Kelas C

Brain Cancer n Brain Injury

Brain Cancer n Brain Injury

by nurwahida puspitasari -
Number of replies: 91

Assalamu'alaikum wr.wb.............

salam sehat semuanya.....

berikut adalah forum perkuliahan teori tentang brain injury n brain cancer.....

silahkan PPT yg sudah saya bagikan untuk di baca....

setelah dibaca, silahkan jawab pertanyaan berikut ini:

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya.......

tolong pertanyaan di atas di jawab di dalam forum ini ya.......

semngat belajar ...........

wassalamu'alaikum...wr...wb


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301169 IKE RAHMAWATI -
Waalaikumsalam baik ibu
In reply to 1810301169 IKE RAHMAWATI

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301169 IKE RAHMAWATI -

Izin menjawab ibu

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Untuk menangani problematika yang dialami pasien. Seperti Adanya Spastisitas, Penurunan kognitif, Penurunan koordinasi, Penurunan motorik halus, Gangguan Keseimbangan, juga adanya Nyeri sehingga fisioterapi akan memberikan intervensi untuk menagani permasalahan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. 


2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya

Penatalaksanaan ft pd Brain cancer

a. PNF

Untuk mengurangi spastisitas dan meningkatkan kekuatan otot

b. Exercise Therapy

Untuk mengatasi gangguan fungsi dan gerak, mencegah timbulnya komplikasi.

c. Stretching Exercise

Untuk merelaksasikan otot yang tegang dan kaku.

d. Strengthening pada otot antagonis

Untuk penguatan guna meningkatkan kekuatan otot

e. Tapping

Untuk mengembalikan sistem neuromuscular. 

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301184 DAVID EMMANUEL ALDY MALELAK\n -

Baik bu, 


1. Untuk peran fisioterapi yang bisa di tangani ada terdapat beberapa hal, diantaranya seperti gangguan keseimbangan, kelumpuhan pada anggota ekstrimitas, lalu pada brain injury terdapat juga kesemutan... Dan mungkin terdapat dampak lain yang bisa dilihat setelah melewati pemeriksaan lebih lanjut. Sehingga peran fisioterapi cukup jelas dan signifikan untuk masalah tersebut. 

2. Penatalaksanaan yang bisa diberikan oleh fisioterapi, dilihat dri tanda dan gejala yang dialami oleh penderita brain injury n brain cancer : 

Pemberian elektrostimulasi dan juga terapi latihan khusus untuk membantu menstimulus ototnya yang terjadi kelumpuhan, selain itu membantu terkait dengan gangguan sistem saraf yng kurang bekerja secara maksimal. Selain itu pemberian aktif dan pasif excercise lalu pada fase pemulihan pasien di berikan juga terkait perubahan pada posisi pasien yang pastinya akan lama di bed restart, sehingga mencegah dekubitus, pada jangka panjang setelah pasien dapat berdiri atau bisa berdiri, untuk peningkatan dari keseimbangan pasien dengan beberapa latihan keseimbangan yng bisa di berikan oleh fisioterapi. 


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301130 PUTRI ANNISA SAVITRI -

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Untuk menangani permasalahan pada brain cancer seperti Adanya Spastisitas, penurunankognitif, Penurunankoordinasi, Penurunan motorik halus, gangguan Keseimbangan, Nyeri. Dan memberikan intervensi dan latihan untuk menangani permasalahan nya serta evaluasi dari pemberian intervensi. Edukasi juga diperlukan pasien.

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya.......

Pasien dengan brain cancer bisa diberikan

1. PNF untuk menstimulasi keberadaan atau sensasi sendi atau otot.

2. Exercise Therapy untuk melatih otot dan sendi

3. Stretching Exercise, untuk mengulurkan otot-otot agar tidak tegang.

4. Strengthening pada otot antagonis , untuk memperkuat otot

5. Arus Interferensial

6. Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301152 GIGIH BAKTI DARMAWAN -

1.Pada brain injury melakukan pemeriksaan  

Pemeriksaan..

• DATA SUBJEKTIF :

1. Keluhan pasien ?

2. Tanyakan mekanisme kejadian kepada saksikeluarga

3. muntah ? Amnesia ? Riw penyakit ?

• DATA OBJEKTIF :

A : Airway, Periksa kepatenan jalan napas pasien

B : Breathing, Frekuensi pernapasan? Kualitas pernapasan?

C : Circulation, Frekuensi nadi? Kualitas? Tekanan darah? Warna

kulit? Akral dingin / hangat?

D : Disability, GCS, Pupil

E : Eksposure, Laserasi, hematom ? Luka penyerta ?

F : Full Vital Signs, TD, N, R, S ?

G : Give Comfort, Apakah pasien memerlukan pengaman, bidai, 

selimut?

H : Head to Toe Assesment

I : Inspeksi, Adakah trauma Tulang belakang ?

Pada brain cancer FT bisa memberikan :

1. PNF

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis

5. Arus Interferensial

6. Tapping



2.PNF adalah salah satu metode terapi latihan yang dimanaksudkan untuk memfasilitasi pada sistem neuromuscular dengan merangsang propioseptif. Metode ini berusaha memberikan rangsangan-rangsangan yang sesuai dengan reaksi yang dikehendaki, yang pada akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi. Karena pada fase ini otak mengalami plastisitas yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan memodifikasi organisasi dan fungsional terhadap kebutuhan, yang biasa berlangsung terus sesuai kebutuhan .

 

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301161 FENI RAHMAH FITRI -

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Peran fisioterapi pada brain cancer diantaranya mengurangi nyeri, menangani Spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motorik halus, gangguan Keseimbangan

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya..

Penatalaksaan fisioterapi yg dapat diberikan pada pasien dengan masalah brain cancer diantaranya: PNF, Exercise Therapy, Stretching Exercise, Strengthening pada otot antagonis, Arus Interferensial, Tapping. Yg dimana terapi diatas untuk mengatasi masalah nyeri, gangguan keseimbangan, masalah kognitif, motorik halus, koordinasi, dll.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301182 RISALATU SALMA -

Izin menjawab bu 

a. Brithing Exercise 

Breathing exercise adalah salah satu bentuk latihan pernafasan yang ditujukan untuk mencegah penurunan fungsional system respirasi. Deep breathing exercise bertujuan untuk meningkatkan volume paru, meningkatkan dan redistribusi ventilasi, mempertahankan alveolus agar tetap mengembang, meningkatkan oksigenasi, membantu membersihkan sekresi mukosa, mobilisasi sangkar thorak, dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan serta efisiensi dari otot-otot pernafasan (Levenson,1992). 

Pelaksanaannya yaitu posisi pasien half lying dengan kepala berada diatas bantal. Terapis berada disamping pasien dan memberi aba-aba kepada pasien. Pasien diminta untuk menarik nafas sedalam mungkin melalui hidung dimulai dari akhir ekspirasi kemudian mengeluarkannya secara rileks melalui mulut. Setiap latihan dapat dilakukan 8 hitungan, 2x pengulangan

b. Pengaturan posisi tidur

Tujuannya yautu until mencegah spastisitas dan mengontrol pola sinergis

c. Mobilisasi dini dengan latihan gerak passive dan aktif




In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301121 ELLYA FIRZATULLAH -

1. Peran fisioterapi pada brain injury dan brain cancer

Jawab:

1.Mengurangi spastisitas

2. Meningkatkan  kognitif

3. Meningkatkan koordinasi

4. Meningkatkan motorik halus 5. Mengatasi Gangguan Keseimbangan

 6. MengurangiNyeri

2. Penatalaksaan fisioterapi pada brain injury dan brain cancer

1. PNF untuk memperbaiki fungsi motorik

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis 5. Arus Interferensial

6. Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301165 NEVIANA DIYASTITI -

Waalaikumsalam wr wb, baik bu

izin untuk menjawab pertanyaan bu

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Peran fisioterapi adalah melakukan pelayanan pada kasus brain injury dan brain cancer yang ditujukan kepada individu dan/atau . kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak-fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan.

Menangani problematika pada kasus tersebut seperti, adanya spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi dan nyeri. serta memberikan intervensi kepada pasien dan memberikan edukasi kepada pasien

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya.......

a. Pemberian PNF

Teknik PNF ini berguna untuk penurunan spastisitas dan meningkatkan kekuatan otot

b. Pemberian exercise therapy

Exercise ini untuk meningkatkan kemampuan fungsional dan dapat meningkatkan kekuatan otot.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301137 AYUNDA HUSNUN HAIFA -

1. Apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Untuk peran fisioterapi adalah menangani seperti adanya spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motorik halus, gangguan keseimbangan, dan nyeri.

