Kelas A

Teori 11

Teori 11

by nurwahida puspitasari -
Number of replies: 62

Assalamu'alaikum....wr.wb

Berikut adlah pelaksanaan perkuliahan Mulligan teori 11:(mulligan concept in case (LBP, Elbow disfungtion/epicondilalgia, shoulder impairment, cervical radiculopaty, wrist pain, painfull SLR, Ankle sprain)...

Apa yg akan kita laksanakan....

Silahkan, setiap mhsswa menceritakan ttg salah satu dri kasus di ats, dan mengapa teknik Mulligan cocok utk di aplikasikan pada kasus tersebut....

Sekian n trimakasih....

Semangattttt.....

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301009 NURHIKMAH -

Waalaikumsalam, baik bu

Izin menjawab bu

LBP terjadi kapan saja dalam hidup. Sekitar 80% -90% orang akan sembuh tanpa pengobatan dalam 1 1/2 bulan. Setelah episode pertama LBP, nyeri akan muncul kembali terjadi pada 60% –86% orang di tahun yang sama. LBP kronis menjadi sangat umum dengan 40% pasien mengalami nyeri pada 6 bulan sementara 33% merasakannya pada 1 sampai 2 tahun. 

Berdasarkan sumber yang saya baca, Mulligan memperkenalkan teknik baru dalam terapi manual, yang memiliki peran besar dalam pengobatan LBP. Konsep ini melibatkan tekanan berlebih rentang akhir berkelanjutan dengan gerakan aktif ke arah yang terganggu yang sebelumnya terjadi dengan rasa sakit sekarang terjadi tanpa rasa sakit. Teknik tersebut disebut mobilisasi dengan gerakan (MWM) atau luncur apophyseal alami berkelanjutan (SNAGs). MWM efektif dan berguna jika mengurangi rasa sakit dan meningkatkan jangkauan gerakan (ROM) dan memberikan hasil langsung. Teknik ini meningkatkan mobilitas sendi yang dibatasi dan mengurangi gejala di otot-otot sekitarnya, sehingga otot-otot ini dapat dilatih dengan latihan stabilisasi tertentu untuk meningkatkan hasil gerakan intervertebralis dalam peningkatan stabilisasi segmental.

Sumber : https://www.researchgate.net/publication/323123612_Mulligan_mobilization_with_movement_can_alleviate_nonspecific_chronic_low_back_pain_A_randomized_controlled_trial


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301036 SILVIA FEBRIANI -

Wa'alaikumussalam, baik Bu.

Izin menjawab Bu, 

Salah satu dari kasus diatas yang akan saya bahas yaitu mengenai mulligan concept in case cervical radiculopaty. Nah disini diketahui bahwa cervical radiculopaty yang mana ketika akar saraf di cervical spine mengalami inflamasi atau meradang atau rusak, yang mengakibatkan perubahan fungsi neurologis. Defisit dari neurologis, seperti numbness (mati rasa) refleks yang berubah, atau terjadinya weakness (kelemahan) yang dapat menjalar di mana saja dari neck ke shoulder, arm, hand atau  fingers. Semua respon yang ditimbulkan dengan adanya tingling atau pain yang dapat berkisar dari terjadinya rasa pegal-pegal hingga seperti burning (terbakar) yang juga dapat dirasakan hingga menjalar ke arm (lengan) dan / atau hand (tangan).

Dan mengapa teknik mulligan cocok diaplikasikan pada cervical radiculopaty? Karena teknik mulligan sendiri merupakan suatu tindakan manual terapi yang diaplikasikan dengan cara penarikan rolling dan gliding pada cervical. Ada berbagai macam teknik pada cervical seperti Sustained Natural Apophyyseal Glides (SNAG) merupakan teknik mulligan yang diaplikasikan pada pasien gangguan di cervical. SNAG ini dapat diaplikasikan dalam kondisi musculoskeletal seperti nyeri pada cervical dan keterbatasan pada gerak cervical serta gangguan lainnya. Adapun untuk manfaat dari teknik mulligan for cervical sendiri yaitu dapat meningkatkan otot, meningkatkan kemampuan fungsional, mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi pada cervical. Sehingga px dapat melakukan aktivitas seperti biasanya tanpa adanya hambatan dari pergerakan cervicalnya. Oleh karena itu mulligan sangat cocok diaplikasikan pada case cervical radiculopaty. 

