Teori Kelas A

forum diskusi

forum diskusi

by Lailatuz Zaidah Laila -
Number of replies: 100

Assalamu'alaikum wr wb

hari ini akan kita laksanakan kuliah terkait fisioterapi pada Pada Gangguan Perilaku, sebelum kita mulai silahkan berdoa terlebih dahulu, kemudian membaca surat al fatihaha, setelahnya silahkan teman-teman jika ada pertanyaan untuk disampaikan diforum ini, dan teman yang lain aktif menjawab, selain itu silahkan didownload pptnya, karena diakhir ada soal yang harus segera dijawab diforum ini, terima kasih



In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301034 DESI NADYA NARULICHA -

Waalaikumsalam wr wb baik bu..

In reply to 1910301034 DESI NADYA NARULICHA

Re: forum diskusi

by 1910301034 DESI NADYA NARULICHA -

Izin menjawab soal yg ada di ppt bu..

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu

Sumber:

(Hughes, et al. (2018). Savant Syndrome Has a Distinct Psychological Profile in Autism. Molecular Autism. 9, pp. 53. 

Gialloreti, L.E. & Curatolo, P. (2017).

Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif

Sumber:

(Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

Sumber:

(Bhandari, S. (2017).

Is It ADHD or Autism)

 3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Sumber:

(8. Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.)

 

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

1. Brain gym

Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

2. Play therapy

Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. Play therapy dengan metode perceptual motor program yang dilakukan terapis adalah melalui item melempar bola, menangkap bola, melompat, dan meniti papan titian.  Terimakasih bu..

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301040 MUHAMMAD ADZKA -
Waalaikum salam baik Bu


In reply to 1910301040 MUHAMMAD ADZKA

Re: forum diskusi

by 1910301040 MUHAMMAD ADZKA -

Autis adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi sistem syaraf menyebabkan gangguan pada komunikasi, fungsi otak dan keterampilan sosial. ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit untuk mendapatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.


2. a.Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari sedangkan anak dengan autis cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan penyesuaian, dan tidak suka jika rutinitas tiba-tiba berubah.

B.anak-anak dengan ADHD biasanya masih mengerti bahasa tubuh, menanggapi ketika dipanggil, bisa bermain imajinatif, dan berekspresi. Sedangkan anak-anak dengan autis cenderung tidak bisa melakukannya.

C.Anak dengan autis sulit untuk fokus pada hal-hal yang tidak mereka sukai tetapi mereka bisa menyukai hal-hal yang disukai sedangkan Anak dengan ADHD tidak demikian, mereka tidak suka dan menghindari hal-hal yang memerlukan konsentrasi atau perhatian.


3.Sel mast merupakan salah satu komponen yang berperan dalam mekanisme neuriunflamasi, beberapa sel mast terletak di perivascularly dekat dengan neuron dan mikroglia terutama di bagian hipotalamus. Anak autis mengalami neuroinflamasi didaerah anterior dari neokorteks yang dihasilkan dari aktifnya sel mast sehingga mengeluarkan mediator dan berinteraksi dengan sel mikroglia yang memiliki fungsi penting dalam otak. Mikroglia yang aktif merupakan salah satu bentuk respon fisiologis yang bekerja melawan adanya benda asing atau zat lain yang masuk ke dalam otak, dalam hal ini adalah mediator inflamasi (sitokin), ketika sudah mengakibatkan respons yang kronik karena overaction dari mikroglia maka akan terjadi gangguan neurodegeneratif salah satunya adalah autis.Neuroinflamasi yang terjadi pada anak autis dapat terjadi ketika masih dalam kandungan. Autoimun, gangguan fungsional plasenta, infeksi saat kehamilan, serta lahirnya bayi secara prematur menjadi latar belakang seorang anak akan mengalami autis. Hal tersebutkarena seorang anak tersebut dinilai lemah ketika menghadapi gangguan lingkungan, ketika mengalami alergi, sehingga dapat memicu pengaktifan tiang yaitu agen penting yang merespon adanya inflamasi dengan mengeluarkan mediator inflamasi (IL-6, dan TNF). Sel Il-6 dan TNF-α merupakan glikoprotein yang keberadaanya dalam otak harus dalam jumlah yang normal atau rendah, sitokin ini dapat menjadi pemicu terjadinya neuroinflamasi. Sitokin (IL-6 dan TNF) sebagai mediator inflamasi masuk ke dalam otak melalui mekanisme transportasi aktif sehingga mengganggu sistem neuroimun karena jumlah yang tidak seimbang dengan sel-sel kekebalan tubuh. pemicu pengeluaran mediator (IL-6 dan TNF-α) tersebut akan mengganggu kerja dari Blood Brain Barrier (BBB) ​​atau sawar darah otak yang bekerja menjaga normalitas homeostasis sistem saraf pusat. IL-6 dan TNF-α pada konsentrasi tertentu atau dalam jumlah yang tinggi akan mengurangi jumlah dendrit primer dalam otak, kelenjar, panjang dendrit, dan mempengaruhi hidup dan aktifitas neuron selain itu juga dapat menyebabkan perubahan adhesi sel saraf sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan rangsangan oleh sel saraf tersebut. IL-6 dan TNF-α yang meningkat pada penderita gangguan autis berada pada sel granula di cerebellum berdasarkan penelitian in vitro, sehingga menyebabkan gangguan atau penurunan adhesi dan migrasi sel tersebut. Gangguan adhesi dan migrasi sel saraf yang menjadi akibat ketidakseimbangan sinapsis rangsangan sel tersebut yang diakibatkan oleh peningkatan sitokin ini dapat dijadikan dasar komunikasi sel penyebab gangguan autis.Gangguan yang terjadi pada bagian sel saraf otak karena adanya peningkatan sitokin (IL-6 dan TNF-α ) mengakibatkan fungsi BBB terganggu sehingga terjadi penghambatan sistem kerja saraf pusat yang menyebabkan neuroinflamasi atau ratapan. Neuroinflamasi yang kronis pada otak ini menyebabkan terjadinya gangguan autis pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Vargas et al., 2005, Li et al., 2009, Wei et al., 2011, menjelaskan kadar IL-6 dan TNF-α pada anak autis lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal dan ini sudah menjadi bukti salah sau jalur penyebab terjadinya autis.

4.

-play exercise untuk melatih kemampuan sosialisasi dan komunikasi

-perkembangan neurosensomotorik

-latihan penguatan otot dan koordinasi-

-terapiperkembangan sesuai perkembangan seusianya 

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301045 BAIQ NURUL HASNAWATI -

Waalaikumussalam wr.wb baik ibu

In reply to 1910301045 BAIQ NURUL HASNAWATI

Re: forum diskusi

by 1910301045 BAIQ NURUL HASNAWATI -

Izin menjawab Ibu🙏🏻

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Menurut Handojo (2008:12) Autis berasal dari bahasa Yunani yaitu “auto” yang artinya sendiri. Penyandang autisme seakan-akan hidup di dunianya sendiri. Autis diartikan sebagai keadaan yang dikuasai oleh kecenderungan pikiran atau perilaku yang berpusat pada diri sendiri. Sedangkan Early infantile diartikan sebagai berat dalam komunikasi dan tingkah laku dan biasanya dimulai sejak lahir, khas dengan keasyikan pada diri sendiri, penolakan berat dari diri hubungan dengan orang lain, termasuk tokoh ibu. Keinginan untuk hal – hal yang sama preokupasi dengan obyek – obyek yang tidak bersenyawa dan gangguan perkembangan bahasa. Problematika yang ditemui pada kondisi autisme adalah adanya gangguan atensi pada visual dalam bidang interaksi sosial, komunikasi sosial dan imaginasi berfikir fleksibel dan bermain imaginative, gangguan sensoris, gangguan reflek, gangguan penurunan kekuatan otot, dan gangguan aktivitas fungsional berdiri dan berjalan.

Sedangkan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja. Gejala intinya meliputi tingkat atensi, aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan. Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8-10%, hal tersebut menjadikan ADHD sebagai salah satu gangguan yang paling umum pada masa kanak-kanak. 40-50% kasus ADHD menetap pada masa remaja, bahkan sampai dewasa. Bila menetap sampai remaja, dapat memunculkan masalah lain seperti kenakalan remaja dan gangguan kepribadian anti-sosial. Orang dewasa dengan ADHD sering bertengkar dengan pimpinannya dan dalam melaksanakan tugasnya seringkali terlihat tidak tekun. 

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD!

Autis :

Ada tiga karakter yang menunjukkan seseorang menderita autis, yakni social interaction yaitu kesulitan dalam melakukan hubungan sosial, kemudian social communication yaitu kesulitan dengan kemmapuan komunikasi secara verbal dan non verbal, yang terakhir imagination yaitu kesulitan untuk mengembangkan permainan dan imajinasinya (Rachmawati, 2012). Gejala-gejala ini biasanya muncul sebelum usia anak mencapai tiga tahun dan pada sebahagian anak gejalanya sudah terlihat sejak lahir. Beberapa anak penderita autisme sempat berkembang normal namun sebelum usia tiga tahun perkembangan menjadi terhenti kemudian muncul kemunduran dan mulai terlihat gejala autisme. 

• Gejala/ Kriteria Diagnostik Autisme 

Dalam DSM IV-TR (APA, 2000) juga menyebutkan bahwa kreteria diagnosa untuk anak yang mengalami gangguan autistik adalah sebagai berikut: 

A. Total enam (atau lebih) hal dari (1), (2), dan (3) dengan sekurangnya dua dari (1), dan masing-masing satu dari (2) dan (3): 

(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh sekurangnya 2 dari berikut: 

(a) Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku nonverbal multipel seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak gerik untuk mengatur interaksi sosial 

(b) Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut tingkat perkembangan 

(c) Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau percakapan dengan orang lain (misalnya, tidak memamerkan, membawa, ata menunjukkan benda yang menarik minat) 

(d) Tidak ada timbal balik sosial atau emosional   

(2) Gangguan kualitatif dalam komunikasi seperti yang ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut: 

(a) Keterlambatan dalam atau sama sekali tidak ada, perkembangan bahasa ucapan (tidak disertai oleh usaha untuk berkompensasi melalui cara komunikasi lain seperti gerak-gerik atau mimik) 

(b) Pada individu dengan bicara yang adekuat, gangguan jelas dalam kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain 

(c) Pemakaian bahasa atau bahasa idiosinkratik secara stereotipik dan berulang 

(d) Tidak adanya berbagai permainan khayalan atau permainan pura-pura sosial yang spontan yang sesuai menurut tingkat perkembangan 

(3) Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, seperti ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut: 

(a) Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya 

(b) Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik atau nonfungsional 

(c) Manerisme motorik stereotipik dan berulang (misalnya, menjentikkan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh) 

(d) Preokupasi (keasyikan) yang sifatnya menetap terhadap bagian dari objek  

B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sekurangnya satu bidang berikut, dengan onset sebelum 3 tahun: (1) interkasi sosial, (2) bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial, atau (3) permainan simbolik atau imaginatif. 

C. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan Rett atau gangguan disintegratif masa anak-anak. 

Purwati (2007) menambahkan bahwa untuk memastikan diagnosa diatas biasanya anak autisme memiliki masalah ataupun gangguan dalam beberapa bidang, diantaranya: 

1. Komunikasi 

a. Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada 

b. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara atau pernah berbicara tapi kemudian sirna 

c. Terkadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya 

d. Mengoceh tanpa arti berulang-ulang dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang lain 

e. Bicara tidak dipakai untuk alat komunikasi 

f. Senang meniru atau membeo (echolalia) 

g. Bila senang, meniru/hafal benar kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya 

h. Sebahagian dari anak tidak berbicara (non-verbal) atau sedikit berbicara sampai usia dewasa 

i. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan 

(misalnya bila mengiinginkan/meminta sesuatu) 

2. Interaksi sosial 

a. Lebih suka menyendiri 

b. Sedikit atau bahkan tidak ada kontak mata, menghindar untuk bertatapan 

c. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman 

d. Apabila diajak bermain ia tidak mau dan menjauh. 

3. Gangguan sensoris 

a. Sangat sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk 

b. Apabila mendengar suara yang keras langsung menutup telinga 

c. Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda 

d. Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut 

4. Pola bermain 

a. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya 

b. Tidak suka bermain dengan anak-anak sebayanya 

c. Tidak kreatif dan imajinatif 

d. Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya diputar-putar 

e. Senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin dan roda sepeda 

f. Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana 

5. Perilaku 

a. Dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif) 

b. Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan mata ke TV, lari atau berjalan bolak-balik dan melakukan gerakan berulang-ulang 

c. Tidak suka pada perubahan 

d. Terkadang duduk dengan tatapan kosong 

6. Emosi  

a. Sering marah-marah, tertawa dan menangis tanpa alasan yang jelas 

b. Temper tantrum jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya 

c. Terkadang suka menyerang dan merusak 

d. Terkadang anak berperilaku menyakiti dirinya sendiri 

e. Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain. 

Hal tersebut diatas senada dengan apa yang disampaikan oleh Budhiman (1998), yang menyatakan bahwa gejala-gejala tersebut akan semakin tampak jelas setelah anak mencapai usia 3 tahun, yaitu berupa: 

1. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal maupun non-verbal, seperti: 

a. Terlambat bicara 

b. Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang lain 

c. Bila kata-kata mulai diucapkan ia tidak mengerti artinya 

d. Bicara tidak dipakai untuk komunikasi 

e. Ia banyak meniru atau membeo (echolalia) 

f. Beberapa anak sangat pandai meniru nyanyian, nada maupun kata-katanya, tanpa mengerti artinya sebagian dari anak-anak ini tetap tidak dapat bicara sampai dewasa 

g. Bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan yang terdekat dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya. 

2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial, seperti: 

a. Menolak/ menghindar untuk bertatap mata 

b. Tidak mau menengok bila dipanggil 

c. Seringkali menolak untuk dipeluk 

d. Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain, lebih asik main sendiri 

e. Bila didekati untuk diajak main ia malah menjauh 

3. Gangguan dalam bidang perilaku 

Pada anak autisme terlihat adanya perilaku yang berlebihan (excessive) seperti adanya hiperaktivitas motorik, tidak bisa diam, memukul-mukul pintu, mengulang suatu gerakan tertentu dan perilaku yang kekurangan (defecient) seperti duduk diam bengong dengan tatapan mata yang kosong, melakukan permainan/ gerakan yang monoton dan kurang variatif secara berulang-ulang, sering duduk diam terpukau pada sesuatu hal/ benda tertentu. 

Kadang-kadang ada kelekatan pada benda tertentu seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar, gelang karet atau apa saja yang terus dipegangnya dan dibawa kemana-mana 

4. Gangguan dalam bidang perasaan/ emosi 

Tidak dapat ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain, misalnya melihat anak yang menangis ia tidak merasa kasihan melainkan merasa terganggu dan ada kemungkinan mendatangi anak tersebut serta memukulnya 

Kadang-kadang tertawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab yang nyata 

Sering mengamuk tak terkendali, terutama bila tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, ia bisa menjadi agresif dan destruktif 

5. Gangguan dalam bidang persepsi sensoris 

Mencium-cium atau menggigit maian atau benda apa saja 

Bila mendengar suara tertentu langsung menutup telinga 

Tidak menyukai rabaan atau pelukan 

Merasa sangat tidak nyaman bila dipakaikan pakaian dari bahan yang kasar 

Gejala-gejala tersebut tidak harus ada pada setiap anak dengan autisme. Pada anak dengan autisme berat mungkin hampir semua gejala diatas ada, namun pada kelompok anak yang tergolong autisme ringan hanya terdapat sebahagian saja dari gejala tersebut.

ADHD :

Sebagian besar, anak dengan Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) menunjukkan gejala utama yaitu aktivitas yang berlebihan, tidak dapat diam, selalu ingin bergerak, tidak mampu memusatkan perhatiannya dan menunjukkan impulsivitas yang mengakibatkan anak memiliki kesulitan belajar dan kesulitan berinteraksi dengan anak lain. Selain itu, gangguan ini berasal fungsi otak yang kronis, yang mengakibatkan fungsi kognitif tidak berkembang sesuai usia anak normal lainnya. Penderita gangguan ini lebih sering mengalami kesulitan  mengendalikan emosi dari pada anak normal, kemampuan bertoleransi terhadap frustasi rendah dan emosinya mudah meledak (Saputro, 2009).  Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktif (ADHD) merupakan salah satu Anak Berkebutuhan Khusus yang membutuhkan pelayanan khusus dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh anak ADHD terutama dalam mendapatkan pendidikan formal. Menurut  (Sugiarmin M. B., 2006) dalam buku yang berjudul “ Memahami dan Membantu Anak ADHD” terdapat beberapa hal yang dibutuhkan anak ADHD, yaitu berkaitan dengan kebutuhan pengendalian diri, dan kebutuhan belajar. Pertama, kebutuhan pengendalian diri berkaitan dengan pengurangan atau menghilangkan hyperaktivitas, meningkatkan rentang perhatian dan pengendalian impulsivitas. Kedua, kebutuhan belajar yaitu Anak ADHD seperti anak normal lainnya membutuhkan pengembangan diri yaitu melalui belajar karena hambatan yang dialami akan pemenuhan kebutuhan belajar pada anak ADHD tidak semulus pada anak umumnya. Tanpa bantuan yang dirancang secara khusus, maka anak ADHD akan mengalami kesulitan untuk bisa belajar secara optimal dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Padahal secara umum potensi mereka memiliki tingkat kecerdasan yang relatif baik, bahkan sama seperti anak normal pada umumnya.

Menurut  (Zafiera, 2007) dalam buku Anak Hiperaktif bahwa ciri anak hiperaktif atau anak dengan Attention Deficit And Hyperactivity Disorder (ADHD) diantaranya :  

1. Tidak fokus  

Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa konsentrasi lebih dari lima menit. Tidak memiliki fokus yang jelas dan melakukan sesuatu tanpa tujuan dan cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik. 

2. Sulit untuk dikendalikan  

Anak hiperaktif memang selalu bergerak. Keinginannya harus segera dipenuhi. Tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan. 

3. Impulsif     

Melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Selalu ingin meraih dan memegang apapun yang ada didepannya. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar atau sebelum mereka berusia 7 tahun. 

4. Menentang   

Umumnya memiliki sikap penentang atau pembangkang atau juga tidak mau dinasehati. Penolakannya ditunjukan dengan sikap cuek.  

5. Destruktif  

Destruktif atau merusak barang seperti mainan yang dimainkannya dan cenderung menghancurkan sangat besar.  

6. Tidak kenal lelah  Sering tidak menunjukan sikap lelaj, hal inilah yang sering kali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup merespon perilakunya 7. Tidak sabar dan usil  Ketika bermain tidak mau menunggu giliran, tetapi langsung merebut. 

Pada buku pemuda dengan gangguan hiperaktif, menurut  (Brikerhoff, 2009) penyebab dari ADHD belum diketahui pasti, namun diduga kondisi demikian berkaitan dengan mutasi beberapa gen. Selain karena faktor genetik, terdapat beberapa faktor penyebab yang diantaranya keadaan kelahiran prematur, konsumsi alkohol dam rokok saat ibu hamil, terpapar timah dalam kadar tinggi dan juga kerusakan pada otak sebelum lahir. Menurut (Brikerhoff, 2009) ada 2 faktor penyebab utama adanya kelainan anak ADHD yaitu faktor genetik dan faktor kerusakan otak. 

Hal tersebut membuat Anak ADHD mengalami kesulitan untuk melakukan proses tindakan atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Keadaan ini menuntut pengaturan yang memungkinkan anak dapat mengontrol diri dalam segala perbuatannya. Selain itu setiap perlakuan yang diberikan pada anak ADHD membutuhkan umpan balik yang segera dan konsisten. Hal ini penting untuk memperkuat tingkah laku yang dikehendaki dan menghindarkan tingkah laku yang tidak dikehendaki. 

