pada kasus eksaserbasi obstruktif kronik penyakit paru dan asma bronkial berat akut

- Abnormalitas alveoli yang menyebabkan gagal napas tipe 1 (hipoksemik) seperti pada kasus edema paru dan pneumonia berat. 


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by FARASITA NOER KUSUMA DEVI 1610201112 -

Izin menjawab nomor 7.  Indikasi pemasangan ventilasi mekanik pada pasien gagal nafas berdasarkan ppt yaitu :

1.      Serangan jantung

2.      Takipnea atau bradypnea dengan kelelahan pernapasan

3.      Acid Asidosis pernapasan akut

4.      Hipoksemia refrakter (ketika PaO2 tidak dapat dipertahankan di atas 60 mm Hg dengan fraksi O2 (FIO2)> 1.0)

5.      Ketidakmampuan untuk melindungi jalan napas yang terkait dengan tingkat depresi dan kesadaran

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by JEFRI KURNIAWAN 1610201076 -

Izin menjawab nomer 2 dan 3

2 Sebutkan etiologi gagal nafas

Jawab: 

Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh kelainan intrapulmonal dan 

ektrapulmonal. Kelainan intrapulmonal dimuat kelainan pada saluran nafas bawah, 

sirkulasi pulmoner, jaringan interstitial, kapiler alveolar. Kelainan ektrapulmonal

merupakan kelainan pada pusat nafas, neuromuskular, pleura dan saluran nafas 

atas.


3 Jelaskan patofisiologi gagal gagal nafas

Jawab:

patofisiologi gagal nafas akut merupakan hal yang sangat 

penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum ada empat dasar 

Beralih gangguan perpindahan gas pada sistem pernafasan yaitu:

1.) Hipoventilasi

2.) Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi

3.) Pintasan darah kanan ke kiri

4.) Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi 

Sementara kelainan bisa diakses seluruh partisi 

tersebut.

Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan menjadi 2 

bentuk yaitu: hiperkapnia atau gagal dan hipoksemia atau kegagalan 

oksigenasi. Gagal nafas pada saat melibatkan oleh kegagalan pelepasan yang 

ditandai dengan retensi CO2, dihapus dengan penurunan pH yang abnormal, 

penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di alveoli-arteri (Aa) DO2

meningkat atau normal

Kegagalan ventilasi dapat disebabkan oleh hipoventilasi karena kelainan 

ektrapulmoner dan ketidakseimbangan V / Q yang berat pada kelainan intrapulmoner 

atau terjadi kedua. Hiperkapnia yang terjadi karena 

kelainan ektrapulmoner karena menyebabkan penurunan aliran udara antara 

atmosfer dengan paru-paru tanpa kelainan perpindahan gas di parenkim paru. Dengan 

dengan demikian akan diperoleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dan nilai (Aa) DO2

normal. Kematian pada penderita Penyakit paru-paru terjadi sebagai berikut: 

sebagian alve5oli transisi menurun relatif terhadap perfusi, sedangkan 

sebagian lagi terjadi peningkatan kemudahan relatif terhadap perfusi. Asal daerah 

dengan kemudahan rendah dapat dikompesasi dengan daerah terventilai tinggi sehingga 

tidak terjadi Peningkatan PaCO2. Namun, pertimbangkan ketidakseimbangan konservasi ini 

Sudah lebih dari itu 

Kegagalan yang ditandai oleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dengan 

Peningkatan (Aa) DO2 yang menguntungkan.3

Pada gagal napas tipe hipoksemia, PaCO2 normal atau menurun, PaO2

adalah menurun dan Peningkatan (Aa) DO2. Gagal nafas tipe ini terjadi pada kelainan

pulmoner dan ektrapulmoner. Terjadinya hipoksemia terjadi akibat 

ketidakseimbangan dibangun-perfusi dan pintasan darah kanan-kiri, sedangkan 

gangguan difusi dapat merupakan gangguan penyerta.3

Indikator gagal pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi 

penapasan normal adalah 16-20 x / mnt. Bila lebih dari20x / mnt tindakan yang dilakukan 

beri bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul 

lanjut. Kapasitas vital adalah ukuran pengoperasian (normal 10-20 ml / kg)

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

Penatalaksaan gagal nafas
  • Kenali dini kondisi gagal napas atau ancaman gagal napas saat triase

Bila sudah menemukan, pertama-tama pastikan jalan napas paten.