2. Penatalaksanaan fisioterapi pada Brain Injury :

1. Positioning

Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk: (1) mencegah decubitus, (2)mencegah komplikasi paru, (3) mencegah timbulnya batu kandung kemih, (4)mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

2. Passive ROM exercise

Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampumelakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis,complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM. Passive ROM dilakukan untuk mengurangi komplikasi immmobilisasi dengan tujuan:

A. Mempertahankan integritas sendi dan jaringan lunak

B. Meminimalkan efek terjadinya kontraktur

C. Mempertahankan elastisitas otot

D. Menurunkan nyeri

E. Membantu healing process setelah injury 


Intervensi Fisioterapi Brain Cancer :

1. PNF

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis

5. Arus Interferensial

6. Tapping

Stretching

Tujuan : Mencegah kontraktur otot Teknik Pelaksanaan :

- Gerakkan sendi secara perlahan sampai pada batasketerbatasan.

- Stabilisasi pada bagian proksimal dan gerakkan pada bagian distal sendi.

- Untuk mencegah kompresi sendi selamastretching gunakan traksi derajat I untukmenggerakkan sendi.

- Terapkan stretch secara perlahan dan general padasendi yang bersangkutan.

- Lakukan sekitar 08-10 detik atau lebih.

- Lakukan force sesuai dengan toleransi pasien.

Dosis : Setiap hari (6x repetisi)



In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301128 ANNISSA FITRI ASTUTY -

1.Peran fisioterapi untu mengembalikan aktivitas fungsional, mempertahankan fungsi motorik san sensorik, menjaga keseimbanagan, mengurangi nyeri.

2. Positioning Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk mencegah decubitus, mencegah komplikasi paru, mencegah timbulnya batu kandung kemih, mencegah terjadinya thrombosis  mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

Latihan untuk penguatan otot diafragma, deep breathing exercise,dan variasi latihan yang ditujukan untuk meningkatkatkan kapasitas jantung dan paru akibat tirah baring lama pada pasien traumatic brain injury.

Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301133 WIDYAWATI -

Penatalaksanaan fisioterapi pada brain injury

1.Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan tujuan saling memberikan pengertian antar fisioterapis dengan pasien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003 48).

Tujuan komunikasi terapeutik yaitu membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaitu sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54).

a. Ikhlas (Genuiness)

Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.

b. Empati (Empathy)

Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien.  

Obyektif

dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan.

c. Hangat (Warmth)

Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.

Objektif komunikasi terapeutik adalah:

a. Membantu pasien dalam menjelaskan dan mengurangi beban fikiran dan perasaan.

b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang sesuai dengan arahan fisioterapis

c. Mengajak orang lain dan lingkungan sekitar untuk berkomunikasi dengan baik.

Untuk keberhasilan komunikasi terapeutik, maka fisioterapis harus memiliki pemahaman dalam bentuk:

a. Kesadaran diri.

b. Klarifikasi nilai.

c. Eksplorasi perasaan.

d. Kemampuan untuk menjadi contoh terhadap pasien

e. Motivasi diri

f. Rasa tanggung jawab dan etik.

2. Positioning

Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk: 

(1) mencegah decubitus, (2) mencegah komplikasi paru, (3) mencegah timbulnya batu kandung kemih, (4) mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

3. Infra Red

Infra Red merupakan alternatif terapi yang mempunyai penetrasi yang hanya berada pada tingkat superfisial jaringan saja. Diharapkan agar terjadi efek analgesik, efek anti imflamasi, efek sedatif, peningkatan suhu jaringan, efek rileksasi otot sehingga intensitas spasme menurun, dan efek vasodilatasi agar terjadi peningkatan blood flow.

4. Electrical Muscle Stimulation

EMS menggunakan arus listrik untuk merangsang otot-otot. Pulse listrik merangsang saraf untuk menghasilkan kontraksi otot alami. Hal ini dikenal sebagai latihan pasif. Perangkat EMS menghasilkan sinyal listrik yang merangsang saraf. Impuls ini dihasilkan oleh perangkat listrik dan disampaikan melalui elektroda yang ditempatkan pada kulit di dekat otot yang membutuhkan stimulasi. Dengan menempatkan bantalan di dekat kelompok otot tertentu, dan kemudian mengirimkan impuls dengan menggunakan perangkat EMS, otot-otot akan mulai berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi yang dihasilkan dari stimulasi jauh seperti kontraksi otot selama latihan rutin. Tegangan untuk titik- titik tekanan yang berbeda pada otot dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil stimulasi adalah perbaikan dan penguatan otot.

5. Breathing Exercise

Tujuan latihan exercise adalah meningkatkan otot diafragma yang lemah, penurunan ekspansi thoraks , penurunan daya tahan serta kelelahan dapat menghambat program terapi. Penurunan volume paru terjadi sekitar 30-40 % pada penderita traumatic brain injury. Oleh karena itu diperlukan latihan untuk penguatan otot diafragma, deep breathing exercise,dan variasi latihan yang ditujukan untuk meningkatkatkan kapasitas jantung dan paru akibat tirah baring lama pada pasien traumatic brain injury.

Teknik breathing exercise mengikuti pola gerakan chest pasien, dan pada akhir ekspirasi ditambahkan dengan fibrasi. Sehingga membantu merangsang kerja otot pernapasan dan menurunkan sekresi paru.

a. Segmen Apikal Expansion

Teknik Pelaksanaan: Posisi pasien supine lying. Fisioterapis menempatkan kedua tangan di clavicula. Perintahkan pasien untuk melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya dengan mendorong tangan fisioterapis, lalu perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut.

b. Segmen Right Middle/Lingula Expansion

Teknik Pelaksanaan: Posisi pasien supine lying. Fisioterapis menempatkan kedua tangannya di kiri dan kanan chest di bawah axilla. Perintahkan pasien untuk melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya dengan mendorong tangan fisioterapis, lalu perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut.

c. Segmen Lateral Lower Costa Expansion

Teknik Pelaksanaan: Posisi pasien supine lying. Fisioterapis menempatkan tangan di lateral lower costa. Perintahkan pasien untuk  melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya dengan mendorong tangan fisioterapis, lalu perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut.

6. Passive ROM Exercise

Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM. Passive ROM dilakukan untuk mengurangi komplikasi immmobilisasi dengan tujuan:

a. Mempertahankan integritas sendi dan jaringan lunak.

b. Meminimalkan efek terjadinya kontraktur.

c. Mempertahankan elastisitas mekanik otot.

d. Membantu sirkulasi dan vaskularisasi dinamik

e. Meningkatkan gerakan sinovial untuk nutrisi cartilago dan difusi material- material sendi.

f. Menurunkan nyeri.

g. Membantu healing proses setelah injuri atau pembedahan

h. Membantu mempertahankan gerakan pasien.

Teknik: Posisi tidur terlentang, kemudian fisioterapis memberikan gerakan pasif pada ekstremitas

7.Stretching

Streching adalah aktivitas meregangkan otot untuk meningkatkan fleksibilitas (kelenturan) otot, meningkakan jangkauan gerakan persendian, mencegah kontrakur dan membantu merileksasikan otot.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301140 HANIFAH ADELA -

Izin menjawab bu 

Peran fisioterapi adalah melakukan pelayanan pada kasus cedera otak dan kanker otak yang ditujukan kepada individu dan/atau . kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan mengetahui gerak-fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan.

Menangani problematika pada kasus-kasus tersebut seperti, adanya spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi dan nyeri. serta memberikan intervensi kepada pasien dan memberikan edukasi kepada pasien

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang diberikan pada pasien cedera otak n kanker otak, serta dibuktikan.......

Sebuah. Berikan PNF

Teknik PNF ini berguna untuk menurunkan spastisitas dan meningkatkan kekuatan otot

b. Pemberian terapi latihan

Latihan ini untuk meningkatkan kemampuan fungsional dan dapat meningkatkan kekuatan otot.

c. Stretching Exercise

d. Strengthening pada otot antagonis 

e.  Arus Interferensial

f. Tapping


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301129 MASRIA ABUBAKAR -

2. a. PNF untuk menstimulasi keberadaan atau sensasi sendi atau otot. 

b. Exercise Therapy untuk melatih otot dan sendi

c. Stretching Exercise, untuk mengulurkan otot-otot agar tidak tegang.

d. Strengthening pada otot antagonis , untuk memperkuat otot

e. Arus Interferensial

f. Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301124 LISDAWATY H. AKUBA -

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Untuk menangani permasalahan pada brain injury dan brain cancer : 

- Adanya Spastisitas

-  penurunankognitif

-Penurunankoordinasi

-  Penurunan motorik halus, 

- gangguan Keseimbangan,

- Nyeri. 

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya.......