Menurut  Sugiarmin, 2006 terdapat beberapa hal yang dibutuhkan anak ADHD, yaitu pertama yang berkaitan dengan kebutuhan pengendalian diri, kedua kebutuhan belajar.  Kebutuhan pengendalian diri berkaitan dengan pengurangan atau menghilangkan hiperaktivitas, peningkatkan rentang perhatian dan pengendalian impulsivitas. Beberapa kebutuhan pengendalian diri yaitu :  

1) Rutinitas, struktur, dan konsistensi  

2) Fokus pada hal-hal positif 

3) Penjelasan sederhana dan singkat 

4) Mengabaikan hal-hal yang tidak penting

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis.

Gen kausal ASD dapat bertindak di hulu atau hilir jalur pensinyalan WNT, BMP/TGFβ, SHH, FGF, dan RA pada vertebrata dan invertebrata. Perubahan jalur pensinyalan ini selama perkembangan otak tampaknya menyebabkan ASD dan gangguan perkembangan saraf lainnya. Studi sebelumnya mendukung kemungkinan peran jalur pensinyalan ini dalam desain target terapeutik untuk autisme. Namun, studi perkembangan sistematis diperlukan untuk mengidentifikasi jendela temporal di mana gangguan sinyal-sinyal ini memiliki dampak paling signifikan pada struktur dan fungsi otak dan mengakibatkan gangguan perilaku. Studi semacam itu juga dapat membantu dalam menjelaskan jalur pensinyalan hulu dan hilir dalam etiologi gangguan perkembangan saraf serta mekanisme di balik perilaku gangguan tertentu. Meskipun crosstalk di antara jalur pensinyalan telah dilaporkan dalam beberapa proses perkembangan dan penyakit terkait, studi serupa dalam model autistik masih kurang. Catenin dan Gli1 diatur secara negatif oleh GSK3β dan CK1α dan memiliki peran antagonis dalam mengatur TCF dan gen target hilir pada kanker usus besar metastatik. Penekan fusi kinase (Sufu), regulator negatif Gli1, telah dilaporkan mengatur distribusi -catenin dalam nukleus dan sitoplasma. Pada kanker usus besar, hilangnya PTEN atau p53 menyebabkan aktivasi baik -catenin dan Gli1. Penghambatan SMO, faktor aktif hulu Gli1, telah terbukti mengurangi tingkat -catenin aktif dan menginduksi eksklusi nuklirnya. Gli1 secara negatif mengatur Gli3R dan sebaliknya. Selanjutnya, Gli3R telah terbukti menghambat aktivitas -catenin. Transkripsi Wnt2b , Wnt4 , dan Wnt7b terbukti diinduksi. Crosstalk antara jalur TGF-β dan SHH juga telah dilaporkan pada kanker, serta proliferasi sel yang ditingkatkan siklosporin pada fibroblas gingiva manusia. Neuropilin-1 (NRP1), ko-reseptor TGF- expressed yang diekspresikan pada membran sel kanker, diketahui meningkatkan pensinyalan SMAD2/3 kanonik sebagai respons terhadap TGF-β. Selanjutnya, pensinyalan HH meningkatkan transkripsi NRP1 dan NRP1 juga dilaporkan meningkatkan aktivasi gen target HH dengan memediasi transduksi HH antara SMO yang diaktifkan dan SUFU. Sementara TGF-β penting untuk perkembangan kanker yang dimediasi SMO, perannya dalam induksi ekspresi GLI2 dan GLI1 dengan menghambat aktivitas PKA juga telah dilaporkan. Pola hierarkis crosstalk telah disarankan di mana TGF-β meningkatkan regulasi Shh dan mengarah pada ekspresi Shh yang ditingkatkan siklosporin dan proliferasi sel pada fibroblas gingiva. Crosstalk antara jalur FGF dan WNT telah diamati pada ekor ikan zebra dan perkembangan kraniofasial tikus. Regulasi positif timbal balik antara pensinyalan FGF dan WNT telah diamati. Pensinyalan WNT/β-catenin di ridge saraf anterior dan ektoderm wajah telah terbukti secara positif menargetkan Fgf8, dan -catenin GOF mengarah ke ekspresi ektopik Fgf8 di ektoderm wajah. Wnt telah dilaporkan meningkatkan pensinyalan FGF dalam cabang Mapk dengan meningkatkan level fosforilasi Erk. Selanjutnya, Fgf telah terbukti menghambat antagonis Wnt, dkk1 dan notum1a, menghasilkan peningkatan pensinyalan WNT. Mutasi LOF pada UBE3A , gen terkait ASD, mempengaruhi jalur pensinyalan WNT dan BMP, menunjukkan kemungkinan crosstalk di antara mereka. Xu dkk. lebih lanjut menunjukkan bahwa UBE3A yang berlebihan merusak plastisitas sinaptik neuron yang dimediasi RA di ASD mungkin oleh regulasi negatif ALDH1A2, enzim pembatas laju sintesis asam retinoat (RA). Madinah dkk. menyarankan bahwa sementara Nlgn3adalah target langsung dari pensinyalan WNT/β-catenin, gen terkait ASD juga dapat mengatur pensinyalan BMP. Hasil ini menunjukkan bahwa crosstalk pensinyalan di antara jalur morfogenetik dimediasi oleh gen kausal autis, sehingga menunjukkan nilai dalam studi mendalam lebih lanjut tentang interaksi antara molekul pensinyalan dalam kondisi fisiologis dan penyakit normal. Bukti telah menyarankan mekanisme spesifik jaringan di balik crosstalk pensinyalan WNT dan BMP. Selain itu, pensinyalan WNT dapat menekan pensinyalan RA selama perkembangan orofasial, sementara pensinyalan WNT secara positif mengatur pensinyalan RA di cup optik dorsal selama perkembangan mata, menyarankan mekanisme interaksi pensinyalan yang bergantung pada konteks. Oleh karena itu, interaksi antara berbagai jalur pensinyalan harus dipelajari dalam sel saraf dan sel glial untuk ASD, yang dapat membantu dalam merancang pengobatan dan menargetkan pensinyalan yang terganggu dengan cara spesifik sel. Di antara sembilan gen risiko ASD kepercayaan tinggi, hanya sedikit yang telah dipelajari sejauh ini dalam konteks jalur pensinyalan yang terganggu. Penyelidikan peran gen ASD lainnya dalam perkembangan saraf dan dalam regulasi berbagai jalur pensinyalan dapat meningkatkan pemahaman mekanisme di balik etiologi ASD. Secara keseluruhan, artikel ini mengusulkan untuk mempelajari bagaimana gen penyebab ASD yang berbeda berinteraksi dengan setiap jalur pensinyalan dalam perkembangan otak dan apakah ada crosstalk di antara mereka.

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD!

Autis 

Medis : 

Contohnya, obat antipsikotik untuk mengatasi masalah perilaku, obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang, antidepresan untuk meredakan depresi, dan melatonin untuk mengatasi gangguan tidur.

Penatalaksanaan Fisioterapi :

1. Massage therapy untuk stimulasi motorik 

Stimulus dari Massage ini akan ditangkap oleh mekanoreseptor yaitu sel yang dapat mentransduksi rangsangan mekanik dan menghantarkan sinyal ke sistem saraf pusat, dan diharapkan akan menstimulasi tonus otot terutama pada anak yang kesulitan untuk mengotrol postural dan keseimbangan.Dengan adanya sentuhan atau stimulasi pada tubuh anak, maka akan terjadi dilatasi pembuluh darah dimana sirkulasi darah akan meningkat dan akan menambah energi gelombangoksigen yang lebih banyak dikirim ke otak sehingga memacu sistem sirkulasi dan respirasi menjadi lebih baik, serta juga memacu sistem kerja limfiod yang merangsang sistem kekebalan tubuh, membuat daya tahan tubuh semakin bertambah sehingga akan meningkatkan kebugaran atau energi pada tubuh anak. 

2. Keseimbangan motorik kasar menggunakan Play Therapy 

Dilakukannya Play therapy meniti diatas balok panjang dengan membantu anak arahan koordinasi kontak mata dan berjalan yang baik akan membuat sistem vestibular memproses informasi mengenai keseimbangan dan gerakan oleh reseptor sensorik di leher bagian atas, telinga bagian dalam, mata, dan tubuh.Dilakukannya Play therapy meniti diatas balok panjang dengan membantu anak arahan koordinasi kontak mata dan berjalan yang baik akan membuat sistem vestibular memproses informasi mengenai keseimbangan dan gerakan oleh reseptor sensorik di leher bagian atas, telinga bagian dalam, mata, dan tubuh.

3. Aproksimasi 

Dengan adanya aproksimasi sendi yang terputus-putus ringan dan halus sehingga mampu memfasilitasi dan meningkatkan postural tonus melalui aktivitas sekitar sendi. Dengan upaya stimulasi bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kekuatan otot. Tujuannya meningkatkan reaksi-reaksi pada aneka yang bertujuan untuk memelihara posisi dan pola yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi secara otomatik  (Fitroh Roshinah & Laila Nursaliha, 2011).

4. VR (Virtual Reality) atau yang sering juga disebut VE (Virtual Environment) adalah sebuah pengembangan teknologi komputer yang mampu mensimulasikan suatu lingkungan virtual sehingga dapat berinteraksi dengan lingkungan virtual yang disimulasikan oleh komputer (Asfari, dkk 2012 dalam Bhaskara, dkk 2017).

5. Hidroterapi telah umum digunakan untuk merawat pasien autisme. Ini biasanya terjadi di kolam renang. Tekanan dan suhu air yang menekan tubuh dapat menenangkan anak autis. Air sebagai bentuk properti dapat memberikan input sensorik yang mengklaim sementara anak melakukan latihan yang dirancang untuk meningkatkan jangkauan gerak dan mobilitas secara keseluruhan. Air hangat dapat menurunkan berat badan hingga 90%, mengurangi kekuatan benturan pada tubuh, melemaskan otot dan mengurangi kelenturan, menjadikan air sebagai media yang ideal untuk merehabilitasi tubuh.

ADHD :

Manajemen medis

Perawatan bervariasi dengan usia individu dengan ADHD. Untuk anak usia 4 sampai 5 tahun, pengobatan terdiri dari terapi perilaku yang diberikan oleh orang tua dan/atau guru . Jika gejala memiliki manifestasi yang beralasan, dokter mungkin meresepkan obat, meskipun ini bukan tindakan yang paling diinginkan. Awalnya, mencoba terapi perilaku dapat memberikan keterampilan dan strategi orang tua untuk membantu anak mereka, relatif tidak ada efek samping dibandingkan dengan resep obat, dan efek jangka panjang dari pengobatan ADHD pada anak kecil belum banyak dipelajari.

Obat ADHD dapat menyebabkan masalah tidur, penurunan nafsu makan, pertumbuhan tertunda, sakit kepala/sakit perut, rebound irritability, tics, dan moodiness/irritability. Untuk anak-anak yang berusia 6-11 tahun, maka dokter harus meresepkan obat (biasanya obat perangsang), bersama dengan kemungkinan terapi perilaku orang tua dan/atau guru. Obat lebih penting di sini, meskipun terapi perilaku juga merupakan bagian penting dari manajemen.

Untuk remaja yang didefinisikan sebagai 12-18 tahun, pengobatan adalah metode utama manajemen. Juga direkomendasikan bahwa terapi perilaku juga diresepkan. 

Obat stimulan sangat efektif dalam mengurangi gejala ADHD. Obat lain termasuk inhibitor reuptake norepinefrin selektif dan agonis alfa-adrenergik selektif juga telah terbukti efektif. 

Terapi perilaku adalah intervensi non-spesifik yang luas. Tujuannya adalah untuk memodifikasi lingkungan fisik dan sosial untuk mengubah perilaku orang-orang dengan ADHD. Ini dilakukan dengan menggunakan imbalan dan konsekuensi untuk perilaku tertentu.

Manajemen Terapi Fisik :

Aktivitas fisik dan olahraga telah terbukti mengurangi stres, kecemasan, dan gejala depresi serta meningkatkan fungsi kognitif. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat mengubah fungsi otak baik secara emosional maupun kognitif.

Bagi mereka dengan ADHD, telah ditunjukkan bahwa latihan intensitas sedang hingga tinggi meningkatkan laporan perilaku orang tua-guru dan tingkat pemrosesan informasi . Dengan pelatihan intensitas sedang hingga tinggi, juga telah ditunjukkan bahwa kinerja motorik juga meningkat. Aktivitas fisik meningkatkan keterampilan dan perilaku sosial juga pada mereka yang menderita ADHD, terutama anak-anak. Kemampuan untuk mempertahankan perhatian ditingkatkan dengan latihan fisik juga, dengan perhatian pendengaran berkelanjutan yang lebih baik.

Intervensi lain yang mungkin bagi mereka dengan ADHD adalah yoga. Studi telah dilakukan yang menunjukkan bahwa intervensi yoga delapan minggu meningkatkan perhatian selektif dan berkelanjutan pada anak-anak dengan ADHD. Juga telah disarankan oleh penelitian bahwa yogadapat mengurangi impulsivitas, kecemasan, dan masalah sosial pada semua individu dengan ADHD.

Teknik seperti terapi pijat , latihan pernapasan, dan terapi akuatik telah terbukti mengurangi kecemasan, stres, ketegangan otot yang disebabkan oleh ADHD dan selanjutnya meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kualitas hidup.

Penelitian telah menunjukkan bahwa teknik seperti Watsu mengurangi ketegangan otot dan rasa sakit, dengan mempengaruhi semua tingkat fisik, psikologis, dan emosional, dan juga mengurangi stres, kecemasan, dan kelelahan. Dengan demikian, Watsu berguna untuk anak-anak, karena menyenangkan, memungkinkan memfasilitasi gerakan, merangsang lanjut anak untuk pengobatan.

Program pelatihan Executive Function (EF) layak dan dapat diterima oleh anak-anak dengan ADHD dan orang tua. Jenis pelatihan dengan beberapa fokus EF dan keterlibatan orang tua dalam aktivitas kehidupan nyata ini bisa menjadi intervensi yang berpotensi menjanjikan terkait dengan perbaikan gejala EF dan ADHD yang signifikan. Secara khusus, untuk anak-anak dengan ADHD, penting dan berguna untuk mengurangi kesenjangan perkembangan EF dengan mengajari anak-anak keterampilan dan strategi koping yang tepat.

SUMBER :

http://www.nimh.nih.gov/health/publications/could-i-have-adhd-qf-16-3572/index.shtml#pub1

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd/index.shtml

Kumar, S., Reynolds, K., Ji, Y. et al. Impaired neurodevelopmental pathways in autism spectrum disorder: a review of signaling mechanisms and crosstalk. J Neurodevelop Disord 11, 10 (2019). https://doi.org/10.1186/s11689-019-9268-y

Lestari Devie Hayati. 2019. PELAYANAN KHUSUS BAGI ANAK DENGAN ATTENTIONS 

DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI SEKOLAH INKLUSIF. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122.

Mirza Rina. 2016. MENERAPKAN POLA ASUH KONSISTEN PADA ANAK AUTIS. JURNAL TARBIYAH, Vol. 23, No. 2.

http://digilib.unisayogya.ac.id › ...PDF

PERBEDAAN PENGARUH PLAY THERAPY DAN VIRTUAL ... - DIGILIB UNISAYOGYA

Terimakasih, mohon koreksi apabila ada kesalahan 🙏🏻



In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301003 PUPU PURNAMASARI -

Waalaikumsalam baik bu

In reply to 1910301003 PUPU PURNAMASARI

Re: forum diskusi

by 1910301003 PUPU PURNAMASARI -

Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi dan juga perilaku. Gejala autis pada umumnya muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada umumnya penyandnag autis mengacuhkan suara, pengelihatan maupun kejadian yang melibatkan mereka dan menghindari atau tidak merespon kontak sosial misalnya pandangan mata, sentuhan kasih sayang, permainan.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja. Gejala intinya meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu

Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Perbedaan autis dan ADHD. Jika autis merupakan gangguan menyuluruh yang menghambat dalam kemampuan sosialisasi yang membuat anak tertutup dan terkurung di dunianya, sedangkan ADHD merupakan gangguan perilaku yang terlalu hyperaktivitas, inpulsifitas dan sulit untuk memusatkan perhatian.

Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Hass dkk. (dalam Huebner & Lane, 2001) dan Courchesne (dalam 

Nash, 2002) menemukan suatu kesamaan yaitu adanya penurunan jumlah sel Purkinje pada hemisfer serebelum dan vermis. Penelitian lanjutan oleh Courchesne dkk. (Courchesne, Redcay, Morgan, & Kennedy, 2005) menghasilkan hipotesis baru. Para peneliti berpendapat bahwa pada saat lahir bayi autistik memiliki ukuran otak yang normal. Namun setelah mencapai usia dua atau tiga tahun, ukuran otak mereka membesar melebihi normal, terutama pada lobus frontalis dan otak kecil, yang disebabkan oleh pertumbuhan white matter dan gray matter yang berlebihan. Sementara sel saraf yang ada lebih sedikit dibandingkan pada otak normal dan kekuatannya juga lebih lemah. Kondisi inilah yang tampaknya berkaitan dengan gangguan pada perkembangan kognitif, bahasa, emosi dan interaksi sosial.

Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak denganAutis atau ADHD

Penatalaksanaan pada pasien autis dengan dilakukan terapi wicara untuk membuat anak lebih lancar berbicara, terapi biomedik untuk memperbaiki kondisi tubuh, terapi makan untuk mengatur makanan dan mendeteksi alergi yang terjadi, terapi prilaku untuk membuat pasien lebih terkendali dan mengerti norma.

Penatalaksanaan pada pasien ADHD dengan dilakukan terapi wicara, dan saran untuk dilakukan behaviour therapy. Tujuan dalam terapi ini adalah mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya. Terapi ini juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang dengan anak ADHD tanpa harus merasa tertekan.


Sumber 

Buku PSIKOLOGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS, oleh Dinie Ratri Desiningrum 

Hak Cipta © 2016 pada penulis

Ginanjar, Adriana Soekandar. "Memahami spektrum autistik secara holistik." Makara Human Behavior Studies in Asia 11.2 (2007): 86-99.

Selekta, Mayang Cendikia. "Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Pada Anak Usia 2 Tahun." Jurnal Medula 1.03 (2013): 19-25.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301050 ADH DHIYA' HUSNAPUTRI -

Wa'alaikumussallam. Baik bu

In reply to 1910301050 ADH DHIYA' HUSNAPUTRI

Re: forum diskusi

by 1910301050 ADH DHIYA' HUSNAPUTRI -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,  acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan (Pengetahuan, 2012).

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis 

Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 

 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.

Sumber : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI  PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS  SRAGEN (MaretaAlviani, 2018)

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301033 FIDATUL. RAHMAH -

Waalaikumussalamm, baik ibu

In reply to 1910301033 FIDATUL. RAHMAH

Re: forum diskusi

by 1910301033 FIDATUL. RAHMAH -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda, acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan 

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih mempengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Sumber:

( Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.)

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

Hydrotherapy for Autis

Beberapa penelitian berpendapat bahwa Hidroterapi bisa menjadi bentuk olahraga yang bermanfaat bagi anak autis. Selain itu, fisioterapi berbasis olahraga bisa sangat bermanfaat

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

untuk meningkatkan proses atensi kemudian setelah anak tersebut fokus atau atensi pada suatu hal meningkat, terbentuklah proses persepsi. Proses persepsi terjadi karena adanya rangsangan melalui saraf sensoris yang kemudian diteruskan ke dalam otak dalam bentuk pola energi saraf (Keparth dalam Tiara, 2018).

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301055 ANIK PURWANINGSIH -

Izin menjawab bu 

1. Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. 

