Selamat Berdiskusi
Assalamualaikum w.w.
Mari kita buka perkuliahan ini dengan tadarus. Mohon salah satu mahasiswa mengupload hasil tadarusnya.
Materi telah ppt mohon dipahami dan mari kita diskusikan.
Langkah selanjutnya silakan setiap mahasiswa mengupload judulnya dan dikritisi apakah sesuai dengan FINER silakan alasannya ditulis di kolom chat elearning.
Terima kasih
Wassalamualaikum w.w.
Walaikumsalam baik bu
Waalaikumsalam, baik bu
F : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya dilahan pasti akan ditemui ibu suntik KB 3 bulandengan, sebab di setiap tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, pmb akan di temui ibu berkb
I : Saya tertarik dengan topik KB suntik 3 bulan dikarenakan banyak ibu yang memilik KB suntik 3 bulan saya ingin mengetahui lebih pasti mengapa ibu2 lebih memilih kontrasepsi tersebut, serta apakah dampak2nya
N : Untuk unsur kebaharuan, menurut saya mungkin nantinya saya dapat menemukan hal baru yang belum pernah saya ketahui setelah saya mengobservasi Ibu, akan tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya hanya akan sesuai dengan yang sudah ada.
E : Menurut saya nantinya tidak ada yang berlawanan dengan etik penelitian maupun kode etik Kebidanan.
R : Menurut saya topik ini sangat relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang telah saya dapat serta ilmu yang saya ingin dapatkan. Dikarenakan topic ini memiliki beberapa akibat sehingga saya juga lebih ingin mendalaminya.
Baik ibu
Baik bu
Waalaikumsalam , baik bu
Walaikumsalam baik bu
Waalaikumsalam wr.wb, baik bu
Waalaikumsalam wr.wb
Baik ibu
waalaikumsalam wr wb baik bu
Waalaikumsalam wr.wb
Baik ibu
Wa'alaikumussalam wr.wb. baik bu
Waalaikumsalam wr wb, baik bu
waalaikumsalam baik bu
Waalaikumsalam wr wb baik ibu
Waalaikumsalam baik bu
Waalaikumsalam wr wb baik bu
Waalaikumussalam, baik Bu
Baik bu
baik bu
waalaikumsalam wr wb baik bu🙏🏻
waalaikumsalam wr wb, baik bu
Waalaikumsalam wr wb. Baik bu
Waalaikumsalam wr.wb, Baik Bu
Waalaikumsalam wr wb , baik bu
Waalaikumsama Baik bu
Wa'alaikumsalam ,,, baik bu
Waalaikumsalam wr.wb
Baik bu
Waalaikumsalam wr wb. Baik ibu
waalaikumussalam, baik bu
Walaikumsalam wr wb
Baik bu
waalaikumussalam wr. wb. baik bu
waalaikumsalam wr wb, baik bu
Waalaikumsalam wr, wb. Baik bu
Waalaikumsalam wr.wb
Baik ibu
Waalaikumsalam Wr.Wb Baik Ibu
Waalaikumsalam wr wb baik bu
walaikumusalam wr.wb, baik bu
Waalaikum salam baik ibu
waalaikumusalam baik buk
Pendapat saya
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Puskesmas X
F : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya dilahan pasti akan ditemui ibu hamil dengan Anemia, dikarenakan rata rata disetiap daerah terdapat ibu hamil dengan Anemia.
I : Saya tertarik dengan topik anemia sendiri dikarenakan saya juga terkadang menderita anemia, sehingga saya lebih tertarik dengan topik ini.
N : Untuk unsur kebaharuan, menurut saya sendiri mungkin nantinya saya dapat menemukan hal baru jika saya mengobservasi Ibu, akan tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya hanya akan sesuai dengan yang sudah ada.
E : Menurut saya nantinya tidak ada yang berlawanan dengan etik penelitian maupun kode etik Kebidanan.
R : Menurut saya topik ini sangat relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang sudah saya dapat serta ilmu yang saya ingin dapatkan. Dikarenakan topic ini memiliki beberapa akibat sehingga saya juga lebih ingin mendalaminya.
Wa'alaikumu salam wr.wb , baik bu
Waalaikumsalam, baik bu
Walaikumsalam wr wb, baik bu
Waaalaikumsalam wr wb
Baik bu
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny... Trimester III Dengan Nyeri Punggung Di... Tahun 2021
Feasible : menurut saya judul yang diangkat dapat dikerjakan, karena sebagian besar ibu hamil TM III mengalami nyeri punggung.
Interest : saya tertarik mengangkat topik tersebut karena nyeri punggung sering di alami oleh ibu hamil dan terkadang mengganggu kenyamanan ibu hamil dalam menjalani kehamilannya.
Novelty : saya menemukan beberapa penelitian dengan judul yang sama dengan yang saya angkat, namun menurut saya nantinya setelah saya melakukan penelitian dan observasi saya akan dapat menemukan hal baru yang belum ada di penelitian sebelumnya dan dapat memberikan solusi kepada ibu hamil TM III dengan nyeri punggung.
Ethics : menurut saya judul yang saya angkat tidak berlawanan dengan etik penelitian dan kode etik kebidanan
Relevance : menurut saya judul yang saya angkat relevan dan sesuai dengan ilmu yang saya pelajari.
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny... Dengan Anemia Ringan Di.......
F : menurut saya ibu hamil dengan kasus anemia bisa dikerjakan karena masih banyak kasus ibu hamil yang mengalami anemia di setiap kehamilannya, dan masih banyak kasus dilahan ibu hamil dengan anemia ringan.
I : saya tertarik dengan kasus ibu hamil dengan anemia ringan karena masih banyak ibu hamil yang mengalami anemia pada kehamilan
N : mungkin saya akan menumukan hal-hal baru mengenai anemia pada kehamilan, sehingga dapat dijadikan unsur pembaruan
E : dalam penelitian ini tidak ada unsur yang berlawanan dengan unsur etik dalam kebidanan
R : menurut saya penelitian ini sangat relevan karena masih banyaknya anemia pada kehamilan sehingga masih dibutuhkan tentang penelitian anemia pada kehamilan dalam menangani anemia yang terjadi pada kehamilan. topik penelitian ini juga sesuai dengan keilmuan peneliti karena bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang harus bisa memahami tentang anemia pada kehamilan
Vany puspita a
Judul CSR :
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal di RSU....
F : menurut saya sangat mungkin untuk dikerjakkan karena tingkat persalinan dri tahun ke tahun semakin meningkat Dan sangat mudah ditemukan kasus ibu bersalin normal dilahan nantinya
I : saya tertarik mengambil kasus asuhan persalinan normal karena masih bnyk bidan Yang belum menerapkan Asuhan Persalinan Normal (APN) secara bersih aman Dan proaktif dalam persiapan Dan pencegahan infeksi, selain itu jga bnyk bidan Yang belum menerapkan asuhan persalinan normal dengan asuhan sayang ibu untuk menurunkan angka kesakitan Dan kematian ibu Dan bayi
N : menurut saya unsur kebaharuan sudah ada, namun disini saya akan menerapkan APN Dan asuhan sayang ibu sesuai standart
E : menurut saya jika saya nantinya praktek dilahan Dan penelitian mengenai asuhan ibu bersalin normal akan menerapkan sesuai dengan kode etik bidan.
R : menurut saya relevant karena sesuai dengan keilmuan
Waalaikumsalam baik bu
Judul : Hubungan Status Gizi dan Peran Keluarga Terhadap Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan
F : bisa dikerjakan karena banyak balita stunting dan saat turun ke lahan juga pasti akan di dapati balita stunting meski 1 atau 2 balita
I : saya tertarik meneliti ini karena obyek yang diteliti mudah yaitu balita
N : unsur kebaruan pasti ada apalagi ini di era pandemi
E : menurut saya tidak berlawanan dengan etik penelitian karena sesuai dengan materi yang saya dapat dan bidan juga menangani balita stunting
R : menurut saya relevan karena sesuai dengan kebutuhan dan keilmuan peneliti sampai saat ini juga masih banyak yang meneliti tentang stunting
Judul : Asuhan kebidanan tumbuh kembang balita dengan kecanduan gadget
Feasible : karena mungkin dikerjakan apalagi di masa pandemi COVID-19 banyak balita yang bermain dirumah saja
Interest : saya tertarik karena di daerah dan lingkungan saya banyak anak balita yang sudah lihai bermain gadget dan membuat balita sering emosi
Novelty : mungkin dalam penelitian ini akan menemukan hal baru mengenai tumbuh kembanh anak di era globalisasi dengan gadget
Ethics : penelitian tidak berlawanan dengan etik kebidanan
Relevance : sesuai dengan kebutuhan pada saat ini terutama di masa pandemi yang dibatasi dalam bermain diluar/ berkumpul diluar dan penelitian ini sesuai dengan keilmuan yang dipelajari (tumbuh kembang)
Judul : ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI POSTPARTUM HARI KE 1 DENGAN ANEMIA SEDANG DI…………
F : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya dilahan pasti akan ditemui ibu nifas dengan Anemia, dikarenakan disetiap daerah terdapat ibu hamil dengan Anemia dan inimungkin akan menyebabkan ibu nifas dengan anemia juga. .
I : Saya tertarik dengan topik anemia sendiri dikarenakan banyak ibu ibu yang menderita anemia sejak muda maupun saat memasuki kehamilan, dan saya juga mempunyai anemia seusia ini, sehingga saya tertarik dengan topik ini.
N : Untuk unsur kebaharuan, menurut saya mungkin nantinya saya dapat menemukan hal baru yang belum pernah saya ketahui setelah saya mengobservasi Ibu, akan tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya hanya akan sesuai dengan yang sudah ada.
E : Menurut saya nantinya tidak ada yang berlawanan dengan etik penelitian maupun kode etik Kebidanan.
R : Menurut saya topik ini sangat relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang telah saya dapat serta ilmu yang saya ingin dapatkan. Dikarenakan topic ini memiliki beberapa akibat sehingga saya juga lebih ingin mendalaminya.
Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL DENGAN PIJAT MARMET ATAS INDIKASI ASI TIDAK LANCAR DI PUSKESMAS X
F : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya dilahan pasti akan ditemui dengan kasus ibu nifas dengan indikasi asi tidak lancar, dikarenakan rata rata disetiap daerah terdapat ibu nifas dengan indikasi asi tidak lancar
I : Saya tertarik dengan topik ibu nifas dengan indikasi asi tidak lancar sendiri dikarenakan saya lebih tertarik dengan topik ini.