1. PNF untuk menstimulasi keberadaan atau sensasi sendi atau otot.

2. Exercise Therapy untuk melatih otot dan sendi

3. Stretching Exercise, untuk mengulurkan otot-otot agar tidak tegang.

4. Strengthening pada otot antagonis , untuk memperkuat otot

5. Arus Interferensial

6. Tapping


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301191 DINDE GITA DAULATI -

Izin menjawab bu, moho maaf bila terdapat kekeliruan

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

A. BRAIN INJURY 

  • ASSESMENT 
    -
    Glasgow Coma Scale ( Kesadaran )
    - Pmeriksaan fisik (fraktur)
    - Riwayat trauma
    - Pemeriksaan peunjang (CT SCAN, BAER, PET)
    - Pemeriksaan menyeluruh (A-B-C-D-E-F-G-H-I)

  • INTERVENSI 
    -
    Motor Relearning Program
    - Standing on a tilt table
B. BRAIN CANCER 

  • ASSESMENT 
    - Pemeriksaan fisik (Asworth scale, Cognitive and Coordination test, Fine Motor test, Timed up and Go Test, VAS)
    - Pemeriaan Penunjang (Radiologi, Laboratorium)

  • INTERVENSI 
    -
    Spastisitas - Stretching Exercise
    - Kognitif - Cognitive Training
    - Koordinasi - Brain Gym 
    - Keseimbangan - Berg balance training, Tandem gait training, Balance exercise
    - Nyeri - Arus Interferensial, Tapping, 
    - Fine Motor - Fine Motor training and relearning

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya

A. BRAIN INJURY

  • Standing on a Tilt Table
    Intervensi pada tahap akut dan rehabilitatif setelah cedera otak traumatis dengan berdiri pada tilt table  bermanfaat untuk: mencegah pemendekan otot eksor plantar pergelangan kaki, eksor lutut, dan eksor pinggul, meningkatkan jumlah peregangan untuk eksors plantarfl, mencegah hilangnya kepadatan tulang pada tungkai bawah, meningkatkan volume paru-paru, meningkatkan kewaspadaan, dan mengatasi hipotensi postural setelah tirah baring lama.

    Tekanan darah, detak jantung, dan tingkat saturasi oksigen harus dipantau ketika akan menggunakan meja miring. Rentang perubahan yang diterima dalam parameter ini harus didiskusikan dengan: dokter yang merawat jika pasien memiliki parameter istirahat yang tidak normal. Ambil langkah-langkah dasar dan setiap 5 menit sepanjang sesi awal. Pasien harus dimiringkan hingga 30 derajat, dipantau selama 5 menit, lalu dimiringkan hingga 50 hingga 60 derajat dan dipantau. Bergantung kepadapemantauan, pasien dapat tetap pada tingkat ini untuk sesi pertama, atau dibawa ke kemiringan penuh jika: pasien waspada dan mengikuti perintah dan tidak melakukan tirah baring untuk waktu yang lama. Awalnya beberapa pasien hanya mampu mentolerir 10 menit berdiri di meja miring. kemudian ini umumnya dapat ditingkatkan menjadi antara 30 dan 60 menit.

B. BRAIN CANCER

  • Latihan kekuatan otot untuk mengurangi kelemahan otot
  • Peregangan otot untuk membantu memperpanjang otot yang tegang dan mengurangi kekakuan
  • Memperbaiki dan memvariasikan posisi untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi dan 
  • Transfer training (masuk dan keluar dari kursi roda, tempat tidur, mobil, mandi dan keluar masuk toilet)
  • Perangkat orthotic dan alat bantu berjalan untuk mendorong kaki terangkat ke atas saat melangkah dan mencegah cedera
  • Perawatan hidroterapi 
  • Functional Electical Stimulation (FES) untuk merangsang saraf yang menginervasi kaki dan membantu mengangkat kaki ke atas untuk meningkatkan kualitas berjalan

Sumber : 

Hassett, Leanne. 2005. Physiotherapy for the Acute Care Management of Traumatic Brain Injury An Information Package. Australia. Brain Injury Rehabilitation Unit - Liverpool Health Service Sydney, Australia

https://www.physio.co.uk/what-we-treat/neurological/conditions/brain-tumour.php

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301167 FIRNA ANTASYA ARDANA -

Izin menjawab bu

1. Apa peran ft pada kasus brain injuty dan brain cancer?
Jawaban : Peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer untuk mengembalikan kemampuan fungsi otak, meningkatkan kapasitas fisik, kemampuan fungsional dan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal yg berperan penting dalan proses pemulihan post brain injury dan brai cancer.

2. Contoh penatalaksanaan fisioterapi yang diberikan pada pasien brain injury n brain cancer serta alasannya?
Jawaban: Pasien dengan brain cancer bisa diberikan yaitu: 
- PNF untuk menstimulasi sensasi sendi atau otot. PNF ini terapi latihan yang dimaksudkan untuk memfasilitasi pada sistem neuromuscular dengan merangsang propioseptif agar mendapatkan gerakan yang terkoordinasi.
- Exercise Therapy untuk melatih otot dan sendi
- Stretching Exercise, untuk mengulurkan otot-otot agar tidak tegang.
- Strengthening pada otot antagonis , untuk memperkuat otot
- Arus Interferensial
- Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301167 FIRNA ANTASYA ARDANA -

Izin menjawab bu

1. Apa peran ft pada kasus brain injuty dan brain cancer?
Jawaban : Peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer untuk mengembalikan kemampuan fungsi otak, meningkatkan kapasitas fisik, kemampuan fungsional dan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal yg berperan penting dalan proses pemulihan post brain injury dan brai cancer.

2. Contoh penatalaksanaan fisioterapi yang diberikan pada pasien brain injury n brain cancer serta alasannya?
Jawaban: Pasien dengan brain cancer bisa diberikan yaitu: 
- PNF untuk menstimulasi sensasi sendi atau otot. PNF ini terapi latihan yang dimaksudkan untuk memfasilitasi pada sistem neuromuscular dengan merangsang propioseptif agar mendapatkan gerakan yang terkoordinasi.
- Exercise Therapy untuk melatih otot dan sendi
- Stretching Exercise, untuk mengulurkan otot-otot agar tidak tegang.
- Strengthening pada otot antagonis , untuk memperkuat otot
- Arus Interferensial
- Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301139 YULIA ASTUTI -

Izin menjawab Bu.

1. Peran fisioterapi pada Brain cancer 

Peran fisioterapi adalah melakukan pelayanan pada kasus brain injury dan brain cancer yang ditujukan kepada individu dan/atau . kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak-fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan.

Menangani problematika pada kasus tersebut seperti, adanya spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi dan nyeri. serta memberikan intervensi kepada pasien dan memberikan edukasi kepada pasien


2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya..

Penatalaksaan fisioterapi yg dapat diberikan pada pasien dengan masalah brain cancer diantaranya: PNF, Exercise Therapy, Stretching Exercise, Strengthening pada otot antagonis, Arus Interferensial, Tapping. Yg dimana terapi diatas untuk mengatasi masalah nyeri, gangguan keseimbangan, masalah kognitif, motorik halus, koordinasi, dll.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301151 GHIFARI RAIS AL VANDY -

1. Apa peran fisioterapi pada brain injury dan brain cancer? 

Peran ft sendiri pada kasus brain injury dan brain cancer ialah menangani :

- adanya spastisitas

- penurunan kognitif

- nyeri

- penurunan koordinasi


2. Contoh penatalaksanaan ft pada brain injury dan brain cancer serta alasannya... 

Pnf 

Pnf ini berguna untuk meningkatkan kekuatan otot. 

Exercise therapy 

Latihan ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot serta kemampuan fungsional

Stretching exercise 

Berfungsi untuk meregangkan otot-otot yang mengalami spasme agar otot juga tidak mengalami kekakuan yang berlebih. 

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301134 EKA NUR ANNISA -

Izin menjawab bu

Untuk menangani permasalahan pada brain injury dan brain cancer : 

- Adanya Spastisitas, penurunankognitif, Penurunankoordinasi,penurunan motorik halus, gangguan Keseimbangan, Sakit. 

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang diberikan pada pasien cedera otak n kanker otak, serta dibuktikan.......


1. PNF untuk merangsang keberadaan atau sensasi sendi atau otot.

2. Terapi Latihan untuk melatih otot dan sendi

3. Latihan Peregangan, untuk otot-otot agar tidak tegang.

4. Memperkuat otot antagonis , untuk memperkuat otot

5. Arus Interferensial


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301136 RURI RAHMA RIZKIANA -

2.  apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

- PNF untuk menstimulasi keberadaan atau sensasi sendi atau otot.

- Exercise Therapy untuk melatih otot dan sendi

- Stretching Exercise, untuk mengulurkan otot-otot agar tidak tegang.

- Strengthening pada otot antagonis , untuk memperkuat otot

- Arus Interferensial

- Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301176 ANIDA QURROTA A\'YUN -

1. Peran fisioterapi dalam kasus brain injury dan brain cancer disesuaikan dengan impairmen/problematika Fisioterapi yang di dapat saat assessment. Pada Brain cancer didapat :

1. Adanya Spastisitas

2. Penurunan kognitif

3. Penurunan koordinasi

4. Penurunan motorik halus

5. Gangguan Keseimbangan

6. Nyeri

peranan fisioterapi mempunyai tujuan untuk mengurangi spastisitas, meningkatkan fungsi kognitif, meningkatkan fungsi koordinasi, meningkatkan motorik halus, dan mengurangi gangguan keseimbangan serta menekan rasa nyeri.


2. PLF pada pasien brain cancer

1. PNF : salah satu metode terapi latihan yang dimanaksudkan untuk memfasilitasi pada sistem neuromuscular dengan merangsang propioseptif. Metode ini berusaha memberikan rangsangan-rangsangan yang sesuai dengan reaksi yang dikehendaki, yang pada akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi.