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

2. . - dari segi perhatian 

Anak ADHD cenderung menghindari hal-hal yang perlu fokus tinggi, seperti membaca buku. Mereka bahkan dari awal sudah terlihat tidak minat dengan hal-hal tersebut.

Sedangkan, anak dengan autisme cenderung ingin berusaha untuk fokus pada hal-hal yang mereka sukai. Mereka bisa mempelajari hal-hal yang mereka sukai dengan baik, seperti bermain dengan mainan tertentu.

- dari segi interaksi dan komunikasi dengan orang lain 

Anak dengan ADHD cenderung berbicara tanpa henti. Mereka bisa mengganggu saat orang berbicara dan suka jika ia menjadi dominan saat diskusi.

Sementara itu, anak dengan autisme sering mengalami kesulitan memasukkan kata-kata ke dalam pikiran dan perasaan.

Hal ini membuat mereka mungkin akan lebih sulit dalam mengutarakan pendapatnya. Mereka juga sulit untuk melakukan kontak mata.

- dari segi rutinitas 

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama.

Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301043 NYEMAS REDA LEDISTIA -

wa'alaikumsallam wr.wb baik bu


In reply to 1910301043 NYEMAS REDA LEDISTIA

Re: forum diskusi

by 1910301043 NYEMAS REDA LEDISTIA -

izin menjawab bu

1.Jelaskan terkait Autis dan ADHD

autis:Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku.

ADHD atau Attention-deficit hyperactivity disorder, adalah gangguan jangka panjang yang menyerang anak-anak, yang ditandai dengan perilaku impulsif, hiperaktif, dan kurangnya perhatian.

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Perbedaan Dampak Sosial dan Emosional

Perbedaan anak ADHD dan Autis juga dapat dilihat dari kesulitan yang dialami oleh anak ADHD dalam mengikuti peraturan sosial yang bisa membuatnya sulit berteman. Umpan balik negatif yang kerap diterima untuk beberapa perilakunnya atau karena tidak menaruh perhatian bisa mempengaruhi rasa percaya diri dan motivasi, membuat seorang anak merasa bahwa dirinya tidak baik. Sementara pergulatan utama dari Autisme melibatkan pemahaman sosial, komunikasi dan perilaku atau rutinitas yang berulang. Banyak anak dengan Autisme bahkan pada mereka yang tidak memiliki tantangan kognitif signifikan mengalami kesulitan berteman, memahami bagaimana caranya terhubung dengan orang lain dan memahami petunjuk sosial.

Perbedaan Fokus ADHD dan autisme

 anak dengan ADHD pada umumnya memiliki masalah fokus lebih banyak, biasanya karena tidak tertarik dan pikirannya mudah teralihkan, juga mudah beralih ke berbagai tugas lebih dari yang mereka mampu dalam satu waktu, atau melamun. Kekurangan fokus pada anak ADHD bisa menghasilkan banyak proyek tidak selesai, banyak kesalahan dan menghindari mengawali tugas yang memerlukan banyak fokus dan keharusan duduk tenang seperti pekerjaan rumah.Sementara untuk perbedaan  dari fokus anak autis, mereka akan kesulitan berfokus jika tidak dapat menghalangi gangguan sensorik seperti suara keras atau cahaya terang. Dalam lingkungan yang ramah sensorik, fokus mereka akan mengarah ke tingkat rata – rata. Namun demikian mereka masih akan mungkin fokus pada satu hal saja dan sulit mengalihkan perhatian kepada hal lain.

Perbedaan Perkembangan

Hambatan perkembangan menjadi salah satu tanda perbedaan anak ADHD dan Autis berikutnya. Anak autis mengalami hambatan perkembangan yang khusus di beberapa area sementara anak ADHD tidak mengalaminya dengan cara yang sama. Untuk mengetahuinya, bandingkan dengan anak lain yang sebaya. Contohnya apabila anak remaja Anda mengalami kesulitan untuk mencuci rambutnya atau membuatkannya makan siang sementara teman sebayanya bisa, dia mungkin saja menunjukkan tanda autis. Perhatikan jenis perkembangan dan kemampuan sosial apa yang terpengaruh. Anak  – anak dengan ADHD bisa saja tampak tidak matang dalam perkembangan jika dibandingkan dengan teman – teman sebayanya.

Perbedaan Rutinitas dan Struktur

Perbedaan anak ADHD dan Autis secara rutinitas dan struktur bisa terlihat dari anak ADHD yang bisa menjadi cepat bosan dengan suatu struktur yang mereka anggap tidak menarik termasuk ketika berada di dalam kelas. Tanpa variasi, mereka mungkin akan kehilangan minat pada aktivitasnya. Sebaliknya, anak autis seringkali memperlihatkan keinginan untuk rutinitas yang sama, ingin mengikuti rutinitas atau pola secara ritual dari perilaku verbal dan non verbal. Contohnya mereka bisa membaca buku yang sama berulang  – ulang atau menginginkan menu yang sama untuk makan malam setiap hari. Perubahan rutinitas bisa menyebabkan kegelisahan dan anak mudah marah.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301056 FARISA ULUL 'AZMI -
Wa'alaikumussalam , baik bu
In reply to 1910301056 FARISA ULUL 'AZMI

Re: forum diskusi

by 1910301056 FARISA ULUL 'AZMI -

1. Jelaskan Autis dan ADHD 

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda, acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

Menurut Barkley (Wood, 2007:78) dalam jurnal Aprilia Putri Weding (2016) ADHD adalah sebuah gangguan dimana respon menjadi terhalang dan mengalami fungsi ganda pelaksanaan yang mengarah pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya kemampuan untuk mengatur prilaku untuk tujuan sekarang dan masa depan, serta sulit beradaptasi secara sosial, dan prilaku dengan tuntutan lingkungan.

2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara autis dan ADHD 

ADHD adalah pola hiperaktif, kurang perhatian, dan impulsif persisten yang sering ditampilkan dan lebih parah daripada pada individu pada tingkat perkembangan yang sebanding. suka melakukan interaksi sosial , saat percakapan Jika pasien merasa nyaman dengan topiknya, dia tidak akan mengalami kesulitan untuk melanjutkan percakapan.

Autisme adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan tiga serangkai gangguan yaitu; defisit sosial, defisit komunikasi, dan perilaku serta minat yang dibatasi atau berulang.enggan melakukan interaksi sosial, Pasien mengalami kesulitan dalam memulai dan melanjutkan percakapan atau diskusi.

3. mekanisme neuromuskular pada anak dengan auisme 

Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf.Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.).

4. Treatment Fisioterapi dan medis pada anak autis dan ADHD 

ADHD 

Terapi yang dapat meningkatkan fungsional aktivitas anak dan mengurangi gangguan serta hambatan pada kondisi ADHD, dapat diberikan modalitas fisioterapi berupa Neuro Senso Motor Reflek Development And Syncronization Dan Play Therapy.

Hubungan play therapy dengan anak ADHD yaitu kurangnya konsentrasi karena tidak bisa memfokuskan pemusatan perhatian sehingga anak selalu mengalami kegagalan dalam proses belajar maupun bersosialisasi. Peneliti play therapy dengan judul “Designing for attention deficit hyperactivity disorder in play therapy: the case of Magic Land” menyatakan bahwa play therapy dapat membantu anak yang mempunyai kesulitan dalam mengingat, memusatkan perhatian dan berkonsentrasi pada ADHD. Dengan pemberian play therapy secara rutin maka dapat membantu meningkatkan rentang perhatian anak ADHD (Ray, 2008). 

Neuro Senso Motor Reflex Developmental & Synchronization adalah salah satu metode yang bertujuan untuk meringankan dan menghilangkan stres dan kompensasi disfungsional dan non produktif didalam struktur tubuh, mengaktifkan motor program yang alami dan genetik dan seluruh metabolisme perkembangan gerak, mengaktifkan (brain-body) integration mechanisme yang mempengaruhi perkembangan gerak, mengoptimalkan motor dansensor motor integration, menghilangkan stres pada saat belajar, mendukung ketrampilan motorik dan kognitifyang alami dan khusus, mengungkap kemampuan untuk membuat perubahan-perubahan postif dalam struktur, postur dan gerak tubuh, dan sistem-sistem koordinasi yang beragam (Hudaya, 2010).


Autisme

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes. Metode perceptual motor program adalah metode yang memiliki tujuan untuk meningkatkan ketrampilan motorik, mengembangkan ketrampilan persepsi dalam bentuk dan meningkatkan keseimbangan sikap tubuh. Perceptual motor program yang memiliki tujuan untuk mampu meningkatkan ketrampilan motorik dan mengembangkan ketrampilan persepsi. Jadi sebelum proses persepsi terbentuk, terjadilah proses atensi atau perhatian atau pemfokusan pada suatu hal. Proses atensi terbentuk karena seseorang tersebut mendapatkan stimulus atau rangsangan yang diterima oleh organ indera yang selanjutnya akan di organir dan diintegrasikan sehingga menimbulkan sebuah atensi. Dimana atensi anak meningkat menggunakan modalitas Perceptual Motor Program yang menggunakan media mainan untuk meningkatkan proses atensi kemudian setelah anak tersebut fokus atau atensi pada suatu hal meningkat, terbentuklah proses persepsi. Proses persepsi terjadi karena adanya rangsangan melalui saraf sensoris yang kemudian diteruskan ke dalam otak dalam bentuk pola energi saraf (Keparth dalam Tiara, 2018).

Reff: - Kendy Awan Nugroho,2018,PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN

- IMFI WILAYAH II , PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI ADHD DENGAN NEUROSENSO MOTOR REFLEX DEVELOPMENT DAN PLAY THERAPY 

- http://eprints.umm.ac.id/42820/3/BAB%20II.pdf

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301027 ADINIWAN HELMI LUKITO -

Izin menjawab bu

1. - Autism adalah suatu gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi, dan juga perilaku. Gangguan tersebut dari taraf yang ringan sampai dengan taraf yang berat. Gejala autis ini pada umumnya muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada umumnya penyandang autis mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka, dan mereka menghindari atau tidak merespon kontak sosial misalnya pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lainnya. Gangguan yang dialami anak autism adalah gangguan dalam bidang interaksi sosial, gangguan dalam bidang komunikasi (verbal-non verbal), gangguan dalam bidang perilaku, gangguan bidang perasaan/emosi, dan gangguan dalam bidang persepsi-sensorik. (Rahayu, 2014)

-Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan fungsi perkembangan saraf dengan gejala berupa ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai dengan usia perkembangan. (Bestari, 2019)

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301063 TIFA JULIANINGRUM -

Waalaikumsalam baik bu

In reply to 1910301063 TIFA JULIANINGRUM

Re: forum diskusi

by 1910301063 TIFA JULIANINGRUM -

Izin menjawab ibu..

  • Jelaskan terkait Autis dan ADHD
    Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. Disamping itu autis juga merupakan suatu gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi (spektrum). Biasanya, gangguan ini meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial dan kemampuan berimajinasi (Mulyati, 2010).

    ADHD adalah suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (sulit memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (kerusakan kecil di otak), Minimal Brain Damage (kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (terlalu banyak bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3 - 5% anak usia sekolah menderita ADHD (Permadi, 2009). ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurobiologis yang ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil. Anak ADHD mulai menunjukkan banyak masalah ketika SD karena dituntut untuk memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar berbagai keterampilan akademik, dan bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan (Ginanjar, 2009)

  • Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan antara Autis dan ADHD
    ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder merupakan gangguan perkembangan otak yang dapat mengakibatkan seorang anak sulit memusatkan perhatian. Serta memiliki perilaku impulsive dan hiperaktif. Pada umumnya, ADHD menyerang pada masa kanak-kanak namun gejala yang ditimbulkan dapat terjadi secara terus menerus hingga masa remaja atau dewasa. “ADHD ini berbeda dengan autis. Anak yang memiliki ADHD itu biasanya gejalanya hiperaktif dan memiliki gangguan perhatian (inatensi
    Sedangkan anak yang autis biasanya mengalami keterlambatan berbicara, gangguan sosial seperti tidak mau bermain, perilaku berulang dan minat yang terbatas. Kalau autis biasanya seorang anak tersebut tidak mengalami hiperaktif.

  •  Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan autis
    Saat ini telah diketahui bahwa autisme merupakan suatu gangguan perkembangan, yaitu suatu gangguan terhadap cara otak berkembang. Akibat perkembangan otak yang salah maka jaringan otak tidak mampu mengatur pengamatan dan gerakan, belajar dan merasakan serta fungsi-fungsi vital dalam tubuh. Penelitian post-mortem menunjukkan adanya abnormalitas di daerah-daerah yang berbeda pada otak anak-anak dan orang dewasa penyandang autisme yang berbeda-beda pula. Pada beberapa bagian dijumpai adanya abnormalitas berupa substansia grisea yang walaupun volumenya sama seperti anak normal tetapi mengandung lebih sedikit neuron. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan autis adalah serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak-anak penyandang autisme dijumpai 30-50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.

  •  Jelaskan treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan autis atau ADHD
    Intervensi FT
    Modalitas fisioterapi yang digunakan pada kasus autisme adalah Play exercise atau terapi bermain, hidroterapi atau terapi aquatic, terapi menari, terapi rekreasi dan hippotherapy (terapi menunggang kuda) merupakan beberapa modalitas yang digunakan fisioterapi untuk pengembang fisik dan keterlibatan sosial (Rachel, 2014). Dalam kondisi Autisme ini menggunakan modalitas Play Exercise (Perceptual motor program) adalah proses pencapaian ketrampilan dan kemampuan fungsional menggunakan input sensori, integrasi sensori, interpretasi motorik, aktivitas gerak dan umpan balik (Gallahue 2002 dalam Maryatun, 2012).
    Hidroterapi (Balance And Coordination) adalah latihan yang terbaik untuk pasien autisme dan disfungsi integrasi sensori. Anakanak pada umumnya menyukai aktivitas yang dilakukan di dalam air dan dapat meningkatkan hubungan sosial yang normal

    Intervensi Medis
    Terapi Farmakologi. Terapi farmakologi seperti obat antipsikotik, antidepresan, dan antikonvulsan tidak boleh digunakan secara rutin untuk mengatasi ASD. Terapi farmakologi dapat dipertimbangkan apabila terdapat gangguan psikiatri lain yang menyertai ASD.

 Referensi : 
http://repository.unimus.ac.id/1956/2/BAB%20II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1002106017-3-BAB%20II.pdf
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/7026/5271/
https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/pena/article/download/902/668

Terima Kasih bu.

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301001 FARIDHA NUR RAHMAH -

Izin menjawab bu,

1. Autis adalah kecacatan neurologis dan perkembangan kompleks yang muncul dalam tahap-tahap perkembangan awal kehidupan. 

Attention Deficit Hyperactivity (ADHD) Disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301059 RISKY ABDILLAH -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD ?
Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. 
ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD
 a. dari segi perhatian.
Anak ADHD cenderung menghindari hal-hal yang perlu fokus tinggi, seperti membaca buku. Mereka bahkan dari awal sudah terlihat tidak minat dengan hal-hal tersebut.
Sedangkan, anak dengan autisme cenderung ingin berusaha untuk fokus pada hal-hal yang mereka sukai. Mereka bisa mempelajari hal-hal yang mereka sukai dengan baik, seperti bermain dengan mainan tertentu.

b. dari segi interaksi dan komunikasi dengan orang lain .
Anak dengan ADHD cenderung berbicara tanpa henti. Mereka bisa mengganggu saat orang berbicara dan suka jika ia menjadi dominan saat diskusi.
Sementara itu, anak dengan autisme sering mengalami kesulitan memasukkan kata-kata ke dalam pikiran dan perasaan. Hal ini membuat mereka mungkin akan lebih sulit dalam mengutarakan pendapatnya. Mereka juga sulit untuk melakukan kontak mata.

c. dari segi rutinitas.
Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama.
Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301008 DIAH ARIFAH RAHMAWATI -

Waalaikumsalam bu

Izin menjawab

1.       Autisme berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti “sendiri”. Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan komunikasi, sosial, dan perilaku pada anak. Autisme adalah gangguan perkembangan kompleks yang gejalanya harus sudah muncul sebelum anak berusia 3 tahun. Gangguan neurologi pervasif ini terjadi pada aspek neurobiologis otak dan mempengaruhi proses perkembangan anak. Akibat gangguan ini sang anak tidak dapat secara otomatis belajar untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga ia seolah - olah hidup dalam dunianya sendiri.

Sumber : CHINTYA ATMIKA, I. A. K. (2020). HUBUNGAN PENERAPAN DIET GLUTEN FREE CASEIN FREE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK DAN STATUS GIZI ANAK AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR (Doctoral dissertation, Poltekkes Denpasar).

 

ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) adalah salah satu jenis ABK yang memiliki gangguan pemusatan perhatian (inatensi) dan hiperaktivitas/impulsivitas yang tinggi (perilaku berlebihan). Pada anak ADHD akan terjadi gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan atau hiperaktif.

Sumber : Alviani, M. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di Pusat Layanan Autis Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Umroh, N. S., Adi, E. P., & Ulfa, S. (2019). Multimedia Tutorial Untuk Menumbuhkan Minat Baca Anak Adhd (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan2(1), 45-52.

2.       Dilihat dari pengertiannya dapat disimpulkan bahwa autis lebih mengarah pada gangguan dalam komunikasi, social dan perilaku sedangkan ADHD lebih mengarah pada gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.

3.       Penyebab Autis ialah multifaktor, yang dimaksud multifaktor adalah terjadi karena kombinasi berbagai faktor termasuk faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf.Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.

Sumber : Nugroho, K. A., Widodo, A., & Fis, S. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Autis Di Pusat Layanan Autis Kab. Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

4.       Treatment pada ADHD

Play therapy dengan metode floortime : tujuan utama pada perkembangan kapasitas individu untuk bahasa, perencanaan motorik, sequencing, dan membangun inti kemampuan perkembangan fungsional yang menyediakan kerangka kerja untuk pengembangan yang berkaitan, berpikir, dan berkomunikasi.

Aproksimasi : Dengan adanya aproksimasi sendi yang terputus-putus ringan dan halus sehingga mampu memfasilitasi dan meningkatkan postural tonus melalui aktivitas sekitar sendi. Dengan upaya stimulasi bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kekuatan otot. Tujuannya meningkatkan reaksi-reaksi pada aneka yang bertujuan untuk memelihara posisi dan pola yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi secara otomatik.

Sumber : Alviani, M. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di Pusat Layanan Autis Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301012 HUSNUL ISLAMIYAH -

Izin menjawab ppt bu

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD!

a. Autis adalah kecacatan neurologis dan perkembangan kompleks yang muncul dalam tahap-tahap perkembangan awal kehidupan.

b.ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD!

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis! 

Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi , dan perencanaan bahasa, juga aktivitas dan kemampuan intelektual dari anak. Dalam hal ini, terdapat defisit kemampuan otak untuk memproses informasi yang komplek secara cepat. Kerusakan area Wernicke pada hemisfer dominan girus temporalis superior seseorang akan menyebabkan hilangnya seluruh fungsi intelektual yang berhubungan dengan bahasa atau symbol verbal, yang disebut dengan afasia Wernicke. Penderita mampu mengerti kata-kata yang dituliskan atau didengar, namun tak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan. Apabila lesi pada area Wernicke ini meluas dan menyebar ke belakang (regio girus angular), ke inferior (area bawah lobus temporalis), dan ke superior (tepi superior fisura sylvian), maka penderita tampak seperti benar-benar terbelakang total untuk mengerti bahasa dan berkomunikasi, disebut dengan afasia global. Bila lesi tidak begitu parah, maka penderita masih mampu memformulasikan pikirannya namun tidak mampu menyusun katakata yang sesuai secara berurutan dan bersama-sama untuk mengekspresikan pikirannya. Kerusakan pada area bicara broca yang terletak di regio prefrontal dan fasial premotorik korteks menyebabkan penderita mampu menentukan apa yang ingin dikatakannya dan mampu bervokalisasi namun tak mampu mengatur sistem vokalnya untuk menghasilkan katakata selain suara ribut. Kelainan ini disebut afasia motorik, kira-kira 95% kelainannya di hemisfer kiri. Regio fasial dan laringeal korteks motorik berfungsi mengaktifkan gerakan otot-otot mulut, lidah, laring, pita suara, dan sebagainya, yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu, dan perubahan intensitas yang cepat dari urutan  suara. Kerusakan pada region-regio ini menyebabkan ketidakmampuan untuk berbicara dengan jelas.

