Assalamualaikum Wr. Wb.
Silahkan untuk mengupload naskah penulisa jurnalisme investigasi:
Pendahuluan (latar belakang, tujuan dan rumusan masalah) ditambahkan dengan kajian pustaka yang berisikan review jurnal
Numpang parkir di Jogja
1. Astri Wulandari (1610901001)
2. Hanif Alghazy Bagasmayong (1610901009)
bapak maaf telat tadi waktu ngirim error
nama kelompok
ulfi lulu nuraini 1610901016
rafida luthfi azmi 1610901027
Mei Andriyani dan Ellyda A Kun Kharisma mempersembahkan:
BAB 1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang umumnya dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin kesehatan pejalan kaki yang bersendiri. Direktur Jenderal Bina Marga No. 76 / KPTS / DB / 1999 tanggal 20 Desember 1999 yang berkaitan dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak di daerah perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan mencari lalu lintas kendaraan.
Pejalan kaki biasanya bercampur dalam area lalu lintas di mana mereka jika mereka bercampur dengan kendaraan. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari pembuatan trotoar atau manajemen untuk mengakses pejalan kaki dari arus kendaraan, tanpa gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar.
Fenomena yang ada saat ini adalah untuk menjadi lahan parkir, juga untuk tempat melintasnya kendaraan roda dua. Penggunaan trotoar sebagai lahan parkir tidak sesuai dengan izin pengadaan ruang parkir dalam dinas tata ruang kota Yogyakarta. Hal itu adalah pengembangan dari berbagai pihak, terkhusus bagi pejalan kaki dan pengelola parkir.
Bagi pejalan kaki, trotoar yang sedianya untuk pejalan kaki sebagai tempat parkir mobil dan motor. Jelas-jelas jelas dan jelas pejalan kaki karena hampir tidak menyisakan area untuk pejalan kaki yang ingin lewat. Tidak hanya Fitur pejalan kaki, penggunaan trotoar sebagai lahan parkir pastinya juga sangat parah terhadap disabilitas manusia. Pejalan kaki yang tidak berkhasiat khusus sudah sulit atau kurang nyaman dengan adanya kendaraan yang berada di tempat pertama, terlebih penyandang disabilitas yang sudah pasti mereka akan mengalami kesulitan dalam menggunakan jalan.
Penggunaan trotoar untuk berdagang juga merupakan kekeliruan, hal ini termasuk fungsi-fungsi umum yang digunakan untuk kelancaran dan lalu lintas yang disebut tempat berjualan. Contoh penggunaan trotoar sebagai tempat berdagang yang sudah dibudidayakan antara lain adalah sunmor (Minggu pagi) UGM Yogyakarta, pedagang kaki lima di daerah Maliboro, dan masih banyak lagi Masyarakat Yogyakarta yang menggunakan trotoar sebagai tempat berdagang dan pengalih fungsian lain dari trotoar yang tidak semestinya untun dilakukan.Oleh karena itu, kami akan menginvestigasi mana saja trotoar yang oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingannya sendiri dan belum mendapatkan izin dari pemerintah.
Rumusan Masalah
1. Trotoar mana sajakah yang dialihfungsikan oleh masyarakat?
2. Adakah peraturan yang mengatur dan menjelaskan tentang fungsi trotoar yang sebenarnya?
Tujuan
1. Untuk mengetahui trotoar mana saja yang dialihfungsikan.
2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang fungsi trotoar yang sebenarnya.
Kajian Teori dan Metode Penelitian
Pengertian Komunikasi Persuasif
Istilah persuasif diambil dari kata bahasa Inggris “persuasi” yang juga berasal dari bahasa latin “persuasio”, persuasi mengandung bujukan, merayu, keseimbangan dan lain sebagainya. Sangat umum persuasif dapat diartikan untuk melakukan perubahan sikap menggunakan pesan, kata kunci pada komunikator dan pendengar. Jadi komunikasi persuasif lebih jelasnya merupakan komunikasi yang membantu untuk mengubah sikap penerima melalui penggunaan pesan yang dilakukan oleh pengirim.
Dalam buku Komunikasi Antarmanusia edisi V, De Vito (2010: 112) menjelaskan, komunikasi persuasif sebagai komunikasi yang mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya, memberikan ilustrasi dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi, tujuan pokoknya adalah memperkuat atau mengubah sikap dan perilaku, menggunakan fakta-fakta, pendapat, dan himbauan motivasional harus merupakan tujuan persuasifnya. Dari penjelasan tersebut, De Vito mengungkap dua jenis tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan komunikasi persuasif. Tujuannya adalah untuk mengubah sikap atau perilaku penerima atau untuk memotivasi perilaku penerima.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei. Suharto (2003: 99) mengemukakan bahwa metode survei dideskripsikan untuk mengumpulkan data hasil survei dengan menonton sederhana. Selanjutnya, penulis menggolongkan kejadian-kejadian tersebut berdasarkan pengamatan teks, dan pengamatan fisik. Penulis menggunakan metode survey deskriptif yang di tujukan untuk menginterpretasikan pengalihfungsian trotoar.