Izin menjawab pertanyaan mb rinanda
Berikut tata cara aqiqah sesuai sunnah :
1. Menyembelih hewan aqiqah
Hewan aqiqah hendaknya disembelih pada hari ketujuh kelahiran bayi. Jika si bayi lahir pada malam hari, maka tujuh hari tersebut dapat dihitung mulai keesokan harinya.
Perihal waktu penyembelihan hewan aqiqah ini, ulama mazhab Syafi'i dan Hambali memperbolehkan untuk menyembelihnya sebelum atau sesudah hari ketujuh.
Menurut sekelompok ulama mazhab Hambali, aqiqah boleh dilakukan oleh sang ayah sekalipun anaknya telah baligh. Sebab, tidak ada batasan waktu untuk melaksanakan aqiqah.
2. Memasak daging aqiqah dan membagikannya
Terdapat dua pendapat mengenai daging aqiqah. Sebagian ulama berpendapat boleh membagikan daging aqiqah tanpa dimasak terlebih dahulu, sedangkan sebagian yang lain menyatakan lebih utama apabila dimasak lalu dibagikan dalam kondisi matang.
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Aisyah RA, setelah memasak hewan aqiqah, keluarga dapat memakan sebagian daging tersebut lalu menyedekahkan sebagian yang lain.
"Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya) dan disedekahkan pada hari ketujuh." (HR. Baihaqi).
3. Mencukur rambut bayi dan memberinya nama
Pelaksanaan aqiqah ini diikuti dengan mencukur rambut bayi. Selain itu, nama juga dapat diberikan saat pelaksanaan aqiqah tersebut.
4. Membaca doa
Tata cara aqiqah sesuai sunnah lainnya adalah membaca doa. Dalam hal ini doa dibaca saat menyembelih hewan aqiqah dan untuk bayi yang diaqiqahkan.
Sumber
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6086623/tata-cara-aqiqah-sesuai-sunnah-bolehkah-ketika-anak-sudah-besar.