Pertemuan E-Learning 3 - Teknik Reportase: 2 Bagian + 7 Rincian Langkah Coroner I 00 Desember 2019, 08.00 - 20.00 WIB I Dosen: Drs. Subagio, M.A.

Diskusi

Diskusi

by Ade Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali -
Number of replies: 5

Assalamualaikum Wr. Wb. 

Silahkan untuk mengupload naskah penulisa jurnalisme investigasi: 

Pendahuluan (latar belakang, tujuan dan rumusan masalah) ditambahkan dengan kajian pustaka yang berisikan review jurnal

In reply to Ade Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali

Re: Diskusi

by MEI ANDRIYANI 1610901002 -

Mei Andriyani dan Ellyda A Kun Kharisma mempersembahkan:

              BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

           Trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang umumnya dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin kesehatan pejalan kaki yang bersendiri. Direktur Jenderal Bina Marga No. 76 / KPTS / DB / 1999 tanggal 20 Desember 1999 yang berkaitan dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak di daerah perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan mencari lalu lintas kendaraan.

            Pejalan kaki biasanya bercampur dalam area lalu lintas di mana mereka jika mereka bercampur dengan kendaraan. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari pembuatan trotoar atau manajemen untuk mengakses pejalan kaki dari arus kendaraan, tanpa gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar.

            Fenomena yang ada saat ini adalah untuk menjadi lahan parkir, juga untuk tempat melintasnya kendaraan roda dua. Penggunaan trotoar sebagai lahan parkir tidak sesuai dengan izin pengadaan ruang parkir dalam dinas tata ruang kota Yogyakarta. Hal itu adalah pengembangan dari berbagai pihak, terkhusus bagi pejalan kaki dan pengelola parkir.

            Bagi pejalan kaki, trotoar yang sedianya untuk pejalan kaki sebagai tempat parkir mobil dan motor. Jelas-jelas jelas dan jelas pejalan kaki karena hampir tidak menyisakan area untuk pejalan kaki yang ingin lewat. Tidak hanya Fitur pejalan kaki, penggunaan trotoar sebagai lahan parkir pastinya juga sangat parah terhadap disabilitas manusia. Pejalan kaki yang tidak berkhasiat khusus sudah sulit atau kurang nyaman dengan adanya kendaraan yang berada di tempat pertama, terlebih penyandang disabilitas yang sudah pasti mereka akan mengalami kesulitan dalam menggunakan jalan.

            Penggunaan trotoar untuk berdagang juga merupakan kekeliruan, hal ini termasuk fungsi-fungsi umum yang digunakan untuk kelancaran dan lalu lintas yang disebut tempat berjualan. Contoh penggunaan trotoar sebagai tempat berdagang yang sudah dibudidayakan antara lain adalah sunmor (Minggu pagi) UGM Yogyakarta, pedagang kaki lima di daerah Maliboro, dan masih banyak lagi Masyarakat Yogyakarta yang menggunakan trotoar sebagai tempat berdagang dan pengalih fungsian lain dari trotoar yang tidak semestinya untun dilakukan.Oleh karena itu, kami akan menginvestigasi mana saja trotoar yang oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingannya sendiri dan belum mendapatkan izin dari pemerintah.

Rumusan Masalah

            1. Trotoar mana sajakah yang dialihfungsikan oleh masyarakat?

            2. Adakah peraturan yang mengatur dan menjelaskan tentang fungsi trotoar yang sebenarnya?

Tujuan

            1. Untuk mengetahui trotoar mana saja yang dialihfungsikan.

            2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang fungsi trotoar yang sebenarnya.

Kajian Teori dan Metode Penelitian

Pengertian Komunikasi Persuasif

            Istilah persuasif diambil dari kata bahasa Inggris “persuasi” yang juga berasal dari bahasa latin “persuasio”, persuasi mengandung bujukan, merayu, keseimbangan dan lain sebagainya. Sangat umum persuasif dapat diartikan untuk melakukan perubahan sikap menggunakan pesan, kata kunci pada komunikator dan pendengar. Jadi komunikasi persuasif lebih jelasnya merupakan komunikasi yang membantu untuk mengubah sikap penerima melalui penggunaan pesan yang dilakukan oleh pengirim.

            Dalam buku Komunikasi Antarmanusia edisi V, De Vito (2010: 112) menjelaskan, komunikasi persuasif sebagai komunikasi yang mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya, memberikan ilustrasi dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi, tujuan pokoknya adalah memperkuat atau mengubah sikap dan perilaku, menggunakan fakta-fakta, pendapat, dan himbauan motivasional harus merupakan tujuan persuasifnya. Dari penjelasan tersebut, De Vito mengungkap dua jenis tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan komunikasi persuasif. Tujuannya adalah untuk mengubah sikap atau perilaku penerima atau untuk memotivasi perilaku penerima.

           Metode Penelitian

           Penelitian ini menggunakan metode survei. Suharto (2003: 99) mengemukakan bahwa metode survei dideskripsikan untuk mengumpulkan data hasil survei dengan menonton sederhana. Selanjutnya, penulis menggolongkan kejadian-kejadian tersebut berdasarkan pengamatan teks, dan pengamatan fisik. Penulis menggunakan metode survey deskriptif yang di tujukan untuk menginterpretasikan pengalihfungsian trotoar.