Forum A1 dan B1

Presensi dan Diskusi B1

Presensi dan Diskusi B1

by Anita Setyowati -
Number of replies: 52

Assalamualaikum wr.wb

Selamat pagi. Silahkan mahasiswa mempelajari materi yang tertera pada Lensa mengenai "Penerapan IBiooptik pada Pemeriksaan Visus Mata". Dipahami dan didengarkan untuk penjelasan yang telah di-record. Apabila ada pertanyaan kita diskusi di forum ini, mahasiswa yang bertanya dan dapat menjawab pertanyaan dari teman yang yain akan mendapat nilai tambahan.

Apabila sudah paham lanjutkan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan penjelasan. 

Untuk presensi silakan tuliskan nama dan NIM

In reply to Anita Setyowati

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604110 SRI YUNIARTI ROHMANIYAH -

Saya Sri Yuniarti Rohmaniyah nim 2111604110, izin bertanya. Pada saat dilakukan pemeriksaan biooptik visus mata, bagaimana untuk menentukan bahwa klien menderita antara mata minus atau mata silinder?

Terimakasih

In reply to 2111604110 SRI YUNIARTI ROHMANIYAH

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604095 INTANIA KUSUMA WARDHANI -

ijin menjawab , untuk bisa menentukan minus atau silinder , bisa diketauhi dengan ciri-ciri / gejala berikut :

Ketika melihat suatu benda, pandangan penderita mata minus akan terlihat kabur dan mungkin akan merasa pusing ketika tidak bisa melihat objek dari jarak jauh dengan jelas.

Sementara itu, orang bermata silinder bukan hanya merasakan pandangan yang kabur dan pusing, tetapi objek yang dilihat juga berbayang.

Gejala khas dari mata silinder yang umum dialami misalnya garis lurus jadi terlihat miring. Hal ini disebabkan gangguan fokus yang dialami memengaruhi mata melihat bentuk dan ketegasan objek dengan jelas.

Berbeda dari mata minus yang gejalanya hanya muncul saat melihat objek dari jarak jauh, gejala mata silinder bisa muncul baik melihat objek yang dekat maupun jauh.


In reply to 2111604110 SRI YUNIARTI ROHMANIYAH

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604087 ADE PUTRI REGINA -
Mohon izin menjawab ibu, sebelumnya saya minta maaf apabila adanya kesalahan ataupun kekeliruan pada jawaban saya.

Menurut pengetahuan yang saya ketahui, bahwa apabila klien melakukan pemeriksaan bioptik visus mata, namun ternyata ada beberapa suatu kondisi, seperti klien tidak bisa membaca huruf dengan ukuran huruf yang kecil dengan jarak yang cukup dan harus menyipitkan mata atau menutup sebagian kelopak mata untuk melihat huruf yang kecil agar terlihat jelas, maka klien bisa dikatakan penderita mata minus.

Sekian, terima kasih...

In reply to Anita Setyowati

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604093 RHIDA MILLYANA FAAROEK -

nama : Rhida Millyana Faaroek

Nim : 2111604093

izin bertanya ibu,

apakah pada saat dilakukannya pemeriksaan visus mata pada pesien penderita mata silinder akan berdampak pada hasil pemeriksaan visus mata ? Termakasih bu

In reply to Anita Setyowati

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604108 MUHAMMAD SOBARI RASIDIN -

Assalamualaikum, 

saya Muhammad Sobari Rasidin NIM 2111604108 izin bertanya ibu. 

Pada saat seseorang mengalami gangguan ketajaman pengelihatan atau rabun berarti ada gangguan pada matanya. Pertanyaan saya adalah bagian apa yang mengalami gangguan di anatomi mata tersebut ?

