Assalamu'alaikum wr,wb. Saya izin menjawab pertanyaannya Mba
Nama : Azira Syiffa Ramadhani
NIM : 2110101009
Seperti yang kita ketahui, dalam hukum mendel terdapat yang namanya persilangan monohibrid dan dihibrid. Dalam kondisi normal, suatu persilangan monohibrid akan menghasilkan suatu rasio fenotipe 3:1 dan 1:2:1, sedangkan pada persilangan dihibrid menghasilkan rasio fenotipe 9:3:1:1 . Usut punya usut, saat percobaan serupa dilakukan oleh para ahli genetika di berbagai perlakuan,rasio fenotipnya tidak sesuai dengan hukum mendel . Karena Pada kenyataannya di kehidupan, tidak semua persilangan dapat menghasilkan rasio fenotipe yang sesuai dengan hukum mendel, hal ini umumnya disebabkan oleh gen-gen yang mempengaruhi gen lain, bahkan ada yang terkait dengan reaksi asam basa kimiawi. Meskipun terdapat berbagai penyimpangan, rasio fenotipenya masih “patuh” pada kaidah hukum mendel, sehingga fenomena ini disebut oleh para ahli sebagai Penyimpangan Semu Hukum Mendel.
- Penyimpangan semu Hukum Mendel yang pertama adalah atavisme. Atavisme adalah interaksi antar gen berbeda alel yang menghasilkan filial atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat kamu temukan pada kasus jengger ayam. Bentuk jengger ayam dipengaruhi oleh dua gen berbeda alel, yaitu gen R yang menentukan bentuk rose dan gen P yang menentukan bentuk pea. Ketika kedua gen ini terdapat secara bersamaan (R-P-) maka kedua gen akan berinteraksi dan akan muncul sifat baru yaitu bentuk walnut. Dan ketika kedua gen dominan tersebut tidak ada (rrpp) maka akan muncul sifat yang lain lagi yaitu single. Dari hal tersebut bisa kita lihat bahwa penyimpangan semu atavisme akan menghasilkan F2 dengan rasio fenotip 9:3:3:1.
- Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara gen- gen dominan yang berbeda, sehingga saling melengkapi. Jika kedua gen tersebut terdapat bersama-sama dalam genotip, maka akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Jika salah satu gen tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang. Agar lebih jelas, simaklah contoh berikut. Apabila F1 keturunan pertama hasil perkawinan 2 orang yang bisu tuli disilangkan dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang normal dan bisu tuli. William Bateson 1861-1926 adalah seorang profesor dari Cambridge University dan di The John Innes Horticultural Institute. Ia tumbuh di lingkungan intelektual. Di bawah pengaruh Francis Maitland Balfour, seorang ahli embriologi, ia mendalami zoologi, dan selanjutnya mempelajari embriologi selama 2 tahun di Amerika. Selain itu, Bateson juga dikenal sebagai ilmuwan anti-Darwinian, dan pandangan-pandangannya tentang evolusi tercermin dalam karyanya, Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan menunjukkan sifat normal apabila kedua gen tersebut tidak terdapat bersama-sama dalam satu genotip. Dengan demikian, jika hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau jika hanya terdapat gen B tanpa gen T maka akan tetap memunculkan sifat bisu tuli. Rasio fenotip F2 yang dihasilkan adalah 9 Normal : 7 bisu tuli.
- Gen dominan rangkap merupakan dua gen dominan yang memengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Kedua gen itu berada bersama-sama dan fenotipnya merupakan gabungan dari kedua sifat gen- gen dominan tersebut.Perhatikanlah contoh berikut.Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah oval dengan tanaman Bursa sp. yang berbuah segitiga, dihasilkan keturunan pertama F1 yaitu tanaman Bursa sp. semua berbentuk oval.
Sekian dari Saya Mba, Mohon Maaf apabila masih kurang