2. Exercise Therapy : mobilisasi dini

3. Stretching Exercise : meregangkan otot yang spasme

4. Strengthening pada otot antagonis : dari otot yang mengalami spasme/kaku, ada yang mengalami overstretch, maka perlu diseimbangkan dengan Strengthening

5. Arus Interferensial

6. Tapping : memperingan sakit saat bergerak, mengatasi cedera sendi dan peradangan bawah kulit



In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301181 MIA AGUSTINA -

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Peran fisioterapi yaitu untuk memulihkan atau meminimalkan gangguan sistem gerak dan fungsi tubuh akibat cedera atau penyakit untuk mencapai tingkat aktivitas fungsional. Pada kasus ini yaitu spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motoric halus, gangguan keseimbangan, adanya nyeri, kesulitan bernafas, respon emosional yang tidak baik dan lain sebgainya.

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya.

Pendekatan Intervensi Fisioterapi

1.  Komunikasi Terapeutik Komunikasi  terapeutik  termasuk  komunikasi  interpersonal  dengan tujuan  saling  memberikan  pengertian  antar  fisioterapis  dengan  pasien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi  yang direncanakan secara sadar, bertujuan  dan  kegiatannya  dipusatkan  untuk  kesembuhan  pasien  (Indrawati, 2003 48). Tujuan  komunikasi  terapeutik  yaitu  membantu  pasien  untuk memperjelas  dan  mengurangi  beban  perasaan  dan  pikiran  serta  dapat mengambil  tindakan  yang  efektif  untuk  pasien,  membantu  mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi  terapeutik yaitu sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54).

a.       Ikhlas (Genuiness) Semua  perasaan  negatif  yang  dimiliki  oleh  pasien  barus  bisa diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan  bantuan  kepada  pasien  untuk  mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.

b.      Empati (Empathy) Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif dalam  memberikan  penilaian  terhadap  kondisi  pasien  dan  tidak berlebihan.

c.       Hangat (Warmth)   Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam. 

Objektif komunikasi terapeutik adalah:

a.       Membantu pasien  dalam menjelaskan dan mengurangi beban fikiran dan perasaan.

b.      Mengurangi  keraguan,  membantu  dalam  hal  mengambil  tindakan  yang sesuai dengan arahan fisioterapis

c.       Mengajak orang lain dan lingkungan sekitar untuk berkomunikasi dengan baik.

Untuk  keberhasilan  komunikasi  terapeutik,  maka  fisioterapis  harus memiliki pemahaman dalam bentuk:

a.       Kesadaran diri.

b.      Klarifikasi nilai.

c.       Eksplorasi perasaan.

d.      Kemampuan untuk menjadi contoh terhadap pasien

e.       Motivasi diri

f.       Rasa tanggung jawab dan etik.

2.  Positioning Perubahan  posisi  sangat  penting  pada  penderita  Traumatic  brain  injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi.  Perubahan  posisi  ini  bertujuan  untuk:  (1)  mencegah  decubitus,  (2) mencegah  komplikasi  paru,  (3)  mencegah  timbulnya  batu  kandung  kemih,  (4) mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali. 

3.  Breathing Exercise Tujuan latihan exercise adalah meningkatkan otot diafragma yang lemah, penurunan  ekspansi  thoraks  ,  penurunan  daya  tahan  serta  kelelahan  dapat menghambat  program  terapi.  Penurunan  volume  paru  terjadi  sekitar  30-40  % pada penderita traumatic brain injury. Oleh karena itu diperlukan latihan untuk penguatan  otot  diafragma,  deep  breathing  exercise,dan  variasi  latihan  yang ditujukan untuk meningkatkatkan kapasitas jantung dan paru akibat tirah baring lama pada pasien traumatic brain injury. Teknik breathing exercise mengikuti pola gerakan chest pasien, dan pada akhir  ekspirasi  ditambahkan  dengan  fibrasi.  Sehingga    membantu  merangsang kerja otot pernapasan dan menurunkan sekresi paru. a.  Segmen Apikal Expansion Teknik  Pelaksanaan:  Posisi  pasien  supine  lying.  Fisioterapis menempatkan kedua tangan di clavicula. Perintahkan pasien untuk melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya  dengan  mendorong  tangan  fisioterapis,  lalu  perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut. b.  Segmen Right Middle/Lingula Expansion Teknik  Pelaksanaan:  Posisi  pasien  supine  lying.  Fisioterapis menempatkan  kedua  tangannya  di  kiri  dan  kanan  chest  di  bawah axilla.  Perintahkan  pasien  untuk  melakukan  expirasi  dan  fisioterapis memberi  tekanan  lembut  dengan  telapak  tangan.  Kemudian perintahkan  pasien  untuk  mengembangkan  chestnya  dengan mendorong tangan fisioterapis, lalu perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut. c.  Segmen Lateral Lower Costa Expansion Teknik  Pelaksanaan:  Posisi  pasien  supine  lying.  Fisioterapis menempatkan tangan di lateral lower costa. Perintahkan pasien untuk melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya  dengan  mendorong  tangan  fisioterapis,  lalu  perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut. 

4.  Passive ROM Exercise Passive  ROM  Exercise  baik  di  lakukan  pada  pasien  yang  tidak  mampu melakukan  gerakan  pada  suatu  segmen,  saat  pasien  tidak  sadar,  paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM.  Passive ROM dilakukan untuk mengurangi komplikasi immmobilisasi dengan tujuan: a.  Mempertahankan integritas sendi dan jaringan lunak. b.  Meminimalkan efek terjadinya kontraktur. c.  Mempertahankan elastisitas mekanik otot. d.  Membantu sirkulasi dan vaskularisasi dinamik e.  Meningkatkan gerakan sinovial untuk  nutrisi  cartilago dan difusi material-material sendi. f.  Menurunkan nyeri. g.  Membantu healing proses setelah injuri atau pembedahan h.  Membantu mempertahankan gerakan pasien. Teknik: Posisi tidur terlentang, kemudian fisioterapis memberikan gerakan pasif pada ekstremitas.

5.  Streching  adalah  aktivitas  meregangkan  otot  untuk  meningkatkan fleksibilitas  (kelenturan)  otot,  meningkakan  jangkauan  gerakan  persendian, mencegah kontrakur dan membantu merileksasikan otot.

6.  AAROMEX ( Active Assistive ROM Exercise) AAROMEX  adalah  jenis  AROM  dengan  bantuan  yang  diberikan secara manual  atau mekanik oleh gaya luar karena otot penggerak  utama membutuhkan  bantuan  untuk  menyelesaikan  gerakan.  Jika  pasien  memiliki otot yang lemah dan tidak mampu menggerakkan sendi melalui lingkup gerak yang  diinginkan,  AAROMEX digunakan  untuk memberikan bantuan yang cukup pada otot secara terkontrol dan hati-hati sehingga otot dapat berfungsi pada tingkat maksimumnya dan dikuatkan secara progresif. Teknik  :  Posisi  pasien  tidur  terlentang,  kemudian  fisioterapis memerintahkan  pasien  untuk  menggerakkan  ekstremitas  dengan  bantuan sedikit dari fisioterapis pada awal atau akhir gerakan jika ada kelemahan.

7.   Latihan Keseimbangan

Manfaat rehabilitasi kanker seperti peningkatan aspek keseimbangan, kinerja fungsional, dan pedoman untuk perawatan di masa depan (gambar dibuat menggunakan informasi dari Duregon et al 2018)

Perbaikan yang paling signifikan untuk kontrol postural adalah protokol latihan gabungan yang melibatkan daya tahan, kekuatan dan pelatihan sensorimotor. Selain itu, sesi olahraga menyebabkan peningkatan kualitas hidup dan kemandirian pasien.

Kontrol Keseimbangan Statis

Peningkatan signifikan dalam keseimbangan statis telah ditemukan terjadi ketika program memasukkan tiga komponen utama dalam setiap sesi latihan;

a.       Pelatihan sensorimotor dan latihan postural, seperti tugas yang membutuhkan stabilisasi

b.      Latihan rantai kinematik tertutup

c.       Pelatihan stabilitas berfokus pada keterlibatan inti selama latihan keseimbangan

Kontrol Keseimbangan Dinamis

Pelatihan olahraga untuk penderita kanker dapat meningkatkan keseimbangan dinamis atau kontrol postural selama gerakan.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301123 HARUM INDAH LESTARI -

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Tujuan

- Mengembalikan aktivitas fungsional penderita agar bisa kembali bekerja seperti biasanya

-Mengurangi nyeri

Prinsip Terapi

- Memperbaiki postur tubuh

- Melatih keseimbangan

- Melatih pola jalan

- Melatih Finger Motor Finger

Edukasi

- Memberikan wawasan kepada penderita untuk mewaspadai gerakan yang menimbulkan nyeri

- Mengajarkan postur yang benar dan ergonomi saat tidur dan duduk

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya.......

