MATERI ASUHAN KB DALAM SITUASI KHUSUS

Forum Diskusi Kelas B

Forum Diskusi Kelas B

by Herlin Fitriani Kurniawati -
Number of replies: 40

diskusikan pelyanan KB Pada:

1. Kondisi Situasi Bencana

2. Kondisi New Normal

3. KB pada ODHA

In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106056 RAHMA -

assalamualikum wr wb , saya izin bertanya 

Dalam pelayanan KB berkualitas dalam situasi bencana  ,  kenapa metode KB kondom  yang paling sering di gunakan ? berikan alasan nya ?

In reply to 1910106056 RAHMA

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106089 DINDA PUTRI RAMADHANTY -

Saya Dinda Putri Raja 1910106089 izin mencoba menjawab pertanyaan mba Rahma

KB kondom merupakan metode kb yang paling sering di gunakan karena kb kondom memiliki kelebihan diantaranya harganya yang terjangkau, memberikan perlindungan dari bahaya penularan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), dan sangat mudah didapatkan

In reply to 1910106056 RAHMA

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106064 SALSYA NAULIA CHAMID -

Saya Salsya Naulia Chamid izin menambahkan jawaban. Kondom menjadi pilihan untuk digunakan pada kondisi darurat misalnya pada kondisi bencana karena diantaranya :

  • Kondom bisa didapatkan dengan bebas di berbagai tempat dengan harganya tergolong terjangkau.
  • Tidak memerlukan arahan dokter dalam menggunakan kondom, berbeda dengan alat kontrasepsi lainnya.
  • Kondom sangat mudah digunakan tanpa perlu keahlian khusus.
  • Kondom tidak mengganggu kesuburan seseorang dan bisa digunakan kapan pun.
  • Kondom merupakan alat kontrasepsi sekali pakai, jadi Anda tidak perlu memikirkan cara membersihkan dan menyimpan setelah menggunakannya.
Terima kasih
In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106077 YUSTIA RAHENDRA -

1. KB dalam situasi bencana

KB dalam situasi bencana mencangkup :

  • Keberlanjutan metode KB yang digunakan sebelum bencana terjadiT
  • Tekanan pada perempuan untuk melahirkan demi mengembalikan jumlah populasi. 
  • Kecemasan Ibu akan terjadi kehamilan pada situasi situasi darurat bencana. 
  • Kurangnya akses terhadap layanan KB menyebabkan meningkatnya Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan kemungkinan aborsi yang tidak aman.

Penilaian awal untuk memahami kebutuhan dan permintaan KB pada kondisi situasi darurat bencana, adalah: 

  • Memperoleh informasi mengenai kepercayaan, kebudayaan masyarakat dan sikap mereka terhadap kontrasepsi
  • Menilai kompetensi tenaga kesehatanM
  • engumpulkan informasi mengenai prevalensi kontrasepsi berdasarkan metodeM
  • Melakukan verifikasi ketersediaan dan kesinambungan alat dan obat kontrasepsi

Pelayanan KB Berkualitas Dalam Situasi

Bencana

  • Metode KB yang paling sering digunakan adalah kondom. Kondom merupakan metode KB satu satunya yang melindungi terhadap kehamilan

Kontrasepsi Darurat

Dua metode kontrasepsi darurat yang digunakan adalah: 

  • Pil kontrasepsi daruratI
  • UD dan IMS.

2. KB dalam New Normal

Isu KB di Masa Pandemi Covid

  • ◦Antisipasi terjadinya baby boom di masa yang akan datang demi kesejahteraan masyarakat pada masa pandemi Covid-19 ini baik jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Refocusing untuk Penanganan COVID-19 sebesar 408,6berdampak pada pelayanan KB yang akan berpengaruh pada peningkatan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan stunting; penundaan Pendataan Keluarga 2020 yang berpengaruh juga terhadap evaluasi program KB;
  • Terdapat penurunan peserta KB pada bulan Maret 2020 apabila dibandingkan dengan bulan Februari 2020 di seluruh Indonesia. Pemakaian IUD pada Februari 2020 sejumlah 36.155 turun menjadi 23.383. Sedangkan implan dari 81.062 menjadi 51.536, suntik dari 524.989 menjadi 341.109, pil 251.619 menjadi 146.767, kondom dari 31.502 menjadi 19.583, MOP dari 2.283 menjadi 1.196, dan MOW dari 13.571 menjadi 8.093.

