STRUKTUR PELAKSANAAN
1. Kuliah Teori
Kuliah teori konsep dasar fisiologi, prinsip hemostasis dan hemodinamis, fisiologi sistem gerak tubuh (yang terdiri dari sistem musculoskeletal, sistem panca indra dan sistem syaraf), fisiologi sistem kardiorespirasi dan gastrointestinal (yang terdiri dari sistem kardiovaskuler, sistem respirasi dan system gastrointestinal) dan fisiologi sistem endokrin dan metabolisme, serta adaptasi fisiologis di tiap siklus kehidupan.
2. Kuliah E-Learning
Aktivitas perkuliahan dalam bentuk e-learning ini pembelajaran yang dilakukan secara virtual. Dosen dan mahasiswa tidak harus bertatap muka secara langsung dikelas. Perkuliahan bisa menggunakan LMS UNISA Yogyakarta yaitu lensa.unisayogya.ac.id
3. Tutorial
Tutorial merupakan salah satu kegiatan pada strategi pembelajaran dengan metode PBL (Problem Based Learning). Proses pembelajaran pada metode ini berpusat pada mahasiswa (Student Center Learning). Manfaat metode PBL antara lain memberikan bantuan mahasiswa simulasi berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna sehingga dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk melakukan analisis dan keterampilan mengatasi masalah, selain itu juga membelajarkan mahasiswa perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang dewasa, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim dan meningkatkan kemampuan mahasiswa belajar aktif mandiri.
Proses tutorial dilaksanakan dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari 10-15 mahasiswa. Setiap mahasiswa secara bergiliran bertugas menjadi ketua, sekretaris dan anggota kelompok. Dalam pelaksanaan diskusi tutorial, didampingi satu orang tutor sebagai fasilitator yang akan membantu proses diskusi untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditentukan.
Adapun tugas dan fungsi masing-masing peran adalah:
a. Tutor/Fasilitator :
1) Memotivasi semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam diskusi
2) Membantu ketua dalam mempertahankan kedinamisan kelompok dan memanfaatkan waktu sebaik-bainya
3) Mencegah side tracking
4) Memastikan bahwa kelompok telah mencapai learning objective atau tujuan belajar sesuai yang diharapkan
5) Mengecek pemahaman peserta diskusi
6) Menilai penampilan peserta didik saat proses diskusi.
b. Ketua /chair:
1) Memimpin proses kerja kelompok
2) Meningkatkan seluruh kegiatan anggota tim untuk berpartisipasi dalam kelompok.
3) Mempertahankan kelompok agar tetap dinamis
4) Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
5) Meyakinkan semua tugas kelompok sudah dikerjakan dengan baik
6) Meyakinkan bahwa sekretaris dapat mencatat hasil aktivitas kelompok dengan akurat
c. Sekretaris /scribe:
1) Mencatat point-point yang dibuat kelompok
2) Membantu kelompok
3) Berpartisipasi dalam diskusi
4) Mencatat semua sumber bacaan yang digunakan kelompok dalam berdiskusi
d. Anggota/ member:
1) Mengikuti setiap tahapan proses secara berurutan
2) Berpartisipasi dalam diskusi
3) Mendengarkan dan berkontribusi pada orang lain (kelompok)
4) Bertanya dengan pertanyaan terbuka
5) Meneliti atau melihat kembali semua tujuan belajar (learning objective)
6) Sharing informasi dengan teman lain
Dalam diskusi kelompok, mahasiswa diminta memecahkan masalah yang terdapat pada skenario yaitu dengan mengikuti metode “Seven Jumpsâ€, terdiri dari 7 langkah pemecahan masalah yaitu:
Step 1 | : | Clarifying unfamiliar terms Mengklarifikasi istilah atau konsep; istilah-istilah dalam scenario yang belum jelas atau yang menyebabkan banyak interpretasi ditulis dan diklarifikasi terlebih dahulu. |
Step 2 | : | Problem definition Masalah yang ada dalam scenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas (bisa dalam bentuk pertanyaan) |
Step 3 | : | Brainstorming Pada langkah ini setiap anggota kelompok melakukan brainstorming mengemukakan penjelasan tentative terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan di step 2 dengan menggunakan pre-exiting knowledge |
Step 4 | : | Analyzing the problem Mahasiswa memberikan penjelasan secara sistematis terhadap jawaban pada step 3, bisa juga dengan saling menghubungkan antar konsep, klasifikasikan jawaban atas pertanyaan, menarik kesimpulan dari masalah yang sudah dianalisis pada step 3. |
Step 5 | : | Formulating learning issues Menetapkan tujuan belajar (learning objective); informasi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dirumuskan den disusun secara sistemastis sebagai tujuan belajar |
Step 6 | : | Self Study Mengumpulkan informasi tambahan dengan belajar mandiri; kegiatan mengumpulkan informasi tambahan dilakukan dengan mengakses informasi dari internet, jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar. |
Step 7 | : | Reporting Mensintesis atau menguji informasi baru; mensintesis, mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar setiap anggota kelompok. |
Sedangkan teknis pelaksanaan kegiatan pembelajaran tutorial sebagai berikut:
a. Setiap skenario diselesaikan dalam tiga minggu dengan 2 kali pertemuan.