1. PNF untuk memperbaiki fungsi motorik

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis 5. Arus Interferensial

6. Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301179 AYU RAHMAH FADILLAH -

Izin menjawab untuk nomor 2 ibu

1. Breathing Exercise 

Breathing exercise adalah salah satu bentuk latihan pernafasan yang 

ditujukan untuk mencegah penurunan fungsional sistem respirasi. Tirah baring 

yang cukup lama dan toleransi aktivitas yang menurun mengakibatkan penurunan 

metabolisme secara umum. Hal ini dapat menurunkan kapasitas fungsional pada 

sistem tubuh dengan menifestasi klinis berupa sindroma imobilisasi, salah satunya 

pada sistem respirasi yang berupa penurunan kapasitas vital, penurunan ekspansi 

sangkar thorak, penurunan ventilasi volunter, gangguan mekanisme batuk (Saleem 

& Vallbona, 2001). 

Breathing exercise dilakukan sebelum dan sesudah latihan diberikan kepada 

pasien. Metode yang dipilih adalah deep breathing exercise. Deep breathing 

exercise adalah bagian dari brething exercise yang menekankan pada inspirasi 

maksimal yang panjang yang dimulai dari akhir ekspirasi dengan tujuan untuk 

meningkatkan volume paru, meningkatkan redistribusi ventilasi, mempertahankan 

alveolus agar tetap mengembang, meningkatkan oksigenasi, membantu 

membersihkan sekresi mukosa, mobilitas sangkar thorak, dan meningkatkan 

kekuatan dan daya tahan serta efisiensi dari otot-otot pernafasan (Levenson, 

1992). 

2. Latihan dengan mekanisme reflek postur 

Gangguan tonus otot (spastisitas) secara postural pada pasien stroke, dapat 

mengakibatkan gangguan gerak. Melalui latihan dengan mekanisme reflek postur 

dengan cara mengontrol spastisitas secara postural mendekati status normal, maka seseorang akan lebih mudah untuk melakukan gerakan volunter dan mengontrol 

spastisitas otot secara postural (Rahayu, 1992). 

Konsep dalam melakukan latihan ini adalah mengembangkan kemampuan 

gerak normal untuk mencegah spastisitas dengan menghambat gerakan yang 

abnormal dan mengembangkan kontrol gerakan (Rahayu, 1992). Dalam upaya 

melakukan penghambatan maka perlu adanya penguasaan teknik pemegangan 

(Key Point of Control) (Suyono, 1992). Bentuk latihannya antara lain : 

a) Mobilisasi trunk 

Menurut Davies (1990) salah satu latihan melalui mekanisme reflek postural 

adalah mobilisasi trunk seperti gerakan fleksi, ektensi, dan rotasi trunk. Latihan 

mobilisasi trunk merupakan komponen keseimbangan serta akan menghambat 

pola spastisitas melalui gerakan rileksasi dari trunk.. Salah satunya adalah latihan 

rotasi trunk, gerak rotasi merupakan komponen gerak yang sangat penting untuk 

menunjang fungsi tubuh (Suyono, 1992). 

b) Latihan menghambat pola spastisitas anggota gerak atas dan bawah 

Latihan menghambat pola spastisitas seperti latihan menghambat spastisitas 

pada lengan dan tungkai serta latihan mengontrol tungkai. Latihan ini bertujuan 

untuk menurunkan spastisitas serta dapat melakukan gerakan yang selektif hingga 

menuju ke aktivitas fungsional seperti latihan menghambat ektensor tungkai 

khususnya pada kaki untuk mempersiapkan tungkai saat berjalan agar tidak terjadi 

droop foot (Davies, 1985).


3. Latihan weight bearing 

Latihan weight bearing untuk mengontrol spastisitas pada ekstremitas dalam 

keadaan spastis. Melalui latihan ini diharapkan mampu merangsang kembali 

fungsi pada persendian untuk menyangga. Latihan ini berupa mengenalkan 

kembali bentuk permukaan benda yang bervariasi kepada sisi yang lumpuh agar 

kembali terbentuk mekanisme feed back gerakan yang utuh (Rahayu, 1992 ). 

Latihan weight bearing dapat dilakukan saat duduk dan berdiri. Latihan 

weight bearing saat duduk bisa melakukan gerak menumpu berat badan ke 

belakang, depan dan samping kanan serta kiri. Sedangkan latihan weight bearing

saat berdiri bisa melakukan gerakan menumpu berat badan kedepan dan belakang. 

Latihan weight bearing saat berdiri bertujuan untuk mempersiapkan latihan 

berjalan agar tidak ada keraguan dalam melangkah karena adanya spastisitas 

(Davies, 1985). 

4. Latihan keseimbangan dan koordinasi 

Latihan keseimbangan dan koordinasi pada pasien stroke stadium recovery 

sebaiknya dilakukan dengan gerakan aktif dari pasien dan dilakukan pada posisi 

terlentang, duduk dan berdiri. Latihan aktif dapat melatih keseimbangan dan 

koordinasi untuk membantu pengembalian fungsi normal serta melalui latihan 

perbaikan koordinasi dapat meningkatkan stabilitas postur atau kemampuan 

mempertahankan tonus ke arah normal (Pudjiastuti, 2003). Latihan keseimbangan 

dan koordinasi pada pasien stroke non haemoragik stadium recovery dapat dilakukan secara bertahap dengan peningkatan tingkat kesulitan dan penambahan 

banyaknya repetisi. 

Latihan keseimbangan dapat dilakukan pada posisi duduk dan berdiri. 

Latihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan reaksi keseimbangan 

equilibrium berbagai keadaan serta merupakan komponen dasar dalam 

kemampuan gerak untuk menjaga diri, bekerja dan melakukan berbagai kegiatan 

dalam kehidupan sehari-hari (Davies, 1985). Latihan keseimbangan dan 

koordinasi merupakan latihan yang saling berkaitan yang dapat menimbulkan 

gerak volunter (Rahayu, 1992). 

5. Latihan fungsional 

Pada pasien stroke non haemoragik stadium recovery terjadi gerak anggota 

tubuh yang lesi dengan total gerak sinergis sehingga dapat membatasi dalam gerak 

untuk aktivitas fungsional dan membentuk pola abnormal (Rahayu, 1992). 

Latihan fungsional dimaksudkan untuk melatih pasien agar dapat kembali 

melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa menggantungkan penuh 

kepada orang lain. Latihan fungsional berupa latihan yang berhubungan dengan 

kehidupan sehari-hari. Jika latihan fungsional dilakukan berulang – ulang akan 

menjadikan pengalaman yang relatif permanen atau menetap dan akhirnya akan 

menjadi sebuah pengalaman gerak yang otomatis (Suyono, 1992). 

Latihan fungsional seperti latihan briging, latihan duduk ke berdiri dan 

latihan jalan. Latihan briging untuk mobilisasi pelvis agar dapat stabil dan 

menimbulkan gerakan ritmis saat berjalan (Johnstone, 1987). Latihan duduk ke berdiri merupakan latihan untuk memperkuat otot-otot tungkai dan 

mempersiapkan latihan berdiri (Davies, 1985). Latihan jalan merupakan 

komponen yang sangat penting agar pasien dapat melakukan aktivitas berjalan 

dengan pola yang benar (Davies, 1985).

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301131 MAYA SHYNTYA DEWI -

1. Peran fisioterapi pada brain injury dan brain cancer 

Peran fisioterapi pada brain injury dan brain cancer adalah untuk menangani permasalahan yang terjadi pada tubuh akibat brain injury dan brain cancer seperti spastisitas, berkurangnya kemampuan koordinasi, gangguan keseimbangan, gangguan motorik kasar / halus, serta untuk mengembalikan fungsi tubuh.


2. Contoh penatalaksanaan pada brain injury dan brain cancer.

   

1. Positioning 

Perubahan posisi sangat penting pada penderita  brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk: (1) mencegah decubitus, (2) mencegah komplikasi paru, (3) mencegah timbulnya batu kandung kemih, (4) mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

2. Infra Red Infra Red merupakan alternatif terapi yang mempunyai penetrasi yang hanya berada pada tingkat superfisial jaringan saja. Diharapkan agar terjadi efek analgesik, efek anti imflamasi, efek sedatif, peningkatan suhu jaringan, efek rileksasi otot sehingga intensitas spasme menurun, dan efek vasodilatasi agar terjadi peningkatan blood flow.

3. Electrical Muscle Stimulation EMS menggunakan arus listrik untuk merangsang otot-otot. Pulse listrik merangsang saraf untuk menghasilkan kontraksi otot alami. Hal ini dikenal sebagai latihan pasif. 

4. Breathing Exercise Tujuan latihan exercise adalah meningkatkan otot diafragma yang lemah, penurunan ekspansi thoraks , penurunan daya tahan serta kelelahan dapat menghambat program terapi.

5.Passive ROM Exercise Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM. Passive ROM dilakukan untuk mengurangi komplikasi immmobilisasi.


Terima kasih

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301155 ARIEF MULYANTO LASALUTU -

Izin menjawab bu

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Peran fisioterapi pada brain cancer diantaranya mengurangi nyeri, menangani Spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motorik halus, gangguan Keseimbangan

2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya..

