6A5

PR7

Re: PR7

by 1810301043 LILIARTI KAIMUDIN -
Number of replies: 0

Nama: Liliarti Kaimudin 

NIM: 1810301043 

Skenario: Seorang remaja usia 17 tahun mengalami kecelakaan tunggal pada dini hari. Lalu di bawa ke RS terdekat di lakukan pemeriksaan umum dan radiologi dapat adanya epidural hemotoma. Kesadaran koma. Disertai fraktur pada 1/3 tibia dextra. 

Pertanyaan: Jelaskan patologi cedera, pemeriksaan dan rencana penatalaksanaan fisioterapi pada pasien tersebut. 

Jawaban:

A. Patologi 

Pada kepala perlukaan, dapat terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid, kedalam rongga subdural (hemoragi subdural) antara dura bagian luar dan tengkorak (hemoragi ekstradural) atau ke dalam substansi otak itu sendiri. Pada hematoma epidural, perdarahan terjadi diantara tulang tengkorak dan dura mater. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu cabang arteria meningea media robek. Robekan ini sering terjadi buka fraktur tulang tengkorak di daerah yang bersangkutan. Hematom pun dapat terjadi di daerah frontal dan oksipital. Epidural hematom utamanya disebabkan oleh gangguan struktur duramater dan pembuluh darah kepala biasanya karena fraktur. Akibat trauma kapitis, tengkorak retak kembali. Fraktur yang paling ringan, yaitu fraktur linier. Pada pendarahan epidural yang terjadi ketika pembuluh darah pecah, biasanya arteri, 

B. Penatalaksanaan fisioterapi 

1. Penilaian subyektif 

Karena pasien dalam keadaan koma. Penugasan dilakukan dengan heteroanamnesis. Heteronanamnesis merupakan suatu proses tanya jawab yang dilakukan dengan orang lain (keluarga atau orang yang melihat perjalanan penyakit pasien). 

2. Objektif 

- Tanda Vital 

- Tekanan darah 

- Denyut nadi 

- Suhu 

- IPPA 

3. Pemeriksaan spesifik 

- Skala Koma Glasgow 

Skala Koma Glasgow (GCS) adalah skala yang dipakai untuk melihat tingkat kesadaran seseorang. 

- Tes motorik, 

- Skala asworth 

- Skala asworth Skala asworth adalah skala untuk berangkat ke tonus otot,

- Indek bartel 

Indeks Barthel merupakan suatu alat ukur pengkajian yang berfungsi mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas dengan sistem pesanan yang didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

4. Pemeriksaan penunjang

- Computed Tomography (CT-Scan) Pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedara intrakranial lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (tunggal) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks, paling sering di daerah temporoparietal. Densitas darah yang homogen (hiperdens), berbatas tegas, garis tengah terdorong ke sisi kontralateral. Terdapat juga garis fraktur pada daerah epidural hematoma, Densitas yang tinggi pada tahap yang akut (60–90 HU), adanya peregangan dari pembuluh darah. 

- Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI akan menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. MRI merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan diagnosis. 

5 . Treatment awal surgical/non surgical

a. Jalan udara yang memadai, Perawatan pernafasan 

b. Kelimpahan yang memadai

c. Pemeriksaan tingkat kesadaran dan gejala neurovital 

d. Pemeriksaan dan pengobatan cedera sistemik 

e. Perawatan kandung kemih & usus

f. Pengaturan suhu 

g. Perawatan kulit dan mata 

h. Memantau aktifitas kejang 

i. Penempatan & pembalikan tiap 2 jam 

j. Penempatan & ROM 

k. Pencegahan tromboflebitis 

l. Penggunaan penahan anggota tubuh 


6. Intervensi 

- Positioning 

- Latihan pasif

 - Belat / casting 

- Memperpanjang peregangan pasif