N :Untuk unsur kebaharuan, menurut saya sendiri mungkin nantinya saya dapat menemukan hal baru jika saya mengobservasi Ibu, akan tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya hanya akan sesuai dengan yang sudah ada.
E : Menurut saya nantinya tidak ada yang berlawanan dengan etik penelitian maupun kode etik Kebidanan.
R : Menurut saya topik ini sangat relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang sudah saya dapat serta ilmu yang saya ingin dapatkan. Dikarenakan topic ini memiliki beberapa akibat sehingga saya juga lebih ingin mendalaminya.
JUDUL : ASUHAN IBU NIFAS DENGAN PUTING SUSU LECET
F : menurut saya ini bisa dikerjakan karena dilahan nanti pasti ada ibu nifas yang mengalami puting susu lecet.karena puting susu lecet kebanyakan dialamai ibu nifas saat menyusui.
I : saya mengambil topik puting susu lecet ini karena saya sering melihat banyak ibu nifas yang mengalami puting susu lecet , terutama saya melihat pada keluarga saya sendiri yang mengalami puting susu lecet.
N : pembaruan, mungkin nanti dilahan saya akan menemukan bebrapa hal baru yang mungkin sebelumnya belum saya ketahui.
E : menurut saya nanti saat dilahan tidak akan ada perilaku/etika bidan yang berlawanan / yang melanggar.
R : menurut saya pada hal ini topik yang saya ambil sudah bagus dengan banyaknya masalah puting susu lecet yang dialamai ibu nifas yang sudah saya ketahui dan pelajari.bagi saya topik yang saya ambil ini relevan .
Judul : Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan cakupan pemberian vitamin A di puskesmas sleman
F : Menurut saya bisa dikerjakan karena nantinya dilahan pasti akan menemui ibu nifas dengan pemberian vitamin A, dikarenakan rata rata disetiap daerah terdapat ibu nifas ada yang ingin mengonsumsi vitamin A dan ada juga yang tidak.
I : masalah ini menarik bagi saya ,dikarenakan hingga saat ini tingkatan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas masih rendah ,masih banyak ibu nifas yang tidak mau mengonsumsinya dikarenakan banyak faktor yang menyebabkan ibu tidak mau mengonsumsinya.
N : Untuk unsur kebaharuan, menurut saya sendiri mungkin nantinya saya dapat menemukan hal baru jika saya mengobservasi Ibu, akan tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya hanya akan sesuai dengan yang sudah ada.
E : menurut saya ini tidak bertentangan dengan etika karena sudah sesuai dengan aturan yaitu menggunakan catatan medis ,dan juga sudah sesuai dengan kaidah kebidanan
R : Menurut saya topik ini sangat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan karena dapat mengetahui faktor dari ibu yang tidak mau mengonsumsi nya, sehingga disini peran bidan sangat berpengaruh. Dan juga bisa meningkatkan tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan yaitu dapat memberikan informasi tentang vitamin A pada ibu nifas. Menurut saya topik ini sangat relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang sudah saya dapat
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas X
F : Menurut saya dapat dikerjakan karena umumnya ibu hamil pasti menghadapi trimester 3.
I : Saya tertarik menggunakan topik ibu hamil trimester 3 karena pada masa ini biasanya banyak keluhan/perubahan pada ibu hamil tersebut.
N : Untuk unsur kebaharuan, setelah penelitian dilahan nanti mungkin kebaruannya dilihat dari hasil pemeriksaan ibu untuk kesesuaian materi akan mengikuti ketentuan yang sudah ada.
E : Menurut saya tidak berlawanan dengan penelitian karena nantinya akan melakukan asuhan kepada ibu hamil trimester 3.
R : Menurut saya judul ini sangat relevan dan sesuai kebutuhan pada ibu serta dapat saya pahami dengan teori yang sudah saya dapat, sehingga saya ingin melakukan penelitian lebih dalam.
Waalaikumsalam wr wb baik bu
Judul CSR : “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Dengan Bendungan ASI Di RSUD Nyi Ageng Serang Sentolo”
Kesesuaian dengan FINER : Menurut saya, pemilihan judul CSR ini sudah sesuai dengan prinsip FINER dengan alasan;
- F : Feasibel : Karena dalam CSR saya sudah tertera dan ada subyek penelitian, waktu, sarana, dan keahlian peran bidannya dalam menangani masalah tersebut. Untuk tersedianya dana insyaallah sudah ada.
- I : Interest : Saya sebagai peneliti CSR ini merasa tertarik dengan subyek yang diteliti dan permasalahan ini, karena masih banyak Ibu post partum dengan bendungan ASI sehingga saya merasa ingin gali lagi hal yang menyebabkan permasalahan tersebut. Saya yakin apapun yang membuat saya tertarik insyaallah saya akan melakukan dengan sungguh-sungguh dan mengatasi berbagai kendala dengan baik.
- N : Novelty : Mungkin hasil penelitian saya nanti bisa melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu dan saya harap bisa menemukan sesuatu yang baru. Walaupun permasalahan ini sering dijadikan judul penelitian tetapi masih banyak ibu yang mengalami bendungan ASI, jadi siapa tahu jika saya melakukan penelitian ini secara terbaru dapat menemukan hal yang berbeda dari penelitian sebelumnya.
- E : Ethics : Judul CSR yang saya pilih tidak bertentangan dengan etika karena penelitian yang kita buat harus bermanfaat bagi masyarakat, memberikan hal/sesuatu yang baru, menjaga privasi dan kenyamanan responden, melakukan informed consent pada responden yang kita pilih, dan tidak melanggar hukum.
- R
: relevance
: Judul CSR yang saya pilih ini relevan dan merupakan penelitian terbaru karena bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan, sesuai dengan kebutuhan yang mana masih banyak permasalahan tersebut sehingga kita bisa tau penatalaksanaan yang terbaru juga, bisa menjadikan tata laksana pada pasien, dan bisa menjadi dasar penelitian selanjutnya.
Judul : Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dengan Keputihan di Puskesmas K
F : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nanti saat di lahan anak di temui remaja dengan keputihan dan di setiap daerah tendapat remaja dengan keputihan. Disamping itu , masih ditemukan beberapa remaja yang memiliki keluhan keputihan.
I : Saya tertarik dengan topik keputihan ini sendiri dikarenakan saya juga terkadang memiliki keluhan keputihan , sehingga saya lebih tertarik dengan topik ini.
N : Untuk unsur kebaruan , menurut saya sendiri mungkin nantinya saya dapat menemukan hal baru pada saat saya mengobservasi remaja , tetapi tidak menutup kemungkikan nantinya akan sesuai dengan yang sudah ada .
E : Menurut saya , topik ini tidak akan berlawanan dengan kode etik penelitian maupun kode etik kebidanan.
R : Menurut saya topik ini sangat relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang sudah saya dapatkan , serta ilmu yang ingin saya dapatkan. Selain itu , topik ini sangat relavan untuk mengedukasi semua remaja agar bisa menjaga kesehatan serta organ reproduksi . Dikarenakan topik ini memiliki beberapa akibat , oleh karena itu saya juga ingin lebih medalaminya.
JUDUL : ASUHAN IBU NIFAS DENGAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI
F : menurut saya ini bisa dikerjakan karena dilahan nanti pasti ada ibu nifas yang mengalami Luka episiotomi.
I : saya mengambil topik luka episiotomi ini karena saya sering melihat banyak ibu nifas yang mengalami luka episiotomi.
N : pembaruan, mungkin nanti dilahan saya akan menemukan bebrapa hal baru yang mungkin sebelumnya belum saya ketahui.
E : menurut saya nanti saat dilahan tidak akan ada perilaku/etika bidan yang berlawanan / yang melanggar.
R : menurut saya pada hal ini topik yang saya ambil sudah bagus dengan banyaknya masalah perawatan luka episiotomi yang dialamai ibu nifas yang sudah saya ketahui dan pelajari.bagi saya topik yang saya ambil ini relevan .
1. Magnitude :
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI Indonesia adalah 359/100.000 kelahiran hidup. AKI Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di Asia. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan pada masa nifas (26,9%), eklampsi pada waktu bersalin (23%), infeksi (11%), komplikasi puerpurium (8%), trauma obstetrik (8%), partus lama (8%), aborsi (8%), dan lain-lain (10,9%) (Depkes RI, 2011).
2. Seriousness of the problem :
Pasca persalinan atau masa nifas juga menjadi penyumbang angka kemaatian ibu yang disebabkan karena perdarahan, dan infeksi masa nifas.
3.
Political concern :
Salah
satu program pemerintah untuk menurunkan AKI adalah Program Kerja 2 Gerakan
Sayang Ibu antara lain memberikan kenyamanan ketika persalinan karena dapat
terjadi robekan, baik robekan spontan atau melalui pembedahan (episiotomi).
4. Comunity concern :
Dalam menjalankan asuhan praktik kebidanan, kewenangan bidan untuk melakukan suatu tindakan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 bab iii pasal 10 ayat (3) yang 3 mengatur tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan yang berbunyi sebagai berikut:
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk:
a) episiotomi;
b) penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c) penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d) pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e) pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
f) fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif;
g) pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
h) penyuluhan dan konseling
i) bimbingan pada kelompok ibu hamil
j) pemberian surat keterangan kematian; dan
k) pemberian surat keterangan cuti bersalin.
Judul CSR :
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis di ...
F : menurut saya sangat mungkin untuk di kerjakkan karena banyaknya ibu nifas fisiologis.
I : saya tertarik mengambil kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis karena kasus ini banyak ditemui di berbagai layanan kesehatan dan mudah dimengerti penerapannya.
N : menurut saya sudah ada unsur kebaharuan tetapi disini saya akan menerapkan dengan 7 langkah varney
E : akan menerapkan sesuai dengan kode etik bidan ketika di tempat praktik
R : menurut saya sudah relevant karena sesuai dengan ilmu kebidanan
judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PUTING SUSU LECET DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL
F : menurut saya ini sangat mungkin untuk di kerjakan karena di daerah saya masih menemukan banyak ibu menyusui yang mengalami puting susu lecet, sehingga berdampak pada proses laktasi mereka
I : saya sangat tertarik untuk mengambil judul ini karena beberapa ibu menyusui yang saya temui untuk kendala dalam laktasi salah satunya adalah puting susu lecet ini.