Penatalaksaan fisioterapi yg dapat diberikan pada pasien dengan masalah brain cancer diantaranya: PNF, Exercise Therapy, Stretching Exercise, Strengthening pada otot antagonis, Arus Interferensial, Tapping. Yg dimana terapi diatas untuk mengatasi masalah nyeri, gangguan keseimbangan, masalah kognitif, motorik halus, koordinasi, dll.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301148 IBNU FADLLU ZAENIL MUSTHOFA -

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?


Peran fisioterapi pada brain cancer diantaranya mengurangi nyeri, menangani Spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motorik halus, gangguan Keseimbangan


2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya


a. Pemberian PNF


Teknik PNF ini berguna untuk penurunan spastisitas dan meningkatkan kekuatan otot


b. Pemberian exercise therapy


Exercise ini untuk meningkatkan kemampuan fungsional dan dapat meningkatkan kekuatan otot.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301135 FADILLA YUSTISIA PUTRI SANTOSO -

Izin menjawab bu. 

Peran fisioterapi pada brain cancer atau kanker otak memberi kan intervensi sesuai dengan keluhan serta mengurangi keluhan pasien seperti adanya spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motorik halus, gangguan keseimbangan dan adanya nyeri. Serta mencegah komplikasi.

Penatalaksaan fisioterapi pada brain cancer yaitu dengan pemberian PNF. PNF bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi, menormalkan tonus otot (spastisitas) secara postural, memperbaiki keseimbangan, dan koordinasi, menanamkan pola gerak yang benar dan meningkatkan fungsional.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301132 GINA MARDHIYYAH -

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Brain Injury sebagai berikut :

1. Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan tujuan saling memberikan pengertian antar fisioterapis dengan pasien. 

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.Tujuan komunikasi terapeutik yaitu membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

2. Positioning

Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk: (1) mencegah decubitus, (2) mencegah komplikasi paru, (3) mencegah timbulnya batu kandung kemih, (4) mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

3. Infra Red

Infra Red merupakan alternatif terapi yang mempunyai penetrasi yang hanya berada pada tingkat superfisial jaringan saja. Diharapkan agar terjadi efek analgesik, efek anti imflamasi, efek sedatif, peningkatan suhu jaringan, efek rileksasi otot sehingga intensitas spasme menurun, dan efek vasodilatasi agar terjadi peningkatan blood flow.

4. Electrical Muscle Stimulation

EMS menggunakan arus listrik untuk merangsang otot-otot. Pulse listrik merangsang saraf untuk menghasilkan kontraksi otot alami. Hal ini dikenal sebagai latihan pasif. Perangkat EMS menghasilkan sinyal listrik yang merangsang saraf. Impuls ini dihasilkan oleh perangkat listrik dan disampaikan melalui elektroda yang ditempatkan pada kulit di dekat otot yang membutuhkan stimulasi. Dengan menempatkan bantalan di dekat kelompok otot tertentu, dan kemudian mengirimkan impuls dengan menggunakan perangkat EMS, otot-otot akan mulai berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi yang dihasilkan dari stimulasi jauh seperti kontraksi otot selama latihan rutin. Tegangan untuk titik-titik tekanan yang berbeda pada otot dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil stimulasi adalah perbaikan dan penguatan otot.

5. Breathing Exercise

Tujuan latihan exercise adalah meningkatkan otot diafragma yang lemah, penurunan ekspansi thoraks , penurunan daya tahan serta kelelahan dapat menghambat program terapi. Penurunan volume paru terjadi sekitar 30-40 % pada penderita traumatic brain injury. Oleh karena itu diperlukan latihan untuk penguatan otot diafragma, deep breathing exercise,dan variasi latihan yang ditujukan untuk meningkatkatkan kapasitas jantung dan paru akibat tirah baring lama pada pasien traumatic brain injury.

Teknik breathing exercise mengikuti pola gerakan chest pasien, dan pada akhir ekspirasi ditambahkan dengan fibrasi. Sehingga membantu merangsang kerja otot pernapasan dan menurunkan sekresi paru.

6. Passive ROM Exercise

Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM. 

7. Stretching

Streching adalah aktivitas meregangkan otot untuk meningkatkan fleksibilitas (kelenturan) otot, meningkakan jangkauan gerakan persendian, mencegah kontrakur dan membantu merileksasikan otot.

8. AAROMEX ( Active Assistive ROM Exercise)

AAROMEX adalah jenis AROM dengan bantuan yang diberikan secara manual atau mekanik oleh gaya luar karena otot penggerak utama membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan gerakan. Jika pasien memiliki otot yang lemah dan tidak mampu menggerakkan sendi melalui lingkup gerak yang diinginkan, AAROMEX digunakan untuk memberikan bantuan yang cukup pada otot secara terkontrol dan hati-hati sehingga otot dapat berfungsi pada tingkat maksimumnya dan dikuatkan secara progresif.

Teknik : Posisi pasien tidur terlentang, kemudian fisioterapis memerintahkan pasien untuk menggerakkan ekstremitas dengan bantuan sedikit dari fisioterapis pada awal atau akhir gerakan jika ada kelemahan.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301126 SAFITRI SAMSI -

Penatalaksanaan fisioterapi pada Brain Injury :

1. Positioning

Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. 


2. Passive ROM exercise

Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampumelakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis,complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM. 

Intervensi Fisioterapi Brain Cancer :

1. PNF

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis

5. Arus Interferensial

6. Tapping


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301138 NORMA SARI DEVI AR -

Wa'alaikumussalam ibu

1.peran fisioterapi badan BI atau BC yaitu maintenance kemampuan kognitif, memelihara &meningkatkan kemampuan motorik, mengatasi dari gangguan keseimbangan, mengurangi nyeri, mengurangi spastisitas

2. A. PNF untuk gangguan mototrik dan sensorik

B. streching exc untuk memelihara kemampuan otot

C. Strengthening exc untuk meningkatkan dari kemampuan otot dan mengatasi spastisitas

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301180 DITA MAIZURAH -

Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brain injury 

1. Positioning

Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk: (1) mencegah decubitus, (2) mencegah komplikasi paru, (3) mencegah timbulnya batu kandung kemih, (4) mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

2. Electrical Muscle Stimulation

EMS menggunakan arus listrik untuk merangsang otot-otot. Pulse listrik merangsang saraf untuk menghasilkan kontraksi otot alami. Hal ini dikenal sebagai latihan pasif. Perangkat EMS menghasilkan sinyal listrik yang merangsang saraf. Impuls ini dihasilkan oleh perangkat listrik dan disampaikan melalui elektroda yang ditempatkan pada kulit di dekat otot yang membutuhkan stimulasi. Dengan menempatkan bantalan di dekat kelompok otot tertentu, dan kemudian mengirimkan impuls dengan menggunakan perangkat EMS, otot-otot akan mulai berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi yang dihasilkan dari stimulasi jauh seperti kontraksi otot selama latihan rutin. Tegangan untuk titik- titik tekanan yang berbeda pada otot dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil stimulasi adalah perbaikan dan penguatan otot.

3. Breathing Exercise

Tujuan latihan exercise adalah meningkatkan otot diafragma yang lemah, penurunan ekspansi thoraks , penurunan daya tahan serta kelelahan dapat menghambat program terapi. Penurunan volume paru terjadi sekitar 30-40 % pada penderita traumatic brain injury. Oleh karena itu diperlukan latihan untuk penguatan otot diafragma, deep breathing exercise,dan variasi latihan yang ditujukan untuk meningkatkatkan kapasitas jantung dan paru akibat tirah baring lama pada pasien traumatic brain injury. Teknik breathing exercise mengikuti pola gerakan chest pasien, dan pada akhir ekspirasi ditambahkan dengan fibrasi. Sehingga membantu merangsang kerja otot pernapasan dan menurunkan sekresi paru.

4. Stretching

Streching adalah aktivitas meregangkan otot untuk meningkatkan fleksibilitas (kelenturan) otot, meningkakan jangkauan gerakan persendian, mencegah kontrakur dan membantu merileksasikan otot.

5. Infra Red

Infra Red merupakan alternatif terapi yang mempunyai penetrasi yang hanya berada pada tingkat superfisial jaringan saja. Diharapkan agar terjadi efek analgesik, efek anti imflamasi, efek sedatif, peningkatan suhu jaringan, efek rileksasi otot sehingga intensitas spasme menurun, dan efek vasodilatasi agar terjadi peningkatan blood flow.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301174 WULAN ANGGREINI KADIR -
1. Apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?
jika mengacu pada problematika , ada beberapa peran penting yang dapat menjadi landasan fisioterapi untuk menangani Brain injury maupun brain cancer diantaranya, untuk penurunan spastisitas, Peningkatan kognitif,  koordinasi, motorik halus, menghilangkan nyeri penanganan Gangguan Keseimbangan serta memaksimalkan kemampuan ADL.