b. Step 1-5 dilaksanakan pada pertemuan pertama dihadiri oleh tutor.
c. Step 6 dilaksanakan antara pertemuan pertama dan kedua, dengan belajar mandiri tanpa kehadiran tutor.
d. Step 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua bersama dengan tutor.
e. Pentingnya learning atmosphere : keterbukaan dan kebersamaan dalam belajar kelompok, mahasiswa berperan aktif dalam setiap diskusi, bebas mengemukakan pendapat, tanpa khawatir dianggap salah, diremehkan atau pendapatnya dinilai tidak bermutu oleh teman-temannya.
4. Pembelajaran Mandiri
Aktivitas pembelajaran mandiri merupakan inti dari kegiatan pembelajaran yang didasarkan pada paradigma pembelajaran mahasiswa aktif (student centered learning- SCL). Dalam hal ini secara bertahap, mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk belajar secara mandiri (tidak harus menunggu pemberian materi oleh dosen).
5. Kuliah dan Konsultasi Pakar
Kuliah diberikan dalam rangka penataan pengetahuan/informasi yang telah diperoleh oleh mahasiswa. Kuliah pakar akan berhasil tepat guna apabila dalam saat itu (pertemuan mahasiswa dengan pakar), mahasiswa aktif mengungkapkan hal-hal yang ingin dipahami. Selain itu konsultasi dengan pakar juga bisa dilakukan, pada kesempatan ini, mahasiswa diberikan kesempatan secara perorangan atau kelompok untuk mendiskusikan secara khusus mengenai suatu informasi dengan pakar yang bersangkutan. Diharapkan mahasiswa akan mendapat pemahaman yang lebih mantap sesuai dengan informasi yang didiskusikan.
6. Seminar
Mahasiswa mempresentasikan materi yang telah ditentukan dilanjutkan dengan diskusi, pada akhir sesi seminar dosen akan memberikan masukan dan penguatan terkait dengan materi tersebut.
7. Case Based Learning
Penggunaan pendekatan berbasis kasus yang melibatkan siswa dalam diskusi dari situasi yang spesifik dan contoh kejadian nyata di dunia. Metode ini berpusat pada siswa dan melibatkan secara intens interaksi antara peserta diskusi. Pembelajaran berbasis kasus focus pada membangun pengetahuan dan kerja kelompok dalam menguji kasus. Peran guru sebagai fasilitator dan siswa terlibat dalam kasus untuk menganalisis menurut perspektifnya.
8. Quiz
Strategi pembelajaran yang diberikan oleh dosen terhadap peserta didik dengan memberikan soal-soal pada proses pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah diajarkan dengan dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
9. Penugasan
Penugasan dilaksanakan pada materi yang diperlukan pembahasan lebih mendalam dengan harapan mahasiswa memiliki waktu lebih banyak dengan belajar mandiri melalui berbagai referensi yang pengumpulannya melalui e-learning.