N : menurut saya, saya akan menemukan hal hal baru yang dapat mencegah dan mengobati pada puting susu lecet ini.
E : menurut saya penelitian ini juga tidak berlawanan dengan unsur etik kebidanan
R : menurut saya ini sangat relevan karena di sekitar saya masih banyak saya temukan kasus terhambatnya dalam proses laktasi yang di sebabkan puting susu lecet ini.
Judul Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan pemberian asi eksklusif di desa ...
F : Menurut saya mungkin untuk dikerjakan, karena saat kita turun ke lapangan pasti kita akan menemukan kasus seperti ini.
I : Kasus ini sangat menarik bagi saya. Seperti yang kita ketahui pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk bayi, tapi di jaman yang modern ini sudah banyak susu formula yang beredar sehingga kebanyakan ibu lebih memilih susu formula dibanding memberikan ASI.
N : Pada saat penelitian nanti mungkin saya bisa menemukan sesuatu yang bisa di gunakan untuk meyakinkan para ibu dimasa depan mengenai pemberian ASI, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika hasil yang yang saya dapatkan sama dengan yang sudah ada.
E : Penelitian yang saya lakukan tidak bertentangan dengan etik penelitian, karena saya mengikuti aturan yang ada.
R : Menurut saya penelitian ini sangat berguna, sehingga bisa meningkatkan pemberian ASI di Indonesia, hal ini juga bisa membantu program pemerintahan mengenai pemberian ASI eksklusif.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN DIARE TANPA DEHIDRASI DI PUSKESMAS X
F: Mungkin dilakukan karena berdasarkan Laporan profil kabupaten atau kota Yogyakarta menunjukkan bahwa pada tahun 2019 terdapat 9.463 kasus diare.
I : Ketertarikan terhadap kasus ini karena menurut penulis ini adalah pemyakit yang sering terjadi namun masih banyak yg tidak tau bagaimana penanganannya sehingga angkanya terus bertambah
N : Dalam unsur kebaharuan, penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat menemukan penanganan terbaru dalam kasus diare pada balita
E : Dalam penelitian yg saya pilih tidak ada unsur yang menentang etik
R : Menurut saya sangat relevan karena masih berkaitan dengan kebidanan yang masuk dalam kelompok MTBS
judul penelitian : asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester 1 dengan emesis gravidarum di puskesmas x
f: menurut saya dapat dikerjakan karena hampir semua ibu hamil mengalami emesis gravidarum pada trimester 1 dan terutama pada primigravida akan sering mengalami mual muntah pada kehamilanya.
i: saya tertarik mengambil judul tersebut karena bayak wanita yang mengalami emesis gravidarum pada kehamilanya juga karena pada saudara saya pada kehamilan trimester 1 mengalami emesis gravidarum.
n: menurut saya pada saat dilahan saya akan menemukan hal baru pada saat saya mendampingi / melakukan penelitian pada ibu hamil dengan emesis gravidarum .
e: menurut saya penelitian yang saya lakukan nanti tidak berlawanan dengan etik penelitian.
r : menurut saya judul yang saya ambik sesuai dengan kebutuhan dan ilmu yang diajarkan dalam mata kuliah dan emesis gravidarum ini memiliki beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya hyperemesis gravidarum jika tidak ditangani dengan tepat, dari hal itu saya tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai emesis gravidarum.
Syifa Kusumaningtyas 1910105062
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Hamil Trimester III di ... Tahun 2021
Feasible : menurut saya judul yang saya angkat dapat dikerjakan, karena perlunya asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III
Interest : saya tertarik mengangkat topik tersebut karena perlunya perlunya skrining ketidaknyamanan dan komplikasi pada trimester III
Novelty : saya menemukan beberapa penelitian dengan judul yang sama dengan yang saya angkat, namun tujuan pengangkatan judul tersebut untuk memberi asuhan kebidanan pada TM III
Ethics : menurut saya judul yang saya angkat tidak berlawanan dengan etik penelitian dan kode etik kebidanan
Relevance : menurut saya judul yang saya angkat relevan dan sesuai dengan ilmu yang saya pelajari
Judul : Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang DiPuskesmas X
F: Menurut saya kasus ibu hamil dengan anemia ini bisa untuk dikerjakan, karena masih banyak ibu hamil yang mengalami anemia,dan untuk anemia sedang juga masih banyak ibu hamil yang mengalaminya
I : Saya tertarik dengan kasus ibu hamil dengan anemia sedang ini karena masih banyak ibu hamil yang mengalami anemia dan saya ingin mengurangi angka kejadian ibu hamil dengan anemia. dengan melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab,tanda dan gejala, dan penatalaksaanya
N : untuk unsur pembaruan, mungkin nanti saya akan mengembangkan penelitian yang sudah ada atau jika nanti dilahan saya mengobservasi ibu hamil dengan anemia sedang saya bisa menemukan hal-hal yang berbeda untuk saya lakukan pembaharuan.
E : Menurut saya judul yang saya ambil ini tidak berlawanan dengan etik penelitian dan kode etik bidan ,karena bidan berwenang dalam menangani kasus tersebut
R : menurut saya penelitian ini relevan dan sesuai dengan ilmu, karena sekarang ini masih banyak ibu yang mengalami anemia sedang dan banyak yang melakukan penelitian ini
kesesuaian dengan FINGER
- F: menurut saya dapa di kerjakan karena itu adalah suatu keahlian peran bidannya dalam menangani masalah tersebut
- I : saya tertarik menggunakan topik ini karena di luar sana masih banyak ibu yang kekurangan energi kronis
- N: untuk unsur kebaharuan menurut saya, saya dapat mengetahui kenapa KEK ini banyak sekali di masyarakat apalagi dengan ibu hamil jika saya mengobservasi ibu, yang mungkin sebelumnya belum saya mengetahui.
- e : menurut saya nanti saat saya turun ke lahan tidak akan ada perilaku atau etika bida yang berlaanan atau melanggar.
- R : menurut saya, topik yang saya ambil ini sudah bagus dan relevan dan sesuai dengan yang sudah saya pelajari dan ketahui
F : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya dilahan pasti akan ditemui ibu hamil dengan hipertensi.
I : Saya tertarik dengan topik hipertensi karena masih banyak kasus ibu hamil dengan hipertensi dan masih besar kemungkinan ibu mengalami hipertensi pada kehamilan
N : Untuk unsur kebaharuan, menurut saya nantinya saya dapat menemukan hal baru jika saya mengobservasi Ibu dan bagaimana memberikan asuhan yang tepat
E : Menurut saya nantinya tidak ada yang berlawanan dengan etik penelitian maupun kode etik Kebidanan.
R : Menurut saya topik ini sangat relevan dengan kebutuhan dan ilmu sehingga nantinya akan memberikan asuhan yang tepat
Judul : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dengan Bendungan ASI
F : menurut saya judul yang saya angkat ini mungkin untuk di kerjakan karena kasus ibu nifas dengan bendungan ASI tidak sulit untuk ditemukan dan masih dikatakan dalam hal yang normal
I : saya tertarik untuk mengangkat judul ini dikarenakan tidak sedikit ibu nifas yang mengalami bendungan pada ASI. Dan saya tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI
N : dalam penelitian saya nanti, mungkin saya akan menemukan hal baru atau unsur kebaruan dari pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
E : menurut saya, topik yang saya angkat ini tidak berlawanan dengan etik penelitian dan kode etik kebidanan.
R : menurut saya topik yang saya angkat ini relevan, sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai dengan ilmu yang saya pelajari pada kebidanan ini.
JUDUL
ASUHAN IBU NIFAS DENGAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI
F : menurut saya ini bisa dikerjakan karena dilahan nanti pasti ada ibu nifas yang mengalami Luka episiotomi.
I : saya mengambil topik luka episiotomi ini karena saya sering melihat banyak ibu nifas yang mengalami luka episiotomi.
N : pembaruan, mungkin nanti dilahan saya akan menemukan bebrapa hal baru yang mungkin sebelumnya belum saya ketahui.
E : menurut saya nanti saat dilahan tidak akan ada perilaku/etika bidan yang berlawanan / yang melanggar.
R : menurut saya pada hal ini topik yang saya ambil sudah bagus dengan banyaknya masalah perawatan luka episiotomi yang dialamai ibu nifas yang sudah saya ketahui dan pelajari.bagi saya topik yang saya ambil ini cukup relevan
Judul : Faktor Risiko Tinggi Kehamilan 4T terhadap Pengetahuan PUS & Remaja putri di tingkat SMA sederatat
F : menurut saya faktor risiko tinggi kehamilan 4T terhadap Pengetahuan PUS & Remaja Putri bisa dikerjakan karena masih banyak kasus ibu hamil dengan Faktor risiko tinggi 4T karena kurangnya pengetahuan dan saat ini cukup banyak Remaja putri yang menikah muda (yang umurnya <20 tahun) dan tidak mengetahui apa saja risiko kehamilan 4T.
I : saya tertarik dengan kasus ini karena kurangnya pengetahuan PUS terhadap risiko tinggi kehamilan 4T dan saat ini banyak yang menikah muda tanpa mengetahui tentang risiko tinggi kehamilan 4T.
N : mungkin saya akan menumukan hal-hal baru mengenai Faktor Risiko tinggi kehamilan 4T, sehingga dapat dijadikan unsur pembaruan
E : dalam penelitian ini tidak ada unsur yang berlawanan dengan unsur etik dalam kebidanan
R : menurut saya penelitian ini sangat relevan karena masih banyaknya Pasangan Usia Subur yang tidak mengetahui Risiko tinggi kehamilan 4T yaitu Terlalu tua, Terlalu muda, Terlalu dekat, Terlalu banyak dan juga untuk mengingatkan kepada remaja putri untuk tidak tergesa - gesa menikah dengan mempertimbangkan risiko kehamilan 4T jika menikah muda, agar terciptanya kesehatan ibu dan bayi, serta mengurangi Angka Kematian Ibu & Bayi di Indonesia karena Faktor risiko tinggi kehamilan 4T termasuk salah satu Faktor tertinggi penyebab Angka kematian Ibu & bayi.