5 kebijakan yang BKKBN lakukan selama

pandemi Covid-19

  1. KKBN (Pusat & Provinsi) maupun DPPAPP DKI Jakarta berkoordinasi dengan OPD Bidang Dalduk dan KB Kab/Kota dalam melakukan pembinaan kesertaan ber-KB dan pencegahan putus pakai melalui berbagai media terutama media daring, P
  2. Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB bekerjasama dengan Kader Institusi Masyarakat Pedesaan melakukan analisis dari (R/1/PUS) untuk mengetahui jumlah dan persebaran PUS yang memerlukan pelayanan suntik KB, Pil KB, IUD dan Implan, P
  3. KB/PLKB dapat mendistribusikan kontrasepsi ulangan pil dan kondom dibawah supervisi puskesmas/dokter/bidan setempat, P
  4. KB/PLKB melakukan koordinasi dengan faskes terdekat serta PMB dalam rangka persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan KB, serta pembinaan kesertaan ber-KB termasuk KIE dan Konseling menggunakan media daring dan medsos atau kunjungan langsung dengan memperhatikan jarak idealM
  5. Mengajak PMB (BIDAN) berperan sebagaie Pengawas dan pembina dalam hal distribusi alokon yang dilakukan oleh PKB/PLKB.

3. KB pada ODHA

Dorong pemakaian kondom untuk semua orang HIV positif

  • Jika seorang perempuan HIV positif memerlukan perlindungan terhadap kehamilan yang lebih efektif, ia dapat menggunakan KB selain kondom, dengan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut :

  1. Jika seorang perempuan sedang mengkonsumsi Rifampicin untuk pengobatan tuberkulosis, ia tidak boleh menggunakan pil KB karena efektivitas kontrasepsi akan berkurang.
  2. Spermisida, baik secara tersendiri maupun dalam kombinasi, tidak boleh digunakan untuk perempuan yang tertular HIV atau menderita AIDS.
  3. Klien perempuan yang sedang menjalani ARV dan menggunakan metode hormonal disarankan untuk menggunakan kondom juga karena sejumlah obat ARV mengurangi efektivitas metode hormonal.
In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106074 PURWANINGSIH -

Baik ibu

Assalamu'alaikum saya Purwaningsih izin bertanya, pada slide yang menyinggung terkait KB untuk ODHA. Disitu dijelaskan bahwa pemakaian kondom dapat digunakan untuk klien yang HIV positif. Akan tetapi, pada spermisida baik secara sendiri ataupun kombinasi itu tidak di perbolehkan untuk klien yang tertular HIV atau penderita AIDS, mengapa demikian? Dan apa pengaruhnya jika menggunakan spermisida tersebut?

Terima kasih 🙏




In reply to 1910106074 PURWANINGSIH

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106073 NURUL YUMNA AISYAH -
Walaikumussalam saya nurul yumna izin berpendapat

penggunaan spermisida ini sering menyebabkan iritasi pada penis atau vagina, sehingga lebih rentan menyebabkan infeksi menular seksual seperti HIV dan gonore

In reply to 1910106074 PURWANINGSIH

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106088 SITI NAZILLA RIZKA ANANDA -

Assalamualikum saya siti nazilla izin berpendapat menurut sumber Spermisida tidak bisa mencegah penyakit menular seksual. Jenis kontrasepsi inidapat mengiritasi alat kelamin, Salah satunya, infeksi menular seksual. Spermisida mempunyai efek samping:

  • Iritasi
  • Rasa perih dan terbakar di area genital
  • Rasa gatal pada vagina
  • Vagina yang menjadi kering
  • Vagina mengeluarkan bau

Terimakasih

 
In reply to 1910106074 PURWANINGSIH

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106053 TUT MAMAH AZZAHRA -

WHO tetap menekankan pentingnya penggunaan kondom. kondom masih merupakan satu-satunya metode KB yang bisa mencegah penyebaran HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Demi perlindungan ganda bagi pasangan.

 karena spermisida juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri di vagina sehingga berisiko memicu terjadinya infeksi bakteri di vagina atau infeksi saluran kemih. Selain itu, penggunaan spermisida tanpa kondom juga tidak dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.