 2. Penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer ?

#
Untuk penatalaksanaan brain injury dan brain cancer oleh fisioterapi secara garis besar di mulai dari Assessment baik subjektif maupun objectif, kemudian dilanjutkan kepada pemeriksaan khusus, penunjang dan intervensi fisioterapi.

  • Intervensi FT Brain injury :
1. Motor control and function
Supportive seating and standing 
pasien dengan Traumatic Brain Injury tidak mampu menjaga keseimbangan saat duduk. Mempertahankan postur tegak membantu mencegah osteopenia, kehilangan massa otot dan kardiovaskular yang normal, membantu duduk dan berdiri juga akan meningkatkan tonus postural ,proprioseptif dan mempertahankan jangkauan dan keselarasan sendi. Postural re-trainingmerupakan prekursor penting untuk gait edukasi. 
Pada tahap awal, supportive seating and standing membantu untuk menjagatrunk dan kepala dalam posisi yang baik. Saat stabilitas trunk membaik sistem yang mendorong gerakan yang lebih aktif dapat untuk mencapaidinamis keseimbangan dalam duduk dan berdiri.

2. Inhibisi spastic
Inhibisi disini menggunakan Reflex Inhibiting pattern (RIP) yang bertujuan untuk menurunkan dan menghambat aktivitas refleks yang abnormal danreaksi asosiasi serta timbulnya tonus otot yang abnormal. Sekuensis dalamterapi ini meliputi bagian tubuh dengan tingkat affected terkecil didahulukandan handling dimulai dari proksimal

3. Alat bantu
Penggunaan alat bantu orthoses seperti ankle-foot orthoses atau hand splints dapat membantu beberapa orang untuk menjaga postur normal dan stabilitas selama pengunaan sesuai fungsi. orang dengan masalah mobilitas harus dipertimbangkan untuk berjalan tepat atau berdiri bantu untuk meningkatkan stabilitas,  yang mungkin termasuk pergelangan kaki orthoses.

  • Intervensi FT Brain Cancer

  1. PNF
  2. Exercise Therapy
  3. Stretching Exercise 
  4. Strengthening pada otot antagonis 
  5. Arus Interferensial 
  6. Tapping
In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301173 PRAGITA ZULFI -

Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan tujuan saling memberikan pengertian antar fisioterapis dengan pasien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003 48).

Tujuan komunikasi terapeutik yaitu membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaitu sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54).

16


a. Ikhlas (Genuiness)

Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa

diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.

b. Empati (Empathy)

Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif

dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak

berlebihan.

c. Hangat (Warmth)

Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.

Objektif komunikasi terapeutik adalah:

a. Membantu pasien dalam menjelaskan dan mengurangi beban fikiran dan

perasaan.

b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang

sesuai dengan arahan fisioterapis

c. Mengajak orang lain dan lingkungan sekitar untuk berkomunikasi dengan

baik.

Untuk keberhasilan komunikasi terapeutik, maka fisioterapis harus

memiliki pemahaman dalam bentuk:

a. Kesadaran diri.

b. Klarifikasi nilai.

c. Eksplorasi perasaan.

d. Kemampuan untuk menjadi contoh terhadap pasien

e. Motivasi diri

f. Rasa tanggung jawab dan etik.

17


2. Positioning

Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk: (1) mencegah decubitus, (2) mencegah komplikasi paru, (3) mencegah timbulnya batu kandung kemih, (4) mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

3. Infra Red

Infra Red merupakan alternatif terapi yang mempunyai penetrasi yang hanya berada pada tingkat superfisial jaringan saja. Diharapkan agar terjadi efek analgesik, efek anti imflamasi, efek sedatif, peningkatan suhu jaringan, efek rileksasi otot sehingga intensitas spasme menurun, dan efek vasodilatasi agar terjadi peningkatan blood flow.

4. Electrical Muscle Stimulation

EMS menggunakan arus listrik untuk merangsang otot-otot. Pulse listrik merangsang saraf untuk menghasilkan kontraksi otot alami. Hal ini dikenal sebagai latihan pasif. Perangkat EMS menghasilkan sinyal listrik yang merangsang saraf. Impuls ini dihasilkan oleh perangkat listrik dan disampaikan melalui elektroda yang ditempatkan pada kulit di dekat otot yang membutuhkan stimulasi. Dengan menempatkan bantalan di dekat kelompok otot tertentu, dan kemudian mengirimkan impuls dengan menggunakan perangkat EMS, otot-otot akan mulai berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi yang dihasilkan dari stimulasi jauh seperti kontraksi otot selama latihan rutin. Tegangan untuk titik- titik tekanan yang berbeda pada otot dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil stimulasi adalah perbaikan dan penguatan otot.

18


5. Breathing Exercise

Tujuan latihan exercise adalah meningkatkan otot diafragma yang lemah, penurunan ekspansi thoraks , penurunan daya tahan serta kelelahan dapat menghambat program terapi. Penurunan volume paru terjadi sekitar 30-40 % pada penderita traumatic brain injury. Oleh karena itu diperlukan latihan untuk penguatan otot diafragma, deep breathing exercise,dan variasi latihan yang ditujukan untuk meningkatkatkan kapasitas jantung dan paru akibat tirah baring lama pada pasien traumatic brain injury.

Teknik breathing exercise mengikuti pola gerakan chest pasien, dan pada akhir ekspirasi ditambahkan dengan fibrasi. Sehingga membantu merangsang kerja otot pernapasan dan menurunkan sekresi paru.

a. Segmen Apikal Expansion

Teknik Pelaksanaan: Posisi pasien supine lying. Fisioterapis menempatkan kedua tangan di clavicula. Perintahkan pasien untuk melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya dengan mendorong tangan fisioterapis, lalu perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut.

b. Segmen Right Middle/Lingula Expansion

Teknik Pelaksanaan: Posisi pasien supine lying. Fisioterapis menempatkan kedua tangannya di kiri dan kanan chest di bawah axilla. Perintahkan pasien untuk melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya dengan mendorong tangan fisioterapis, lalu perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut.

c. Segmen Lateral Lower Costa Expansion

Teknik Pelaksanaan: Posisi pasien supine lying. Fisioterapis menempatkan tangan di lateral lower costa. Perintahkan pasien untuk  melakukan expirasi dan fisioterapis memberi tekanan lembut dengan telapak tangan. Kemudian perintahkan pasien untuk mengembangkan chestnya dengan mendorong tangan fisioterapis, lalu perintahkan expirasi yang dibantu oleh tangan fisioterapis dengan tekanan lembut.

6. Passive ROM Exercise

Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM. Passive ROM dilakukan untuk mengurangi komplikasi immmobilisasi dengan tujuan:

a. Mempertahankan integritas sendi dan jaringan lunak.

b. Meminimalkan efek terjadinya kontraktur.

c. Mempertahankan elastisitas mekanik otot.

d. Membantu sirkulasi dan vaskularisasi dinamik

e. Meningkatkan gerakan sinovial untuk nutrisi cartilago dan difusi material- material sendi.

f. Menurunkan nyeri.

g. Membantu healing proses setelah injuri atau pembedahan

h. Membantu mempertahankan gerakan pasien.

Teknik: Posisi tidur terlentang, kemudian fisioterapis memberikan gerakan pasif pada ekstremitas


Stretching

Streching adalah aktivitas meregangkan otot untuk meningkatkan fleksibilitas (kelenturan) otot, meningkakan jangkauan gerakan persendian, mencegah kontrakur dan membantu merileksasikan otot.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301168 SUCI LARASATI SUKARIA -

1. Apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Jawab :

Fisioterapi dapat berperan untuk memonitor level koma dan tanda vital, manajemen status paru, manajemen status muskuloskeletal, manajemen perubahan tonus, mengurangi spastisitas, meningkatkan koordinasi, mengurangiNyeri serta memfasilitasi & stimulasi situasi aktif.


2. Contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury dan brain cancer, serta alasannya!

Jawab :

- PNF

- Exercise Therapy

- Stretching Exercise

- Strengthening pada otot antagonis

- Arus Interferensial

- Tapping

- Positioning


Pasien Brain Injury sering disertai komplikasi muskuloskeletal (fraktur di ekstremitas dan trunk dll). Pasien koma -> immobile -> perlu posisioning & modalitas utk memelihara ROM & panjang otot. Untuk itu dilakukan posisioning. Bila pasien hanya mampu bergerak dengan bantuan orang lain, fisioterapis adalah salah satu anggota tim yang berperan dalam membantu gerakan pasien. Fisioterapis memegang peranan penting dalam mengatur posisi anggota gerak untuk mencegah deformitas dan untuk mengobservasi area yang terkena tekanan untuk melihat adanya tanda-tanda timbulnya kelainan, seperti decubitus.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301125 FIRA REZALITA -

Izin menjawab bu. 

1. Peran fisioterapi yaitu untuk memulihkan atau meminimalkan gangguan sistem gerak dan fungsi tubuh akibat cedera atau penyakit untuk mencapai tingkat aktivitas fungsional. Pada kasus ini yaitu spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motoric halus, gangguan keseimbangan, adanya nyeri, kesulitan bernafas dan respon emosional.