Pertimbangkan kemungkinan intubasi

Sambil melakukan terapi, ambil sampel analisis gas darah, sebaiknya sebelum terapi oksigen diberikan bila kondisi memungkinkan.

Koreksi hipoksemia dengan terapi oksigen

Lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencari penyebab gagal napas dan penyakit penyerta lain yang dapat memperberat keadaan pasien

Terapi spesifik sesuai etiologi : misalnya antibiotik pada pneumonia, bronkodilator pada asma, pemasangan chest tube pada pneumothoraks

Observasi ketat tanda vital

Rawat intensif bila terdapat indikasi dan memenuhi kriteria rawat


Komplikasi gagal nafas

1.      Paru: emboli paru, fibrosis dan komplikasi sekunder penggunaan ventilator (seperti, emfisema kutis dan pneumothoraks).
2.      Jantung: cor pulmonale, hipotensi, penurunan kardiak output, aritmia, perikarditis dan infark miokard akut.
3.      Gastrointestinal: perdarahan, distensi lambung, ileus paralitik , diare dan pneumoperitoneum. Stress ulcer sering timbul pada gagal napas.
4.      Polisitemia (dikarenakan hipoksemia yang lama sehingga sumsum tulang memproduksi eritrosit, dan terjadilah peningkatan eritrosit yang usianya kurang dari normal).
5.      Infeksi nosokomial: pneumonia, infeksi saluran kemih, sepsis.
6.      Ginjal: gagal ginjal akut dan ketidaknormalan elektrolit asam basa.
7.      Nutrisi: malnutrisi dan komplikasi yang berhubungan dengan pemberian nutrisi enteral dan parenteral. (Alvin Kosasih, 2008:34)

Suyono, S, et al. 2010. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by JEFRI KURNIAWAN 1610201076 -

Izin menjawab nomer 2 dan 3

2 Sebutkan etiologi gagal nafas

Jawab: 

Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh kelainan intrapulmonal dan 

ektrapulmonal. Kelainan intrapulmonal dimuat kelainan pada saluran nafas bawah, 

sirkulasi pulmoner, jaringan interstitial, kapiler alveolar. Kelainan ektrapulmonal

merupakan kelainan pada pusat nafas, neuromuskular, pleura dan saluran nafas 

atas.


3 Jelaskan patofisiologi gagal gagal nafas

Jawab:

patofisiologi gagal nafas akut merupakan hal yang sangat 

penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum ada empat dasar 

Beralih gangguan perpindahan gas pada sistem pernafasan yaitu:

1.) Hipoventilasi

2.) Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi

3.) Pintasan darah kanan ke kiri

4.) Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi 

Sementara kelainan bisa diakses seluruh partisi 

tersebut.

Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan menjadi 2 

bentuk yaitu: hiperkapnia atau gagal dan hipoksemia atau kegagalan 

oksigenasi. Gagal nafas pada saat melibatkan oleh kegagalan pelepasan yang 

ditandai dengan retensi CO2, dihapus dengan penurunan pH yang abnormal, 

penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di alveoli-arteri (Aa) DO2

meningkat atau normal

Kegagalan ventilasi dapat disebabkan oleh hipoventilasi karena kelainan 

ektrapulmoner dan ketidakseimbangan V / Q yang berat pada kelainan intrapulmoner 

atau terjadi kedua. Hiperkapnia yang terjadi karena 

kelainan ektrapulmoner karena menyebabkan penurunan aliran udara antara 

atmosfer dengan paru-paru tanpa kelainan perpindahan gas di parenkim paru. Dengan 

dengan demikian akan diperoleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dan nilai (Aa) DO2

normal. Kematian pada penderita Penyakit paru-paru terjadi sebagai berikut: 

sebagian alve5oli transisi menurun relatif terhadap perfusi, sedangkan 

sebagian lagi terjadi peningkatan kemudahan relatif terhadap perfusi. Asal daerah 

dengan kemudahan rendah dapat dikompesasi dengan daerah terventilai tinggi sehingga 

tidak terjadi Peningkatan PaCO2. Namun, pertimbangkan ketidakseimbangan konservasi ini 

Sudah lebih dari itu 

Kegagalan yang ditandai oleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dengan 