In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106083 ASTRI APRILIA KUSUMA DEVI -
In reply to 1910106083 ASTRI APRILIA KUSUMA DEVI

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106067 NURAJIZAH KALLA -

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ibu saya nur ajizah Kalla / 1910106067 izin bertanya bu 

Tentang Pasca Keguguran 

Apa penyebab Faktor resiko Keguguran pada Ibu Hamil ? 


In reply to 1910106067 NURAJIZAH KALLA

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106074 PURWANINGSIH -

Wa'alaikumussalam saya Purwaningsih izin menjawab pertanyaan dari mba Azizah

Penyebab faktor resiko keguguran pada ibu hamil yaitu ;

1. Kelebihan atau kekurangan berat badan.

2. Konsumsi yang berlebihan.

3. Mengidap penyakit jangka panjang (kronis), seperti hipertensi yang parah, gangguan ginjal, lupus, atau diabetes yang tidak terkendali.

4. Mengonsumsi keras minuman atau menggunakan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan.

5. Mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping yang negatif pada janin, misalnya retinoid, misoprostol, dan obat anti-inflamasi non-steroid

6. Pengaruh infeksi tertentu, seperti malaria, toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus, klamidia, gonore, atau sifilis.

7. Pengaruh masalah kesehatan ibu, contohnya, karena memiliki struktur rahim yang abnormal, masalah pada plasenta, leher rahim yang lemah, atau sindrom ovarium polikistik.

8. Risiko akan meningkat seiring usia ibu yang menua. Perempuan yang hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi.

Terima kasih

In reply to 1910106067 NURAJIZAH KALLA

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106073 NURUL YUMNA AISYAH -

Saya nurul yumna izin menjawab

faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, antara lain:

  • Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan gonore
  • Penyakit autoimun, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid
  • Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal
  • Gangguan hormon, seperti penyakit tiroid atau PCOS
  • Kelainan pada bentuk rahim atau leher rahim
  • Penggunaan obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, methotrexate, dan retinoid
  • Hamil di usia lebih dari 35 tahun
  • Riwayat keguguran lebih dari 2 kali
  • Pola hidup tidak sehat, seperti kecanduan alkohol, merokok, atau penyalahgunaan NAPZA
  • Kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan (obesitas)
  • Paparan zat beracun dan radiasi tingkat tinggi

In reply to 1910106067 NURAJIZAH KALLA

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106059 YUNI FITRIYA -

Assalamualaikum 

Saya yuni fitriya izin menjawab 

Faktor resiko Keguguran pada Ibu Hamil salah satunya adalah penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan gonore. Penyakit autoimun, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid. Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal.

In reply to 1910106067 NURAJIZAH KALLA

Re: Forum Diskusi Kelas B

Assalamualaikum,saya Bella Ariska izin menjawab pertanyaan dari mba ajizah 


Faktor penyebab keguguran pada ibu hamil : 

1.Kelainan kromosom

Lebih dari setengah total kasus keguguran yang terjadi sebelum janin berusia 12 minggu disebabkan karena terdapat kelainan kromosom. Kelainan kromosom bisa menyebabkan beberapa kondisi, yaitu embrio tidak berkembang atau berkembang namun berhenti.

Kelainan kromosom ini tidak bisa dicegah dan tidak dipahami sepenuhnya penyebab terjadinya. Namun, para ahli meyakini bahwa ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kromosom pada janinnya.