Terima kasih bu

In reply to 2111604108 MUHAMMAD SOBARI RASIDIN

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604093 RHIDA MILLYANA FAAROEK -

nama : Rhida millyana faaroek

nim : 2111604093

izin berpendapat bu,

posisi lensa dan kornea yang tidak tepat pada bola mata akan menyebabkan kondisi rabun jauh (miopi) atau rabun dekat (hipermetropi). karena fungsi lensa adalah membantu memusatkan cahaya dan gambar pada retina Anda. Lensa ini memberikan 25-35 persen kekuatan fokus mata Anda.

In reply to 2111604108 MUHAMMAD SOBARI RASIDIN

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604104 GITA LATIFAH WAHYUAJI -

waalaikumussalam.

Nama: Gita Latifah Wahyuaji

NIM: 2111604104 

Izin berpendapat mengenai pertanyaan dari Sobari ibu, bahwasanya terjadinya rabun itu  karena mata tidak dapat memfokuskan cahaya pada tempat yang semestinya, yaitu retina mata.

Maka saya dapat berpendapat bahwa ada gangguan pada retina mata pasien ibu. 

Terima kasih

In reply to 2111604108 MUHAMMAD SOBARI RASIDIN

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604095 INTANIA KUSUMA WARDHANI -

ijin menjawab , biasanya yg terkena rabun / rabun jauh (miopi)  salah satu kelainan refraksi mata. Kondisi ini terjadi karena mata tidak dapat memfokuskan cahaya pada tempat yang semestinya, yaitu  retina mata.

Miopi juga bisa terjadi ketika kornea dan lensa mata, yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada retina, mengalami kelainan.

In reply to 2111604108 MUHAMMAD SOBARI RASIDIN

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604111 NESA ANGGUN PRATIWI -

Nesa Anggun Pratiwi 2111604111

Izin berpendapat

Miopi atau rabun jauh terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Kondisi ini disebabkan oleh bentuk bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal.

Miopi juga bisa terjadi ketika kornea dan lensa mata, yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada retina, mengalami kelainan.


In reply to Anita Setyowati

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604082 VRILIA ADIRA SARI -

Nama : Vrilia Adira Sari

Nim : 2111604082

Izin bertanya Bu, teknik apa saja yang digunakan pada saat pemeriksaan visus mata? 

In reply to 2111604082 VRILIA ADIRA SARI

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604089 NUR MAULUDIA AZIZAH -

Nama : Nur Mauludia Azizah

NIM    : 2111604089

Izin menjawab Bu,

Pemeriksaan virus secara umum dapat menggunakan teknik sederhana secara manual dengan menggunakan bagan yang berisi tanda, gambar, atau huruf. Pemeriksaan ini dapat pula digunakan menggunakan alat otomatis berupa autorefraktometer.


In reply to 2111604082 VRILIA ADIRA SARI

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604109 HANA PUTRI LUQYANI -
saya Hana Putri Luqyani NIM 2111604109 izin berpendapat, Pemeriksaan visus secara umum dapat menggunakan teknik sederhana secara manual dengan menggunakan bagan yang berisi tanda, gambar, atau huruf. Pemeriksaan ini dapat pula digunakan menggunakan alat otomatis berupa autorefraktometer. Persiapan Pasien : Menjelaskan pada pasien secara singkat dan jelas mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan serta tindakan dan koordinasi yang perlu dilakukan oleh pasien, serta meminta informed consent pasien.
In reply to 2111604082 VRILIA ADIRA SARI

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604106 SALSABILLA FELICIA RIYANTI -

Nama : Salsabilla Felicia Riyanti

NNim : 2111604106 

Saya izin menjawab, 

Teknik pemeriksaan visus

Posisi Pasien


Pada pemeriksaan seluruh, pasien pasien dalam kondisi serta usahakan dalam kondisi yang nyaman.


Untuk penglihatan jarak jauh, posisi tergantung dari bagan yang digunakan. Bagan Snellen, Landolt, E chart, atau kartu gambar Allen membutuhkan jarak 6 meter dari kursi pemeriksaan pasien. Jika ruangan tidak memungkinkan menempatkan pasien di jarak 6 meter dari bagan yang digunakan, dapat digunakan bagan LogMar yang hanya membutuhkan jarak 4 meter saja.