2. Penatalaksanaan Fisioterapi :

a. PNF, untuk mengurangi spastisitas dan meningkatkan kekuatan otot.

b. Exercise Therapy, untuk mengatasi gangguan fungsi dan gerak, mencegah timbulnya komplikasi.

c. Stretching Exercise, untuk merelaksasikan otot yang tegang dan kaku.

d. Strengthening pada otot antagonis, untuk penguatan guna meningkatkan kekuatan otot.

e. Tapping, untuk mengembalikan sistem neuromuscular.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301143 ADAM MAULANA SOFA CHASANI -


izin menjawab bu,

1.      apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

fisioterapi dapat berperan untuk mengurangi adanya spastisitas, mengatasi gangguan koordinasi dan keseimbangan, gangguan motorik fungsional, dll

2.      contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya

Treatment awal  surgical/non surgical

·         Adequate jalan udara, Respiratory care

·         Adequate profusion,

·         Pemeriksaan tingkat kesadaran dan gejala  neurovital

·         Pemeriksaan dan pengobatan systemic  injury

·         Pengaturan temperatur

·         Perawatan bladder & bowel

·         Perawqatan kulit dan mata

·         Monitoring aktifitas seizure

·         Positioning & turning tiap 2 jam

Perubahan posisi ini bertujuan untuk:mencegah decubitus, mencegah komplikasi paru, mencegah timbulnya batu kandung kemih, mencegah terjadinya thrombosis mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

·         Positioning & ROM

·         Pencegahan thrombophlebitis

·         Penggunaan limb restraints


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301150 M. FARHAN SYAH -

Izin menjawab bu

1. Peran fisioterapi adalah melakukan pelayanan pada kasus brain injury dan brain cancer yang ditujukan kepada individu dan/atau . kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak-fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan.

Menangani problematika pada kasus tersebut seperti, adanya spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi dan nyeri. serta memberikan intervensi kepada pasien dan memberikan edukasi kepada pasien


2. Penatalaksanaan fisioterapi pada Brain Injury :

1. Positioning

Perubahan posisi sangat penting pada penderita Traumatic brain injury karena kelumpuhan atau kelemahan pada tungkai akan menghambat perubahan posisi. Perubahan posisi ini bertujuan untuk: (1) mencegah decubitus, (2)mencegah komplikasi paru, (3) mencegah timbulnya batu kandung kemih, (4)mencegah terjadinya thrombosis (5) mencegah terjadinya kontraktur. Perubahan posisi ini dilakukan setiap 2 jam sekali.

2. Passive ROM exercise

Passive ROM Exercise baik di lakukan pada pasien yang tidak mampumelakukan gerakan pada suatu segmen, saat pasien tidak sadar, paralisis,complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi dan nyeri pada active ROM. Passive ROM dilakukan untuk mengurangi komplikasi immmobilisasi dengan tujuan:

A. Mempertahankan integritas sendi dan jaringan lunak

B. Meminimalkan efek terjadinya kontraktur

C. Mempertahankan elastisitas otot

D. Menurunkan nyeri

E. Membantu healing process setelah injury 

Intervensi Fisioterapi Brain Cancer :

1. PNF

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis

5. Arus Interferensial

6. Tapping

Stretching

Tujuan : Mencegah kontraktur otot Teknik Pelaksanaan :

- Gerakkan sendi secara perlahan sampai pada batasketerbatasan.

- Stabilisasi pada bagian proksimal dan gerakkan pada bagian distal sendi.

- Untuk mencegah kompresi sendi selamastretching gunakan traksi derajat I untukmenggerakkan sendi.

- Terapkan stretch secara perlahan dan general padasendi yang bersangkutan.

- Lakukan sekitar 08-10 detik atau lebih.

- Lakukan force sesuai dengan toleransi pasien.

Dosis : Setiap hari (6x repetisi)

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301127 MELIA DWI PUTRI -

Izin menjwab Bu

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Biasanya problematika fisio pada kasus brain injury dan brain Cancer adalah penurunan kognitif,penurunan kognitif halus,gangguan keseimbangan ,spatisitas.Jadi peran fisio adalah meningkatkan kemampuan dari yanh penurunan menjadi peningkatan

2.contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya.......

Pasien dengan brain cancer bisa diberikan

1. PNF untuk menstimulasi keberadaan atau sensasi sendi atau otot.

2. Exercise Therapy untuk melatih otot dan sendi

3. Stretching Exercise, untuk mengulurkan otot-otot agar tidak tegang.

4. Strengthening pada otot antagonis , untuk memperkuat otot

5. Arus Interferensial

6. Tapping

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301186 CEZARINO COEL -

Izin menjawab

Tujuan 

Tujuan jangka pendek

 Meningkatkan postural control (core stability)

Mengurangi spastic dengan inhibisi2

Meningkatkan motor control (balance speed dan coordination)

Persiapan ambulasi Maintenance dan memelihara lingkup gerak sendi memelihara fleksibilitas otot

Tujuan jangka pendek

Fungsional activity


Intervensi Fisioterapi Brain Cancer :

1. PNF

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis

5. Arus Interferensial

6. Tapping


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301159 ALI IMRAN -

1. apa peran fisioterapi pada kasus brain injury dan brain cancer?

Peran fisioterapi yaitu untuk memulihkan atau meminimalkan gangguan sistem gerak dan fungsi tubuh akibat cedera atau penyakit untuk mencapai tingkat aktivitas fungsional. Pada kasus ini yaitu spastisitas, penurunan kognitif, penurunan koordinasi, penurunan motoric halus, gangguan keseimbangan dsb. 


2. contoh penatalaksaan fisioterapi yang di berikan pada pasien brain injury n brain cancer, serta alasannya

- PNF untuk mengurangi spastisitas dan meningkatkan kekuatan otot

- Exercise Therapy untuk mengatasi gangguan fungsi dan gerak, mencegah timbulnya komplikasi.

- Stretching Exercise untuk merelaksasikan otot yang tegang dan kaku.

- Strengthening pada otot antagonis untuk penguatan guna meningkatkan kekuatan otot.

- Tapping untuk mengembalikan sistem neuromuscular.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301183 ADINDA FARIDA LARASATI -

1. Apa peran ft pada kasus brain injury dan brain cancer


BRAIN CANCER

Terapi fisik memungkinkan para ahli menemukan cara terbaik bagi pasien kanker untuk tetap aktif. Latihan yang dipimpin terapi fisik efektif secara klinis dan dapat membantu pasien kanker meningkatkan kualitas hidup mereka (QOL) [ 5]. Terapi fisik meliputi peregangan, penguatan, dan latihan aerobik untuk pasien rawat inap, pasien rawat jalan, dan penderita kanker. Ini sering membantu pasien mendapatkan kembali kekuatan, fungsi fisik, kualitas hidup, dan kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari (ADL) yang mungkin hilang karena kanker atau pengobatannya.Fisioterapis harus menyadari bahwa pasien kanker terkena berbagai risiko seperti penyakit menular karena efek imunosupresif dari pengobatan.Fisioterapis juga harus mengetahui berbagai masalah lain yang terjadi pada pasien kanker. Pasien kanker mungkin tidak hanya memiliki masalah fungsi fisik tetapi juga dapat mengembangkan depresi dan kecemasan di masa depan [ 15 ]. Pasien kanker mungkin merasa takut akan kambuhnya kanker atau kematian. Terapi fisik mungkin efektif dalam mengurangi kelelahan, meningkatkan kekuatan otot dan kapasitas latihan, dan meningkatkan kualitas hidup pada berbagai pasien kanker.



2. Contoh PLF yg di berikan pada pasien brain injury dan brain cancer serta alasannya


BRAIN CANCER 


1. PNF

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise

4. Strengthening pada otot antagonis

5. Arus Interferensial

6. Tapping


Ketika pasien mengalami kelumpuhan saraf aksesori, terapis fisik melakukan latihan untuk otot trapezius untuk mengurangi disfungsinya [ 62 ]. Selain itu, terapi fisik pasien kanker kepala dan leher meliputi latihan kemampuan gerak seperti berdiri dan berjalan, pijat, peregangan manual, terapi myofascial, pijat relaksasi, peregangan, penguatan, latihan resisted, PNF, latihan aerobik, TENS, edukasi pasien, dan perilaku. pelatihan [ 63 , 64]. Namun, jika pasien berpuasa dan aspirasi, mereka mungkin memiliki status gizi yang lebih rendah sehingga pemulihan fungsi fisik harus tertunda.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Brain Cancer n Brain Injury

by 1810301162 FITRIANA NURHIDAYAH HARUMININGSIH -

Peran fisioterapi

Dapat membantu jika adanya gangguan pada koordinasi, keseimbangan, gangguan motorik, gangguan sensorik, dan menjaga agar tidak terjadinya komplikasi


Penatalasanaan fisioterapi

1. PNF

2. Exercise Therapy

3. Stretching Exercise => untuk mengulurkan otot

4. Strengthening pada otot antagonis => untuk meningkatkan kekuatan otot

5. Arus Interferensial

6. Tapping