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD!

1. Terapi Fisik atau Fisioterapi

Salah satu tanda yang dapat ditemukan pada anak dengan autisme adalah gangguan motorik. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan terapi dalam bentuk terapi fisik atau fisioterapi. Gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental disorders/PDD) pada anak yang mengalami autisme berkaitan dengan keterlambatan perkembangan otak yang mengatur kemampuan motorik seseorang. Umumnya, penyandang autis tertunda tumbuh kembang kemampuan motoriknya. Bahkan, beberapa anak istimewa ini punya massa otot rendah. Nah, terapi fisik dapat membantu anak autisme dengan melatih kekuatan otot, koordinasi, serta kemampuan dasar olahraga.

2. Terapi Bermain

Anak autis perlu pertolongan ketika akan bermain. Dengan terapi bermain, anak dapat melatih kemampuan bersosialisasi serta berkomunikasi. Terapi autis jenis ini juga bisa dikombinasikan dengan terapi bicara, terapi okupasi, serta terapi fisik.

3. Terapi Visual

Banyak anak autis adalah pemikir visual. Itu sebabnya, metode pembelajaran berkomunikasi melalui gambar dapat dilakukan. Salah satunya dengan PECS (Picture Exchange Communication). Dengan melatihnya, penyandang autisme dapat lebih mudah memahami sesuatu. Selain itu, pembelajaran melalui video juga dapat dilakukan baik dengan video games, video modeling, atau sistem komunikasi elektronik lain. Metode tersebut juga bisa menampung kelebihan anak autisme di bidang visual agar keterampilan dan komunikasinya jadi lebih baik.

4. Terapi Wicara

Salah satu kemampuan motorik yang dapat dialami penyandang autisme adalah gangguan bicara sehingga sulit untuk berbahasa. Dengan terapi wicara, mereka dapat terbantu agar bisa berkomunikasi dengan lebih baik.

5. Terapi Okupasi

Terapi ini berkaitan dengan pembentukan kemampuan hidup sehari-hari. Kebanyakan anak autis mengalami perkembangan motorik lambat. Itulah sebabnya, terapi okupasi sangatlah penting. Terapis okupasi juga bisa memberi latihan sensorik terintegrasi. Teknik terapi autis ini bisa membantu anak berkebutuhan khusus tersebut mengatasi hipersensitivitas terhadap suara, sentuhan, maupun cahaya.

6. Terapi Biomedis

Terapi biomedis termasuk juga penggunaan obat-obatan dalam penanganan autisme. Kebanyakan, perawatan biomedis dilakukan berdasarkan pendekatan DAN (Defeat Autism Now). Dokter yang sudah menjalani pelatihan metode DAN akan menentukan diet khusus, perawatan alternatif, ataupun suplemen untuk penanganan penyandang autis.

7. Terapi Tingkah Laku

Anak dengan autisme sering kali terlihat frustrasi. Mereka kerap kesulitan dalam menyampaikan kebutuhannya dengan baik. Penyandang autis juga menderita akibat terlalu sensitif terhadap suara, cahaya, dan sentuhan. Akibatnya, mereka terkadang berlaku kasar atau mengganggu. Seorang terapis tingkah laku dilatih untuk dapat mengetahui penyebab di balik perilaku negatif tersebut. Terapis kemudian akan merekomendasikan perubahan terhadap lingkungan atau keseharian anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya.

8. Applied Behavior Analysis (ABA)

Terapi autis Applied Behavior Analysis (ABA) bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan perilaku positif pada anak serta mengajarkan keahlian baru kepada anak. Perlu kerja sama dengan orang tua dan pengasuh untuk menentukan keberhasilan terapi ini. Terapi ABA perlu dilakukan secara rutin untuk dapat membantu perkembangan anak. Dibutuhkan durasi terapi sekitar 20-40 jam dalam seminggu.

9. Terapi Kemampuan Sosial

Anak dengan autisme akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Mereka membutuhkan bantuan untuk mengasah kemampuan untuk mempertahankan percakapan, berhubungan dengan orang baru, dan mengenal tempat bermain. Seorang terapis kemampuan sosial dapat membantu untuk menciptakan atau fasilitasi terjadinya interaksi sosial.

10. Terapi Perkembangan

Meskipun perkembangan anak dengan autisme bisa mengalami keterlambatan, namun hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk "memaklumi" keterlambatan tersebut. Sebaiknya tetap diupayakan untuk melatih perkembangan anak dengan membangun minat, kekuatan, dan perkembangan anak. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan, sosial, dan emosional mereka. Terapi ini sering kali bertolak belakang dengan terapi tingkah laku, yang biasanya paling baik dilakukan untuk mengajarkan keterampilan khusus pada anak. Seperti, mengikat tali sepatu, cara memakai baju, ataupun cara menggosok gigi.

11. Terapi Sensori

Selain gangguan motorik, anak dengan autisme juga bisa mengalami gangguan sensori. Ada yang terlalu sensitif terhadap cahaya, suara, maupun sentuhan. Di sisi lain, ada juga yang mengalami gangguan penurunan sensitivitas sensori. Banyak upaya yang dapat dilakukan selama menjalani terapi sensori, seperti terapi vibrasi atau getaran, aerobik, dan lainnya. Sangat penting untuk menegakkan diagnosis terlebih dahulu sebelum menentukan terapi autis yang tepat untuk anak.

Sekian mohon maaf jika ada salah kata

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301027 ADINIWAN HELMI LUKITO -

Izin menjawab lagi bu

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD
Jawab : 
Autisme, spektrum autisme, dan kelainan perkembangan pervasif, merupakan kelainan 
perkembangan yang luas meliputi kelainan kognitif dan perilaku. Gejala utamanya adalah 
gangguan sosialisasi, gangguan komunikasi verbal dan non-verbal, dan perilaku yang terbatas dan 
diulang-ulang, sesuai dengan kriteria diagnostik yang terdapat pada DSM IV atau ICD-10 (Tenth
Edition of the International Classification of Diseases). Autisme, sering terjadi pada anak-anak, 
angka kejadiannya sekitar 1 diantara 500 anak.
Sedangkan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif atau (ADHD) Manifestasi klinis utama adalah gangguan penyesuain diri perkembangan, perhatian (inatensi), aktivitas (hiperaktivitas), dan kontrol perilaku yang kurang (impulsive) yang akan menyebabkan gangguan dalam hal sosial, akademik maupun pekerjaan.
Jurnal fk.unair._Gangguan-Perilaku-Q.pdf

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak
dengan Autis
Jawab : 
 Penyebab Autis ialah multifaktor, yang dimaksud multifaktor adalah terjadi karena kombinasi berbagai faktor termasuk faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf.Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.)
In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301013 SETYAWATI TRI ASTUTI -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,  acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan (Pengetahuan, 2012).

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih mempengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis 

Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 

 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.

Sumber : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI  PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN


 PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS  SRAGEN (MaretaAlviani, 2018)


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301029 INES SHAFIRA PUTRI -

Assalamualikum wr,wb ibu izin menjawab ibu 

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Jawab : 

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,  acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan (Pengetahuan, 2012).


2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

Sumber:(Bhandari, S. (2017).Is It ADHD or Autism)


3. Jelaskan terkait dengan  mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis 

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Sumber:

(8. Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.)


Penyebab Autis ialah multifaktor, yang dimaksud multifaktor adalah terjadi karena kombinasi berbagai faktor termasuk faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf.Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.

Sumber : Nugroho, K. A., Widodo, A., & Fis, S. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Autis Di Pusat Layanan Autis Kab. Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).


4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

  1. Brain gym

Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

  1. Play therapy

Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. Play therapy dengan metode perceptual motor program yang dilakukan terapis adalah melalui item melempar bola, menangkap bola, melompat, dan meniti papan titian.

  1. Massage therapy untuk stimulasi motorik Stimulus dari Massage ini akan ditangkap oleh mekanoreseptor yaitu sel yang dapat mentransduksi rangsangan mekanik dan menghantarkan sinyal ke sistem saraf pusat, dan diharapkan akan menstimulasi tonus otot terutama pada anak yang kesulitan untuk mengotrol postural dan keseimbangan.Dengan adanya sentuhan atau stimulasi pada tubuh anak, maka akan terjadi dilatasi pembuluh darah dimana sirkulasi darah akan meningkat dan akan menambah energi gelombangoksigen yang lebih banyak dikirim ke otak sehingga memacu sistem sirkulasi dan respirasi menjadi lebih baik, serta juga memacu sistem kerja limfiod yang merangsang sistem kekebalan tubuh, membuat daya tahan tubuh semakin bertambah sehingga akan meningkatkan kebugaran atau energi pada tubuh anak. 

Sumber:

(PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI BRAIN GYM DAN PLAY THERAPY UNTUK MENINGKATKAN GROSS MOTOR PADA KASUS AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS SRAGEN)


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301026 GINANJAR AJI PANGESTU -

  1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu. Sumber: (Hughes, et al. (2018). Savant Syndrome Has a Distinct Psychological Profile in Autism. Molecular Autism. 9, pp. 53. Gialloreti, L.E. & Curatolo, P. (2017). Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. Sumber: (Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)
  2. Dilihat dari pengertiannya dapat disimpulkan bahwa autis lebih mengarah pada gangguan dalam komunikasi, social dan perilaku sedangkan ADHD lebih mengarah pada gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.
  3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 
  4. Treatment pada ADHD Play therapy dengan metode floortime : tujuan utama pada perkembangan kapasitas individu untuk bahasa, perencanaan motorik, sequencing, dan membangun inti kemampuan perkembangan fungsional yang menyediakan kerangka kerja untuk pengembangan yang berkaitan, berpikir, dan berkomunikasi. Aproksimasi : Dengan adanya aproksimasi sendi yang terputus-putus ringan dan halus sehingga mampu memfasilitasi dan meningkatkan postural tonus melalui aktivitas sekitar sendi. Dengan upaya stimulasi bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kekuatan otot. Tujuannya meningkatkan reaksi-reaksi pada aneka yang bertujuan untuk memelihara posisi dan pola yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi secara otomatik. Sumber : Alviani, M. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di Pusat Layanan Autis Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301009 ANNISA USWATUN CHASANAH -

izin menjawab bu


1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD ?
- Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. 
- ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.


2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.


3. Penyebab Autis ialah multifaktor, yang dimaksud multifaktor adalah terjadi karena kombinasi berbagai faktor termasuk faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf.Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.


 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD

- Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

- Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.

MaretaAlviani. (2018). PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS  SRAGEN


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301036 NURUN NABILAH -

Izin menjawab bu

1.Jelaskan terkait Autis dan ADHD

2.Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

3.Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

4.Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

Jawab :

1. • Autis adalah kecacatan neurologis dan perkembangan kompleks yang muncul dalam tahap-tahap perkembangan awal kehidupan. 

• Autisme berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti“sendiri”

• Autisme mempengaruhi fungsi normal otak, perkembangan komunikasi, serta keterampilan sosiala anak

• Autisme telah dianggap sebagai kondisi seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan

• Laki-laki cenderung memiliki prevalensi lebih tinggi dari pada perempuan (4.3 :1) . (Durand VM, Barlow DH, 2012)

Sedangkan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja. Gejala intinya meliputi tingkat atensi, aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan. Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8-10%, hal tersebut menjadikan ADHD sebagai salah satu gangguan yang paling umum pada masa kanak-kanak. 40-50% kasus ADHD menetap pada masa remaja, bahkan sampai dewasa. Bila menetap sampai remaja, dapat memunculkan masalah lain seperti kenakalan remaja dan gangguan kepribadian anti-sosial. Orang dewasa dengan ADHD sering bertengkar dengan pimpinannya dan dalam melaksanakan tugasnya seringkali terlihat tidak tekun. 

2. Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belaja

3. Gen kausal ASD dapat bertindak di hulu atau hilir jalur pensinyalan WNT, BMP/TGFβ, SHH, FGF, dan RA pada vertebrata dan invertebrata. Perubahan jalur pensinyalan ini selama perkembangan otak tampaknya menyebabkan ASD dan gangguan perkembangan saraf lainnya. Studi sebelumnya mendukung kemungkinan peran jalur pensinyalan ini dalam desain target terapeutik untuk autisme. Namun, studi perkembangan sistematis diperlukan untuk mengidentifikasi jendela temporal di mana gangguan sinyal-sinyal ini memiliki dampak paling signifikan pada struktur dan fungsi otak dan mengakibatkan gangguan perilaku. Studi semacam itu juga dapat membantu dalam menjelaskan jalur pensinyalan hulu dan hilir dalam etiologi gangguan perkembangan saraf serta mekanisme di balik perilaku gangguan tertentu. Meskipun crosstalk di antara jalur pensinyalan telah dilaporkan dalam bebeberapa proses perkembangan dan penyakit terkait, studi serupa dalam model autistik masih kurang. Catenin dan Gli1 diatur secara negatif oleh GSK3β dan CK1α dan memiliki peran antagonis dalam mengatur TCF dan gen target hilir pada kanker usus besar metastatik. Penekan fusi kinase (Sufu), regulator negatif Gli1, telah dilaporkan mengatur distribusi -catenin dalam nukleus dan sitoplasma. Pada kanker usus besar, hilangnya PTEN atau p53 menyebabkan aktivasi baik -catenin dan Gli1. Penghambatan SMO, faktor aktif hulu Gli1, telah terbukti mengurangi tingkat -catenin aktif dan menginduksi eksklusi nuklirnya. Gli1 secara negatif mengatur Gli3R dan sebaliknya. Selanjutnya, Gli3R telah terbukti menghambat aktivitas -catenin. Transkripsi Wnt2b , Wnt4 , dan Wnt7b terbukti diinduksi. Crosstalk antara jalur TGF-β dan SHH juga telah dilaporkan pada kanker, serta proliferasi sel yang ditingkatkan siklosporin pada fibroblas gingiva manusia. Neuropilin-1 (NRP1), ko-reseptor TGF- expressed yang diekspresikan pada membran sel kanker, diketahui meningkatkan pensinyalan SMAD2/3 kanonik sebagai respons terhadap TGF-β. Selanjutnya, pensinyalan HH meningkatkan transkripsi NRP1 dan NRP1 juga dilaporkan meningkatkan aktivasi gen target HH dengan memediasi transduksi HH antara SMO yang diaktifkan dan SUFU. Sementara TGF-β penting untuk perkembangan kanker yang dimediasi SMO, perannya dalam induksi ekspresi GLI2 dan GLI1 dengan menghambat aktivitas PKA juga telah dilaporkan. Pola hierarkis crosstalk telah disarankan di mana TGF-β meningkatkan regulasi Shh dan mengarah pada ekspresi Shh yang ditingkatkan siklosporin dan proliferasi sel pada fibroblas gingiva. Crosstalk antara jalur FGF dan WNT telah diamati pada ekor ikan zebra dan perkembangan kraniofasial tikus. Regulasi positif timbal balik antara pensinyalan FGF dan WNT telah diamati. Pensinyalan WNT/β-catenin di ridge saraf anterior dan ektoderm wajah telah terbukti secara positif menargetkan Fgf8, dan -catenin GOF mengarah ke ekspresi ektopik Fgf8 di ektoderm wajah. Wnt telah dilaporkan meningkatkan pensinyalan FGF dalam cabang Mapk dengan meningkatkan level fosforilasi Erk. Selanjutnya, Fgf telah terbukti menghambat antagonis Wnt, dkk1 dan notum1a, menghasilkan peningkatan pensinyalan WNT. Mutasi LOF pada UBE3A , gen terkait ASD, mempengaruhi jalur pensinyalan WNT dan BMP, menunjukkan kemungkinan crosstalk di antara mereka. Xu dkk. lebih lanjut menunjukkan bahwa UBE3A yang berlebihan merusak plastisitas sinaptik neuron yang dimediasi RA di ASD mungkin oleh regulasi negatif ALDH1A2, enzim pembatas laju sintesis asam retinoat (RA). Madinah dkk. menyarankan bahwa sementara Nlgn3adalah target langsung dari pensinyalan WNT/β-catenin, gen terkait ASD juga dapat mengatur pensinyalan BMP. Hasil ini menunjukkan bahwa crosstalk pensinyalan di antara jalur morfogenetik dimediasi oleh gen kausal autis, sehingga menunjukkan nilai dalam studi mendalam lebih lanjut tentang interaksi antara molekul pensinyalan dalam kondisi fisiologi

4. Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.


Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi. Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan melompat pada anak.




In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301011 ANGGI SETYAWATI -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autisme adalah kondisi perkembangan saraf yang menyebabkan tantangan dalam kemampuan sosial, berkomunikasi dan cara berpikir. 

ADHD adalah suatu kondisi perkembangan saraf yang membuat anak sulit berkonsentrasi, menaruh perhatian, duduk tenang dan cenderung bersikap impulsif.

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Autis didefinisikan sebagai sebuah gangguan pada perkembangan mental yang memiliki karakter kesulitan berkomunikasi, bersosialisasi, repetitif, dan stereotype lainnya. Sindrom Asperger seringkali disebut sebgai Autis yang ringan karena tingkat kecerdasannya dan kemampuannya berkomunikasi ataupun bersosialisasi dengan orang lain. Anak dengan Autis ataupun sindrom asperger seringkali memiliki kekurangan psikologi yang sama sehingga penanganan yang diberikan kepada mereka serupa.

DHD adalah singkatan untuk Attention-Deficit Hyperactivity Disorder yaitu sebuah perilaku hiperaktif yang umumnya terdiagnosis pada masa anak-anak. ADD seringkali muncul bersamaan dengan ADHD sehingga sering disebut berturutan seperti dalam penulisan “ADD/ADHD”.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Gangguan susunan saraf pusat

Ditemukan kelainan neuroanatomi (anatomi susunan saraf pusat) pada beberapa tempat didalam otak anak autis. Banyak anak autis mengalami pengecilan otak kecil, terutama pada lobus VI-VII. Lobus VI-VII seharusnya banyak terdapat sel purkinje,namun, pada anak autis jumlah sel purkinje sangat kurang. Akibatnya, produksi serotonin kurang, menyebakan kacaunya proses penyaluran informasi antar otak. Selain itu, ditemukan kelainan struktur pada pusat emosi di dalam otak sehingga emosi anak autis sering terganggu perilaku pada autisme. Ada beberapa daerah di otak anak penyandang autisme yang diduga mengalami disfungsi. Adanya kesamaan perilaku autistik dan perilaku abnormal pada orang dewasa yang diketahui mempunyai lesi di otak dijadikan dasar dari berbagai teori peyebab autisme.

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

- Assesment

- Hidrotherapy

- Latihan pada gangguan motorik

Terapi okupasi berguna untuk melatih otot-otot halus anak. Menurut penelitian, hamper semua kasus anak autistic mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya sangat kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang benda dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya,dsb. Terapi ini anak akan dilatih untuk membuat semua otot dalam tubuhnya berfungsi dengan tepat.

Terapi Integrasi Sensoris, Terapi ini berguna meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktivitas ini merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks, dengan demikian bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar.