Peningkatan (Aa) DO2 yang menguntungkan.3

Pada gagal napas tipe hipoksemia, PaCO2 normal atau menurun, PaO2

adalah menurun dan Peningkatan (Aa) DO2. Gagal nafas tipe ini terjadi pada kelainan

pulmoner dan ektrapulmoner. Terjadinya hipoksemia terjadi akibat 

ketidakseimbangan dibangun-perfusi dan pintasan darah kanan-kiri, sedangkan 

gangguan difusi dapat merupakan gangguan penyerta.3

Indikator gagal pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi 

penapasan normal adalah 16-20 x / mnt. Bila lebih dari20x / mnt tindakan yang dilakukan 

beri bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul 

lanjut. Kapasitas vital adalah ukuran pengoperasian (normal 10-20 ml / kg)

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by JEFRI KURNIAWAN 1610201076 -

Izin menjawab nomer 2 dan 3

2 Sebutkan etiologi gagal nafas

Jawab: 

Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh kelainan intrapulmonal dan 

ektrapulmonal. Kelainan intrapulmonal dimuat kelainan pada saluran nafas bawah, 

sirkulasi pulmoner, jaringan interstitial, kapiler alveolar. Kelainan ektrapulmonal

merupakan kelainan pada pusat nafas, neuromuskular, pleura dan saluran nafas 

atas.


3 Jelaskan patofisiologi gagal gagal nafas

Jawab:

patofisiologi gagal nafas akut merupakan hal yang sangat 

penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum ada empat dasar 

Beralih gangguan perpindahan gas pada sistem pernafasan yaitu:

1.) Hipoventilasi

2.) Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi

3.) Pintasan darah kanan ke kiri

4.) Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi 

Sementara kelainan bisa diakses seluruh partisi 

tersebut.

Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan menjadi 2 

bentuk yaitu: hiperkapnia atau gagal dan hipoksemia atau kegagalan 

oksigenasi. Gagal nafas pada saat melibatkan oleh kegagalan pelepasan yang 

ditandai dengan retensi CO2, dihapus dengan penurunan pH yang abnormal, 

penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di alveoli-arteri (Aa) DO2

meningkat atau normal

Kegagalan ventilasi dapat disebabkan oleh hipoventilasi karena kelainan 

ektrapulmoner dan ketidakseimbangan V / Q yang berat pada kelainan intrapulmoner 

atau terjadi kedua. Hiperkapnia yang terjadi karena 

kelainan ektrapulmoner karena menyebabkan penurunan aliran udara antara 

atmosfer dengan paru-paru tanpa kelainan perpindahan gas di parenkim paru. Dengan 

dengan demikian akan diperoleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dan nilai (Aa) DO2

normal. Kematian pada penderita Penyakit paru-paru terjadi sebagai berikut: 

sebagian alve5oli transisi menurun relatif terhadap perfusi, sedangkan 

sebagian lagi terjadi peningkatan kemudahan relatif terhadap perfusi. Asal daerah 

dengan kemudahan rendah dapat dikompesasi dengan daerah terventilai tinggi sehingga 

tidak terjadi Peningkatan PaCO2. Namun, pertimbangkan ketidakseimbangan konservasi ini 

Sudah lebih dari itu 

Kegagalan yang ditandai oleh peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dengan 

Peningkatan (Aa) DO2 yang menguntungkan.3

Pada gagal napas tipe hipoksemia, PaCO2 normal atau menurun, PaO2

adalah menurun dan Peningkatan (Aa) DO2. Gagal nafas tipe ini terjadi pada kelainan

pulmoner dan ektrapulmoner. Terjadinya hipoksemia terjadi akibat 

ketidakseimbangan dibangun-perfusi dan pintasan darah kanan-kiri, sedangkan 

gangguan difusi dapat merupakan gangguan penyerta.3

Indikator gagal pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi 

penapasan normal adalah 16-20 x / mnt. Bila lebih dari20x / mnt tindakan yang dilakukan 

beri bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul 

lanjut. Kapasitas vital adalah ukuran pengoperasian (normal 10-20 ml / kg)

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by VIA SRI RAHAYU 1610201111 -

Izin menjawab pertanyaan no 4 tanda dan gejala gagal nafas tipe 1 dan 2 (Respiratory Failure - StatPearls - NCBI Bookshelf)

Tipe 1: 

- dispnea 

- kebingungan, somnolen 

- takikardi, aritmia 

- takipnea 

- sianosis 

Tipe 2: 

- sakit kepala 

- perubahan perilaku 

- koma 

- asterixis 

- papilloedema 

- ekstremitas teraba hangat

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by NURHAYATI ELISA PUTRI 1610201101 -