Untuk penglihatan jarak dekat, alat permainan pada 33–35 cm sesuai dengan jarak pandang mata terdekat (punctum proximum).


Pada pemeriksaan dengan alat otomatis, tempatkan wajah pasien di depan, kemudian alat akan mengukur kelainan refraksi dan kelengkungan secara otomatis. [5]


Prosedural


Prosedur pemeriksaan visus ditentukan oleh jenis pemeriksaan visus yang dilakukan (jarak dekat atau jarak jauh), serta apakah pemeriksaan dilakukan menggunakan alat otomatis atau manual. [5]


Prosedur Pemeriksaan Visus Jarak Jauh Menggunakan Peralatan Manual


Prosedur pemeriksaan visus jarak jauh menggunakan peralatan manual seperti bagan Snellen atau bagan LogMar adalah sebagai berikut :


Posisikan kartu pada jarak 6 meter (4 meter untuk bagan LogMar) dari tempat duduk pasien dengan ketinggian sejajar dengan mata pasien. Pada kondisi pasien yang menggunakan kacamata / lensa kontak untuk pandangan jauh, maka pasien menggunakan kacamata / kontak lensa yang ketat. Kacamata baca tidak boleh digunakan karena dapat memperbaiki pandangan jarak jauh pasien

Kondisikan ruangan dengan cahaya yang cukup

Pada pemeriksaan mata kanan, maka koordinasikan pasien untuk menutup mata kiri dengan menggunakan tangan yang mencembung tanpa memberikan penekanan pada mata atau menggunakan okluder yang berwarna pekat, tidak transparan

Mulai pemeriksaan dengan meminta pasien membaca dari baris terbesar sampai terkecil yang bisa dibaca. Aturan membaca tiap baris dapat dilakukan dari kiri ke kanan yang ditunjuk secara acak

Pada baris paling kecil yang bisa dibaca minimal adalah jumlah huruf, gambar, atau tanda yang terbaca lebih dari sebagian atau tanda yang ada dalam baris tersebut. Sebagai contoh, terdapat 6 huruf, gambar, atau tanda pada baris tersebut maka minimal kurangnya dapat membaca 4 dari 6 huruf,gambar, atau tanda tersebut

Catat hasil pemeriksaan visus sesuai dengan baris terkecil yang dapat dibaca oleh pasien, visus terbaik adalah bila pasien mampu sampai dengan baris 6/6 yang memiliki arti bahwa pasien dapat membaca baris tersebut dari jarak 6 meter dimana populasi umum juga mampu membaca dari jarak 6 meter 


prosedur 1 sampai 6 tersebut ke mata sebelahnya yang belum diperiksa

Bila ketajaman penglihatan kurang dari 6/6 pada 1 atau 2 mata, maka ulangi tes tersebut dengan menggunakan pinhole yaitu memegang pinhole di depan mata yang diperiksa dan instruksikan pasien untuk membaca baris yang dapat dibaca pada pemeriksaan sebelumnya lubang pinhole. Kemudian catat hasil pemeriksaan. Bila terjadi perbaikan dengan teknik ini maka secara umum terdapat kelainan refraksi yang dialami oleh pasien

Bila sampai dengan baris paling atas pasien tidak dapat membaca maka pasien diminta maju padu jarak 3 meter. Jika tidak bisa, mendekat lagi 1 meter untuk membaca baris teratas dari kartu

 

Bila tetap tidak bisa dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan jari, pada jarak 1 meter, jika pasien dapat membaca pemeriksa jari dengan benar dalam 1 meter maka hasil pemeriksaan visus adalah 1/60 dimana pasien mampu membaca pada 1 meter pada populasi umum dapat membaca dari 60 meter