- F : Menurut saya pada kasus ibu nifas dengan luka perinium ini bisa dikerjakan. karena saat ini masih banyak ibu yang mengalami luka perinium dan memerlukan asuhan kebidanan
- I : Saya tertarik dengan kasus ini karena AKI di Indonesia masih cukup tinggi, dan salah satu penyebabnya karena infeksi pada luka perinium di masa nifas
- N : Menurut saya saat melakukan penelitian ini saya mungkin akan menemukan hal-hal baru pada saat melakukan observasi terhadap ibu nifas dengan luka perinium
- E : Menurut saya pada penelitian yang saya lakukan ini tidak berlawanan dengan etik penelitian
- R : Menurut saya judul ini sudah sesuai dan relevan dengan ilmu yang saya pelajari
Feasibel : Pada Judul tersebut masih dalam kewenangan asuhan kebidanan dan kasus hiperemesis gravidarum pada ibu primigravida masih banyak dijumpai sehingga masih mungkin untuk dikerjakan.
Interest : Ibu hamil primigravida dengan hiperemesis gravdarum menjadi ketertarikan sendiri untuk diteliti karena merupakan kejadian fisiologis yang dapat menjadi patologis pada ibu hamil.
Novelity : unutk unsur pembaharuan dapat dikembangkan dengan asuhan yang sesuai di lahan dengan penanganan hiperemesis gravidarum pada ibu primigravida.
Ethics : dalam penelitian ini tidak ada unsur yang berlawanan dengan unsur etik dalam kebidanan karena masih dalam batas wewenang pelayanan kebidanan.
Relevance : Penelitian ini sangat relevan karena mengingat masih tingginya kasus hiperemesis gravidarum yang mempengaruhi pertumbuhan janin dan kesehatan ibu selama kehamilan dengan kaitannya angka kecukupan gizi pada ibu hamil.
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Gangguan Depresi Postpartum di Puskesmas X
F : menurut saya ibu nifas dengan depresi postpartum bisa dikerjakan karena masih ada didapati ibu nifas dengan masalah gangguan psikologis, salah satunya yaitu depresi postpartum
I : saya tertarik meneliti ibu nifas dengan depresi postpartum karena ini adalah hal yang jarang ditemui, kebanyakan ibu hanya mengalami gangguan psikologis pada postpartum blues
N : dalam unsur kebaharuan, menurut saya karena ini masih jarang diteliti maka penelitian saya yang akan datang akan menambah wawasan saya, bahkan dapat menjadi ilmu pengetahuan baru, tetapi tidak menutup kemungkinan akan kurang lebih sama dengan penelitian sebelumnya yang sudah ada
E : menurut saya hal ini nantinya tidak berlawanan dengan etik penelitian ataupun kode etik kebidanan yang berlaku
R : menurut saya topik ini relevan, sesuai kebutuhan, dan sesuai dengan keilmuan saya karena ini adalah gangguan dalam masa nifas
Judul : Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus derajat III di rs x
F : menurut saya mungkin di kerjakan,karena di Indonesia sendiri cukup banyak di temukan kasus seperti ini dari beberapa jurnal yang pernah saya baca mengenai ikterus.
I : saya tertarik melakukan penelitian pada kasus ini,di karenakan angka kejaidan ikterus masih cukup banyak di Indonesia.
N : untuk unsur kebaharuan,mungkin saya akan mengembangkan penelitian yang sudah ada,dan harapanya saya bisa menemukan penanganan terbaru yang dapat menekan angka kejadian ikterus.
E : Menurut saya dalam penelitian ini tidak ada unsur yang berlawanan dengan etik penelitian
R : menurut saya penelitian ini relevan karena sesuai dengan ilmu kebidanan yang sudah saya dapatkan selama perkuliahan.
Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD DENGAN LEUKOREA DI....
F : Menurut saya penelitian ini dapat dijalankan, karena subjeknya jelas dan angka kejadian cukup tinggi
I : Saya tertarik untuk meneliti kasus ini, karena saya pernah ditanya oleh tetangga yang menjadi akseptor KB IUD mengapa bisa mengalami keputihan.
N : Unsur kebaruan tentu ada karena kasus leukorea atau keputihan berbeda-beda. Namun, tidak menutup kemungkinan saya akan menjumpai persamaan dari penelitian sebelumnya
E : Menurut saya penelitian ini tidak berlawanan dengankode etik kebidanan.
R : Menurut saya topik yang saya ambil ini relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang sudah ada. Leukorea atau keputihan merupakan efek samping yang tentu perlu untuk ditangani sehingga perlu dilakukan penelitian
Judul : Asuhan kebidanan remaja putri dalam pengetahuan keputihan
Feasible : menurut saya judul yang diangkat dapat dikerjakan karena sebagian besar remaja mengalami masa keputihan.
Interest : saya tertarik mengangkat topik tersebut karena masa keputihan pasti di alami oleh semua wanita remaja setelah menstruasi.
Novelty : saya menemukan beberapa penelitian dengan judul yang sama , namun menurut saya nanti setelah saya melakukan penelitian ini saya dapat tahu tentang informasi-informasi baru tentang keputihan yang selalu di alami oleh semua wanita remaja.
Ethics : menurut saya judul yang saya angkat menyangkut tentang etik penelitian dan kode etik kebidanan.
Relevance : menurut saya judul yang saya angkat ini sesuai dengan ilmu yang saya pelajari.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, presentase anemia pada ibu hamil diperkotaan dan dipedesaan Indonesia sebesar 48,9%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013 yaitu 37,1%.
2. Seriousness of the problem :
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu penyebab yang menjadi latar belakang kejadian mortalitas dan morbiditas, kematian ibu pada waktu hamil, melahirkan dan nifas sebagai dampak dari komplikasi kehamilan.
3. Political concern :
Pencegahan dan penanggulangan anemia yang bertujuan untuk mencegah anemia defisiensi zat besi sehingga diharapkan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas ibu hamil, pemerintah telah melakukan upaya dengan pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil. Cakupan pemberian tablet tambah darah di Indonesia tahun 2018 adalah 81,16% (Profil Kesehatan Indonesia,2018).
4. Comunity concern :
Dalam hal ini peranan bidan dalam melakukan pencegahan anemia pada kehamilan bidan dapat melakukan pemberian tablet tambah darah dan melakukan pemeriksaan laboratorium pada saat kunjungan pertama ibu difasilitas kesehatan. Bidan juga menerapkan standar asuhan antenatal care yang menjadi program kesehatan ibu anak yang memenuhi 10T salah satunya tentang pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan sebagai upaya pencegahan anemia. Selain bidan, kader dimasyarakat dapat membantu dan mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dengan melakukan penyuluhan tentang pentingnya tablet tambah darah untuk ibu hamil.
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Emesis Gravidarum di PKU...
F : Menurut saya kasus ibu hamil dengan emesis gravidarum dapat dikerjakan karena banyak ibu hamil terutama pada saat trimester 1 mengalami emesis gravidarum
I : Saya tertarik dengan topik emesis gravidarum karena mual dan muntah sering dialami ibu hamil terutama pada saat trimester I dan sangat menggganggu proses kehamilan
N : Dari beberapa penelitian yang telah saya baca sudah banyak kebaharuan mengenai topik yang saya ambil, dan untuk nantinya saya akan menemukan hal baru yang sebelumnya belum ada
E : Menurut saya, nanti saat berada di lahan tidak akan ada perilaku atau etika bidan yang berlawanan/melanggar
R : Menurut saya, pada topik yang saya ambil sangat relevan dan akan berguna karena dengan banyaknya jumlah kasus emesis gravidarum dan masih banyak ibu hamil yang kurang mengerti bagaimana penatalaksanaannya, sehingga saya akan melakukan penelitian yang lebih dalam
Meita Kusumastuti / 1910105061
Asuhan Kebidanan Pada Ny.Y 28 Tahun Dengan Hipertensi Gestasional Di RSUD Leuwiliang
F (Fleksibel) : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya di lahan pasti akan ditemui kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional,karena kemungkinan besar di setiap wilayah pasti terdapat kasus ibu hamil dengan hipertensi
I (Interest) : Saya tertarik pada kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional dikarenakan banyak ibu ibu yang belom memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hipertensi gestasional tersebut. Dan merupakan suatu tantangan tersendiri bagi saya untuk lebih mendalami kasus hipertensi gestasional tersebut.
N (Novelty) : Untuk pembaharuan nya sendiri, menurut saya nantinya dapat menemukan hal hal baru saat lebih mendalami dan mengobservasi kasus hipertensi gestasional pada ibu hamil tersebut. Namun,tidak menutup kemungkinan juga untuk hal hal yang sudah ada sebelumnya ( hasil observasi,maupun cara penelitian).
E (Ethics) : Menurut saya tidak ada yang berlawanan dengan kode etik penelitian maupun kode etik kebidanan.
R (Relevance) : Menurut saya kasus hipertensi gestasional tersebut sudah relevan dengan ilmu yang telah saya dapat selama beberapa semester kuliah di kebidanan. Dan juga sudah ada beberapa pengertian maupun jurnal dari para ahli nya
1. Magnitude
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali (2014), menunjukkan bahwa dominasi kematian ibu pada tahun 2014 terjadi pada ibu nifas yaitu 9 kasus atau 64,28%, kematian pada ibu hamil sebanyak 5 kasus atau 35,72%. Penyebab kematian ibu tertinggi tahun 2014 karena eklamsia (6), perdarahan (1), infeksi (1), lain-lain (6). Dari tahun 2011-2015 cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas cenderung meningakt meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan nifas tertinggi adalah kota Pekalongan yaitu 99,97% diikuti Batang 99,94% dan Kota Magelang 99,87%. Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan nifas terendah adalah Kota Semarang yaitu 86,91% diikuti Sragen 90,77% dan Boyolali 92,14% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015).
2. Seriousness of the problem
Apabila ibu nifas tidak bisa melewati perubahan adaptasi fisiologis dan psikologi dengan baik maka dapat menyebabkan terjadinya koplikasi masa nifas yang diantaraya terjadi perdarahan pervaginaan (atonia uteri, retensio plasenta, inversio uteri, robekan jalan lahir, tertinggalnya sebagan sisa plasenta dan uterus), terjadi infeksi luka perineum) (Maritalia, 2014).