2. Kondisi medis

Kondisi kesehatan ibu sangat berpengaruh pada janin. Beberapa kondisi yang perlu menjadi perhatian jika hamil antara lain:

Infeksi, seperti rubela

Penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes

Penyakit autoimun dan kelenjar tiroid

Kelainan rahim

Penyakit penular seksual, seperti klamidia, gonore, dan sifilis

Gangguan pembekuan darah

3. Gaya hidup

Gaya hidup tidak sehat juga bisa meningkatkan risiko keguguran. Contoh gaya hidup yang harus dihindari saat hamil adalah merokok dan minum minuman beralkohol.

4. Terpapar racun dari lingkungan

Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi janin dan ibu hamil yang harus dihindari ibu hamil. Contohnya pelarut dalam penghapus cat atau thinner, merkuri, pestisida, atau obat nyamuk.

5. Obat-obatan

Banyak obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter jika ada obat yang harus Anda konsumsi. Obat-obatan yang berbahaya bisa menyebabkan cacat pada bayi hingga keguguran.

6. Keracunan makanan

Keracunan makanan erat hubungannya dengan infeksi. Biasanya keracunan makanan muncul akibat makan makanan yang mentah atau setengah matang, seperti steik, sate, atau sushi.

In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106091 EFI NUR HAYATI -

Assalamualaikum wr wb

Saya Efi Nur Hayati/1910106091 izin berdiskusi terkait point point yang ibu berikan.

diskusikan pelyanan KB Pada:

1. Kondisi Situasi Bencana

Kesehatan reproduksi merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya pada bencana yang berdampak kepada masyarakat dalam waktu relatif lama. Studi Hapsari dkk (2009) mengidentifkasi temuan menarik berkaitan dengan kebutuhan pelayanan keluarga berencana (KB) paskabencana gempa bumi di Bantul (Yogyakarta) pada tahun 2006. Satu tahun paskagempa, mereka yang menggunakan alat KB suntik dan implant cenderung menurun, sebaliknya mereka yang menggunakan pil KB dan metode pantang berkala cenderung meningkat. Studi ini juga menunjukkan bahwa prevalensi kehamilan tidak direncanakan lebih tinggi dijumpai pada mereka yang sulit mengakses pelayanan K.B dibandingkan mereka yang tidak mengalami kendala. Oleh karena itu, peran penting petugas kesehatan diperlukan, tidak hanya untuk memberikan pelayanan K.B pada situasi bencana, tetapi juga untuk mengedukasi pasangan untuk mencegah kejadian kehamilan yang tidak direncanakan. 
Penanggulangan masalah kesehatan merupakan kegiatan yang harus segera diberikan baik saat terjadi dan paskabencana disertai pengungsian. Upaya penanggulangan bencana perlu dilaksanakan dengan memperhatikan hak-hak masyarakat, antara lain hak untuk mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan sosial, pendidikan dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana serta hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 53 UU No 24 tahun 2007, pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pada kondisi bencana, di samping kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya: 

1 ). air bersih dan sanitasi, 

2). pangan, 

3). sandang, 

4). pelayanan psikososial serta 

5). penampungan dan tempat hunian

Gambar 1

2. Kondisi New Normal

Berdasarkan hasil penelitian, peran bidan dalam memberikan pelayanan KIA dan KB di masa pandemic Covid-19 di lakukan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pada masa pandemic. Pengguanaan APD level 2 ketika melakukan pelayanan di fasilitas kesehatan dan melakukan skrining Covid-19 kepada pasien terlebih dahulu sebelum pasien mendapatkan pelayanan kebidanan, dilanjutkan untuk pembuatan jadwal periksa yang meliputi hari dan jam pasien harus datang sehingga meminimalisir terjadinya kerumunan di Puskesmas sehingga bisa menekan penularan Covid-19 . Penelitian ini sejalan dengan UU Kebidanan No.4 Th 2019 bahwa Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan. Selama pandemi COVID-19 dan menghadapi era New Normal, pelayanan kesehatan harus tetap berjalan secara optimal, aman bagi pasien dan bidan dengan berbagai penyesuaian berdasarkan panduan penanganan covid atau protokol kesehatan.