Terapi Fisik, Beberapa penyandang autism memiliki gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya, kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya juga kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-otot dan memperbaiki keseimbangan tubuh anak.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301044 MUTIA JUANA EKA WANGSA -

Izin menjawab bu:

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD
-Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu
Sumber:
Savant Syndrome Has a Distinct Psychological Profile in Autism. Molecular Autism. 9, pp. 53.
-Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif
Sumber:
(Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD?
Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.
Sumber:
(Bhandari, S. (2017).

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis ?
Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.).

 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD?
Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.
Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.
Sumber :
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI  PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS  SRAGEN (MaretaAlviani, 2018)




In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301010 NINDRI NUR AFIFAH -

Izin menjawab bu..

1. Autis adalah gangguan fungsi otak dan saraf serius dan kompleks yang memengaruhi perilaku dan proses berpikir manusia. Autisme mencakup segala gangguan dalam interaksi sosial, perkembangan bahasa, dan keterampilan komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. 

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kelainan hiperaktivitas, kurang perhatian yang sering ditampakan sebelum usia 4 tahun dan dikarakteristikkkan oleh ketidaktepatan perkembangan tidak perhatian, impulsive dan hiperaktif (Townsend, 1998).

2. - Cara mereka memperhatikan sesuatu.  Anak dengan Autis sulit untuk fokus pada hal-hal yang tidak mereka sukai, seperti membaca, mengerjakan teka-teki atau bermain puzzle. Sebaliknya, mereka bisa terpaku pada hal-hal yang disukai dan tampak terobsesi. Anak dengan ADHD tidak demikian, mereka tidak suka dan menghindari hal-hal yang memerlukan konsentrasi atau perhatian. 

- Cara mereka berkomunikasi Pada Autis dan ADHD, terjadi kesulitan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi, serta ketidakmampuan untuk menunjukkan respon yang sesuai terhadap emosi atau perasaan orang lain. Akan tetapi, anak dengan Autis memiliki kesadaran sosial yang lebih rendah terhadap orang lain di sekitarnya. Kerap kali, mereka kesulitan untuk mengungkapkan kata-kata terkait apa yang dipikirkan atau dirasakan, dan mereka mungkin tidak dapat menunjuk suatu objek untuk memberi makna pada ucapan mereka. Mereka juga sulit melakukan kontak mata. Sementara itu, anak dengan ADHD dapat bicara tanpa henti. Mereka juga cenderung menginterupsi ketika orang lain berbicara atau menyela dan mencoba mengambil alih percakapan. Namun demikian, sebagian anak dengan Autis juga bisa berbicara berjam-jam tentang topik yang menjadi minta mereka.

3. Penyebab Autis ialah multifaktor, yang dimaksud multifaktor adalah terjadi karena kombinasi berbagai faktor termasuk faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf.Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.

Sumber : Nugroho, K. A., Widodo, A., & Fis, S. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Autis Di Pusat Layanan Autis Kab. Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

4. - Play therapy dengan metode floortime Metode floortime berfokus tujuan utama pada perkembangan kapasitas individu untuk bahasa, perencanaan motorik, sequencing, dan membangun inti kemampuan perkembangan fungsional yang menyediakan kerangka kerja untuk pengembangan yang berkaitan, berpikir, dan berkomunikasi. Bersama perhatian, keterlibatan, interaksi emosional dan penggunaan ide yang logis semua komponen kemapuan fungsional inti yang seperti berpikir dan berkomunikasi. Floortime adalah program pendidikan, pola keluarga, fungsi motor, dan riwayat perkembangan (Greeenspan, 2008). Penerapan prinsip floortime efektif untuk meningkatkan kemampuan anak dengan early onset ADHD untuk memusatkan atensi dan fokus terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Hal ini ditunjukkan oleh (1) penurunan frekuensi ditraktibilitas yang dilakukan ketika sedang melaksanakan kegiatan dan peningkatan durasi dalam memusatkan atensi terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Larasati et al., 2017). 

- Aproksimasi Dengan adanya aproksimasi sendi yang terputus-putus ringan dan halus sehingga mampu memfasilitasi dan meningkatkan postural tonus melalui aktivitas sekitar sendi. Dengan upaya stimulasi bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kekuatan otot. Tujuannya meningkatkan reaksi-reaksi pada aneka yang bertujuan untuk memelihara posisi dan pola yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi secara otomatik (Fitroh Roshinah & Laila Nursaliha, 2011).


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301038 DURRA HARDA ALIFA -

Izin menjawab ya bu

1. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder yaitu sebuah perilaku hiperaktif yang umumnya terdiagnosis pada masa anak-anak. ADHD menyerang pada masa kanak-kanak namun gejala yang ditimbulkan dapat terjadi secara terus menerus hingga masa remaja atau dewasa.

Sedangkan autis biasanya mengalami keterlambatan berbicara, gangguan sosial seperti tidak mau bermain, perilaku berulang dan minat yang terbatas.

2. Perbedaan Autisme dan ADHD Dilihat dari Minat dan Jenis aktivitas yang Disukai, cara mereka memperhatikan sesuatu sangat berbeda, dan cara mereka berkomunikasi

3. Otak adalah bagian tubuh yang membutuhkan zat gizi penting. Kebutuhan tersebut sangat bergantung pada interaksi kompleks antarasistem imun, kelenjar endoktrin, dan saluran pencemaan. Imun tubuh adalah pemimpin pertahanan tubuh menghadapi bakteri patogen, jamur, dan virus. Sistem imun juga dapat membedakan antarmolekul asing (Foreign) dan molekul tubuh sendiri (self) dan menggerakkan sel-sel dan antibodi untuk menghadapi molekul asing. Sistem imun seharusnya bereaksi apabila ada masalah, tetapi anak autis mempunyai sistem imun yang malfungsi. Seringkali perubahan fungsi ini menyebabakan tubuh salah mengidentifikasi sel-sel sendiri dan molekul asing. Malfungsi ini menyebabkan terjadinya peradangan saluran cerna (McCandless, 2003).

4. Play therapy dengan metode floortime

Metode floortime berfokus tujuan utama pada perkembangan kapasitas individu untuk bahasa, perencanaan motorik, sequencing, dan membangun inti kemampuan perkembangan fungsional yang menyediakan kerangka kerja untuk pengembangan yang berkaitan, berpikir, dan berkomunikasi. Bersama perhatian, keterlibatan, interaksi emosional dan penggunaan ide yang logis semua komponen kemapuan fungsional inti yang seperti berpikir dan berkomunikasi. Floortime adalah program pendidikan, pola keluarga, fungsi motor, dan riwayat perkembangan (Greeenspan, 2008).

Sumber : http://repository.unimus.ac.id/

http://eprints.ums.ac.id/63874/15/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301014 TIARA KUSUMA PUTRI -

Walaikumsalam baik bu

In reply to 1910301014 TIARA KUSUMA PUTRI

Re: forum diskusi

by 1910301014 TIARA KUSUMA PUTRI -

Izin menjawab soal yg ada di ppt bu..

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu

Sumber:

(Hughes, et al. (2018). Savant Syndrome Has a Distinct Psychological Profile in Autism. Molecular Autism. 9, pp. 53. 

Gialloreti, L.E. & Curatolo, P. (2017).

Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif

Sumber:

(Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

Sumber:

(Bhandari, S. (2017).

Is It ADHD or Autism)

 3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Sumber:

(8. Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.)

 

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

1. Brain gym

Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

2. Play therapy

Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. Play therapy dengan metode perceptual motor program yang dilakukan terapis adalah melalui item melempar bola, menangkap bola, melompat, dan meniti papan titian.  Terimakasih bu..


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301016 MAHSUN BAYU PRATAMA -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu

Sumber:

(Hughes, et al. (2018). Savant Syndrome Has a Distinct Psychological Profile in Autism. Molecular Autism. 9, pp. 53. 

Gialloreti, L.E. & Curatolo, P. (2017).

Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif

Sumber:

(Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

Sumber:

(Bhandari, S. (2017).

Is It ADHD or Autism)

 3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Sumber:

(8. Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.)

 

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

1. Brain gym

Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

2. Play therapy

Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. Play therapy dengan metode perceptual motor program yang dilakukan terapis adalah melalui item melempar bola, menangkap bola, melompat, dan meniti papan titian.  Terimakasih bu..


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301061 MITA PUSPITA -

Izin menjawab Bu,

1. Autis adalah kecacatan neurologis dan perkembangan kompleks yang muncul dalam tahap-tahap perkembangan awal kehidupan.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kelainan hiperaktivitas, kurang perhatian yang sering ditampakan sebelum usia 4 tahun dan dikarakteristikkkan oleh ketidaktepatan perkembangan tidak perhatian, impulsive dan hiperaktif (Townsend, 1998).


2.  Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

Referensi : https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/gangguan-perkembangan/adhd-adalah-beda-autisme/%3Famp%3D1&ved=2ahUKEwi-j7nfnLrxAhXJlEsFHQNpAhoQFjABegQIBBAG&usg=AOvVaw2Jku2IHYMIbXCEReWXuAPO&ampcf=1&cshid=1624879786862


3. Gen kausal ASD dapat bertindak di hulu atau hilir jalur pensinyalan WNT, BMP/TGFβ, SHH, FGF, dan RA pada vertebrata dan invertebrata. Perubahan jalur pensinyalan ini selama perkembangan otak tampaknya menyebabkan ASD dan gangguan perkembangan saraf lainnya. Studi sebelumnya mendukung kemungkinan peran jalur pensinyalan ini dalam desain target terapeutik untuk autisme. Namun, studi perkembangan sistematis diperlukan untuk mengidentifikasi jendela temporal di mana gangguan sinyal-sinyal ini memiliki dampak paling signifikan pada struktur dan fungsi otak dan mengakibatkan gangguan perilaku. Studi semacam itu juga dapat membantu dalam menjelaskan jalur pensinyalan hulu dan hilir dalam etiologi gangguan perkembangan saraf serta mekanisme di balik perilaku gangguan tertentu. Meskipun crosstalk di antara jalur pensinyalan telah dilaporkan dalam beberapa proses perkembangan dan penyakit terkait, studi serupa dalam model autistik masih kurang. Catenin dan Gli1 diatur secara negatif oleh GSK3β dan CK1α dan memiliki peran antagonis dalam mengatur TCF dan gen target hilir pada kanker usus besar metastatik. Penekan fusi kinase (Sufu), regulator negatif Gli1, telah dilaporkan mengatur distribusi -catenin dalam nukleus dan sitoplasma. Pada kanker usus besar, hilangnya PTEN atau p53 menyebabkan aktivasi baik -catenin dan Gli1. Penghambatan SMO, faktor aktif hulu Gli1, telah terbukti mengurangi tingkat -catenin aktif dan menginduksi eksklusi nuklirnya. Gli1 secara negatif mengatur Gli3R dan sebaliknya. Selanjutnya, Gli3R telah terbukti menghambat aktivitas -catenin. Transkripsi Wnt2b , Wnt4 , dan Wnt7b terbukti diinduksi. Crosstalk antara jalur TGF-β dan SHH juga telah dilaporkan pada kanker, serta proliferasi sel yang ditingkatkan siklosporin pada fibroblas gingiva manusia. Neuropilin-1 (NRP1), ko-reseptor TGF- expressed yang diekspresikan pada membran sel kanker, diketahui meningkatkan pensinyalan SMAD2/3 kanonik sebagai respons terhadap TGF-β. Selanjutnya, pensinyalan HH meningkatkan transkripsi NRP1 dan NRP1 juga dilaporkan meningkatkan aktivasi gen target HH dengan memediasi transduksi HH antara SMO yang diaktifkan dan SUFU. Sementara TGF-β penting untuk perkembangan kanker yang dimediasi SMO, perannya dalam induksi ekspresi GLI2 dan GLI1 dengan menghambat aktivitas PKA juga telah dilaporkan. Pola hierarkis crosstalk telah disarankan di mana TGF-β meningkatkan regulasi Shh dan mengarah pada ekspresi Shh yang ditingkatkan siklosporin dan proliferasi sel pada fibroblas gingiva. Crosstalk antara jalur FGF dan WNT telah diamati pada ekor ikan zebra dan perkembangan kraniofasial tikus. Regulasi positif timbal balik antara pensinyalan FGF dan WNT telah diamati. Pensinyalan WNT/β-catenin di ridge saraf anterior dan ektoderm wajah telah terbukti secara positif menargetkan Fgf8, dan -catenin GOF mengarah ke ekspresi ektopik Fgf8 di ektoderm wajah. Wnt telah dilaporkan meningkatkan pensinyalan FGF dalam cabang Mapk dengan meningkatkan level fosforilasi Erk. Selanjutnya, Fgf telah terbukti menghambat antagonis Wnt, dkk1 dan notum1a, menghasilkan peningkatan pensinyalan WNT. Mutasi LOF pada UBE3A , gen terkait ASD, mempengaruhi jalur pensinyalan WNT dan BMP, menunjukkan kemungkinan crosstalk di antara mereka. Xu dkk. lebih lanjut menunjukkan bahwa UBE3A yang berlebihan merusak plastisitas sinaptik neuron yang dimediasi RA di ASD mungkin oleh regulasi negatif ALDH1A2, enzim pembatas laju sintesis asam retinoat (RA). Madinah dkk. menyarankan bahwa sementara Nlgn3adalah target langsung dari pensinyalan WNT/β-catenin, gen terkait ASD juga dapat mengatur pensinyalan BMP. Hasil ini menunjukkan bahwa crosstalk pensinyalan di antara jalur morfogenetik dimediasi oleh gen kausal autis, sehingga menunjukkan nilai dalam studi mendalam lebih lanjut tentang interaksi antara molekul pensinyalan dalam kondisi fisiologis dan penyakit normal. Bukti telah menyarankan mekanisme spesifik jaringan di balik crosstalk pensinyalan WNT dan BMP. Selain itu, pensinyalan WNT dapat menekan pensinyalan RA selama perkembangan orofasial, sementara pensinyalan WNT secara positif mengatur pensinyalan RA di cup optik dorsal selama perkembangan mata, menyarankan mekanisme interaksi pensinyalan yang bergantung pada konteks. Oleh karena itu, interaksi antara berbagai jalur pensinyalan harus dipelajari dalam sel saraf dan sel glial untuk ASD, yang dapat membantu dalam merancang pengobatan dan menargetkan pensinyalan yang terganggu dengan cara spesifik sel. Di antara sembilan gen risiko ASD kepercayaan tinggi, hanya sedikit yang telah dipelajari sejauh ini dalam konteks jalur pensinyalan yang terganggu. Penyelidikan peran gen ASD lainnya dalam perkembangan saraf dan dalam regulasi berbagai jalur pensinyalan dapat meningkatkan pemahaman mekanisme di balik etiologi ASD. Secara keseluruhan, artikel ini mengusulkan untuk mempelajari bagaimana gen penyebab ASD yang berbeda berinteraksi dengan setiap jalur pensinyalan dalam perkembangan otak dan apakah ada crosstalk di antara mereka.


4. menurut Dr. Handojo (2004:9) penanganan terpadu yang dilakukan pada penderita autisme dapat dilakukan dengan menggunakan terapi:

1. Terapi perilaku, Terapi perilaku digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak lazim. Terapin perilaku ini dapat dilakukan dengan cara terapi okuvasi, dan terapi wicara. Terapi okuvasi dilakukan dalam upaya membantu menguatkan, memperbaiki dan menibngkatkan keterampilan ototnya. Sedangkan terapi wicara dapat menggunakan metode ABA (Applied Behaviour Analysis).

2. Terapi Biomedik, Terapi biomedik yaitu dengan cara mensuplay terhadap anak-anak autis dengan pemberian obat dari dokter spesialis jiwa anak. Jenis obat, food suplement dan vitamin yang sering dipakai saat in adalah risperidone, ritalin, haloperidol, pyrodoksin, DMG, TMG, magnesium, Omega -3, dan Omega -6 dan sebagainya.

3. Terapi Fisik, Fisioterapi bagi anak-anak autis bertujuan untuk mengembangkan, memelihara, dan mengembalikan kemampuan maksimal gerak dan fungsi anggota tubuh sepoanjang kehidupannya. Dalam terapi ini, terapis harus mampu mengembangkan seoptimal mungkin kemampuan gerak anak, misalnya gerakan menekuk kaki, menekuk tangan, membungkuk berdiri seimbang, berjalan hingga berlari.

4. Terapi sosial, Dalam terapi sosial, seorang terapis harus membantu memberikan fasilitas pada anak-anak autis utnuk bergaul dengan teman-teman sebayanya dan mengajari cara-caranya secara langsung, karena biasanya anak-penyandang autis memiliki kelemahan dalam bidang komunikasi dan interaksi.

5. Terapi bermain, Terapi betrmain bertujuan agar anak-anak autis selalu memiliki sikap yang riang dan gembira terutama dalam kebersamannya dengan teman-teman sebayanya. Hal ini sangat berguna untuk membantu anak autisme dapat bersosialisasi dengan anak-anak yang lainnya.

6. Terapi perkembangan, Dalam terapi perkembangan, anak akan dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya sampai benar-benar anak tersebut mengalami kemajuan sampai dengan interaksi simboliknya

7. Terapi visual, Terapi visual, bertujuan agar anak anak autis dapat belajar dan berkomunikasi dengan cara melihat (visual learner) gambar-gambar yang unik dan disenangi. Misalnya dengan metode PECS (Picture Exchange Communication System).

8. Terapi musik, Terapi musik dapat juga dilakukan untuk membantu perkembangan anak. Musik yang dipakai adalah musik yang lembut, dan dapat dengan mudah dipahami anak. Tujuan dari terapi musik ini adalah agar anak dapat menanggap melalui pendengarnnya, lalu diaktifkan di dalam otaknya, kemudian dihubungkan ke pusat-pusat saraf yang berkaitan dengan emosi, imajinasi dan ketenangan.

9. Terapi obat, Dalam terapi obat, penderita autis dapat diberikan obat-obatan hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja,pemberiannya pun sangat terbatas karena terapi obat tidak terlalu menentukan dalam penyembuhan anak-anak autis.

10. Terapi Lumba-lumba, Terapi dengan menggunakan ikan lumba-lumba dapat dilakukan dalam durasi sekitar 40 menit, dengan tujuan untuk menyeimbangkan hormon endoktrinnya dan sensor yang dikeluarkan melalui suara lumba-lumba dapat bermanfaat untuk memulihkan sensoris anak penyandang autis.

Referensi : Jaja Suteja & Ruwanti Wulandari. 2013. BENTUK DAN MODEL TERAPI TERHADAP ANAK-ANAK PENYANDANG AUTISME (KETERBELAKANGAN MENTAL). JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 2 EDISI 1.

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301053 NURUL FIKRI WULANDARI -

Izin menjawab Bu

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Jawab : 

- Gangguan Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan kecacatan perkembangan yang mengakibatkan tantangan sosial komunukasi dan perilaku. Gejalaakan terjadi pada anak usia dinidan akan berlanjut sepanjang usia(AFTA, 2015). MenurutHandojo (2008:12) (dalam Bektiningsih 2009) autis berasaldari bahasa Yunani yaitu“auto” yang artinya sendiri. Penyandangautisme seakan-akan hidupdi dunianya sendiri. 

- Attention Deficit Hypersctivity Desorder(ADHD) adalah gangguan perilakuyang ditandai gangguan pemusatanperhatian dan gangguan konsentrasi impulsivitas yaitu bicara semaunya tanpa memikirkan akibat, dan melakukan gerakan yang tidak mempunyai tujuan yang jelas dan disertaidengan hyperaktif, kekurangan ini bisa secara signifikan menganggu upayaakademik anak tersebut (Barlow dan Duran,2007).

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD!

Jawab: 

- Autis diartikan sebagai keadaan yang dikuasai oleh kecenderungan pikiran atauperilaku yang berpusat pada diri sendiri

 Enggan berinteraksi secara aktif dengan orang lain. Ia tidak berminat pada orang, melainkan asyik sendiridengan benda-benda dan lebih senang menyendiri.

