Waalaikumussalam bu
Sisi Milandri 1810301122
SKENARIO GENAP:
Tn.X usia 30 tahun terserempet sepedamotor hingga terbentur aspal. Pasien tersebut oleh warga di bawa ke RS terdekat dan segera ditangani tim medis. Hasilradiologi adanya sumbatan dipembuluh darah yang menujuke cerebrum.kondisi pasien pingsan.Dan fraktur padaradius sinistra.
Pertanyaan: Jelaskan patologi cedera, pemeriksaan dan rencana penatalaksanaan fisioterapi pada pasien tersebut.
Jawab:
1. Patologi
Adanya cedera kepala yang menyebabkan kerusakan strukstur misalnya kerusakan pada parenkim otak, kerusakan pembulug darah, pemdarahan, edema dan gangguan biokimia otak seperti penurunan adenosis tripospat, perubahan permeabilitas vaskuler.Patofisiologi cedera kepala dapat terbagi atas dua proses yaitu cederakepala primer dan cedera kepala sekunder, cedera kepala primer merupakan suatu proses biomekanik yang terjadi secara langsung saat kepala terbentur dan dapatmemberi dampak kerusakan jaringan otat. Pada cedera kepala sekunder terjadiakibat dari cedera kepala primer, misalnya akibat dari hipoksemia, iskemia dan perdarahan.Perdarahan cerebral menimbulkan hematoma misalnya pada epiduralhematoma, berkumpulnya antara periosteun tengkorak dengan durameter, subdurahematoma akibat berkumpulnya darah pada ruang antara durameter dengansubaraknoid dan intra cerebral, hematoma adalah berkumpulnya darah didalam jaringan cerebral. Kematian pada penderita cedera kepala terjadi karena hipotensikarena gangguan autoregulasi, ketika terjadi autoregulasi menimbulkan perfusi jaringan cerebral dan berakhir pada iskemia jaringan otak.
2. Pemeriksaan :
• Assesment Subyektif : Keluhan Utama, riwayar penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu
• Assesment Obyektif : Vital Sign, Inspeksi, palpasi, perkusi, dan aukskultasi
• Pemeriksaan Spesifik : Tingkat Kesadaran: GCS( Glasgow Cma Scale), Motorik Test, pemeriksaan sensorik dan Reflek Test, Pemeriksaan tonus otot dengan Asword Scale, Gangguan Activity Daily Living dengan Index Bartel.
Pemeriksaan Penunjang :
• Radiografi cranium
• Computed Tomography (CT-Scan)
°Magnetic Resonance Imaging (MRI)
~pemeriksaan coordinasi
°finger to nose test
°hell to shin test
~Pemeriksaan nyeri
°VAS
3.Penatalaksanaan fisioterapi
•Tujuan fisioterapi
a.Jangka pendek
°Meningkatkan postural
°control (core stability)"
°Mengurangi spastic dengan
°inhibisi meningkatkan motor control (balance, speed dan coordination).
°persiapan ambulasi maintenance & memelihara lingkup gerak sendi memelihara fleksibilitas otot
b.Tujuan jangka panjang
"fungsional activity"
•Intervensi/Treatment fisioterapi
-motor control and function
Supportive seating and standing pasien dengan Traumatic Brain Injury tidak mampu menjaga keseimbangansaat duduk.mempertahankan postur tegak membantu mencegah osteopenia kehilangan massa otot dan kardiovaskular yang normal. membantu duduk dan berdiri juga akan meningkatkan tonus postural proprioseptif danmempertahankan jangkauan dan keselarasan sendi.3 postural training merupakan prekursor penting untuk gait edukasi.
- supportive seating and standing membantu untuk menjaga trunk dan kepala dalam posisi yang baik.Saat stabilitas trunk membaik sistem yang mendorong gerakan yang lebih aktif dapat untuk mencapaidinamis keseimbangan dalam duduk dan berdiri.Inhibisi spasticInhibisi disini menggunakan
-Reflex Inhibiting pattern
yang bertujuanuntuk menurunkan dan menghambat aktivitas refleks yang abnormal danreaksi asosiasi serta timbulnya tonus otot yang abnormal. Sekuensis dalam terapi ini meliputi bagian tubuh dengan tingkat affected terkecil didahulukan dan handling dimulai dari proksimal Alat bantu menggunaan alat bantu orthoses seperti ankle foot orthoses atau hand splints dapat membantu beberapa orang untuk menjaga posturnormal dan stabilitas selamapengunaan sesuai fungsi.orang-orang dengan masalah mobilitas harus di pertimbangkan untuk berjalan tepat atau berdiribantu untuk meningkatkanstabilitas yang mungkin termasuk pergelangan kaki orthoses.
-Recovery memulihkan mobilitas adalah tujuan penting bagiorang-orang yang bergerak setelahTBI dan merupakan faktor kunci dalam mendapatkan kembali kemandirian fungsional. Selain gangguan neurologis yang timbul langsung dari TBI orang yang telah sadar atau tidak bergerak untuk waktu yang signifikan kehilangan massa otot dan kebugaran kardiovaskular dan ini harus tepat ditangani dalam hal kapasitas fisik dari individu.Ketika merencanakansebuah program untuk meningkatkan kontrol motorik dan kebugaran umum berikut