3. Political Concern
Berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015 Kebijakan Pemerintah untuk menurunkan kematian ibu dan bayi, Pemerintah meluncurkan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pellayanan nifas oleh tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir, serta terselenggaranya pengelolaan keuangan efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Di daerah Boyolali sudah banyak yang terdapat keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir agar tercipta kesehatan pada ibu dan bayi serta mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
4. Comunity concern
Peran dan tanggungjawab Bidan dalam Asuhan Masa Nifas terletak berdasarkan Permenkes RI No.97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual, bahwa pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan (nifas) wajib dilakukan paling sedikit 3 kali selama masa nifas. 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari pasca persalinan, 1 (satu) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca persalinan, dan 1 (satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari pascapersalinan.
Judul Csr : Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pemberian aromatherapy jasmine terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan di RSUD panembanan senopati bantul
F : Menurut saya bisa dikerjakan karena nantinya akan sangat berguna dilahan terhadap pertolongan nyeri saat persalinan, karena rata rata setiap persalinan ibu bersalin pasti akan merasakan nyeri saat persalinan sehingga sangat efektif dan berguna terhadap topik ini.
I : Saya tertarik dengan topik penurunan intensitas nyeri saat persalinan dikarenakan ini berguna terhadap ibu bersalin, sehingga saya tertarik dengan topik ini dan ingin mendalamimya.
N : Menurut saya unsur kebaharuan dari topik ini mungkin nanti dapat saya temukan hal baru yang akan membantu saya agar dapat mengobservasi dan membantu ibu saat persalinan.
E : Menurut saya nantinya tidak ada yang berlawanan dengan etik penelitian ataupun etik kebidanan
R : Menurut saya topik ini sangat relevan sekali, dengan ilmu dan pengetahuan yang saya butuhkan dan yang ingin saya dapatkan . Dikarenakan topik ini memeiliki beberapa manfaat yang sangat baik sehingga saya tertarik untuk lebih mendalaminya.
Mereditha cahyani 1910105066
Judul : Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil terhadap Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan di Puskesmas......
F : Bisa dikerjakan karena kemungkinan ada ibu hamil yang belum banyak tentang gizi ibu hamil
•I : saya tertarik meneliti ini karena objek yang diteliti ibu hamil
•N : unsur kebaruan kemungkinan ada karena di era pandemi ini banyak perubahan
•E : menurut saya tidak berlawanan karena karena sesuai dg materi kebidanan karena bidan menangani pengetahuan gizi ibu hamil
•R : menurut saya karena relaven karena sampai saat ini peneliti masih banyak meniliti tentang pengetahuan gizi ibu hamil
Mereditha cahyani 1910105066
Judul : Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil terhadap Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan di Puskesmas......
F : Bisa dikerjakan karena kemungkinan ada ibu hamil yang belum banyak tentang gizi ibu hamil
•I : saya tertarik meneliti ini karena objek yang diteliti ibu hamil
•N : unsur kebaruan kemungkinan ada karena di era pandemi ini banyak perubahan
•E : menurut saya tidak berlawanan karena karena sesuai dg materi kebidanan karena bidan menangani pengetahuan gizi ibu hamil
•R : menurut saya karena relaven karena sampai saat ini peneliti masih banyak meniliti tentang pengetahuan gizi ibu hamil
1. Magnitude
Data badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN)
menunjukan pada tahun 2017 ada 37.338.265 pasangan usia subur (PUS),
yang merupakan peserta kb (59,7%) dan hampir separuhnya (31,7%)
menggunakan kontrasepsi suntik. (Profil Kesehatan, 2017).Jumlah PUS Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebanyak 6.727.894
PUS. Dari seluruh PUS yang ada, sebesar 78,6 persen adalah peserta KB aktif.
Adapun jenis metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta
KB aktif adalah suntik 54,2 persen dan terbanyak ke dua adalah pil 13,2
persen.
2.Seriousness of the problem
Penting bagi calon ibu aseptor KB suntik 3 bulan untuk mengetahui efek samping, perubahan yg akan di alami ketika menggunakan KB suntik 3 bulan serta beberapa gejala yg akan lebih terlihat terutama penambahan berat badan karna banyak ibu2 yg merasa tidak percaya diri karna berat badan yg naik, serta penting nya memberikan edukasi terkait masalah keputihan ketika menggunakan KB suntik 3 bulan, serta spoting
3. Political Concern
Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia yaitu dengan menerapkan program keluarga berencana. KB
dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi diantaranya metode
kontrasepsi sedeharna seperti: kondom, diafragma, pantang berkala dan koitus
interruptus. Metode kontrasepsi efektif hormonal seperti: AKDR/IUD, dan
metode kontrasepsi mantap seperti: metode operasi wanita (MOW) danmetode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
indikasi pasien yang ingin memilihnya (Manuaba, 2012)
4. Comunity concern
Dalam hal ini peranan bidan yaitu memberikan edukasi pada ibu aseptor KB suntik 3 bulan terkait efek samping setelah penggunaan, siapa saja yang dapat menggunakan KB suntik 3 bulan, serta anjuran untuk datang tepat waktu ketika sudah waktu tanggal suntik KB ulang, menjelaskan bagaimana penggunaan kontrasepsi ganda
Judul: Asuhan Kebidanan Aspektor KB Suntik 3 Bulan Dengan Amenorea
F : Menurut saya penelitian ini dapat dijalankan, karena subjeknya jelas dan angka kejadian cukup tinggi
I : saya tertarik mengangkat topik tersebut karena saat ini di sekira saya banyak wanita yang mengeluhkan tidak menstruasi akibat suntik 3 bulan..
N : Dari beberapa penelitian yang telah saya baca sudah banyak kebaharuan mengenai topik yang saya ambil, dan untuk nantinya saya akan menemukan hal baru yang sebelumnya belum ada
E : Menurut saya penelitian ini tidak berlawanan dengan kode etik kebidanan.
R : Menurut saya topik yang saya ambil ini relevan dengan kebutuhan dan ilmu yang sudah ada. Ameneorea atau tidak menstruasi merupakan efek samping yang tentu perlu untuk ditangani sehingga perlu dilakukan penelitian
baik bu
Waalaikumsalam, baik bu
Waalaikumsalam, baik bu
Silakan mahasiswa tuliskan secara singkat dari rencana CSR nya meliputi:
1. Magnitude
2.Seriousneess of the problem
3. Political Concern
4. Community Concern
Vany puspita 1910105013
Judul : asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal di RSU...
1. Magnitude & seriousness of the problem
Menurut data Kemenkes (2018), hasil analisis kematian ibu pada tahun 2010 telah membuktikan bahwa angka kematian ibu terkait erat dengan jenis pertolongan persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Jika persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan maka terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu.
Hasil Riskesdas 2018 juga memperlihatkan bahwa tempat persalinan yang paling banyak digunakan yaitu di rumah sakit (pemerintah maupun swasta) yaitu 32,7% dibanding fasilitas kesehatan lainnya dan pertolongan persalinan di praktik tenaga kesehatan (nakes) sebesar 29,6%.
Selain itu juga, Penelitian yang dilakukan Di Afrika dan negara berkembang lainnya menunjukkan bahwa penyebab tingginya angka kematian ibu dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan yang terampil dalam membantu proses persalinan sehingga hal tersebut menjadi penyebab utama kematian ibu pada daerah tersebut. Dengan demikian, perawatan intra-partum yang meliputi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil sangat penting untuk mengurangi angka kematian pada ibu. (Abdurrahman, dkk, 2016: 64)
2. Political Concern
Program pemerintah untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan pada persalinan normal adalah dengan melakukan APN (Asuhan Persalinan normal). Asuhan persalinan normal adalah penatalaksanaan ibu bersalin secara bersih aman dengan penanganan proaktif dalam persiapan dan pencegahan infeksi. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan infeksi secara proaktif selama dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu bersalin dan bayi baru lahir. Asuhan Persalinan Normal (APN) sebagai paradigma baru pada pertolongan persalinan sangat memberi manfaat kepada ibu karena didasari oleh langkah langkah standar kerja dengan sistimatis dan holistik berorientasi pada kebutuhan ibu. Selain itu juga dapat melakukan asuhan sayang ibu atau safe motherhood(Purwaningsi & Fatmawati, 2010). Asuhan sayang ibu merupakan asuhan yang menerapkan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu, serta mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan (Asri, 2010). Asuhan sayang Ibu berpengaruh terhadap proses persalinan. Asuhan Sayang Ibu merupakan asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu serta diberikan sesuai kebutuhan ibu berdasarkan standar kesehatan yang berlaku dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak (Saifuddin, 2014).
3. Community concern
Masalah mengenai asuhan persalinan normal sangat penting selain itu juga, masyarakat dapat meningkatkan kepedulian masyarakat mengenai Pertolongan persalinan dilakukan secara aman oleh tenaga kesehatan yang kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Tenaga kesehatan seperti dokter spesialis kebidanan, dokter, dan bidan dapat melakukan Penatalaksanaan APN menekankan pada persiapan ibu dengan pendekatan sayang ibu, pertolongan kelahiran bayi berfokus pada pencegahan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan karena atonia uteri, laserasi jalan lahir, retentio plasenta, partus lama, dan asfiksia baru lahir. Penyebab tertinggi kematian ibu saat ini adalah perdarahan pasca persalinan, kemudian infeksi pada masa nifas karena persalinan ditolong oleh orang yang tidak memperhatikan kebersihan dan keamanan dari sumber infeksi. Penatalaksaan APN terdiri dari 60 (enam puluh) langkah yang harus dilakukan secara sistematis dan seluruh langkah harus dikerjakan (Musphyanti, 2017).
Judul CSR : “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Dengan Bendungan ASI Di RSUD Nyi Ageng Serang Sentolo”
1. Magnitude of the problem
Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyebutkan bahwa terdapat ibu nifas yang mengalami Bendungan ASI sebanyak 35.985 (15,60 %) ibu nifas, serta pada tahun 2015 ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 77.231 (37, 12 %) ibu nifas (SDKI, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh suryani (2016), tentang bendungan ASI di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya diporeleh data dari poli laktasi pada bulan januari2015 – februari 2016 yaitu sebanyak 519 ibu nifas yang mengalami bendungan ASI dan terbanyak terjadi pada bulan februari 2016 yaitu sebanyak 90 ibu nifas. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Anasari (2014) yang dilakukan di RSUD Margono Soekarjo didapatkan data jumlah ibu nifas pada tahun 2012-2013 sebanyak 5.148 orang, jumlah tersebut terdiri dari ibu nifas normal sebanyak 4561 orang dan ibu nifas patologi sebanyak 542 orang. Jumlah ibu nifas dengan mastitis pada tahun 2012-2013 sebanyak 45 orang.