 Tidak tersenyum pada situasi sosial, tetapi tersenyum atau tertawa ketika tidak ada sesuatu yang lucu menurutnya

 Tatapan mata berbeda, terkadang menghindari kontak mata atau melihat sesuatu dari sudut matanya.

 Tidak bermain seperti selayaknya anak normal.

 Mereka yang berbicara mengalami abnormalitas dalam intonasi, rate, volume, dan isi bahasa.Misalnya berbicara seperti robot, echolalia, mengulang-ulang apa yang didengar; reverse pronouns; sulit menggunakan bahasa dalam interaksi sosial karena mereka tidak sadar terhadap reaksi pendengarnya

 Sering tidak memahami ucapan yang ditujukan kepada mereka.

 Sulit memahami bahwa satu kata mungkin memiliki banyak arti.

 Menggunakan kata-kata yang aneh atau kiasan, seperti seorang anak yang berkata “... sembilan” setiapkali melihat kereta api.

 Gangguan dalam komunikasi non verbal, misalnya tidak menggunakan gerakan tubuh dalam ber-komunikasi selayaknya orang lain ketika mengekspresikan perasaannya atau merasakan perasaan oranglain, seperti: menggelengkan kepala, melambaikan tangan, mengangkat alis.

 Tidak menunjuk atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya, melainkan me-ngambil tangan orang tuanya untuk mengambil objek yang dimaksud.

 Asyik sendiri atau preokupasi dengan objek dan memiliki rentang minat yang terbatas, misalnya

berjam-jam bermain dengan satu objek saja.

 Sering memaksa orang tua untuk mengulang satu kata atau potongan kata.

 Mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa benda tersebut, misalnya seorang anak laki-laki yang selalu membawa penghisap debu kemanapun.

 Tidak suka dengan perubahan yang ada di lingkungan atau perubahan rutinitas. Seperti tidak mau melaluijalan yang tidak biasa dilaluinya, tidak mau memakai baju baru atau tidak mau makan- makanan yang tidak biasa dimakannya.


-ADHD

1. Inattention, dengan ciri:

 Tidak teliti atau sering ceroboh dalam menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan atau kegiatan lainnya

 Sulit mempertahankan konsentrasi untuk menyelesaikan tugas atau permainan.

 Sering tidak mendengarkan pada saat diajak berbicara.

 Cenderung tidak mengikuti instruksi dalam menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan.

 Mengalami masalah dalam mengatur atau mengorganisasi tugas atau kegiatan.

 Tidak menyukai atau cenderung menghindar tugas yang memerlukan kemampuan mental dan konsentrasiyang panjang.

 Sering kehilangan barang-barang atau peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.Misalnya, buku, pensil, penghapus.

 Mudah terpecah konsentrasinya.

 Pelupa.

2. Hiperaktifitas, dengan ciri:

 Tidak dapat duduk dengan tenang.

 Sering meninggalkan bangku tanpa alasan yang jelas.

 Berlari, memanjat tidak pada tempatnya (pada usia dewasa, lebih ditunjukkan dengan sikap gelisah.

 Kesulitan dalam menikmati kegiatan atau permainan yang tenang dan membawa relaksasi.

 Berkeinginan untuk selalu bergerak aktif.

 Cerewet, suka berbicara kadang tidak sesuai dengan konteks.

3. Impulsif, dengan ciri:

 Seringkali memberikan jawaban sebelum pertanyaan yang ditanyakan selesai.

 Mengalami masalah dalam menunggu giliran

 Sering memotong pembicaraan orang lain atau menyerobot.

 Suka memukul, menunjukkan ketidaksukaan dengan menyerang secara fisik.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Jawab : Autis dianggap sebagai neuro behavioral disorders tidak hanya mengalami gangguan perkembangankognisi dan perilaku tetapi juga adanyagangguan pemprosesan sensori serta keterlambatan dalam perkembangan sensomotorik.Adanya gangguan pada sistem neuromuscular pada anakASD menyebabkan terjadinya penurunan kontrolmotorik, yang mana akan mengakibatkan anakcenderung inaktif. Kondisi tersebut diakibatkanadanya penurunan tonus postural. Penurunantonus postural pada anak ASD juga akan mengakibatkaninstabilitas persendian, penurunan koordinasi abnormalitas pola gerakan. Selain itu adanya gangguan kontrol postur pada anak ASD akanmengakibatkan adanya perubahan dalam keseimbangan.

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

Jawab: 

Intervensi FT: 

1. Terapi Bermain

Menurut Hurlock (2004), bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkantanpnmempertimbangkan hasil akhir. Bagi anak, bermain dapat mencapai perkembanganfisik, intelektual, emosi dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak juga dapat dilihat saat bermain, anak secara tidak sadar menemukan sikap tubuh yang baik,melatih kekuatan, keseimbangan dan melatih motoriknya. Ruang lingkup terapi bermain anak autis dirumuskan berdasarkan karakteristik anak, tujuan maupun sasaran, yaitu:

 Bermain yang berkaitan dengan latihan sensorik motorik; latihan pengembangan fungsi mata telinga, dan latihan otot, seperti dokter-dokteran, plastisin.

 Bermain untuk mengembangkan imajinasi, kreasi, ekspresi, memupuk kekuatan otot, melatih memecahkan masalah, dan menimbulkan rasa percaya diri, seperti latihan memasang-bongkarpuzzle, mewarnai gambar.

 Ragam latihan terapi bermain lainnya, yaitu

-Sensorik-motorik: berjalan pada tali, menendang bola, melempar bola, membuat menara daribalok, mendorong bola.

- Bermain Simbol: permainan mendaki, naik turun tangga, melukis jari.

- Pengembangan komunikasi dan sosialisasi: bermain di bak pasir.


Terapi Sensori Integrasi 

merupakann teori yang dikembangkan DR.Ayres dan rekan-rekannya(1995) melalui berbagai penelitian terhadap sejumlah anak di Amerika dan Kanada. Teori ini menjelaskanproses biologis pada otak untuk mengolah serta menggunakan berbagai informasi denganbaik dan sesuai situasi. Input sensori bermacam-macam, bisa dirasa dengan rabaan, didengar dilihat dan dicium. Jika sensoriknya tidak bekerja dengan baik maka anak kurang atautidak mampu menerima input sensoris dengan baik, sehingga akan timbul gangguan ASD.Terapi ini diberikan sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam terapi diusahakan anak memberi reaksiyang baik terhadap perangsangan. Saat terapi, anak diharapkan berperan aktif agar muncul perubahanpositif. Biasanya terapis akan mengarahkan kegiatan yang dapat memberikan tantangansecara bertahap. Teori sensori integrasi hanya sebagian dari pendekatan terapi okupasi.

Jadi, anak tetap memerlukan terapi lain untuk mendukung terapi ini. Biasanya, kebutuhan tersebutdievaluasi oleh terapis okupasi.

Jika terapi sensori integrasi berhasil anak dapat memroses berbagai informasi sensoris yang kompleks dengan lebih baik. Ini memberi pengaruh bagi kemampuan anak melakukan aktivitas sehari-hari Selain itu, gejala autistik yang selama ini melabelnya akan menjadi tipis atau kurang khas Setelah anak mampu mengamati dan memahami lingkungannya, minatnya bersosialisasi punakan timbul. Banyak anak menunjukkan perkembangan kemampuan berbahasa setelah menjalaniterapi ini, sedangkan anak lain menunjukkan perbaikan dalam prestasi sekolah 

Terapi Musik

Para ahli percaya bahwa musik dapat dijadikan wahana untuk pendidikan, baik anak normal maupunanak berkebutuhan khusus. Andik Sumarno dan kawan-kawan mengemukakan “terapi musikdalam pendidikan adalah usaha mendidik melalui pelajaran musik untuk menumbuhkan cipta rasa karsa estetik anak untuk mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan psikomotorik danfisiomotorik secara optimal”. Menurut Ewalt (1957) berdasarkan risetnya, terapi musik efektifdalam kegiatan komunikasi dengan anak yang sangat diam, penyendiri, atau terbelakang yangmerupakan karakteristik anak autis.

Tujuan terapi musik yaitu mengembangkan dan memperbaiki kemampuan fisik,melatih kemampuanpersepsi,mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi, mengembangkan kemampuanregulasi emosi. Ruang lingkup terapi musik ;

 Menggerakkan tubuh sesuai musik, bunyi, atau suara.

 Mendengarkan musik, bunyi atau suara.

 Menggunakan alat-alat instrumen.

 Membunyikan alat bersama-sama.

 Menyanyi.

 Bergerak atau bermain sesuai musik atau nyanyian.

Pelaksanaan terapi musik bagi anak autis memerlukan perhatian pada beberapa hal, seperti:

 Kondiri anak autis.

 Bahasa yang digunakan.

 Tenaga terapis.

 Tempat dan alat terapi.

 Strategi pendekatan.

 Penilaian.

 Terapi Senam Otak

Senam otak adalah serangkaian gerak sederhana dan menyenangkan yang digunakan untuk memadukansemua bagian otak yang berfungsi meningkatkan kemampuan belajar, membangun hargadiri dan rasa kebersamaan (Dennison, 2006). Rangkaian kegiatan ini sesuai untuk semua orang Berguna dalam mempersiapkan seseorang menyesuaikan dengan kehidupan sehari-hari.

Dapat menambah atau meningkatkan ketrampilan khusus dalam hal berpikir dan koordinasi,memudahkankegiatan belajar. Senam otak merupakan inti dari educational-kinesiology, yang merupakanilmu tentang gerakan tubuh manusia. Edukasional kinestetik adalah metode yang dikembangkan oleh Paul Dennisonagar individu dapat mengembangkan potensi melalui gerakan tubuhdan sentuhan-sentuhan (Brain Gym International, 2008).

Hasil penelitian Desiningrum (2012) menyebutkan bahwa Senam otak dapat dijadikan salah satu alternatif terapi bagi anak Autism Spectrum Disorder (ASD) dengan low category dengan tanpa

gangguan hiperaktivitas. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitiannya terhadap anak-anak autis diSLB Negeri Semarang yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor pada pre-test dan post-testyang meningkat cukup signifikan. Dalam penelitian tersebut ditemukan model terapi senamotak yang sesuai untuk anak autis sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan kognitifpada anak dengan autis yaitu hanya 12 gerakan dari total 23 gerakan senam otakm menurutDennison (2006).

Referensi : 

1. Arifadhi, Tiara, Nur Susanti2. 2019. PENGARUH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ANAK KONDISI AUTISME DENGAN MODALITAS PLAY EXERCISE(PERCEPTUAL MOTOR PROGRAM) DAN HIDROTERAPI(BALANCE AND COORDINATION)DI YPAC SURAKARTA. Jurnal PENA Vol.33 No.2.

2. Ni Putu Mita Ardiasari, Indah Pramita, Antonius Tri Wahyudi. 2020. LATIHAN BERJALAN PADA GARIS LURUS MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADAANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD)DI PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR. JURNAL KESEHATAN TERPADU 4(2) : 74 - 77

3. Dinie Ratri Desiningrum.2016. PSIKOLOGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Psikosain. Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301052 JAYANY NUR PRAHESWARI -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,  acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012). ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan (Pengetahuan, 2012). 2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD?  a. dari segi perhatian.  Anak ADHD cenderung menghindari hal-hal yang perlu fokus tinggi, seperti membaca buku. Mereka bahkan dari awal sudah terlihat tidak minat dengan hal-hal tersebut. Sedangkan, anak dengan autisme cenderung ingin berusaha untuk fokus pada hal-hal yang mereka sukai. Mereka bisa mempelajari hal-hal yang mereka sukai dengan baik, seperti bermain dengan mainan tertentu.  3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis  Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.).  4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD 1. Brain gym Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik. 2. Play therapy Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. Play therapy dengan metode perceptual motor program yang dilakukan terapis adalah melalui item melempar bola, menangkap bola, melompat, dan meniti papan titian.  3. Hidroterapi Hidroterapi telah umum digunakan untuk merawat pasien autisme. Ini biasanya terjadi di kolam renang. Tekanan dan suhu air yang menekan tubuh dapat menenangkan anak autis. Air sebagai bentuk properti dapat memberikan input sensorik yang mengklaim sementara anak melakukan latihan yang dirancang untuk meningkatkan jangkauan gerak dan mobilitas secara keseluruhan. Air hangat dapat menurunkan berat badan hingga 90%, mengurangi kekuatan benturan pada tubuh, melemaskan otot dan mengurangi kelenturan, menjadikan air sebagai media yang ideal untuk merehabilitasi tubuh.


Terima Kasih bu

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301046 LATIFAH NOOR AZIZAH -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD


Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,  acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan (Pengetahuan, 2012).


2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.


3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis 

Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 


 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD


Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.


Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.


Sumber : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI  PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS  SRAGEN (MaretaAlviani, 2018)

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301015 HILMIATI -

 Izin menjawab

1.a. Autis adalah neurologi dan perkembangan kompleks yang muncul dalam tahap-tahap perkembangan awal kehidupan.

b.ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit untuk dirujuk, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

2.Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan penyesuaian, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

3. Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi, dan perencanaan bahasa, juga aktivitas dan kemampuan intelektual dari anak. Dalam ha! ini, terdapat kekurangan kemampuan otak untuk memproses informasi yang komplek secara cepat. kerusakan area Wernicke pada hemisfer dominan girus temporalis superior seseorang akan menyebabkan jauhnya seluruh fungsi intelektual yang berhubungan dengan bahasa atau simbol verbal, yang disebut dengan afasia Wernicke. penderitaan mampu memahami kata-kata yang dituliskan atau didengar, namun tidak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan. 

Jika lesi pada area Wernicke ini meluas dan menyebar ke belakang (regio girus angular), ke inferior (area lobus temporalis), dan ke superior (tepi superior fisura sylvian), maka penderita tampak seperti benar-benar terbelakang total untuk memahami bahasa dan berkomunikasi , disebut 

dengan afasia global. Bila lesi tidak begitu parah, maka penderita masih mampu memformulasikan pikirannya, namun tidak mampu menyusun kata-kata yang sesuai secara berurutan dan bersama-sama untuk mengekspresikan pikirannya. Damage pada area bicara broca yang terletak di regio prefrontal dan fasial premotorik korteks menyebabkan penderita mampu menentukan apa yang ingin dikatakan dan mampu bervokalisasi namun tidak mampu mengatur sistem vokalnya untuk menghasilkan kata-kata selain suara ribut. 

Kelainan ini disebut afasia motorik, kira-kira 95% kelainannya di hemisfer kiri. 

Regio fasial dan laringeal korteks motorik berfungsi mengaktifkan gerakan 

otot-otot mulut, lidah, laring, pita suara, dan sebagainya, yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu, dan perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara. kerusakan pada region-regio ini menyebabkan ketidakmampuan untuk berbicara dengan jelas.

4.1. Terapi Fisik atau Fisioterapi

Salah satu tanda yang dapat ditemukan pada anak autis adalah gangguan motorik. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan terapi dalam bentuk terapi fisik atau fisioterapi.

Gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental disorders/PDD) pada anak yang mengalami autisme berkaitan dengan keterlambatan perkembangan otak yang mengatur kemampuan motorik seseorang.

Umumnya, para autis mengembangkan pengembangan kemampuan motoriknya. Bahkan, beberapa anak istimewa ini punya massa otot rendah.

Nah, terapi fisik dapat membantu anak autis dengan melatih kekuatan otot, koordinasi, serta kemampuan dasar olahraga.


2. Terapi Bermain


Anak autis perlu pertolongan ketika akan bermain. Dengan terapi bermain, anak dapat melatih kemampuan bersosialisasi serta berkomunikasi.

Terapi autis jenis ini juga bisa dikombinasikan dengan terapi bicara, terapi okupasi, serta terapi fisik.


3. Terapi Visual


Banyak anak autis adalah pemikir visual. Itu sebabnya, metode pembelajaran berkomunikasi melalui gambar dapat dilakukan. Salah satunya dengan PECS (Picture Exchange Communication).

Dengan melatihnya, penyandang autisme dapat lebih mudah memahami sesuatu.

Selain itu, pembelajaran melalui video juga dapat dilakukan baik dengan video game, video modelling, atau sistem komunikasi elektronik lain.

Metode tersebut juga bisa memanfaatkan kelebihan anak autisme di visual agar keterampilan dan komunikasinya jadi lebih baik.


4. Terapi Wicara


Salah satu kemampuan motorik yang dapat dialami orang autis adalah gangguan bicara sehingga sulit untuk berbahasa.

Dengan terapi wicara, mereka dapat terbantu agar bisa berkomunikasi dengan lebih baik.


5. Terapi Okupasi


Terapi ini berkaitan dengan pembentukan kemampuan hidup sehari-hari.

Kebanyakan anak autis mengalami perkembangan motorik lambat. Itulah sebabnya, terapi okupasi penting.

Terapis okupasi juga bisa memberi latihan sensorik terintegrasi. Teknik terapi autis ini bisa membantu anak berkebutuhan khusus tersebut mengatasi hipersensitivitas terhadap suara, sentuhan, maupun cahaya.


6. Terapi Biomedis


Terapi biomedis termasuk juga penggunaan obat-obatan dalam penanganan autisme. Kebanyakan, perawatan biomedis dilakukan berdasarkan pendekatan DAN (Defeat Autism Now).

Dokter yang sudah menjalani pelatihan DAN akan menentukan diet khusus, perawatan alternatif, ataupun suplemen untuk penanganan penderita autis.


7. Terapi Tingkah Laku


Anak autis sering kali terlihat frustrasi. Mereka kerap kesulitan dalam menyampaikan kebutuhannya dengan baik.

Penyandang autis juga menderita akibat terlalu sensitif terhadap suara, cahaya, dan sentuhan. Akibatnya, mereka memproduksi kasar atau mengganggu.

Seorang terapis tingkah laku untuk mengetahui penyebab di balik perilaku negatif tersebut.

Terapi kemudian akan merekomendasikan perubahan terhadap lingkungan atau kehidupan anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya.


8. Analisis Perilaku Terapan (ABA)


Terapi autis Applied Behavior Analysis (ABA) bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan perilaku positif pada anak serta mengajarkan keahlian baru kepada anak.

Perlu kerja sama dengan orang tua dan pengasuh untuk menentukan keberhasilan terapi ini.

Terapi ABA perlu dilakukan secara rutin untuk dapat membantu perkembangan anak. Dibutuhkan durasi terapi sekitar 20-40 jam dalam seminggu.


9. Terapi Kemampuan Sosial


Anak autis akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.

Mereka membutuhkan bantuan untuk mengasah kemampuan untuk mempertahankan percakapan, berhubungan dengan orang baru, dan mengenal tempat bermain.

Seorang terapis kemampuan sosial dapat membantu untuk menciptakan atau memfasilitasi terjadinya interaksi sosial.

Artikel Lainnya: 5 Cara Ajari Anak dengan Autisme agar Mudah Bergaul


10. Terapi Perkembangan


Meskipun perkembangan anak dengan autisme bisa terjadi keterlambatan, namun hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk "memaklumi" keterlambatan tersebut.

tetap berusaha untuk melatih perkembangan anak dengan membangun, kekuatan, dan perkembangan anak.

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan, sosial, dan emosional mereka.

Terapi ini sering kali bertolak belakang dengan terapi tingkah laku, yang biasanya paling baik dilakukan untuk mengajarkan keterampilan khusus pada anak.

Seperti, mengikat tali sepatu, cara memakai baju, atau cara menggosok gigi.


11. Terapi Sensori


Selain gangguan motorik, anak dengan autisme juga bisa mengalami gangguan sensori. Ada yang terlalu sensitif terhadap cahaya, suara, maupun sentuhan.

Di sisi lain, ada juga yang mengalami gangguan penurunan sensitivitas sensori.