Terima kasih Bu. 

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301023 NUR FATHIAH -

Waalaikumsalam baik ibu

In reply to 1710301023 NUR FATHIAH

Re: Teori 11

by 1710301023 NUR FATHIAH -

Izin menjawab ibu, 

Salah satu kasus yang akan saya bahas yaitu frozen shoulder. Dimana saat melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari kita, kita sering sekali menggunakan tangan. Apalagi untuk sendi shoulder yang sering kali kita gunakan untuk melakukan aktivitas kita sehari-hari. 

Untuk penanganannya menggunakan Mulligant yaitu dengan pemberian MWM (mobilization With movement) yang dimana MWM adalah suatu teknik mobilisasi yang di kembangkan oleh Mulligant untuk menangani kasus frozen shoulder. Teknik MWM ini sangat efektif untuk menangani kasus frozen shoulder yaitu untuk menambahkan ROM, yang dimana teknik ini bertujuan untuk memobilisasi atau merenggangkan kapsul sendi sehingga dapat meningkatkan ROM. 

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301029 KINANTI SALSABILA AMANATILLAH -

Dalam kehidupan sehari hari sebagian aktivitas yang kita lakukan kita sering melibatkan lengan dan tangan khususnya sendi bahu untuk melakukan suatu aktivitas. Teknik Mulligan mobilization with movement suatu teknik mobilisasi yang dikembangkan oleh Mulligan untuk menangani kasus frozen shoulder. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemberian Mulligan Mobilization With Movement Terhadap Peningkatan Range Of Motion Pada Penderita Frozen Shoulder. Teknik Mulligan Mobilization With Movement sangat efektif dalam peningkatan range of motion dimana teknik ini berfungsi untuk memobilisasi atau merenggangkan kapsul sendi yang mengalami perlengketan pada kasus frozen shouler.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://elearning.medistra.ac.id/mod/resource/view.php%3Fid%3D1780&ved=2ahUKEwjYzaDUwvfvAhW763MBHb_mBHoQFjAFegQIChAC&usg=AOvVaw3ApqwIqweQK5izMuFL1lLC

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301042 IRA FITRI ANGGRAINI -

Waalaikumsallam izin menjawab bu.

Ankle sprain merupakan salah satu cedera yang paling umum dalam olahraga kompetitif maupun olahraga rekreasi. Persentase lateral ankle sprain sebesar 10-30% dari semua cedera atletik (Fong et. al, 2007). Ankle sprain mengalami gejala residu seperti ligament laxity, gangguan proprioseptif, penurunan Range Of Motion (ROM), pembengkakan berulang, nyeri selama aktivitas, dan ketidakstabilan pergelangan kaki (Waterman et al, 2010). Cedera berulang pada ankle sprain sebanyak 4 kali lebih berpotensi mengalami Chronic Ankle Instability (CAI) (Gribble, 2016). 

Dorsiflexion range of motion (DFROM) sering mengalami gangguan setelah sprain ankle. Terbatasnya DFROM dapat menyebabkan cedera berulang dan itu telah dimasukkan sebagai faktor risiko (Hoch, et al 2012). DFROM dikaitkan dengan perubahan pada normal arthrokinematik talocrural joint, posterior talar glide menjadi terbatas atau perubahan pada posisi talus. Intervensi manual terapi bertujuan untuk memperluas kapsul sendi dengan meregangkannya melalui gerakan aksesoru untuk memulihkan DFROM dengan meningkatkan ekstensibilitas jaringan non-kontraktil.