2. Seriousneess of the problem
Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan ASI tidak teratasi yaitu akan terjadi mastitis dan abses payudara. Mastitis merupakan inflamasi atau infeksi payudara dimana gejalanya yaitu payudara keras, memerah, dan nyeri, dapat disertai demam > 38 0C (Kemenkes RI, 2013: 223) sedangkan abses payudara merupakan komplikasi lanjutan setelah terjadinya mastitis dimana terjadi penimbunan nanah didalam payudara (Rukiyah, Yulianti, 2012: 27). Selain berdampak pada ibu, bendungan ASI juga berdampak pada bayi dimana kebutuhan nutrisi bayi akan kurang terpenuhi karena kurangnya asupan yang didapatkan oleh bayi.
3. Political Concern
Pemerintah telah membuat kebijakan pada masa nifas. Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit empat kali kunjungan yang dilakukan. Dalam Kepmenkes RI. No. HK.01.07/MENKES/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan, Pada Kompetesi bidan ke- 5 yaitu bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi pada proses laktasi atau menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembekakan payudara, mastitis, abses, puting lecet, puting masuk. Mengingat pentingnya pemberian ASI, maka perlu adanya perhatian dalam proses laktasi agar terlaksana dengan benar. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI. No. HK.01.07/MENKES/320/2020 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia.
4. Community Concern
Upaya yang yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bendungan ASI yaitu pada saat antenatal, dimana ibu diberikan penyuluhan tentang perawatan payudara pada saat trimester II dan III, perawatan payudara pada ibu hamil sampai dengan saat menyusui perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan payudara adalah penghasil ASI sebagai sumber nutrisi untuk bayi yang baru lahir dan jika tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya melakukan perawatan payudara saat akan melahirkan atau setelah melahirkan sering dijumpai kasus yang merugikan ibu dan bayi seperti terjadinya bendungan ASI. Selain itu penyuluhan tentang personal hygiene juga perlu diberikan karena mengingat terjadinya mastitis disebabkan oleh bakteri stapylococus aerus.
1. Magnitude
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut World Health Organization WHO tahun 2017 di dunia yaitu 289.000 jiwa, (WHO, 2017). Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Mienium Develpomet Goals (MDG’s) 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup..
2. Seriousneess of the problem
Tingginya Angka
Kematian Ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya
kemampuan jasmani karena sel sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen.
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi
lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan
post partum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering
berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mengetahui kehilangan
darah
3. Political Concern
Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007, standar
kompetensi ke 3 bidan yaitu bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu
tinggi untuk mengoptimalkankKesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi
dini, pengobatan, atau rujukkan komplikasi tertentu. Dalam melakukan asuhan
antenatal, bidan memberikan ANC terpadu dimana salah satu komponen pelayanan
kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (Fe)
4. Community Concern
Dimata masyarakat sendiri anemia pada ibu hamil masih dianggap enteng dan juga tidak terlalu diperhatikan, dan konsumsi obat penambah darah pada ibu hamil anemia masih digolongkan rendah oleh pemerintah sendiri. Dikarenakan masih banyak ibu hamil yang menghiraukan kebijakan pemerintah terkait dengan pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet.
Hayu Wardani 1910105010
1. Magnitude : Cukup Serius karena nyeri punggung dilaporkan sebagai masalah umum yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III dengan prosentase 60-90%.
2. Seriousness of the problem : perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan ketidaknyamanan selama kehamilan selain itu perubahan fisik pada ibu hamil dapat menjadi salah satu penyulit pada masa kehamilan maupun persalinan. Salah satu penyulit pada masa kehamilan adalah nyeri punggung. Nyeri punggung pada ibu hamil dapat mengakibatkan kesakitan juga berdampak terhadap terganggunya aktivitas ibu akibat nyeri yang dirasakannya. Nyeri punggung yang dialami oleh ibu hamil trimester III dapat menjadi salah satu penyebab naiknya angka motbiditas.
3. Political Concern : untuk mengurangi angka kesakitan ibu hamil yang diakibatkan oleh nyeri punggung, bidan dapat memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Pada tahun 2010 Kemenkes RI mensosialisasikan standar 10T yang harus dilakukan oleh bidan pada setiap kunjungan ulang ANC yang berupa timbang, tekanan darah, ukur lingkar lengan atas, periksa tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan DJJ, imunisasi TT, tablet Fe, tes laboratorium, tatalaksana kasus, dan temu wicara. Melalui temu wicara yang menjadi salah satu komponen dalam 10T, bidan dapat memberikan KIE kepada ibu hamil trimester III dengan nyeri punggung.
4. Comunity Concern : adanya nyeri punggung menimbulkan kekhawatiran dan keresahan pada ibu hamil terutama ibu hamil pada trimester III.
peran bidan : Kasus nyeri punggung pada ibu hamil membutuhkan peran penting bidan yaitu diantaranya mengantisipasi dengan memberikan konseling untuk melengkapi ANC Terpadu dan menganjurkan melakukan ANC secara rutin. Bidan juga dapat memberikan konseling mengenai posisi tubuh yang baik seperti cara duduk dengan posisi punggung tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, senam hamil, dan kompres air hangat untuk meredakan otot-otot (Harsono, 2013).
peran masyarakat (keluarga dan kader) : Keluarga sebagai orang terdekat dari ibu hamil memiliki peran dalam memantau kesehatan ibu selama masa kehamilan serta mampu memberikan informasi kesehatan. Begitu pula kader yang dapat membantu dalam menjaga kesehatan ibu hamil melalui promosi kesehatan, penyuluhan, dan pencegahan risiko.
1. magnitute
Angka kejadian emesis gravidarum sedikitnya 15% dari semua wanita hamil
(WHO, 2014). Emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian
yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia, 0,9% di Swedia,
0,5% di California,1,9% di Turki, dan di Amerika Serikat prevalensi emesis
gravidarum sebanyak 0,5%-2% (Helper, 2008). Angka kejadian emesis gravidarum di
Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat diobservasi secara
lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang terkena emesis gravidarum. Di Indonesia
sekitar 10% wanita hamil yang terkena emesis gravidarum. Di Jawa timur kejadian
emesis gravidarum sebanyak 10% - 15% dari jumlah ibu hamil sebanyak 182.815
pada tahun 2015 (Depkes, 2015).
2. seriousness of the problem
Dalam keadaan emesis
gravidarum yang berlebihan dan asupan gizi yang tidak kuat dapat mempengaruhi
status gizi pada ibu hamil. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi
pertumbuhan janin dalam kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum
kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).
3. political concern
program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah ibu yaitu penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat (Profil Kesehatan Indonesia, 2015: 134-135). Bidan juga bekerjasama dengan kader kader desa dalam melakukan pendekatan kepada ibu hamil.
4. comunity concern
bidan : Untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan akibat emesis gravidarum bidan menyarankan dan memberikan kie mengenai beberapa hal meliputi mengatur pola makan, pengobatan herbal/alamiah seperti mengkonsumsi jahe atau peppermint, istirahat dan tidur yang cukup, dukungan psikologis, juga mengatur pola hidup , karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual muantah saat kehamilan agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya, sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat mengganggu kehamilan selanjutnya. Bidan juga memberikan penjelasan mengenai makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi untuk mempertahankan status gizi dalam keadaan mual dan muntah yaitu dengan makan sedikit – sedikit tapi sering setiap 2 – 3 jam dan minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minum air putih ataupun jus dan makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat membantu mengatasi rasa mual. Mengkonsumsi buah dan sayuran juga makanan yang memiliki karbohidrat tinggi seperti roti, kentang, biskuit, dan sebagainya.
keluarga dan kader : Mual dan muntah pada ibu primigravida dan multigravida dapat menimbulkan
kekhawatiran. Mengingkatnya emosi pada kehamilan primigravida menunjukan
kurangnya informasi dan pengetahuan, juga komunikasi antara ibu hamil dengan
bidan, kader atau tenaga Kesehatan lainnya yang mempengaruhi prespesi ibu dengan
gejala mual muntah yang dialami. keluarga dan suami juga memiliki peran penting , dukungan kepada ibu aka membantu ibu dalam mengurangi rasa khawatir yang timbuk akibat emesis gravidarum.
1. Magnitude :
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, presentase anemia pada ibu hamil diperkotaan dan dipedesaan Indonesia sebesar 48,9%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013 yaitu 37,1%.
2. Seriousness of the problem :
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu penyebab yang menjadi latar belakang kejadian mortalitas dan morbiditas, kematian ibu pada waktu hamil, melahirkan dan nifas sebagai dampak dari komplikasi kehamilan.
3. Political concern :
Pencegahan dan penanggulangan anemia yang bertujuan untuk mencegah anemia defisiensi zat besi sehingga diharapkan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas ibu hamil, pemerintah telah melakukan upaya dengan pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil. Cakupan pemberian tablet tambah darah di Indonesia tahun 2018 adalah 81,16% (Profil Kesehatan Indonesia,2018).
4. Comunity concern :
Dalam hal ini peranan bidan dalam melakukan pencegahan anemia pada kehamilan bidan dapat melakukan pemberian tablet tambah darah dan melakukan pemeriksaan laboratorium pada saat kunjungan pertama ibu difasilitas kesehatan. Bidan juga menerapkan standar asuhan antenatal care yang menjadi program kesehatan ibu anak yang memenuhi 10T salah satunya tentang pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan sebagai upaya pencegahan anemia. Selain bidan, kader dimasyarakat dapat membantu dan mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dengan melakukan penyuluhan tentang pentingnya tablet tambah darah untuk ibu hamil.
Judul: Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan Spoting di PMB x, Sleman Yogyakarta
1. Magnitude: Jumlah PUS Provinsi DIY tahun 2019 sebanyak 498.897 PUS. Dari seluruh PUS yang ada, sebesar 76,6% adalah peserta KB aktif. Adapun jenis metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntik 43,7% dan terbanyak kedua adalah AKDR 24,4%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa untuk memperoleh pelayanan suntuk relatif lebih mudah, sebagai akibat tersedianya jaringan pelayanan sampai di tingkat desa/kelurahan sehingga dekat dengan tempat tinggal peserta KB.