Banyak upaya yang dapat dilakukan selama menjalani terapi sensori, seperti terapi vibrasi atau getaran, aerobik, dan lainnya.

Sangat penting untuk menentukan diagnosis terlebih dahulu sebelum menentukan terapi autis yang tepat untuk anak.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301047 SAFIKA DITA -

1.Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan dengan komunikasi , interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya tampak pada sebelum usia 3 tahun. Bahkan apabila autis infantile gejalanya sudah ada sejak bayi. Autis juga merupakan suatu konsekuensi dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi –fungsi : persepsi (perceiving), intending, imajinasi (imagining), dan perasaan (feeling). Autis juga dapat dinyatakan sebagai suatu kegagalan dalam penalaran sistematis (systematic reasoning).

ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder) merupakan kelainan perkembangan mental yang menjadi masalah bagi orang tua apabila tidak dikenali gejalanya sejak dini. Seorang anak kerap dinilai sebagai anak yang ”pemalas” dan “nakal”. Namun, sebaiknya orang tua harus mengenali dengan baik apa sebenarnya yang terjadi pada seorang anak, yang menyebabkan nilai seorang anak disekolah kurang memuaskan atau penyebab laporan kenakalan seorang anak dari sekolah. ADHD dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Hiperaktivitas Defisit Perhatian (GHDP). ADHD ditandai dengan kemampuan yang lemah dalam menyelesaikan tugas, kesulitan untuk fokus dan memerhatikan sesuatu kesulitan mengontrol kebiasaan, aktivitas motorik yang berlebihan, hiperaktivitas (overactivity) dan impulsivitas. Seorang anak yang mengalami ADHD sering kali gelisah, sulit duduk dalam waktu yang lama, mudah bingung, sulit menunggu giliran, kesulitan berkonsentrasi dan mengikuti instruksi yang diberikan, mudah bosan dengan pekerjaan yang dilakukan, berbicara dengan sangat keras, mengganggu anak lain, jarang mendengarkan apa yang sedang dikatakan, mudah kehilangan barang, sering terlibat dalam kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan akibat yang mungkin terjadi.

2.Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Penyebab Autis ialah multifaktor, yang dimaksud multifaktor adalah terjadi karena kombinasi berbagai faktor termasuk faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf.Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.

Sumber :

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI  PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS  SRAGEN (MaretaAlviani, 2018)

 Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.

Nugroho, K. A., Widodo, A., & Fis, S. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Autis Di Pusat Layanan Autis Kab. Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Suci Widya Primadhani, J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015, Attention Deficit Hyperactivity Disorder: Diagnostic and Holistic Approach

 


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301018 ZUHDITA AULIA SULTHON -
1. Autis adalah kecacatan neurologis dan perkembangan kompleks yang muncul dalam tahap-tahap perkembangan awal kehidupan.

Attention-Deficit/Hyperactive Disorder atau ADHD adalah nama yang diberikan untuk anak-anak, remaja, dan beberapa orang dewasa, yang kurang mampu meperhatikan, mudah dikacaukan, dengan over aktif, dan juga impulsif. ADHD adalah suatu gangguan neurobiologi, dan bukan penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik. Banyak macam faktor yang disebut sebagai penyebab ADHD (Millichap, 2013:1). S


2. Karakteristik gangguan autisme pada sebagian individu sudah mulai muncul sejak bayi. Kciri yang sangat menonjol adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangatminim terhadap ibunya atau pengasuhnya.Ciri ini semakin jelas dengan bertambahnya umur. Pada sebagian kecil lainnya dari individu penyandang autisme, perkembangannya sudah terjadi secara “.relatif normal”. Pada saat bayi sudah menatap, mengoceh, dan cukup menunjukkan reaksi pada orang lain, tetapi kemudian pada suatu saat sebelum usia 3 tahun ia berhenti berkembang dan terjadi kemunduran. Ia mulai menolak tatap mata, berhenti mengoceh, dan tidak bereaksi terhdap orang lain.

Karakteristik anak adhd Hiperaktivitas Impulsifitas, Kurang Perhatian,Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun. Ada suatu gangguan di dua atau lebih setting/situasi. Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan. Gejala - gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya.
INDIVIDU DENGAN GANGGUAN AUTISME, Mohamad Sugiarmin

3
Berbagai uraian tentang abnormalitas neural pada autisme telah menimbulkan banyak spekulasi mengenai penyakit ini. Namun, hingga saat ini tidak ada satupun, baik teori anatomis yang koheren maupun teori patofisiologi autisme atau tes diagnostik biologik yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang sebab autisme. Beberapa peneliti telah melokasi beberapa abnormalitas jaringan otak pada individu autistik, tetapi sebab dari abnormalitas ini belum diketahui, demikian juga pengaruhnya terhadap perilaku. Kelainan ini dapat dibagi dua tipe, disfungsi dalam stuktur neural dari jaringan otak dan abnormalitas biokimia jaringan otak. Dalam kaitannya dengan struktur otak, pemeriksaan post-mortem otak dari beberapa penderita autistik menunjukkan adanya dua daerah di dalam sistem limbik yang kurang berkembang yaitu amygdala dan hippocampus. Kedua daerah ini bertanggung jawab atas emosi, agresi, sensory input, dan belajar.(22) Peneliti ini juga menemukan adanya defisiensi sel Purkinye di serebelum. Dengan menggunakan magnetic resonance imaging,telah ditemukan dua daerah di serebelum, lobulus VI dan VII, yang pada individu autistik secara nyata lebih kecil dari pada orang normal. Satu dari kedua daerah ini dipahami sebagai pusat yang bertanggung jawab atas perhatian.

Autisme : konsep yang sedang berkembang, Suharko Kasran. J Kedokter Trisakti Januari-April 2003, Vol.22 No.1

4.Problematika yang ditemui pada kondisi autisme adalah adanya gangguan atensi pada visual dalam bidang interaksi sosial, komunikasi sosial dan imaginasi berfikir fleksibel dan bermain imaginative, gangguan sensoris, gangguan reflek, gangguan penurunan kekuatan otot, dan gangguan aktivitas fungsional berdiri dan berjalan.

Modalitas fisioterapi yang digunakan pada kasus autisme adalah Play exercise atau terapi bermain, hidroterapi atau terapi aquatic, terapi menari, terapi rekreasi dan hippotherapy (terapi menunggang kuda) merupakan beberapa modalitas yang digunakan fisioterapi untuk pengembang fisik dan keterlibatan sosial (Rachel, 2014). Dalam kondisi Autisme ini menggunakan modalitas Play Exercise (Perceptual motor program) dan Hidroterapi (Balance And Coordination).

Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September 2019
PENGARUH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ANAK KONDISI AUTISME DENGAN MODALITAS PLAY EXERCISE (PERCEPTUAL MOTOR PROGRAM) DAN HIDROTERAPI(BALANCE AND COORDINATION) DI YPAC SURAKARTA Tiara Arifadhi dan Nur Susanti
In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301060 ELFRA NINGTYAS -

1. Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. 

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

2. . - dari segi perhatian 

Anak ADHD cenderung menghindari hal-hal yang perlu fokus tinggi, seperti membaca buku. Mereka bahkan dari awal sudah terlihat tidak minat dengan hal-hal tersebut.

Sedangkan, anak dengan autisme cenderung ingin berusaha untuk fokus pada hal-hal yang mereka sukai. Mereka bisa mempelajari hal-hal yang mereka sukai dengan baik, seperti bermain dengan mainan tertentu.

- dari segi interaksi dan komunikasi dengan orang lain 

Anak dengan ADHD cenderung berbicara tanpa henti. Mereka bisa mengganggu saat orang berbicara dan suka jika ia menjadi dominan saat diskusi.

Sementara itu, anak dengan autisme sering mengalami kesulitan memasukkan kata-kata ke dalam pikiran dan perasaan.

Hal ini membuat mereka mungkin akan lebih sulit dalam mengutarakan pendapatnya. Mereka juga sulit untuk melakukan kontak mata.

- dari segi rutinitas 

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama.

Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301058 DYONISIUS EFREM DARUS -

Izin menjawab bu


1. - Autism adalah suatu gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi, dan juga perilaku. Gangguan tersebut dari taraf yang ringan sampai dengan taraf yang berat. Gejala autis ini pada umumnya muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada umumnya penyandang autis mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka, dan mereka menghindari atau tidak merespon kontak sosial misalnya pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lainnya. Gangguan yang dialami anak autism adalah gangguan dalam bidang interaksi sosial, gangguan dalam bidang komunikasi (verbal-non verbal), gangguan dalam bidang perilaku, gangguan bidang perasaan/emosi, dan gangguan dalam bidang persepsi-sensorik. (Rahayu, 2014)


-Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan fungsi perkembangan saraf dengan gejala berupa ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai dengan usia perkembangan. (Bestari, 2019)

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301042 IMAM HIDAYAT -

Ijin menjawab bu

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu

Sumber:

(Hughes, et al. (2018). Savant Syndrome Has a Distinct Psychological Profile in Autism. Molecular Autism. 9, pp. 53. 

Gialloreti, L.E. & Curatolo, P. (2017).


Adhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif

Sumber:

(Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301019 DWI PUTRI SAMROTU SALAMAH -

1. Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. 


ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.


2. . - dari segi perhatian 


Anak ADHD cenderung menghindari hal-hal yang perlu fokus tinggi, seperti membaca buku. Mereka bahkan dari awal sudah terlihat tidak minat dengan hal-hal tersebut.


Sedangkan, anak dengan autisme cenderung ingin berusaha untuk fokus pada hal-hal yang mereka sukai. Mereka bisa mempelajari hal-hal yang mereka sukai dengan baik, seperti bermain dengan mainan tertentu.


- dari segi interaksi dan komunikasi dengan orang lain 


Anak dengan ADHD cenderung berbicara tanpa henti. Mereka bisa mengganggu saat orang berbicara dan suka jika ia menjadi dominan saat diskusi.


Sementara itu, anak dengan autisme sering mengalami kesulitan memasukkan kata-kata ke dalam pikiran dan perasaan.


Hal ini membuat mereka mungkin akan lebih sulit dalam mengutarakan pendapatnya. Mereka juga sulit untuk melakukan kontak mata.


- dari segi rutinitas 


Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama.


Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301042 IMAM HIDAYAT -


Izin menjawab soal yang diPPT bu

  • Jelaskan terkait Autis dan ADHD
    Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012). Autis adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandang lebih suka menyendiri. Disamping itu autis juga merupakan suatu gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi (spektrum). Biasanya, gangguan ini meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial dan kemampuan berimajinasi (Mulyati, 2010).

    ADHD adalah suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (sulit memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (kerusakan kecil di otak), Minimal Brain Damage (kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (terlalu banyak bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3 - 5% anak usia sekolah menderita ADHD (Permadi, 2009). ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurobiologis yang ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil. Anak ADHD mulai menunjukkan banyak masalah ketika SD karena dituntut untuk memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar berbagai keterampilan akademik, dan bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan (Ginanjar, 2009)

  • Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan antara Autis dan ADHD
    ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder merupakan gangguan perkembangan otak yang dapat mengakibatkan seorang anak sulit memusatkan perhatian. Serta memiliki perilaku impulsive dan hiperaktif. Pada umumnya, ADHD menyerang pada masa kanak-kanak namun gejala yang ditimbulkan dapat terjadi secara terus menerus hingga masa remaja atau dewasa. “ADHD ini berbeda dengan autis. Anak yang memiliki ADHD itu biasanya gejalanya hiperaktif dan memiliki gangguan perhatian (inatensi
    Sedangkan anak yang autis biasanya mengalami keterlambatan berbicara, gangguan sosial seperti tidak mau bermain, perilaku berulang dan minat yang terbatas. Kalau autis biasanya seorang anak tersebut tidak mengalami hiperaktif.

  •  Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan autis
    Saat ini telah diketahui bahwa autisme merupakan suatu gangguan perkembangan, yaitu suatu gangguan terhadap cara otak berkembang. Akibat perkembangan otak yang salah maka jaringan otak tidak mampu mengatur pengamatan dan gerakan, belajar dan merasakan serta fungsi-fungsi vital dalam tubuh. Penelitian post-mortem menunjukkan adanya abnormalitas di daerah-daerah yang berbeda pada otak anak-anak dan orang dewasa penyandang autisme yang berbeda-beda pula. Pada beberapa bagian dijumpai adanya abnormalitas berupa substansia grisea yang walaupun volumenya sama seperti anak normal tetapi mengandung lebih sedikit neuron. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan autis adalah serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak-anak penyandang autisme dijumpai 30-50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan.

  •  Jelaskan treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan autis atau ADHD
    Intervensi FT
    Modalitas fisioterapi yang digunakan pada kasus autisme adalah Play exercise atau terapi bermain, hidroterapi atau terapi aquatic, terapi menari, terapi rekreasi dan hippotherapy (terapi menunggang kuda) merupakan beberapa modalitas yang digunakan fisioterapi untuk pengembang fisik dan keterlibatan sosial (Rachel, 2014). Dalam kondisi Autisme ini menggunakan modalitas Play Exercise (Perceptual motor program) adalah proses pencapaian ketrampilan dan kemampuan fungsional menggunakan input sensori, integrasi sensori, interpretasi motorik, aktivitas gerak dan umpan balik (Gallahue 2002 dalam Maryatun, 2012).
    Hidroterapi (Balance And Coordination) adalah latihan yang terbaik untuk pasien autisme dan disfungsi integrasi sensori. Anakanak pada umumnya menyukai aktivitas yang dilakukan di dalam air dan dapat meningkatkan hubungan sosial yang normal

    Intervensi Medis
    Terapi Farmakologi. Terapi farmakologi seperti obat antipsikotik, antidepresan, dan antikonvulsan tidak boleh digunakan secara rutin untuk mengatasi ASD. Terapi farmakologi dapat dipertimbangkan apabila terdapat gangguan psikiatri lain yang menyertai ASD.

 Referensi : 
http://repository.unimus.ac.id/1956/2/BAB%20II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1002106017-3-BAB%20II.pdf
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/7026/5271/
https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/pena/article/download/902/668

Terima Kasih bu.
In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301006 YASMIN NUR NAJLA -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,  acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan (Pengetahuan, 2012).

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis 

Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 

 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.

Sumber : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI  PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI PUSAT LAYANAN AUTIS  SRAGEN (MaretaAlviani, 2018)


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301023 IBNU FAJAR -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,  acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan (Pengetahuan, 2012).

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih mempengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis 

Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 

 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan  Autis atau ADHD

Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes.

Modalitas fisioterpi pada penanganan kasus Attention Deificit Hyperactivity Disorder dengan menggunakan play therapy metode floortime dan aproksimasi.  Treatmen tersebut digunakan untuk meningkatkan attention dan kemapuan  melompat pada anak.

Sumber : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI  PADA KASUS AUTIS DI PUSAT LAYANAN AUTIS KAB. SRAGEN


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301037 PUTRI WULAN AYU DIAH PITALOKA -

izin menjawab bu

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

  • Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu.
  • Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

 3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

1. Brain gym

Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

2. Play therapy

Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. Play therapy dengan metode perceptual motor program yang dilakukan terapis adalah melalui item melempar bola, menangkap bola, melompat, dan meniti papan titian.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301048 AZIZ PRATAMA YUDHA DARUSSALAM -


1. Jelaskan Autis dan ADHD 

Autis merupakan gangguan ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda, acholalia, mutest, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitive dan sereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan (Davidson & Begley, 2012). ADHD adalah sebuah gangguan dimana respon menjadi terhalang dan mengalami fungsi ganda pelaksanaan yang mengarah pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya kemampuan untuk mengatur prilaku untuk tujuan sekarang dan masa depan, serta sulit beradaptasi secara sosial, dan prilaku dengan tuntutan lingkungan.

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD!

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Gangguan susunan saraf pusat

Ditemukan kelainan neuroanatomi (anatomi susunan saraf pusat) pada beberapa tempat didalam otak anak autis. Banyak anak autis mengalami pengecilan otak kecil, terutama pada lobus VI-VII. Lobus VI-VII seharusnya banyak terdapat sel purkinje,namun, pada anak autis jumlah sel purkinje sangat kurang. Akibatnya, produksi serotonin kurang, menyebakan kacaunya proses penyaluran informasi antar otak. Selain itu, ditemukan kelainan struktur pada pusat emosi di dalam otak sehingga emosi anak autis sering terganggu perilaku pada autisme. Ada beberapa daerah di otak anak penyandang autisme yang diduga mengalami disfungsi. Adanya kesamaan perilaku autistik dan perilaku abnormal pada orang dewasa yang diketahui mempunyai lesi di otak dijadikan dasar dari berbagai teori peyebab autisme.

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

1. Brain gym

Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

2. Play therapy

Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. 


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301025 MUHAMMAD RIJALUL HAQ -
1.Jelaskan terkait Autis dan ADHD Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan dengan komunikasi , interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya tampak pada sebelum usia 3 tahun. Bahkan apabila autis infantile gejalanya sudah ada sejak bayi. Autis juga merupakan suatu konsekuensi dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi –fungsi : persepsi (perceiving), intending, imajinasi (imagining), dan perasaan (feeling). Autis juga dapat dinyatakan sebagai suatu kegagalan dalam penalaran sistematis (systematic reasoning). ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder) merupakan kelainan perkembangan mental yang menjadi masalah bagi orang tua apabila tidak dikenali gejalanya sejak dini. Seorang anak kerap dinilai sebagai anak yang ”pemalas” dan “nakal”. Namun, sebaiknya orang tua harus mengenali dengan baik apa sebenarnya yang terjadi pada seorang anak, yang menyebabkan nilai seorang anak disekolah kurang memuaskan atau penyebab laporan kenakalan seorang anak dari sekolah. ADHD dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Hiperaktivitas Defisit Perhatian (GHDP). ADHD ditandai dengan kemampuan yang lemah dalam menyelesaikan tugas, kesulitan untuk fokus dan memerhatikan sesuatu kesulitan mengontrol kebiasaan, aktivitas motorik yang berlebihan, hiperaktivitas (overactivity) dan impulsivitas. Seorang anak yang mengalami ADHD sering kali gelisah, sulit duduk dalam waktu yang lama, mudah bingung, sulit menunggu giliran, kesulitan berkonsentrasi dan mengikuti instruksi yang diberikan, mudah bosan dengan pekerjaan yang dilakukan, berbicara dengan sangat keras, mengganggu anak lain, jarang mendengarkan apa yang sedang dikatakan, mudah kehilangan barang, sering terlibat dalam kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan akibat yang mungkin terjadi. 2.Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar. 3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik. Sumber: ( Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.) 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD Hydrotherapy for Autis Beberapa penelitian berpendapat bahwa Hidroterapi bisa menjadi bentuk olahraga yang bermanfaat bagi anak autis. Selain itu, fisioterapi berbasis olahraga bisa sangat bermanfaat Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes. untuk meningkatkan proses atensi kemudian setelah anak tersebut fokus atau atensi pada suatu hal meningkat, terbentuklah proses persepsi. Proses persepsi terjadi karena adanya rangsangan melalui saraf sensoris yang kemudian diteruskan ke dalam otak dalam bentuk pola energi saraf (Keparth dalam Tiara, 2018).
In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301025 MUHAMMAD RIJALUL HAQ -
1.Jelaskan terkait Autis dan ADHD Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan dengan komunikasi , interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya tampak pada sebelum usia 3 tahun. Bahkan apabila autis infantile gejalanya sudah ada sejak bayi. Autis juga merupakan suatu konsekuensi dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi –fungsi : persepsi (perceiving), intending, imajinasi (imagining), dan perasaan (feeling). Autis juga dapat dinyatakan sebagai suatu kegagalan dalam penalaran sistematis (systematic reasoning). ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder) merupakan kelainan perkembangan mental yang menjadi masalah bagi orang tua apabila tidak dikenali gejalanya sejak dini. Seorang anak kerap dinilai sebagai anak yang ”pemalas” dan “nakal”. Namun, sebaiknya orang tua harus mengenali dengan baik apa sebenarnya yang terjadi pada seorang anak, yang menyebabkan nilai seorang anak disekolah kurang memuaskan atau penyebab laporan kenakalan seorang anak dari sekolah. ADHD dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Hiperaktivitas Defisit Perhatian (GHDP). ADHD ditandai dengan kemampuan yang lemah dalam menyelesaikan tugas, kesulitan untuk fokus dan memerhatikan sesuatu kesulitan mengontrol kebiasaan, aktivitas motorik yang berlebihan, hiperaktivitas (overactivity) dan impulsivitas. Seorang anak yang mengalami ADHD sering kali gelisah, sulit duduk dalam waktu yang lama, mudah bingung, sulit menunggu giliran, kesulitan berkonsentrasi dan mengikuti instruksi yang diberikan, mudah bosan dengan pekerjaan yang dilakukan, berbicara dengan sangat keras, mengganggu anak lain, jarang mendengarkan apa yang sedang dikatakan, mudah kehilangan barang, sering terlibat dalam kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan akibat yang mungkin terjadi.