Bila sampai dengan jarak 1 meter menggunakan tes jari namun belum dapat membaca maka menggunakan pemeriksaan dengan lambaian tangan yang dimulai dari jarak 60 sentimeter, di mana pada populasi umum lambaian tangan dapat dilihat dari jarak 300 meter

Bila dengan lambaian tangan belum dapat membaca maka dengan menggunakan persepsi cahaya dengan menempatkan cahaya pada jarak 30 cm di depan wajah pasien. Bila pasien dapat melihat caya dari arah lurus, gerakan cahaya ke 4 kuadran. Maka respons yang diperoleh menjadi persepsi cahaya dengan arah, persepi cahaya tanpa deteksi arah, atau tanpa persepsi cahaya


Pada pemeriksaan penglihatan jarak dekat paling umum dengan menggunakan alat berupa Jaeger's chart atau Roman's test yang dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :


Kondisikan ruangan dengan cahaya yang cukup

Posisikan kartu pada jarak 30 – 35 cm. Mengingat bagan untuk pemeriksaan visus jarak dekat tidak terstandarisasi, sebaiknya sesuaikan jarak dengan aturan penggunaan dan spesifikasi pada bagan yang digunakan

Pemeriksaan secara bergantian, saat pemeriksaan mata kanan maka mata kiri ditutup dengan okluder, begitu pula sebaliknya. Catat baris di mana pasien dapat membaca dengan jelas dan benar, yaitu mampu membaca lebih dari 50% karakter pada baris tersebut

Bila ada gangguan refraksi, ulangi pemeriksaan kembali dengan kondisi binokuler


Pada pemeriksaan otomatis dengan autorefraktometer, prosedur dari pemeriksaan adalah :


Pasien duduk di depan alat

Pasien dikoordinasikan untuk meletakkan dagu pada penyangga bagian bawah dan menempelkan dahi pada penyangga bagian atas

Pasien diperintahkan untuk melihat ke depan selama beberapa detik dan melakukan tersingkir untuk menjaga menjaga kondisi mata terbuka dan tidak berkedip. Pada kondisi ini, kelengkungan dan kelainan refraksi mata yang diukur secara objektif

Setelah pemeriksaan selesai, maka akan tercetak cacatan hasil pemeriksaan mata pasien dari alat tersebut




In reply to Anita Setyowati

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604087 ADE PUTRI REGINA -

Saya Ade Putri Regina dengan NIM 2111604087 izin bertanya ibu..

Orang-orang suka mengatakan kepada saya bahwa seseorang yang tidak bisa melihat garis secara tegak lurus itu berarti penderita mata silinder, bu. pertanyaan saya adalah apakah benar pernyataan tersebut, bu? Dan apakah mata silinder itu sama seperti mata minus? Apabila berbeda, apakah untuk menentukan mata silinder itu bisa diperiksa dengan pemeriksaan visus mata, bu? Terima kasih...

In reply to 2111604087 ADE PUTRI REGINA

Re: Presensi dan Diskusi B1

by 2111604109 HANA PUTRI LUQYANI -
saya Hana Putri Luqyani NIM 2111604109 izin berpendapat, Mata silinder identik dengan ketidakmampuan seseorang untuk melihat garis lurus. Memang benar, nyatanya penyakit ini menyebabkan distorsi penglihatan, sehingga pengidapnya tidak bisa membuat garis lurus, bahkan menentukan apakah garis tersebut lurus atau miring. Mata minus terjadi ketika cahaya terbentuk di depan retina, bukan tepat di retina. Sedangkan pada mata silinder, cahaya berfokus pada beberapa bagian retina secara bersamaan. Mata minus disebabkan oleh cacat mata pada kelengkungan kornea yang berlebihan. ada beberapa tes mata silinder : tes ketajaman penglihatan atau visus mata, tes pembiasan atau refraksi, tes pengukuran kelengkungan kornea.