3. KB pada ODHA

Salah satu penyakit menular seksual AIDS masih menjadi perbincangan utama dalam permasalahan global. HIV-AIDS merupakan masalah kesehatan yang sangat erat kaitannya dengan berbagai isu sosial-budaya. Epidemi HIV dapat menimbulkan kematian disegala usia di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Upaya mencegah penularan HIV dari ibu ke bayinya atau yang dikenal dengan Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT) merupakan strategi yang efektif dan mencakup spektrum yang luas, tidak hanya kepada ibu rumah tangga, namun juga kepada perempuan pekerja seks, perempuan pengguna narkoba suntik, buruh migran dan lain sebagainya dengan memperhatikan HAM dan layanan yang sensitif gender. Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi mempunyai dua tujuan yaitu: (1) untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi, karena 90% penularan infeksi HIV pada bayi disebabkan penularan dari ibu dan hanya sekitar 10% yang terjadi karena proses transfusi, (2) mengurangi dampak epidemik HIV terhadap ibu dan bayi (Modul Pelatihan PMTCT, 2008).

Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu hamil, kelahiran dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, memiliki peran cukup strategis dalam upaya menekan laju pertumbuhan penyakit HIV- AIDS di antara kelompok masyarakat pengunjung Puskesmas dan Rumah Sakit terutama pada pelayanan KIA/KB. Para bidan di latih agar memiliki pengetahuan tentang pencegahan transmisi HIV-AIDS dari ibu ke bayi (Jamalludin, 2013)

Syarah, Vonny. Dkk. 2013. PERILAKU BIDAN KIA/KB DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT) DI RUMAH SAKIT HAJI KOTA MEDAN TAHUN 2013. USU.

Mu'minah ikhwan, dkk. 2021. PERAN AKTIF BIDAN DALAM PELAYANAN KIA DAN KB PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KEMRANJEN II. Vol.5. September 2021. ISSN 2598-0068 .

https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/download/21/15 

In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106071 FATIHA ZALMA IFTINAN RHEINANDY -

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Saya Fatiha Zalma I.R 1910106071,ijin bertanya. 

Mengapa kasus baby boom di masa pandemi perlu diperhatikan? Apa yang menyebabkan kasus itu terjadi? 

In reply to 1910106071 FATIHA ZALMA IFTINAN RHEINANDY

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106066 NI PUTU SASMITA PEBRIANA -

saya Mita ijin menjawab pertanyaan dari mba Fatiha ZAlma.

Baby boom adalah ledakan kelahiran bayi yang sangat melonjak. ini menjelaskan peningkatan jumlah kelahiran bayi dlaam waktu yang singkat. Potensi baby boom ini memang perlu diperhatikan di Indonesia dan diprediksi dapat terjadi setelah pandemi COVID-19. Hal ini dapat terjadi karena selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sebagian besar penduduk tinggal di rumah yang berpotensi mempenga­ruhi situasi kependudukan, khususnya tingkat fertilitas, melalui dua cara. Pertama, kemungkinan meningkatnya frekuensi hubungan seksual antara suami dan istri. Kedua, berkurangnya akses ke alat kontrasepsi karena orang tidak boleh keluar rumah.

Strategi pencegahan baby boom menurut Dr. Ukik Kusuma, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, dalam webinar “mewaspadai baby boom pasca pandemic COVID-19 di DIY” adalah selama masa pandemi Covid-19 pasangan usia subur dapat menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek, seperti, pil, suntik, dan kondom supaya terlindungi dari kehamilan yang tidak diinginkan. Strategi selanjutnya dengan menggerakkan secara aktif komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perlunya mengakses pelayanan KB dengan menerapkan prosedur pencegahan Covid-19 dan memberdayakan peran Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB untuk berperan aktif dalam penggerakan pelayanan KB pada masa pandemi Covid-19.


referensi :

BKKBN. 2020. Antisipasi Baby Boom Pasca Pandemi COVID-19, BKKBN Jalankan Pelayanan KB dengan Tetap Menjaga Jarak dan Konseling melalui Media Online. Dipublikasi pada 2 Mei 2020. https://www.bkkbn.go.id/detailpost/antisipasi-baby-boom-pasca-pandemi-covid-19-bkkbn-jalankan-pelayanan-kb-dengan-tetap-menjaga-jarak-dan-konseling-melalui-media-online