Izin menjawab no 6

Penatalaksanaan secara farmakologi

1.Beta-adrenergic atau anticholinergik bronkodilatasi

2. Corticosteroid untuk mengurangi edema jalan nafas

3. Antibiotik untuk mengatasi infeksi

4. Sedasi dan analgesia untuk mengurangi nyeri dan cemas – pemasangan ventilator



In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by RENDY ARYA PRATAMA 1610201150 -

Izin menjawab

1. Perbedaan gagal nafas tipe 1 yaitu (PaO2 kurang dari 60): Kegagalan oksigen bertukar sedangkan pada tipe 2 (PaCO2 lebih dari 45): Gagal bertukar atau menghapus karbon dioksida

2.  Etiologi nya Hipoventilasi, gangguan difusi gas, Ventilation-perfusion mismatch


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by YKE YULIANA DEWI 1610201096 -

Gagal napas tipe I adalah kegagalan
oksigenasi dan terjadi pada tiga keadaan:5,6
1. Ventilasi/perfusi yang tidak sepandan
atau V/Q mismatch, yang terjadi bila
darah mengalir ke bagian paru yang
tidak mengalami ventilasi adekuat, atau
bila area ventilasi paru mendapat
perfusi adekuat.
2. Defek difusi, disebabkan penebalan
membran alveolar atau bertambahnya
cairan interstisial pada pertemuan
alveolus-kapilar.
3. Pirau intrapulmunol, yang terjadi bila
kelainan struktur paru menyebabkan
aliran darah melewati paru tanpa
berpatisipasi dalam pertukaran gas.

Gagal nafas tipe II pada umumnya terjadi
karena hipoventilasi alveolar dan biasanya
terjadi sekunder terhadap keadaan seperti
disfungsi susunan saraf pusat, sedasi
berlebihan, atau gangguan
neuromuskuler

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by ISNAINI PUTRI AMALIA 1610201089 -

perbedaan gagal nafas tipe 1 (hypoxemic) dan tipe 2 (hypercapnic)

Gejala hipoksemia PaO2 ≤60 mmHg pada 60% oxygen (kegagalan dari pertukaran gas)

- sistem saraf pusat (bingung, gelisah, kejang)

- sistem kardiovaskular (aritmia, hipotensi atau hipertensi)

- sistem respirasi (dipsneu, takipneu)


 Hiperkapnia (PaCO2 >45 mmHg dan pH <7.35) kegagalan dalam pertukaran atau mengeluarkan karbondioksida

- somnolen, letargi, dan perubahan status mental

- bila terdapat asidosis respiratori yg berat, dapat terjadi miokard yang mengakibatkan hipotensi

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by NUR SANI NOVIA 1610201081 -

saya mau menjawab no 1

perbedaan tipe I Hipoxemic dan Hypercapnic

tipe I Hipoxemic :

- PaO2 <60

- kegagalan ofoxygen

Tipe II Hypercapnic

- PaO2 >45

- kegagalan toexchange atau menghilangkan karbon dioxide


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by YKE YULIANA DEWI 1610201096 -

Izin menjawab no 3

Patofisiologi Gagal Nafas
Mekanisme gagal napas menggambarkan
ketidak mampuan tubuh untuk melakukan
oksigenasi dan/atau ventilasi dengan
adekuat yang ditandai oleh
ketidakmampuan sistem respirasi untuk
memasok oksigen yang cukup atau
membuang karbon dioksida. Pada gagal
napas terjadi peningkatan tekanan parsial
karbon dioksida arteri (PaCO2) lebih besar
dari 50 mmHg, tekanan parsial oksigen
arteri (PaO2) kurang dari 60 mmHg, atau
kedua-duanya. Hiperkarbia dan hipoksia
mempunyai konsekuensi yang berbeda.2,3,6
Peningkatan PaCO2 tidak mempengaruhi
metabolisme normal kecuali bila sudah
mencapai kadar ekstrim (>90 mm Hg).
Diatas kadar tersebut, hiperkapnia dapat
menyebabkan depresi susunan saraf pusat
dan henti napas. 3,6,7 Untuk pasien dengan
kadar PaCO2 rendah, konsekuensi yang
lebih berbahaya adalah gagal napas baik
akut maupun kronis. Hipoksemia akut,
terutama bila disertai curah jantung yang
rendah, sering berhubungan dengan
hipoksia jaringan dan risiko henti
jantung.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by RIFHA NOERENSA LATUCONSINA 1610201138 -

izin menjawab nomor 8.

komplikasi yang dapat terjadi pada gagal nafas :

1. paru

komplikasi yang biasa terjadi yaitu emboli paru, barotraumas, fibrosis paru

2. kardiovaskuler

hipotensi, menurunnya kardiak output, aritmia, perikarditis, infark miokard akut

3. infeksi

pneumonia, infeksi saluran kemih.