 2.Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

 3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik. Sumber: ( Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.)

 4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD Hydrotherapy for Autis Beberapa penelitian berpendapat bahwa Hidroterapi bisa menjadi bentuk olahraga yang bermanfaat bagi anak autis. Selain itu, fisioterapi berbasis olahraga bisa sangat bermanfaat Metode intervensi fisioterapi pada penanganan kasus Autis dengan gangguan Sensori dan Atensi mengunakan metode Play Exercise dengan Perceptual Motor Activity visual and hand coordination. Metode tersebut digunakan untuk pengembangan sensomotorik dan singkronisasi antara hand and eyes. untuk meningkatkan proses atensi kemudian setelah anak tersebut fokus atau atensi pada suatu hal meningkat, terbentuklah proses persepsi. Proses persepsi terjadi karena adanya rangsangan melalui saraf sensoris yang kemudian diteruskan ke dalam otak dalam bentuk pola energi saraf (Keparth dalam Tiara, 2018).
In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301062 UMAR KHOLID ASADANI -

Izin menjawab soal yg ada di ppt bu..

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD

Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu

Sumber:

(Hughes, et al. (2018). Savant Syndrome Has a Distinct Psychological Profile in Autism. Molecular Autism. 9, pp. 53. 

Gialloreti, L.E. & Curatolo, P. (2017).

Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif

Sumber:

(Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

Sumber:

(Bhandari, S. (2017).

Is It ADHD or Autism)

 3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Neuronuskuler autis mengalami gangguan spektrum autistik, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Sumber:

(8. Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes.)

 

4. Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan Autis atau ADHD

1. Brain gym

Gerakan-gerakan brain gym berupa gerakan tekuk kaki dan tangan homolateral maupun contralateral, dan gerakan silang terdiri dari sentuhan yang dapat merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal melalui pengaktifan kemampuan otak kanan dan kiri dapat terjalin untuk memaksimalkan kemampuan motorik.

2. Play therapy

Play Therapy yang dilakukan penulis yakni menggunakan metode perceptual motor program. Perceptual motor program merupakan suatu program berbasis gerakan yang membantu anak untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan, mata-kaki, kebugaran, dan keseimbangan. Selain itu metode ini dapat membantu anak memberikan pemahaman dan pengalaman gerak terutama terhadap lingkungan sekitar. Play therapy dengan metode perceptual motor program yang dilakukan terapis adalah melalui item melempar bola, menangkap bola, melompat, dan meniti papan titian.  Terimakasih bu.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301054 SONIA RISKY -

1. Jelaskan terkait Autis dan ADHD
Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu. Adhhd adalah ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.

2. Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD
Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya? Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih mempengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

3. Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak  dengan Autis 
Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan Autis adalah serotonin 5-Hydroxytryptamine(5-HT) yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai sumber pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak Autis dijumpai 30% - 50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan (Griadhi, Ratep, & Westa, n.d.). 

4. Jelaskan treatment Fisioterapi dan Medis pada anak dengan autis atau ADHD
Intervensi FT : Modalitas fisioterapi yang digunakan pada kasus autisme adalah Play exercise atau terapi bermain, hidroterapi atau terapi aquatic, terapi menari, terapi rekreasi dan hippotherapy (terapi menunggang kuda) merupakan beberapa modalitas yang digunakan fisioterapi untuk pengembang fisik dan keterlibatan sosial (Rachel, 2014). Dalam kondisi Autisme ini menggunakan modalitas Play Exercise (Perceptual motor program) adalah proses pencapaian ketrampilan dan kemampuan fungsional menggunakan input sensori, integrasi sensori, interpretasi motorik, aktivitas gerak dan umpan balik (Gallahue 2002 dalam Maryatun, 2012).

Hidroterapi (Balance And Coordination) adalah latihan yang terbaik untuk pasien autisme dan disfungsi integrasi sensori. Anakanak pada umumnya menyukai aktivitas yang dilakukan di dalam air dan dapat meningkatkan hubungan sosial yang normal

In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301014 TIARA KUSUMA PUTRI -

Izin menjawab

1.a. Autis adalah neurologi dan perkembangan kompleks yang muncul dalam tahap-tahap perkembangan awal kehidupan.

b.ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit untuk dirujuk, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

2.Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama. Sementara anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan penyesuaian, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.

3. Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi, dan perencanaan bahasa, juga aktivitas dan kemampuan intelektual dari anak. Dalam ha! ini, terdapat kekurangan kemampuan otak untuk memproses informasi yang komplek secara cepat. kerusakan area Wernicke pada hemisfer dominan girus temporalis superior seseorang akan menyebabkan jauhnya seluruh fungsi intelektual yang berhubungan dengan bahasa atau simbol verbal, yang disebut dengan afasia Wernicke. penderitaan mampu memahami kata-kata yang dituliskan atau didengar, namun tidak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan. 

Jika lesi pada area Wernicke ini meluas dan menyebar ke belakang (regio girus angular), ke inferior (area lobus temporalis), dan ke superior (tepi superior fisura sylvian), maka penderita tampak seperti benar-benar terbelakang total untuk memahami bahasa dan berkomunikasi , disebut 

dengan afasia global. Bila lesi tidak begitu parah, maka penderita masih mampu memformulasikan pikirannya, namun tidak mampu menyusun kata-kata yang sesuai secara berurutan dan bersama-sama untuk mengekspresikan pikirannya. Damage pada area bicara broca yang terletak di regio prefrontal dan fasial premotorik korteks menyebabkan penderita mampu menentukan apa yang ingin dikatakan dan mampu bervokalisasi namun tidak mampu mengatur sistem vokalnya untuk menghasilkan kata-kata selain suara ribut. 

Kelainan ini disebut afasia motorik, kira-kira 95% kelainannya di hemisfer kiri. 

Regio fasial dan laringeal korteks motorik berfungsi mengaktifkan gerakan 

otot-otot mulut, lidah, laring, pita suara, dan sebagainya, yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu, dan perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara. kerusakan pada region-regio ini menyebabkan ketidakmampuan untuk berbicara dengan jelas.

4.1. Terapi Fisik atau Fisioterapi

Salah satu tanda yang dapat ditemukan pada anak autis adalah gangguan motorik. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan terapi dalam bentuk terapi fisik atau fisioterapi.

Gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental disorders/PDD) pada anak yang mengalami autisme berkaitan dengan keterlambatan perkembangan otak yang mengatur kemampuan motorik seseorang.

Umumnya, para autis mengembangkan pengembangan kemampuan motoriknya. Bahkan, beberapa anak istimewa ini punya massa otot rendah.

Nah, terapi fisik dapat membantu anak autis dengan melatih kekuatan otot, koordinasi, serta kemampuan dasar olahraga.


2. Terapi Bermain


Anak autis perlu pertolongan ketika akan bermain. Dengan terapi bermain, anak dapat melatih kemampuan bersosialisasi serta berkomunikasi.

Terapi autis jenis ini juga bisa dikombinasikan dengan terapi bicara, terapi okupasi, serta terapi fisik.


3. Terapi Visual


Banyak anak autis adalah pemikir visual. Itu sebabnya, metode pembelajaran berkomunikasi melalui gambar dapat dilakukan. Salah satunya dengan PECS (Picture Exchange Communication).

Dengan melatihnya, penyandang autisme dapat lebih mudah memahami sesuatu.

Selain itu, pembelajaran melalui video juga dapat dilakukan baik dengan video game, video modelling, atau sistem komunikasi elektronik lain.

Metode tersebut juga bisa memanfaatkan kelebihan anak autisme di visual agar keterampilan dan komunikasinya jadi lebih baik.


4. Terapi Wicara


Salah satu kemampuan motorik yang dapat dialami orang autis adalah gangguan bicara sehingga sulit untuk berbahasa.

Dengan terapi wicara, mereka dapat terbantu agar bisa berkomunikasi dengan lebih baik.


5. Terapi Okupasi


Terapi ini berkaitan dengan pembentukan kemampuan hidup sehari-hari.

Kebanyakan anak autis mengalami perkembangan motorik lambat. Itulah sebabnya, terapi okupasi penting.

Terapis okupasi juga bisa memberi latihan sensorik terintegrasi. Teknik terapi autis ini bisa membantu anak berkebutuhan khusus tersebut mengatasi hipersensitivitas terhadap suara, sentuhan, maupun cahaya.


6. Terapi Biomedis


Terapi biomedis termasuk juga penggunaan obat-obatan dalam penanganan autisme. Kebanyakan, perawatan biomedis dilakukan berdasarkan pendekatan DAN (Defeat Autism Now).

Dokter yang sudah menjalani pelatihan DAN akan menentukan diet khusus, perawatan alternatif, ataupun suplemen untuk penanganan penderita autis.


7. Terapi Tingkah Laku


Anak autis sering kali terlihat frustrasi. Mereka kerap kesulitan dalam menyampaikan kebutuhannya dengan baik.

Penyandang autis juga menderita akibat terlalu sensitif terhadap suara, cahaya, dan sentuhan. Akibatnya, mereka memproduksi kasar atau mengganggu.

Seorang terapis tingkah laku untuk mengetahui penyebab di balik perilaku negatif tersebut.

Terapi kemudian akan merekomendasikan perubahan terhadap lingkungan atau kehidupan anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya.


8. Analisis Perilaku Terapan (ABA)


Terapi autis Applied Behavior Analysis (ABA) bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan perilaku positif pada anak serta mengajarkan keahlian baru kepada anak.

Perlu kerja sama dengan orang tua dan pengasuh untuk menentukan keberhasilan terapi ini.

Terapi ABA perlu dilakukan secara rutin untuk dapat membantu perkembangan anak. Dibutuhkan durasi terapi sekitar 20-40 jam dalam seminggu.


9. Terapi Kemampuan Sosial


Anak autis akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.

Mereka membutuhkan bantuan untuk mengasah kemampuan untuk mempertahankan percakapan, berhubungan dengan orang baru, dan mengenal tempat bermain.

Seorang terapis kemampuan sosial dapat membantu untuk menciptakan atau memfasilitasi terjadinya interaksi sosial.

Artikel Lainnya: 5 Cara Ajari Anak dengan Autisme agar Mudah Bergaul


10. Terapi Perkembangan


Meskipun perkembangan anak dengan autisme bisa terjadi keterlambatan, namun hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk "memaklumi" keterlambatan tersebut.

tetap berusaha untuk melatih perkembangan anak dengan membangun, kekuatan, dan perkembangan anak.

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan, sosial, dan emosional mereka.

Terapi ini sering kali bertolak belakang dengan terapi tingkah laku, yang biasanya paling baik dilakukan untuk mengajarkan keterampilan khusus pada anak.

Seperti, mengikat tali sepatu, cara memakai baju, atau cara menggosok gigi.


11. Terapi Sensori


Selain gangguan motorik, anak dengan autisme juga bisa mengalami gangguan sensori. Ada yang terlalu sensitif terhadap cahaya, suara, maupun sentuhan.

Di sisi lain, ada juga yang mengalami gangguan penurunan sensitivitas sensori.

Banyak upaya yang dapat dilakukan selama menjalani terapi sensori, seperti terapi vibrasi atau getaran, aerobik, dan lainnya.

Sangat penting untuk menentukan diagnosis terlebih dahulu sebelum menentukan terapi autis yang tepat untuk anak.



In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301007 AHMAD AIDIL FITRI -

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi dan juga perilaku. Gejala autis pada umumnya muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada umumnya penyandnag autis mengacuhkan suara, pengelihatan maupun kejadian yang melibatkan mereka dan menghindari atau tidak merespon kontak sosial misalnya pandangan mata, sentuhan kasih sayang, permainan.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja. Gejala intinya meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu

Sebutkan dan Jelaskan Perbedaan Antara Autis dan ADHD

Perbedaan autis dan ADHD. Jika autis merupakan gangguan menyuluruh yang menghambat dalam kemampuan sosialisasi yang membuat anak tertutup dan terkurung di dunianya, sedangkan ADHD merupakan gangguan perilaku yang terlalu hyperaktivitas, inpulsifitas dan sulit untuk memusatkan perhatian.

Jelaskan terkait dengan mekanisme neuromuskuler pada anak dengan Autis

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Hass dkk. (dalam Huebner & Lane, 2001) dan Courchesne (dalam 

Nash, 2002) menemukan suatu kesamaan yaitu adanya penurunan jumlah sel Purkinje pada hemisfer serebelum dan vermis. Penelitian lanjutan oleh Courchesne dkk. (Courchesne, Redcay, Morgan, & Kennedy, 2005) menghasilkan hipotesis baru. Para peneliti berpendapat bahwa pada saat lahir bayi autistik memiliki ukuran otak yang normal. Namun setelah mencapai usia dua atau tiga tahun, ukuran otak mereka membesar melebihi normal, terutama pada lobus frontalis dan otak kecil, yang disebabkan oleh pertumbuhan white matter dan gray matter yang berlebihan. Sementara sel saraf yang ada lebih sedikit dibandingkan pada otak normal dan kekuatannya juga lebih lemah. Kondisi inilah yang tampaknya berkaitan dengan gangguan pada perkembangan kognitif, bahasa, emosi dan interaksi sosial.

Jelaskan Treatment Fisioterapi dan Medis pada anak denganAutis atau ADHD

Penatalaksanaan pada pasien autis dengan dilakukan terapi wicara untuk membuat anak lebih lancar berbicara, terapi biomedik untuk memperbaiki kondisi tubuh, terapi makan untuk mengatur makanan dan mendeteksi alergi yang terjadi, terapi prilaku untuk membuat pasien lebih terkendali dan mengerti norma.

Penatalaksanaan pada pasien ADHD dengan dilakukan terapi wicara, dan saran untuk dilakukan behaviour therapy. Tujuan dalam terapi ini adalah mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya. Terapi ini juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang dengan anak ADHD tanpa harus merasa tertekan.


In reply to Lailatuz Zaidah Laila

Re: forum diskusi

by 1910301024 KRISNANDA AYU -

Izin menjawab bu, 

Autis adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi sistem syaraf menyebabkan gangguan pada komunikasi, fungsi otak dan keterampilan sosial. ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit untuk mendapatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.


2. a.Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari sedangkan anak dengan autis cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, mereka suka dengan penyesuaian, dan tidak suka jika rutinitas tiba-tiba berubah.

B.anak-anak dengan ADHD biasanya masih mengerti bahasa tubuh, menanggapi ketika dipanggil, bisa bermain imajinatif, dan berekspresi. Sedangkan anak-anak dengan autis cenderung tidak bisa melakukannya.

C.Anak dengan autis sulit untuk fokus pada hal-hal yang tidak mereka sukai tetapi mereka bisa menyukai hal-hal yang disukai sedangkan Anak dengan ADHD tidak demikian, mereka tidak suka dan menghindari hal-hal yang memerlukan konsentrasi atau perhatian.


3.Sel mast merupakan salah satu komponen yang berperan dalam mekanisme neuriunflamasi, beberapa sel mast terletak di perivascularly dekat dengan neuron dan mikroglia terutama di bagian hipotalamus. Anak autis mengalami neuroinflamasi didaerah anterior dari neokorteks yang dihasilkan dari aktifnya sel mast sehingga mengeluarkan mediator dan berinteraksi dengan sel mikroglia yang memiliki fungsi penting dalam otak. Mikroglia yang aktif merupakan salah satu bentuk respon fisiologis yang bekerja melawan adanya benda asing atau zat lain yang masuk ke dalam otak, dalam hal ini adalah mediator inflamasi (sitokin), ketika sudah mengakibatkan respons yang kronik karena overaction dari mikroglia maka akan terjadi gangguan neurodegeneratif salah satunya adalah autis.Neuroinflamasi yang terjadi pada anak autis dapat terjadi ketika masih dalam kandungan. Autoimun, gangguan fungsional plasenta, infeksi saat kehamilan, serta lahirnya bayi secara prematur menjadi latar belakang seorang anak akan mengalami autis. Hal tersebutkarena seorang anak tersebut dinilai lemah ketika menghadapi gangguan lingkungan, ketika mengalami alergi, sehingga dapat memicu pengaktifan tiang yaitu agen penting yang merespon adanya inflamasi dengan mengeluarkan mediator inflamasi (IL-6, dan TNF). Sel Il-6 dan TNF-α merupakan glikoprotein yang keberadaanya dalam otak harus dalam jumlah yang normal atau rendah, sitokin ini dapat menjadi pemicu terjadinya neuroinflamasi. Sitokin (IL-6 dan TNF) sebagai mediator inflamasi masuk ke dalam otak melalui mekanisme transportasi aktif sehingga mengganggu sistem neuroimun karena jumlah yang tidak seimbang dengan sel-sel kekebalan tubuh. pemicu pengeluaran mediator (IL-6 dan TNF-α) tersebut akan mengganggu kerja dari Blood Brain Barrier (BBB) ​​atau sawar darah otak yang bekerja menjaga normalitas homeostasis sistem saraf pusat. IL-6 dan TNF-α pada konsentrasi tertentu atau dalam jumlah yang tinggi akan mengurangi jumlah dendrit primer dalam otak, kelenjar, panjang dendrit, dan mempengaruhi hidup dan aktifitas neuron selain itu juga dapat menyebabkan perubahan adhesi sel saraf sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan rangsangan oleh sel saraf tersebut. IL-6 dan TNF-α yang meningkat pada penderita gangguan autis berada pada sel granula di cerebellum berdasarkan penelitian in vitro, sehingga menyebabkan gangguan atau penurunan adhesi dan migrasi sel tersebut. Gangguan adhesi dan migrasi sel saraf yang menjadi akibat ketidakseimbangan sinapsis rangsangan sel tersebut yang diakibatkan oleh peningkatan sitokin ini dapat dijadikan dasar komunikasi sel penyebab gangguan autis.Gangguan yang terjadi pada bagian sel saraf otak karena adanya peningkatan sitokin (IL-6 dan TNF-α ) mengakibatkan fungsi BBB terganggu sehingga terjadi penghambatan sistem kerja saraf pusat yang menyebabkan neuroinflamasi atau ratapan. Neuroinflamasi yang kronis pada otak ini menyebabkan terjadinya gangguan autis pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Vargas et al., 2005, Li et al., 2009, Wei et al., 2011, menjelaskan kadar IL-6 dan TNF-α pada anak autis lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal dan ini sudah menjadi bukti salah sau jalur penyebab terjadinya autis.

4.

-play exercise untuk melatih kemampuan sosialisasi dan komunikasi

-perkembangan neurosensomotorik

-latihan penguatan otot dan koordinasi-

-terapiperkembangan sesuai perkembangan seusianya