2.Seriousneess of the problem: Salah satu faktor memberikan dampak pada peningkatan Angka Kematian Ibu adalah risiko 4 Terlalu (Terlalu muda melahirkan dibawah usia 21 tahun, Terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, Terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 3 tahun dan Terlalu banyak jumlah anak lebih dari 2). Persentase ibu meninggal yang melahirkan berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun adalah 33% dari seluruh kematian ibu, sehingga apabila program KB dapat dilaksanakan dengan baik lagi, kemungkinan 33% kematian ibu dapat dicegah melalui pemakaian kontrasepsi.
3. Political Concern: Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yaitu dengan menerapkan program keluarga berencana. KB dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi diantaranya metode kontrasepsi sederhana: seperti kondom, diafragma, pantang kepala dan koitus interruptus. Metode kontrasepsi efektif hormonal seperti: AKDR/IUD dan metode kontrasepsi mantap seperti: metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya.
4. Community Concern: Bidan dapat memberikan pelayanan dalam penanganan spotting yang dapat dilakukan bila ringan atau tidak terlalu menganggu tidak perlu diberi obat. Bila cukup menganggu dapat diberikan pil KB 3x1 tablet selama 7 hari. 1 sikulus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg estinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari) atau obat sejenis lain.
Magnitude
cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Sleman menunjukkan kenaikan yang signifikan dari tahun 2012 dengan angka cakupan 52,56% dan pada tahun 2015 cakupan vitamin A untuk ibu nifas menjadi 86,04%. Pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 80% ibu nifas mendapat dua kapsul vitamin A 200.000 SI yang diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.
Seriousneess of the problem
Dampak dari ibu nifas yang tidak mengonsumsi vitamin A, saat dia menyusui bayinya dan ibu kekurangan asupan vitamin A,berbahaya untuk kelangsungan hidup ,pertumbuhan ,dan perkembangan bayinya,dan dapat berpengaruh pada peningkatan morbiditas ibu nifas maupun bayi yang baru lahir.Kekurangan vitamin A menyebabkan mata tak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam retina. Sebagai konsekuensi awal terjadilah rabun senja, yaitu mata sulit melihat kala senja atau dapat juga terjadi saat memasuki ruangan gelap. Bila kekurangan vitamin A berkelanjutan maka akan mengalami xerophtalmia yang mengakibatkan kebutaan. Selain itu kekurangan vitamin A menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi bakteri dan virus. Tanpa vitamin A, sistem pertahanan tubuh akan hilang. Ini memicu tubuh rentan terserang penyakit.
Political Concern
pemerintah menerapkan pendistribusian vitamin A ibu nifas tidak hanya melalui Puskesmas, akan tetapi melalui kader dan bidan desa, dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman gencar melakukan perbaikan cakupan vitamin A ibu nifas. Keberhasilan implementasi program pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi untuk ibu nifas tidak hanya dinilai dari perolehan prestasi berupa angka cakupan tinggi saja, namun juga harus mempertimbangkan aspek cakupan yang telah dicapai dan proses para pelaksana program selama mengimplementasikan program tersebut.
Community concern
Bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya selalu memberikan pendidikan kesehatan secara rutin kepada ibu nifas tentang pentingnya asupan vitamin A masa nifas. Pendidikan kesehatan yang bisa dilakukan bidan seperti konseling ketika ibu melakukan ANC atau kunjungan rumah. Masa nifas merupakan hal penting untuk di perhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di indonesia
Asuhan Kebidanan Pada Ny.Y 28 Tahun Dengan Hipertensi Gestasional Di RSUD Leuwiliang
F (Fleksibel) : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya di lahan pasti akan ditemui kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional,karena kemungkinan besar di setiap wilayah pasti terdapat kasus ibu hamil dengan hipertensi
I (Interest) : Saya tertarik pada kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional dikarenakan banyak ibu ibu yang belom memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hipertensi gestasional tersebut. Dan merupakan suatu tantangan tersendiri bagi saya untuk lebih mendalami kasus hipertensi gestasional tersebut.
N (Novelty) : Untuk pembaharuan nya sendiri, menurut saya nantinya dapat menemukan hal hal baru saat lebih mendalami dan mengobservasi kasus hipertensi gestasional pada ibu hamil tersebut. Namun,tidak menutup kemungkinan juga untuk hal hal yang sudah ada sebelumnya ( hasil observasi,maupun cara penelitian).
E (Ethics) : Menurut saya tidak ada yang berlawanan dengan kode etik penelitian maupun kode etik kebidanan.
R (Relevance) : Menurut saya kasus hipertensi gestasional tersebut sudah relevan dengan ilmu yang telah saya dapat selama beberapa semester kuliah di kebidanan. Dan juga sudah ada beberapa pengertian maupun jurnal dari para ahli nya.
1. Magnitude
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali (2014), menunjukkan bahwa dominasi kematian ibu pada tahun 2014 terjadi pada ibu nifas yaitu 9 kasus atau 64,28%, kematian pada ibu hamil sebanyak 5 kasus atau 35,72%. Penyebab kematian ibu tertinggi tahun 2014 karena eklamsia (6), perdarahan (1), infeksi (1), lain-lain (6). Dari tahun 2011-2015 cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas cenderung meningakt meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan nifas tertinggi adalah kota Pekalongan yaitu 99,97% diikuti Batang 99,94% dan Kota Magelang 99,87%. Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan nifas terendah adalah Kota Semarang yaitu 86,91% diikuti Sragen 90,77% dan Boyolali 92,14% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015).
2. Seriousness of the problem
Apabila ibu nifas tidak bisa melewati perubahan adaptasi fisiologis dan psikologi dengan baik maka dapat menyebabkan terjadinya koplikasi masa nifas yang diantaraya terjadi perdarahan pervaginaan (atonia uteri, retensio plasenta, inversio uteri, robekan jalan lahir, tertinggalnya sebagan sisa plasenta dan uterus), terjadi infeksi luka perineum) (Maritalia, 2014).
3. Political Concern
Berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015 Kebijakan Pemerintah untuk menurunkan kematian ibu dan bayi, Pemerintah meluncurkan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pellayanan nifas oleh tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir, serta terselenggaranya pengelolaan keuangan efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Di daerah Boyolali sudah banyak yang terdapat keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir agar tercipta kesehatan pada ibu dan bayi serta mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
4. Comunity concern
Peran dan tanggungjawab Bidan dalam Asuhan Masa Nifas terletak berdasarkan Permenkes RI No.97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual, bahwa pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan (nifas) wajib dilakukan paling sedikit 3 kali selama masa nifas. 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari pasca persalinan, 1 (satu) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca persalinan, dan 1 (satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari pascapersalinan.
Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD DENGAN LEUKOREA DI....
1. Magnitude of the problem
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%.
2. Seriousneess of the problem
Menurut penelitian yang dilakukan pada Maret 2016 dengan jumlah Akseptor KB pada tahun 2015 sejumlah 167 akseptor dimana jumlah akseptor implant 82 akseptor (49,10%), IUD sebanyak 56 akseptor (33,53%), suntik 13 akseptor (7,78%), kondom 13 akseptor (7,87), MOW 2 akseptor (1,19), pil 1 akseptor (0,59%). Dari studi pendahuluan pada bulan Maret 2015 dari 10 akseptor KB IUD ada 4 pemakai KB IUD (40%) mengalami leukorea fisilogis, dimana akseptor mengatakan mengalami keputihan yang berwarna putih, encer, tidak berbau, dan tidak gatal, 4 pemakai KB IUD (40%) mengalami Leukorea patologi, mengatakan mengeluarkan keputihan yang berwarna kuning agak sedikit kehijauan, gatal, kadang juga bau tidak sedap, dan 2 pemakai KB IUD (20%) tidak mengalami keluhan leukorea.
3. Political Concern
Pemerintah telah berupaya mengurangi efek samping dari penggunaan IUD dengan menjadwalkan pemeriksaan akseptor KB IUD ke petugas kesehatan nasional sesuai jadwal yang telah ditentukan di setiap fasilitas kesehatan. Penjadwalan pemeriksaan KB IUD bertujuan untuk mengetahui lebih dini jika terdapat efek samping atau komplikasi, selanjutnya petugas dan Institusi Kesehatan melakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) secara lengkap kepada Pasangan Usia Subur (PUS) danWanita Usia Subur (WUS) di seluruh fasilitas kesehatan nasional, bahwa keputihan tidak hanya disebabkan karena pemakaian AKDR tetapi juga banyak dipengaruhi oleh faktor lain. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di setiap daerah di Indonesia berfungsi sebagai Pengkaji dan penyusun kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, fasilitator dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera kepada akseptor KB dan petugas pelayanan kesehatan Nasional. Langkah ini dilakukan untuk mencegah akseptor melakukan “drop out” atau pencabutan IUD. (Basuki & Soesilowati, 2015)
4. Community Concern
Menyediakan informasi yang akurat dan sesuai serta konseling yang bersifat empatik, program dapat menjamin bahwa ibu dan pasangan memilih dengan sadar suatu metode kontrasepsi. Mendorong pemilihan yang sesuai dengan kepuasan klien kemungkinan besar terpenuhi sehingga pemakai kontrasepsi diharapkan lebih konsisten. Penyediaan informasi yang menyeluruh dan konseling menyebabkan peningkatan berkelanjutan selain itu agar pemakaian metode benar dan aman, pemakai perlu memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi yang mereka pilih, termasuk pengetahuan tentang kemungkinan efek samping.
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Sedang DiPuskesmas Ngemplak
Magnitude :
Hasil riset kesehatan Dasar(Riskesdas) pada tahun 2011 menunjukan bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40-50 %, pada tahun 2012 mencapai 63% sedangkan pada tahun 2013 mencapai 73,1 %. Untuk capaian pemberian tablet Fe-1 pada tahun 2012 mencapai 75,46%, tahun 2013 mencapai 86,55%. Cakupan Fe-3 pada tahun 2012 mencapai 71,20% dan 2013 meningkat menjadi 74,83%.