4. ginjal

Acute Renal Failure (ARF), abnormalitas elektrolit dan homeostasis asam basa

5. nutrisi

-malnutrisi enteral dan parenteral

-distensi lambung dan diare

 

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by NUR SANI NOVIA 1610201081 -
saya mau menjawab no 2 
etiologi gagal nafas berupa :
- Hipoventilasi
- Gangguandifusigas
- Ventilation-perfusion mismatch
In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by NUR SANI NOVIA 1610201081 -

saya mau menjawab pertanyaan no 4

tanda dan gejala

Hipoksemia :

- Sistem saraf pusat (confusion,gelisah,kejang)

- Sistem kardiovaskular (aritmia,hipotensi,atauhipertensi)

- Sistem respirasi (dispnue,takipnue)

Hiperkapnia

- somnolen,letargi,dan perubahan status mental.

- Bila terdapat asidosis respiratori yang berat,dapat terjadi depresi miokard yang mengakibatkan hipotensi

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by LINA ISNAINI NUR HIDAYAH 1610201118 -
Izin menjawab no 6.. Untuk Penatalaksanaan secara farmakologi nya yaitu Beta-adrenergic atau anticholinergik bronkodilatasi, Corticosteroid untuk mengurangi edema jalan nafas , antibiotik untuk mengatasi infeksi , Sedasi dan analgesia untuk mengurangi nyeri dan cemas – pemasangan ventilator
In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by ISNAINI PUTRI AMALIA 1610201089 -

  1. Sebutkan etiologi gagal nafas : disebabkan oleh obstruksi jalan nafas (aspirasi benda asing, edema jalan nafas), penyakit paru(asma, COPD), neurologi (SCI, overdosis obat, stroke), cedera dada (pneumothoraks)
  2. Sebutkan tanda dan gejala gagal nafas tipe 1 dan tipe 2: tanda gejala tipe 1: kebingungan, gelisah, kejang, aritmia, hipotensi, hipertensi, dispneu, takipneu; tandangrjala tipe 2: somnolen, letargi, perubahan status mental, asidosis respiratori yg berat, dapat terjadi depresi, miokard yang mengakibatkan hipotensi.
  3. Sebutkan indikasi pemasangan ventilasi mekanik pada pasien gagal napas: apnea(gagal ventilasi mekanik, hypoksemia untesponsive oleh terapi O2, peningkatan kerja pernafasan
  4. Berdasarkan tanda dan gejala, sebutkan masalah keperawatan yang mungkin muncul pada gagal nafas ( gangguan pertukarangas, gangguan jaringan perifer)

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

Ijin menjawab nomor 7.

 Indikasi pemasangan ventilasi mekanik pada pasien gagal nafas : 1. Serangan jantung, 2.Takipnea atau bradypnea dengan kelelahan pernapasan, 3. Acid Asidosis pernapasan akut, 4. Hipoksemia refrakter (ketika PaO2 tidak dapat dipertahankan di atas 60 mm Hg dengan fraksi O2 (FIO2)> 1.0), 5.Ketidakmampuan untuk melindungi jalan napas yang terkait dengan tingkat depresi dan kesadaran

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by RANY IKA ANDRIYANI 1610201119 -

Ijin menjawab no 5

Pemeriksaan penunjang: Pemberian oksigen yang cukup merupakan modalitas utama dalam pengobatan gagal napas tipe 2. Metode yang digunakan dapat bersifat non-invasif seperti masker oksigen. Masker oksigen yang digunakan dalam gagal napas tipe 2 adalah masker yang non-rebreathing, sehingga oksigen yang dikeluarkan tidak akan terhirup kembali.

Jika metode non-invasif tidak berhasil, akan dilakukan terapi invasif seperti pemasangan endotracheal tube (ETT) atau tracheostomy. ETT adalah selang yang dipasang melalui mulut dan berujung ke pangkal paru. Alat ini kemudian akan dihubungkan ke alat bantu napas atau ventilator. Sedangkan tracheostomy merupakan tindakan pelubangan leher untuk kemudian dipasangkan selang yang masuk ke trakea.