Mobilisasi dengan gerakan (MWM) dijelaskan oleh Mulligan dan dianggap efektif dalam mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi, memperbaiki kontrol postural, dan meningkatkan DFROM ankle pada kasus CAI (Diaz et al, 2014). Teknik ini menggabungkan aplikasi berkelanjutan teknik manual gliding untuk memaksa sendi bergerak dengan bersamaan fisiologis gerak sendi (osteokinematik). Teknik mobilisasi sendi efektif dalam meningkatkan DFROM yang dianggap sebagai faktor predisposisi untuk cedera berulang yang diakibatkan gangguan pada posterior talar glide. Gerakan yang dihasilkan dari teknik MWM menyebabkan pengurangan nyeri melalui aktivasi mekanoreseptor yang menghambat rangsangan nosiseptif melalui mekanisme gate control atau melalui fasilitasi nutrisi cairan synovial, selain itu teknik MWM dapat meningkatkan fungsi sendi karena teknik MWM dapat meningkatkan output sensorik dari reseptor mekanik dalam kapsul ligament pada sendi karena aktivasi neuron motoric gamma yang akan memperbaiki nosiseptif yang mengalami gangguan dan meningkatkan kontrol postural (Hoch et al, 2010). 

Metode :Latihan diberikan 3x seminggu selama 6 minggu. 

Sumber : Hamzah A. et.al.2020.KOMBINASI PLYOMETRIC TRAINING DENGAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT LEBIH BAIK DIBANDING KOMBINASI PLYOMETRIC TRAINING DENGAN STRAIN COUNTER STRAIN DALAM  MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA KASUS CHRONIC ANKLE INSTABILITY DI KLINIK BARITO FARMA. Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan dan Teknologi.Vol.2.No.2.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301042 IRA FITRI ANGGRAINI -

Waalaikumsallam izin menjawab bu.

Ankle sprain merupakan salah satu cedera yang paling umum dalam olahraga kompetitif maupun olahraga rekreasi. Persentase lateral ankle sprain sebesar 10-30% dari semua cedera atletik (Fong et. al, 2007). Ankle sprain mengalami gejala residu seperti ligament laxity, gangguan proprioseptif, penurunan Range Of Motion (ROM), pembengkakan berulang, nyeri selama aktivitas, dan ketidakstabilan pergelangan kaki (Waterman et al, 2010). Cedera berulang pada ankle sprain sebanyak 4 kali lebih berpotensi mengalami Chronic Ankle Instability (CAI) (Gribble, 2016). 

Dorsiflexion range of motion (DFROM) sering mengalami gangguan setelah sprain ankle. Terbatasnya DFROM dapat menyebabkan cedera berulang dan itu telah dimasukkan sebagai faktor risiko (Hoch, et al 2012). DFROM dikaitkan dengan perubahan pada normal arthrokinematik talocrural joint, posterior talar glide menjadi terbatas atau perubahan pada posisi talus. Intervensi manual terapi bertujuan untuk memperluas kapsul sendi dengan meregangkannya melalui gerakan aksesoru untuk memulihkan DFROM dengan meningkatkan ekstensibilitas jaringan non-kontraktil.

Mobilisasi dengan gerakan (MWM) dijelaskan oleh Mulligan dan dianggap efektif dalam mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi, memperbaiki kontrol postural, dan meningkatkan DFROM ankle pada kasus CAI (Diaz et al, 2014). Teknik ini menggabungkan aplikasi berkelanjutan teknik manual gliding untuk memaksa sendi bergerak dengan bersamaan fisiologis gerak sendi (osteokinematik). Teknik mobilisasi sendi efektif dalam meningkatkan DFROM yang dianggap sebagai faktor predisposisi untuk cedera berulang yang diakibatkan gangguan pada posterior talar glide. Gerakan yang dihasilkan dari teknik MWM menyebabkan pengurangan nyeri melalui aktivasi mekanoreseptor yang menghambat rangsangan nosiseptif melalui mekanisme gate control atau melalui fasilitasi nutrisi cairan synovial, selain itu teknik MWM dapat meningkatkan fungsi sendi karena teknik MWM dapat meningkatkan output sensorik dari reseptor mekanik dalam kapsul ligament pada sendi karena aktivasi neuron motoric gamma yang akan memperbaiki nosiseptif yang mengalami gangguan dan meningkatkan kontrol postural (Hoch et al, 2010). 

Metode :Latihan diberikan 3x seminggu selama 6 minggu. 