In reply to 1910106071 FATIHA ZALMA IFTINAN RHEINANDY

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106075 RAHIMATUR RAHMAH -

Saya izin untuk menjawab mba, 

Tentunya dengan jumlah penduduk semakin meningkat, dapat berdampak pada berbagai kebutuhan antara lain: lahan, air, udara bersih, lingkungan bersih, makanan, dan tempat pembuangan sampah. Oleh karena itu, pemerintah perlu berupaya untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk, yang salah satunya melalui program KB. Kasus ini terjadi karena Pertama, kemungkinan meningkatnya frekuensi hubungan seksual antara suami dan istri. Kedua, berkurangnya akses ke alat kontrasepsi karena orang tidak boleh keluar rumah. Sekian

In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106066 NI PUTU SASMITA PEBRIANA -

selamat pagi saya Mita Pebrian ijin bertanya.

pelayanan KB yang diberikan dana situasi bencana salah satunya adalah kontrasepsi darurat berupa pil.


apakah penggunaan pil darurat saat pasangan ingin mempunyai anak langsung apakah mempengaruhi kesuburan ?

In reply to Herlin Fitriani Kurniawati

Re: Forum Diskusi Kelas B

by 1910106085 RAODIATUL JUMIATI -

1. Pelayanan KB pada kondisi bencana

Dalam menghadapi wabah bencana non alam COVID-19 ini dilakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan menyalurkan Covid-19. Kondisi ini menyebabkan dampak terhadap playanan kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Pada kondisi pandemi ini diharapkan Pasangan Usia Subur (PUS)  terutama PUS dengan 4 Terlalu (4T) diharapkan tidak hamil sehingga  petugas kesehatan perlu memastikan mereka tetap menggunakan  kontrasepsi. Untuk itu, dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,  pelayanan tetap dilakukan tetapi dengan menerapkan  pencegahan pengendalian infeksi dan physical distancing.

Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan terkait Pelayanan Keluarga Berencana pada Situasi Pandemi Covid-19

1. Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat 

menggunakan APD lengkap sesuai standar dan sudah mendapatkan 

perjanjian terlebih dahulu dari klien :

sebuah. Akseptor yang memiliki keluhan

b. Bagi Akseptor AKDR/Implan yang sudah habis masa pakainya, 

c. Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai jadwal.

2. Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai 

program yaitu dengan mengutamakan metode MKJP (AKDR Pasca Plasenta / MOW)

3. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kaderuntuk meminta pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan yaitu :

a.Bagi Akseptor AKDR/Implan yang sudah habis masa pakainya, tapi tidak bisa di kontrol ke petugas kesehatan

b. Bagi akseptor Suntik yang tidak bisa kontrol kembali ke petugas Kesehatan sesuai jadwal

4. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PLKB dan Kader untuk meminta pemberian Pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu: Bagi akseptor Pil yang harus mendapatkan sesuai jadwal Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pemeriksaan terkait kesehatan reproduksi dan KB dapat dilaksanakan secara online atau konsultasi melalui telepon

2. Pelayanan KB dalam situasi new normal 

Pencegahan terhadap Covid-19 juga sangat penting untuk melindungi masyarakat terhadap akses dan layanan KB. Dengan begitu pelayanan KB di masa New Normal harus segera digalakkan untuk mengantisipasi ledakan penduduk.

Pada masa New Normal bidan harus siap menyediakan masker, hand sanitizer, APD, sarung tangan dan memperhatikan protokol kesehatan.

bidan memiliki peran yang paling besar dan luar biasa untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting.

bidan sebagai jembatan kesehatan ibu hamil, di masa New Normal ini harus membuat papan pengumuman tentang protokol kesehatan.di masa pandemi dan menuju New Normal PLKB tetap melakukan koordinasi dengan bidan. Covid-19 memang harus putus mata rantainya, namun pelayanan tidak boleh putus.