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

ijin menjawab nomor 1

gagal napas tipe 1

Pada tipe ini, kelainan berupa hipoksemia, sehingga disebut gagal napas hipoksemik. Tekanan parsial oksigen di arteri (PaO2) kurang dari 60 mmHg. Pasien telah mendapatkan oksigenasi dengan fraksi oksigen (FiO2) minimal 0.60. Terjadi akibat kegagalan difusi oksigen dari alveolus ke sirkulasi.


gagal napas tipe 2

Kelainan berupa hiperkapnia, sehingga disebut gagal napas hiperkapnik. Tekanan parsial karbondioksida di arteri (PaCO2) lebih dari 45 mmHg. Terutama terjadi akibat kegagalan fungsi ventilasi atau pompa udara pada saluran napas. Dapat disertai hipoksemia, umumnya disertai asidosis respiratorik.


Grippi MA, Elias JA, Fishman JA, Kotloff R, Pack AI, Senior RM. 2015. Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders. 5th ed. New York: McGraw-Hill


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by INAS OKTAVIA PURWANINGSIH 1610201120 -

ijin menjawab nomor 7

Pasien Dengan Gagal Nafas dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot).


American Thoracic Society. 2017. Mechanical Ventilation. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 196, P3-4.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by LIVIA NANDA MARZUKI 1610201110 -

patofisiologi 

Pemahaman mengenai patofisiologi gagal nafas akut merupakan hal yang sangat penting di dalam hal penatalaksanaannya. Secara umum terdapat empat dasar mekanisme gangguan pertukaran gas pada sistem pernafasan yaitu :

1. Hipoventilasi 

2. Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi 

3. Pintasan darah kanan ke kiri 

4. Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi sedangkan kelainan intrapulmonel dapat meliputi seluruh mekanisme tersebut.  

Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut dapat dibedakan kedalam 2 bentuk yaitu: hiperkapnia atau kegagalan ventilasi dan hipoksemia atau kegagalan oksigenasi. Gagal nafas pada umumnya disebabkan oleh kegagalan ventilasi yang ditandai dengan retensi CO2, disertai dengan penurunan pH yang abnormal, penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan tekanan O2 di alveoli-arteri (A-a)DO2 meningkat atau normal.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by LIVIA NANDA MARZUKI 1610201110 -

Etiologi Gagal Nafas Akut 

Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh kelainan intrapulmonal dan ektrapulmonal. Kelainan intrapulmonal meliputi kelainan pada saluran nafas bawah, sirkulasi pulmoner, jaringan interstitial,kapiler alveolar. Kelainan ektrapulmonal merupakan kelainan pada pusat nafas, neuromuskular, pleura maupun saluran nafas atas.

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by HAMIDAH 1610201088 -

Izin menjawab untuk no. 2

Etiologi gagal nafas bisa disebabkan kelainan intrapulmonal dan ektrapulmonal. Kelainan intrapulmonal meliputi kelainan pada saluran nafas bawah, sirkulasi pulmoner, jaringan interstitial,kapiler alveolar. Kelainan ektrapulmonal merupakan kelainan pada pusat nafas, neuromuskular, pleura maupun saluran nafas 


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by AGUSTINUS SINAGA 1610201079 -

menjawab nomer 7

Ventilasi mekanik digunakan jika ventilasi alveolar tidak adekuat 

Indikasi 

1. Apnea/ gagal ventilasi mekanik

 2. Hypoksemia unresponsive oleh terapi O2

 3. Peningkatan kerja pernafasan

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by AGUSTINUS SINAGA 1610201079 -

menjawab nomer 3

Mekanisme patofisiologis utama kegagalan pernapasan adalah:

Hipoventilasi: di mana PaCO2 dan PaO2 dan gradien PO2 alveolar –arterial normal. Depresi SSP dari obat-obatan adalah contoh dari kondisi ini. Ketidakcocokan V / P: ini adalah penyebab paling umum dari hipoksemia. Administrasi. Dari 100% O2 menghilangkan hipoksemia. Shunt: terdapat hipoksemia persisten meskipun terhirup O2 100%. Dalam kasus shunt darah terdeoksigenasi (darah vena campuran) memotong alveoli tanpa diberi oksigen dan bercampur dengan darah yang mengandung oksigen mengalir melalui alveoli berventilasi, dan ini menyebabkan hipoksemia seperti pada kasus edema paru (kardiogenik atau nonkardiogenik), pneumonia dan atelektasis