Dan berdasarkan data Dinas Kesehatan Derah Istimewa Yogyakarta(DIY) Tahun 2015 prevalensi anemia ibu hamil sebesar 14,85%. Dimana prevalensi anemia tertingi di kota Yogyakarta sebesar 32.39%
Seriousneess of the problem :
Anemia merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya perdarahan post partum yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan maternal. Perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemia, dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat menolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, dan prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress, kurang produksi ASI rendah)
Political Concern
Kebijakan pemerintah tentang anemia terdapat pada standar pelayanan kebidanan standar 6 yang mengatur peran bidan dalam melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan rujukan pada semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (IBI, 2006). World Health Organitation menganjurkan untuk memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik kehamilan, namun banyak literature yang menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan.
Community Concern
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan pada masa kehamilan. Maka dari itu bidan berperan dalam memberikan infromasi dan edukasi kepada ibu hamil tentang memeberitahu cara mengkonsumsi tablet Fe dengan benar,memberikan Pendidikan Kesehatan mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil, guna mencegah terjadinya anemia.
judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PUTING SUSU LECET DI PUSKESMAS X
Magnitude : Data kementrian kesehatan mencatat, angka inisiasi menyusui dini
(IMD). Di indonesia meningkat dari 51,8 % pada 2016 menjadi 57,8 %
pada 2017 kendati meningkat, angka itu disebut masih jauh dari target
sebesar 90% . Manfaat menyusui yang besar bagi ibu dan bayi.Angka ASI
eksklusif dari 29,5 % pada 2016 menjadi 35,7 % pada 2017. Angka ini
juga terbilang sangat kecil jika mengingat pentingnya peran ASI
bagikehidupan anak (Depkes RI, 2017).
Seriousneess of the problem :Puting susu lecet sering terjadi pada ibu menyusui dan sering
diakibatkan oleh teknik menyusui yang salah. Masalah-masalah dalam
menyusui seperti puting susu lecet dapat menimbulkan gangguan dalam
proses menyusui sehingga pemberian ASI tidak adekuat, pemberian ASI
yang tidak adekuat akan mengakibatkanpayudara bengkak, saluran ASI
tersumbat, radang payudara hingga kejadian mastitis. Puting susu lecet
yang lecet sering membuat ibu menyusui malas untuk menyusui bayinya
karena ibu merasakan sakit saat menyusui, kemudian hal itu menyebabkan
radang payudara hingga abses payudara, hal tersebut menjadi salah satu
penyebab yang sering terjadi dalam kegagalan pemberian ASI ekslusif
(Manuaba IBG, 2011).
Political Concern : Angka ASI
eksklusif dari 29,5 % pada 2016 menjadi 35,7 % pada 2017. Angka ini
juga terbilang sangat kecil jika mengingat pentingnya peran ASI
bagikehidupan anak (Depkes RI, 2017).
Community Concern : Peran bidan sangat penting dalam dalam memberikan asuhan
kebidanan pada masa nifas untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan
psikologis ibu. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini
mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali
sehari. Perawatan payudara yang dilakukan meliputi pengurutan payudara,
pengosongan payudara, pengompresan payudara, dan perawatan puting
susu (Norazizah, 2013).
Waalaikumsalam wr wb, baik bu
Judul : Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang DiPMB X
F: Menurut saya kasus ibu hamil dengan anemia ini bisa untuk dikerjakan, karena masih banyak ibu hamil yang mengalami anemia,dan untuk anemia sedang juga masih banyak ibu hamil yang mengalaminya
I : Saya tertarik dengan kasus ibu hamil dengan anemia sedang ini karena masih banyak ibu hamil yang mengalami anemia dan saya ingin mengurangi angka kejadian ibu hamil dengan anemia. dengan melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab,tanda dan gejala, dan penatalaksaanya
N : untuk unsur pembaruan, mungkin nanti saya akan mengembangkan penelitian yang sudah ada atau jika nanti dilahan saya mengobservasi ibu hamil dengan anemia sedang saya bisa menemukan hal-hal yang berbeda untuk saya lakukan pembaharuan.
E : Menurut saya judul yang saya ambil ini tidak berlawanan dengan etik penelitian dan kode etik bidan ,karena bidan berwenang dalam menangani kasus tersebut
R : menurut saya penelitian ini relevan dan sesuai dengan ilmu, karena sekarang ini masih banyak ibu yang mengalami anemia sedang dan banyak yang melakukan penelitian ini
Judul: Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan Spoting di PMB x, Sleman Yogyakarta
- F: Mengingat kesehatan reproduksi dan KB masih termasuk wewenang dalam pelayanan kebidanan dan masih banyak wanita yang tidak tahu bagaimana penanganan apabila mengalami spotting setelah menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Sehingga seorang bidan perlu memberikan pelayanan tentang hal tersebut.
- I: Alasan saya mengambil judul ini adalah karena, masih banyak wanita dalam usia subur yang belum tahu bagaimana penatalaksanann apabila mengalami efek samping dari penggunaan kontrasepsi KB suntik 3 bulan salah satunya spotting, dan spotting menduduki urutan kedua dalam efek samping terbanyak yang dialami oleh penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan. Walaupun spotting merupakan efek samping, tetapi apabila tidak di periksa dan ditangani dengan baik tidak menutup kemungkinan spotting yang dimaksud menunjukkan hal yang patologis seperti kanker serviks.
- N: Selagi melakukan penatalaksanaan mungkin akan menemukan hal baru, sehingga bisa menjadi acuan dalam asuhan yang diberikan.
- E: Menurut saya judul yang saya pilih bukan hal yang bertentangan dengan etik penelitian maupun wewenang kebidanan.
- R: Menurut saya judul yang saya pilih sudah relevan dan masih banyak akseptor yang memerlukan asuhan pada kasus ini.
Asuhan Kebidanan Pada Ny.S 27 Tahun Dengan Hipertensi Gestasional Di RS Gamping
F (Fleksibel) : Menurut saya bisa dikerjakan dikarenakan nantinya di lahan pasti akan ditemui kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional,karena kemungkinan besar di setiap wilayah pasti terdapat kasus ibu hamil dengan hipertensi
I (Interest) : Saya tertarik pada kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional dikarenakan banyak ibu ibu yang belom memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hipertensi gestasional tersebut. Dan merupakan suatu tantangan tersendiri bagi saya untuk lebih mendalami kasus hipertensi gestasional tersebut.
N (Novelty) : Untuk pembaharuan nya sendiri, menurut saya nantinya dapat menemukan hal hal baru saat lebih mendalami dan mengobservasi kasus hipertensi gestasional pada ibu hamil tersebut. Namun,tidak menutup kemungkinan juga untuk hal hal yang sudah ada sebelumnya ( hasil observasi,maupun cara penelitian).
E (Ethics) : Menurut saya tidak ada yang berlawanan dengan kode etik penelitian maupun kode etik kebidanan.
R (Relevance) : Menurut saya kasus hipertensi gestasional tersebut sudah relevan dengan ilmu yang telah saya dapat selama beberapa semester kuliah di kebidanan. Dan juga sudah ada beberapa pengertian maupun jurnal dari para ahli nya.
Re: Diskusi CSR
Judul: ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN KEK DI PMB SUHARTI Amd.Keb DI GIRISUBO
F: Menurut saya bisa dikerjakan karena masih banyak kasus pada ibu hamil primigravida dengan KEK ( Kekurangan Energi Kronis) dan saya tertarik dalam melakukan penelitian lebih dmendalam tentang kasus tersebut terutama di wilayah Girisubo.
I: Saya tertarik melakukan penelitian mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Ibu hamil Primigravida di PMB Suharti Amd.keb Di Girisubo karena kasus tersebut masih sering diabaikan pada ibu hamil.
N: Unsur kebaharuan dalam kasus tersebut bisa ditemukan ketika kita bisa menangani pasien dengan kasus tersebut secara langsung dan dapat menemukan hal- hal yang mungkin bisa ditambahkan dalam nnsur penelitian dan bisa mendapatkan ilmu pengetahuan.
E: Menurut saya dalam kasus tersebut tidak ada etik yang berlawanan dalam kewenangan bidan dan sesuai dengan kode etik bidan.
R: Menurut saya kasus tersebut sangat relevan dan sesuai kebutuhan dalam kasus penelitian dan juga menambah pengetahuan dan wawasan yang luas dalam menangani kasus tersebut.
Seriousness of the problem (keseriusan masalah sehingga perlu untuk diteliti) : Proporsi ibu hamil dengan KEK di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2019 sebesar 33,5% meningkat menjadi 38,5% pada tahun 2020. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Yogyakarta tahun 2021 terdapat 13,91% ibu hamil dengan KEK. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Wonosari Gunungkidul ibu hamil dengan KEK pada tahun 2019 sebanyak 1.239 ibu hamil, tahun 2020 sebanyak 1.356 ibu hamil dan tahun 2021 dari bulan Januari sampai September 1.836 ibu hamil.
Magnitude of the problem (berat ringannya masalah, percentase kejadian): Asupan energi dengan risiko KEK ibu hamil remaja usia 15-19 tahun di Kota Wonosari, Gunungkidul Tahun 2021. Ibu dengan asupan energi <80% Angka Kebutuhan Gizi (AKG) berpeluang risiko KEK 8,051 kali dibanding ibu dengan asupan energi ≥ 80% Angka Kebutuhan Gizi (AKG). Data Susenas tahun 2021 mengenai konsumsi pangan masyarakat Indonesia memperlihatkan bahwa konsumsi protein masyarakat Indonesia terutama protein hewani masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan asupan protein dari pangan hewani rata-rata hanya sekitar 25%. Idealnya, asupan protein hewani minimal 50% dari total konsumsi protein untuk mencapai sumber daya manusia yang baik.
Political concern (kebijakan pemerintah): Faskes dapat memberikan edukasi dengan kasus KEK pada ibu hamil dan dapat digunakan sebagai bahan penunjang untuk perencanaan program pencegahan dan penanggulangan risiko kekurangan energi kronik pada ibu hamil.
Community concern (sejauh mana masyarakat menganggap penting tentang masalah, peran masyarakat, peran bidan): Masyarakat masih belum mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil, Peran bidan dalam menangani kasus tersebut melakukan perencanaan program pencegahan dan penanggulangan risiko kekurangan energi kronik pada ibu hamil serta mengevaluasi program yang selama ini telah dilaksanakan.