Assalamualaikum wr.wb izin menjawab pertanyaan dari mba alma
Pertama, cari tahu dan pelajari penyebab anak-anak menjadi emosional.Anak-anak cenderung mudah marah biasanya karena mereka lapar, sakit, bosan, kelelahan, atau frustrasi. Mempelajari penyebab ini tentunya mwmbutuhkan observasi selama beberapa minggu, tidak bisa hanya sehari atau dua hari saja. Buat catatan-catatan perilaku keseharian anak, dan kemudian pelajarilah catatan tersebut. Kita bisa mengetahui kapan anak cenderung mudah marah, apa penyebabnya, kapan saja anak bisa menurut, kondisi emosinya saat ia sakit atau kelelahan, dan lain sebagainya. Dari catatan itulah nantinya kita bisa mencari jalan untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya tantrum.
Bagaimanapun, menghindari penyebab tantrum itu lebih mudah daripada menghadapi ledakan tantrumnya. Jadi, jangan buru-buru berkonsultasi dan menanyakan “anak saya kenapa”, “saya bingung menghadapinya”, “saya nggak tahu kenapa dia begitu” atau “bagaimana solusinya”, jika kita sendiri belum mencoba untuk mencari tahu dan mengobservasi anak kita sendiri. Yang paling mengerti anak-anak seharusnya adalah ibu dan ayah mereka. Psikolog, konsultan anak, dokter, semua mempelajarinya dari keterangan orang tua si anak. Memberikan solusi hanya sesuai teori. Tapi bagaimana prakteknya di rumah atau di luar rumah, mereka tidak tahu dan pastinya banyak yang tidak akan mencari tahu.
Kedua, perhatikan gejala awal anak tantrum. Biasanya, sebelum anak benar-benar “meledak”, mereka akan menunjukkan tanda-tanda merasa “kesulitan” atau frustrasi. Misal mereka tampak tidak sabar menyelesaikan sesuatu, membuang apa yang ada di tangannya, menarik napas dalam-dalam, ber-“ah-eh” (atau mimbik-mimbik – bahasa Jawa), atau perubahan mimik wajahnya. Bila tanda-tanda semacam ini sudah mulai terlihat, segera berikan pertolongan pertama: alihkan perhatiannya.
Ketiga, pindahkan ke lokasi yang lebih aman. Anak-anak cenderung suka melempar apa yang ada di sekeliling mereka atau berguling-guling di lantai saat mereka tantrum. Maka pindahkan ke tempat di mana ia bebas berguling-guling atau menangis yang tidak ada barang-barang di sekitarnya yang bisa mereka rusak. Atau jika sedang berada di luar rumah, pelukan ibu adalah tempat teraman bagi seorang anak yang tantrum. Biarkan anak menangis dan peluk mereka. Orang di sekitar Anda mungkin terganggu, tapi abaikan perasaan malu dan tidak enak itu. Itu wajar, dan setiap anak wajar mengalami tantrum. Yang tidak wajar adalah menuruti semua keinginan anak.
Keempat, jangan menyerah dan menuruti apa yang diinginkan anak. Ketika kita menyerah pada kemarahan anak dalam hitungan 2 menit atau 10 kali pukulan (jika anak marah sambil memukul), atau saat kita merasa malu pada orang lain di sekitar kita, maka anak-anak akan belajar dan menjadikan itu sebagai senjata canggih mereka di kemudian hari. Mereka akan belajar bahwa jika mereka menangis dengan gigih sedikit lagi, Anda akan luluh dan memberikan apa yang mereka mau. Maka, cobalah untuk tenang dan abaikan kemarahannya. Jika orang tua nampak ingin marah dan mulai tersulut emosi, segeralah pergi dan hindari anak untuk sesaat sambil menenangkan diri.