Sumber : Hamzah A. et.al.2020.KOMBINASI PLYOMETRIC TRAINING DENGAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT LEBIH BAIK DIBANDING KOMBINASI PLYOMETRIC TRAINING DENGAN STRAIN COUNTER STRAIN DALAM  MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA KASUS CHRONIC ANKLE INSTABILITY DI KLINIK BARITO FARMA. Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan dan Teknologi.Vol.2.No.2.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301045 AGHNIA NURU RAHMAWINDA -

Waalaikumussalam Bu,

Dalam penelitian ini, sebagai hasil penerapan teknik Mulligan SNAGs untuk wanita dengan nyeri leher, durasi waktu sakit kepala berkurang dan fungsi cervicald dianggap meningkat. Sendi facet dari vertebra cervical memiliki struktur setengah lingkaran, teknik SNAG diterapkan pada ujung gerakan sendi, dengan kekuatan dan arah tertentu dipertahankan sampai sendi kembali ke posisi semula. Penerapan teknik SNAGs dengan kasus nyeri leher dianggap efektif dalam mengurangi sakit kepala, dan nyeri leher, serta dalam penambahan nilai fungsional pada leher.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301041 DINA SHOVIANA -

Izin menjawab Bu, disini saya akan membahas sedikit terkait LBP dengan penanganan Mulligan SNAGS


Low Back Pain merupakan suatu masalah yang sering terjadi di masyarakat dimana 60% - 85% dari seluruh populasi masyarakat dunia pernah mengalami Low Back Pain (LBP). Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah suatu kumpulan gejala yang menandakan adanya sesuatu yang salah pada bagian punggung yaitu pada bagian tulang, ligamen, discus, dan otot (Abrar, 2016).


Mengapa teknik Mulligan cocok utk di aplikasikan pada kasus tersebut?

Pemberian Modified Lumbal SNAGS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri LBP. Modified Lumbal SNAGS adalah suatu teknik modifikasi dari Sustained Natural Apophyyseal Glides (SNAGS) yang dipelopori oleh Brian Mulligan, teknik ini digambarkan seperti gerakan meluncur pasif pada vertebra lumbalis yang diikuti oleh gerakan aktif dari pasien, arah gerakan atau luncuran yaitu sepanjang bidang sendi facet dan teknik ini dilakukan dengan menggunakan berat tubuh (misalnya duduk, berdiri). Prinsip dasar SNAGS adalah penghentian rasa sakit dan peningkatan gerak pada lumbal sehingga dapat mengurangi kecacatan dan menambah kemampuan untuk melakukan gerakan / aktivitas (Mulligan, 2000).


Sumber : PENGARUH PEMBERIAN MODIFIED LUMBAL SNAGS DAN MC KENZIE EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA LOW BACK PAIN MYOGENIC oleh MUCHLAS ABRAR. (http://eprints.ums.ac.id/45964/1/naskah%20publis%201.pdf)

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301003 SALMAA FIRDAUSYA -

Radikulopati servikalis didefinisikan sebagai suatu sindrom nyeri dan atau defisit sensorimotor yang disebabkan oleh kompresi dari satu atau lebih akar saraf servikal yang kemudian mengakibatkan disfungsi akar saraf pada servikal. Akar saraf pada C6 dan C7 merupakan akar saraf yang paling sering terkena. Kompresi ini secara tipikal menyebabkan nyeri (menjalar ke arah pundak) dan rasa tebal ( menjalar dari lengan ke tangan), defisit sensorik, atau disfungsi motorik pada leher dan ektremitas atas. Beberapa manifestasi klinis lain yang mungkin muncul adalah kesemutan pada ekstremitas atas dan nyeri seperti tersengat listrik. Radikulopati servikalis merupakan masalah yang terjadi ketika saraf pada leher teriritasi ketika keluar dari kanal tulang belakang. Kompresi pada saraf di leher ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Namun biasanya terjadi ketika akar saraf terjepit oleh herniasi diskus dan terdapat penonjolan tulang baru yang abnormal pada daerah leher (servikal). 