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by SYIFA WIJI ASTUTI 1610201085 -

9. masalah keperawatan yang mungkin muncul :

- gangguan ventilasi spontan

- jalan nafas tidak efektif

- gangguan pertukaran gas 


8. Sebutkan komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada gagal nafas

Komplikasi dari kegagalan pernafasan mungkin merupakan akibat dari gangguan gas darah atau dari pendekatan terapeutik itu sendiri

  • Komplikasi paru-paru: misalnya, emboli paru, jaringan parut paru ireversibel, pneumotoraks, dan ketergantungan pada ventilator.
  • Komplikasi jantung: misalnya, aritmia gagal jantung dan infark miokaria akut [10].
  • Komplikasi neurologis: hipoksia otak dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan otak yang ireversibel dan kematian otak.
  • Ginjal: gagal ginjal akut dapat terjadi karena hipoperfusi dan / atau obat nefrotoksik.
  • Gastro-intestinal: ulkus stres, ileus, dan perdarahan [11]
  • Nutrisi: malnutrisi, hipoglikemia diare, gangguan elektrolit


7. Sebutkan indikasi pemasangan ventilasi mekanik pada pasien gagal nafas

  • Apnea dengan henti napas
  • Takipnea dengan laju pernapasan> 30 napas per menit
  • Tingkat kesadaran terganggu atau koma
  • Kelelahan otot pernapasan
  • Ketidakstabilan hemodinamik
  • Kegagalan oksigen tambahan untuk meningkatkan PaO2 hingga 55-60 mm Hg
  • Hypercapnea dengan pH arteri kurang dari 7,25


6. Jelaskan penatalaksaaan gagal nafas

Langkah-langkah pendukung yang tergantung pada  manajemen saluran udara untuk mempertahankan ventilasi yang memadai dan koreksi kelainan gas darah

  • Koreksi Hipoksemia

Tujuannya adalah untuk menjaga oksigenasi jaringan yang memadai, umumnya dicapai dengan tekanan oksigen arteri (PaO2) 60 mm Hg atau saturasi oksigen arteri (SaO2) sekitar 90%.

Suplementasi oksigen yang tidak terkontrol dapat menyebabkan keracunan oksigen dan narkosis CO2 (karbon dioksida). Jadi konsentrasi oksigen yang diilhami harus disesuaikan pada tingkat terendah yang cukup untuk oksigenasi jaringan.

Oksigen dapat diberikan melalui beberapa rute tergantung pada situasi klinis di mana kita dapat menggunakan kanula hidung, masker wajah sederhana, masker nonrebreathing, atau kanula hidung aliran tinggi.

Oksigenasi membran ekstrakorporeal mungkin diperlukan dalam kasus-kasus refraktori.

  • Koreksi hiperkapnia dan asidosis pernapasan

Ini dapat dicapai dengan mengobati penyebab yang mendasarinya atau memberikan dukungan ventilasi.

  • Dukungan ventilasi untuk pasien dengan gagal napas
Tujuan dukungan ventilator pada gagl napas adalah:
Hipoksemia yang benar
Asidosis pernapasan akut yang benar
Mengistirahatkan otot-otot ventilasi


5. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada gagal nafas?

  • Gas darah arteri (ABG) wajib untuk mengkonfirmasi diagnosis kegagalan pernapasan.
  • Radiografi thoraks diperlukan karena dapat mendeteksi lesi dinding parenkim paru, pleura, dan paru.
  • Investigasi yang diperlukan untuk mendeteksi penyebab kegagalan pernapasan yang mendasarinya meliputi:

Hitung darah lengkap (CBC)

Biakan dahak, darah dan urin

Elektrolit darah dan tes fungsi tiroid

Tes fungsi paru

Elektrokardiografi (EKG)

Ekokardiografi

Bronkoskopi

4. Sebutkan tanda dan gejala gagal nafas tipe 1 dan tipe 2

  • Gejala dan tanda-tanda hipoksemia
Dispnea, cepat marah
Kebingungan, mengantuk, cocok
Takikardia, aritmia
Takipnea
Sianosis

  • Gejala dan tanda-tanda hiperkapnia
Sakit kepala
Perubahan perilaku
Koma
Asterixis
Papilloedema
Ekstrimitas hangat

3. Jelaskan patofisiologi terjadinya gagal nafas

Hipoventilasi: di mana PaCO2 dan PaO2 dan gradien PO2 alveolar –arterial normal. Depresi SSP dari obat-obatan adalah contoh dari kondisi ini.

