silakan diskusi mengenai materi selama perkuliahan
Nama : khafifaturrahmi
NIM : 2111604129
izin bertanya bu
seperti yang di jelaskan pada video materi tadi cedera dan penyakit mata dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan.
Pertanyaan saya penyakit mata apa saja yg dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan dan mengharuskan seseorang melakukan pemeriksaan visus mata dan apakah iritasi pada mata dapat mempengaruhi visus mata dan menyebabkan mata seseorang mengalami minus dan silinder? .
Sekian terimakasih
Saya Vicri Harianda dengan nim 2111604157 izin berpendapat bu.
Menurut saya salah satu hal yang mempengaruhi ketajaman penglihatan adalah kekakuan dan kelenturan otot sili aris mata sehingga sulit mengatur fokus. Seperti miopi dan hipermetropi. Selain itu katarak dan pterygium juga dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan.
Sekian pendapat saya terimakasih.
Assalamualaikum saya Hana Az Zahra dengan nim 2111604119 izin bertanya bu, cedera dan penyakit mata bisa mempengaruhi penglihatan, jika ada bagian-bagian tubuh manusia lainnya(kecuali mata) yang cedera seperti cedera pada kepala ataupun organ lainnya, apakah hal tersebut bisa mempengaruhi penglihatan?
Saya Fauziyyah Hubabillah dengan nim 2111604121 izin menjawab,
Bisa, Cedera atau Trauma kepala dapat mempengaruhi penglihatan apabila terdapat kerusakan pada bagian dari otak yang berperan dalam persepsi dan proses penglihatan seperti saraf kranial, saraf optik, sirkuit pengelihatan atau lobus otak.
mohon maaf jika kurang tepat, terima kasih
saya Yustian Damayana dengan nim 2111604120 ijin bertanya, apakah operasi lasik pada mata yang memiliki riwayat cedera mata permanen dapat menimbulkan efek samping?
Saya Atikah Indah Cahyani_2111604128
Izin bertanya bu
Pada materi biooptik, dimana katarak merupakan gangguan pengelihatan yang terjadi pada orang yang berusia 65 tahun akibat dari proses penuaan. Pertanyaan saya bagaimana cara yang efektif dapat dilakukan untuk penyembuhan gangguan pengelihatan yaitu, katarak dan apakah katarak tidak bisa terjadi pada anak -anak dan usia muda selain dari faktor keturunan?
sekian dan terimakasih
Nama: Isbhat Nawakhil
NIM: 2111604133
Izin menjawab
Cara yang efektif dapat dilakukan untuk penyembuhan katarak biasanya tidak diperlukan terapi jika penglihatan Anda tidak terganggu. Jika penglihatan Anda semakin memburuk dan mulai sulit menjalani aktivitas harian Anda, pilihan terapinya hanyalah operasi katarak.
Operasi pada umumnya aman dan tidak membutuhkan rawat inap. Ada 2 jenis operasi untuk meringankan gejala, yaitu:
- Small incision cataract surgery (phacoeulsification). Operasi ini dilakukan dengan melakukan insisi kecil pada tepi kornea. Dokter menyinarkan gelombang ultrasound untuk menghancurkan lensa lalu diambil menggunakan pengisap
- Extracapsular surgery yang membutuhkan insisi yang lebih lebar untuk mengeluarkan inti lensa yang berkabut. Sisa lensa dikeluarkan dengan menggunakan pengisap
Selama proses kedua operasi, lensa buatan yang disebut juga lensa intraokular dimasukkan untuk menggantikan lensa asli yang sudah keruh dan diambil. Operasi ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam.
Beberapa orang yang menjalani operasi ini tidak merasakan nyeri, meski beberapa yang lain merasakannya. Rasa sakit yang dirasakan akan bergantung pada kemampuan Anda menahan rasa nyeri (toleransi nyeri).
Dokter mungkin akan menggunakan tetes mata untuk membuat mata menjadi baal dan Anda tetap sadar atau menggunakan anestesi umum yang membuat Anda tidak sadar.
Katarak Senilis umumnya dapat terjadi sejak usia 40 tahun. Namun bila terdapat faktor lain, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi katarak pada mereka yang umurnya lebih muda dari itu.
Selain karena faktor trauma/cidera terhadap mata dan “bawaan lahir”, katarak dapat terjadi karena:
- Penggunaan obat-obatan jangka panjang (seringnya adalah kortikosteroid)
- Pernah menjalani operasi mata
- Penyakit metabolic seperti diabetes mellitus
- Memiliki keluarga dengan riwayat katarak lebih muda
- Pola makan yang tidak sehat dan kurang gizi
- Berbagai penyakit mata lainnya
Khusus untuk Katarak Kongenital (bawaan lahir), biasanya penyebabnya dikaitkan dengan ibu yang terinfeksi campak dan rubella saat mengandung. Namun, dapat juga disebabkan oleh keturunan, infeksi, masalah metabolik, diabetes, reaksi obat, dan lainnya.