Assalammualaikum wr wb. Izin menjawab
1. Apa Yang dimaksud dengan Sensori Integrasi
Sensori integrasi merupakan proses mengenal, mengubah, dan membedakan sensasi dari sistem sensori untuk menghasilkan suatu respons berupa “perilaku adaptif bertujuan”
2. Apa saja yang berperan dalam Sensori Integrasi?
Pada tahun 1972, A. Jean Ayres memperkenalkan suatu model perkembangan manusia yang dikenal dengan teori sensori integrasi (SI). Menurut teori Ayres, SI terjadi akibat pengaruh input sensori, antara lain sensasi melihat, mendengar, taktil, vestibular, dan proprioseptif.
3. Bagaimana cara Mengatasi jika anak memiliki Gangguan Vestibular?
Sistem vestibular terletak pada telinga dalam (kanal semisirkular) dan mendeteksi gerakan serta perubahan posisi kepala. Sistem vestibular merupakan dasar tonus otot, keseimbangan, dan koordinasi bilateral.Anak yang hipersensitif terhadap stimulasi vestibular mempunyai respons fight atau flight sehingga anak takut atau lari dari orang lain. Anak dapat bereaksi takut terhadap gerakan sederhana, peralatan bermain di tanah, atau berada di dalam mobil. Anak dapat menolak untuk digendong
Berdasarkan hasil deskripsi data tentang prosedur penggunaan terapi sensori integrasi ada 3 komponen yang wajib dilakukan untuk memberikan stimulus atau rangsangan pada anak, ketiga komponen tersebut adalah brushing, shifting dan join compression. Ketiga hal ini dilakukan pada lengan dan kaki anak selama 10 kali hitungan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan anak seperti kegiatan yang berhubungan dengan keseimbangan dan motorik anak. kegiatan terapi sensori integrasi ini dilakukan selama 1 jam dalam satu kali pertemuan
4. Bagaimana Cara mengatasi jika anak memiliki gangguan taktil dan proprioceptive
Peneliti memilih alat permainan sebagai perlakuan untuk meningkat-kan kemampuan taktil. Wiyani (2014) mengungkapkan bahwa kegiatan bermain dapat dijadikan terapi dalam menangani gangguan autis. Bermain pada anak autis memiliki tujuan yang spesifik, ditujukan untuk mengembangkan kekuatan otot, motorik, meningkat-kan ketahanan tubuh bagian dalam, mencegah dan memperbaiki sikap tubuh yang kurang baik, untuk melepaskan anak dari energi berlebih yang dapat merugikan diri sendiri, dan untuk melatih anak dalam interaksi sosial.