Ketidakcocokan V / P: ini adalah penyebab paling umum dari hipoksemia. Administrasi. Dari 100% O2 menghilangkan hipoksemia.

Shunt: terdapat hipoksemia persisten meskipun terhirup O2 100%. Dalam kasus shunt, darah terdeoksigenasi (darah vena campuran) memotong alveoli tanpa diberi oksigenasi dan bercampur dengan darah teroksigenasi yang telah mengalir melalui alveoli berventilasi, dan ini menyebabkan hipoksemia seperti pada kasus edema paru (kardiogenik atau nonkardiogenik), pneumonia dan atelektasis


2. Sebutkan etiologi gagal nafas

Penyebab SSP karena depresi dorongan saraf untuk bernafas seperti dalam kasus overdosis narkotika dan obat penenang.

Gangguan pada sistem saraf tepi: Otot pernapasan, dan kelemahan dinding dada seperti pada kasus sindrom Guillian-Barre dan myasthenia gravis.

Obstruksi saluran napas atas dan bawah: karena berbagai penyebab seperti pada kasus eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik dan asma bronkial berat akut

Abnormalitas alveoli yang menyebabkan gagal napas tipe 1 (hipoksemik) seperti pada kasus edema paru dan pneumonia berat.


1. Jelaskan perbedaan gagal nafas tipe 1 (hypoxemic) dan tipe 2 (hypercapnic)

  • Kegagalan pernapasan tipe 1 (hipoksemik): di mana PaO2 <60 mmHg dengan PaCO2.normal atau subnormal. Pada tipe ini pertukaran gas terganggu pada tingkat membran aveolo-kapiler. Contoh kegagalan pernapasan tipe I adalah edema paru karsinogenik atau non-kardiogenik dan pneumonia berat.
  • Tipe 2 (hypercapnic) gagal napas: di mana PaCO2> 50 mmHg. Hipoksemia sering terjadi dan ini disebabkan oleh kegagalan pompa pernapasan.

(sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526127/)



In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by HENGKI ANGGARA PUTRA 1610201078 -

izin menjawab pertanyaan no 1.

Gagal napas tipe I dihubungkan dengan defek primer pada oksigenasi sedangkan gagal napas tipe II dihubungkan

dengan defek primer pada ventilasi.


Surjanto, et al.,THE RELATIONSHIP BETWEEN UNDERLYING DISEASE OF RESPIRATORY FAILURE WITH THE TREATMENT’S OUTCOME ON HOSPITALIZED PATIENTS

IN Dr. MOEWARDI HOSPITAL SURAKARTA

In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by HENGKI ANGGARA PUTRA 1610201078 -

izin menjawab no. 5

Sebutkan pemeriksaan penunjang pada gagal nafas!

1. Gas darah arteri (ABG) wajib untuk mengkonfirmasi diagnosis kegagalan pernapasan.

2. Radiografi thoraks diperlukan karena dapat mendeteksi lesi dinding parenkim paru, pleura, dan paru.

3. Investigasi yang diperlukan untuk mendeteksi penyebab kegagalan pernapasan yang mendasarinya meliputi:

a. Hitung darah lengkap (CBC)

b. Biakan dahak, darah dan urin

c. Elektrolit darah dan tes fungsi tiroid

d. Tes fungsi paru

e. Elektrokardiografi (EKG)

f. Ekokardiografi

g. Bronkoskopi


In reply to Dwi Prihatiningsih, S. Kep., Ns., M. Ng.

Re: Diskusi Gagal Nafas Kelas B

by HENGKI ANGGARA PUTRA 1610201078 -

izin menjawab pertanyaan no 3

Penyebab umum gagal napas tipe I (hipoksemi) 

- Emfisema dan bronkitis kronis (PPOK) 

- Pneumonia 

- Edema pulmoner 

- Asma

 - Pneumothorak 

- Emboli paru 

- Hipertensi arteri pulmoner 

- Pneumokoniosis 

- Penyakit paru granuloma

 - Penyakit jantung kongenital sianosis 

- Bronkiekstasi 

- Sindrom distres pernapasan akut 

- Sindrom emboli lemak 

- Kiposkoliosis 

- Obesitas 


6. Penyebab umum gagal napas tipe II (hiperkapni)

 - Emfisema dan bronkitis kronis (PPOK) 

- Asma yang berat 

- Overdosis obat 

 - Tetanus