Dalam penelitian yang dilakukan di Mesir yang bertujuan untuk menilai efikasi Mulligan mobilization dan LLLT terhadap tingkat intensitas nyeri, EMG dermatomal somatosensory membangkitkan tingkat potensi dan fungsional pada pasien dengan radikulopati servikal. Temuan dalam penelitian ini mengungkapkan peningkatan yang signifikan pasca perawatan pada kedua kelompok. Dalam kelompok Mulligan, peningkatan rasa sakit, mobilitas dan cacat fungsional bisa jadi karena mobilisasi Mulligan dengan gerakan yang merupakan kombinasi dari gerakan aktif dengan aksesori pasif simultan.  Teknik MWM terbukti efektif dengan mekanisme neurofisiologis produksi hipoalgesi awal berdasarkan stimulasi mekanoreseptor perifer dan penghambatan nosiseptor dan perubahan gejala. 

Sumber :  Abdallah, Ghada & Mohamed, Rabab & Sharaf, Moussa. (2017). EFFECT OF SNAGS MULLIGAN TECHNIQUE VERSUS LOW LEVEL LASER THERAPY ON PATIENTS WITH UNILATERAL CERVICAL RADICULOPATHY. International Journal of Physiotherapy and Research. 5. 2240-2248. 10.16965/ijpr.2017.180. 

https://www.ijmhr.org/ijpr.5.4/IJPR.2017.180.pdf 
In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301016 WAHYU DEVA YUNIAR -

ANKLE SPRAIN 

Cedera yang terjadi ketika pergelangan kaki terkilir, terpelintir, atau terputar dengan posisi aneh.
Kondisi ini dapat meregangkan atau merobek kumpulan jaringan keras (ligamen) yang membantu menopang tulang pergelangan kaki.

Teknik muligan yang digunakan adalah Semua pasien awalnya dirawat dengan teknik FMWM untuk menggeser fibula distal anterior-kranial ke posterior untuk memperbaiki kesalahan posisi. Jika efek Immediate Long-Lasting (P.I.L.L.) Bebas Nyeri terjadi dalam tiga upaya, pengobatan FMWM dilanjutkan; Namun, jika P.I.L.L. efek tidak tercapai setelah tiga percobaan, TC mencoba teknik MFMWM, dengan kontak yang lebih proksimal untuk mencapai ke anterior-kranial ke posterior fibula untuk memperbaiki kesalahan posisi untuk memenuhi P.I.L.L standar.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301068 MUHAMMAD ELFIN RISOFIKO KURNIAWAN -

Ijin menjawab bu

Insiden lateral epicondylitis yang dilaporkan terjadi pada populasi umum 1% - 3% dan insiden lebih tinggi pada usia di atas 35-55 tahun serta pada wanita yang berusia 42-46 tahun (Arirachakaran, et al.,2016).Sebagian besar lengan yang dominan lebih sering terkena lateral epicondylitis dan dari 1000 pasien hampir 4 sampai 7 datang dengan kondisi ini (Anap, Shende, & Khatri, 2012).Seseorang dengan lateral epicondylitis sebagian besar mengalami nyeri dan kelemahan pada wrist, yang dapat menyebabkan penderitanyak esulitan dalam melakukan aktivitas-aktivitas fungsional, seperti mengangkat piring, membuka pintu, memeras pakaian basah dan lain-lain 

Mobilization with movement merupakan teknik modern yang dikembangkan oleh Mulligan untuk mengobati lateral epicondylitis(Rahman, et al., 2016). Mulligan mobilization with movement adalah bentuk manual therapy yang mencakup gerakan sustained lateral glide ke elbow joint bersamaan dengan gerakan fisiologis (Rahman, et al., 2016).Teknik ini dimaksudkan untuk memposisikan kembali “positional faults”setelah cedera atau regangan

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301044 DEIA CHINTA APRILIYANI -

 Nyeri punggung bawah (LBP) telah menjadi masalah yang paling umum

di abad ke-20, dan sekarang, itu dikenal sebagai di seluruh dunia.

terlihat bahwa mayoritas orang mengalami nyeri di punggung

dalam hidup mereka. Prevalensinya berkisar hingga 84%. [1] Dalam

Inggris, prevalensinya 417 pasien dari 10.000 dengan

kejadian 80%. LBP terjadi kapan saja dalam hidup. Tentang

80% -90% orang akan sembuh tanpa pengobatan dalam 1½ kali

bulan. Setelah episode pertama LBP, nyeri akan muncul kembali.      

Intervensi yang dapat diberikan dg teknik Mulligan adalah 

Mulligan memperkenalkan teknik baru dalam terapi manual,

yang memiliki peran besar dalam pengobatan LBP. Konsep

melibatkan tekanan berlebih rentang akhir berkelanjutan dengan aktif

gerakan ke arah yang terganggu yang sebelumnya terjadi

dengan rasa sakit sekarang terjadi tanpa rasa sakit. Teknik-teknik itu disebut

mobilisasi dengan gerakan (MWM) atau alam yang berkelanjutan

apophyseal glides (SNAGs). MWM efektif dan berguna jika itu

mengurangi rasa sakit dan meningkatkan jangkauan gerakan (ROM) dan

memberikan hasil langsung. Teknik ini meningkatkan

mobilitas sendi yang dibatasi dan gejala berkurang. 





In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301012 SYIFA KAUTSAR PUTRI -

Izin menjawab

Salah satu kasus yang dapat diberi intervensi mulligan adalah pada cervical. Cervical spine adalah regio bagian paling mobile dan menimbulkan perubahan beban mekanikal jikaa da perubahan postur cervicothoracal. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi cervical spine karena cervical spine menerima beban kepala dengan distribusi yang tidak merata, dan dapat mempengaruhi lower cervical karena lower cervical akan menerima beban akibat perubahan, keadaan itulah yang menyebabkan nyeri pada cervical.

Contoh teknik mulligan yang dapat diberikan pada kasus ini adalah Sustained Natural Apophyyseal Glides (SNAG) merupakan teknik mulligan yang diaplikasikan pada pasien gangguan di cervical. SNAG ini dapat diaplikasikan dalam kondisi musculoskeletal seperti nyeri pada cervical dan keterbatasan pada gerak cervical serta gangguan lainnya. Teknik ini dilakukan selama 3-4 minggu setiap hari satu sesi.Keberhasilan dari teknik ini dengan tidak ditemukan rasa nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi serta peningkatan kemampuan fungsional.

Sumber : Jurnal Sport and Fitness Vol. 7 No.2 Mei 2019

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301007 ANDARA AINUN FADILLAH -

Izin menjawab bu

Low back pain adalah salah satu penyakit yang paling banyak terjadi didunia. Hampir setiap orang pernah mengalaminya dan akan kambuh setidaknya 12 kali dalam setahun. Saat ini low back pain myogenic 90% terjadi akibat gangguan kerja, menyebabkan penurunan kualitas hidup, produktivitas dan kemampuan aktifitas fungsional.

 Intervensi Mulligan Bent Leg Raise dapat di aplikasikan dalam kondisi muskuloskeletal seperti nyeri punggung bawah (LBP) atau kondisi yang mengalami keterbatasan dalam melakukan gerakan straight leg raise (SLR) serta gangguan lainnya. Mulligan Bent Leg Raise mampu membuat otot menjadi elastis dan terjadi mobilisasi pada sendi vertebra serta peregangan pada otot-otot lumbodorsal sehingga mengurangi keterbatasan dalam melakukan gerakan. Dengan meningkatnya komponen-komponen tersebut maka kemampuan fungsional akan mengalami peningkatan.


In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301015 LULUK FEBRIYANTI -

Izin menjawab ibu

Radikulopati servikalis merupakan masalah yang terjadi ketika saraf pada leher teriritasi ketika keluar dari kanal tulang belakang. Kompresi pada saraf di leher ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Namun biasanya terjadi ketika akar saraf terjepit oleh herniasi diskus dan terdapat penonjolan tulang baru yang abnormal pada daerah leher (servikal). 

Dalam penelitian yang dilakukan di Mesir yang bertujuan untuk menilai efikasi Mulligan mobilization dan LLLT terhadap tingkat intensitas nyeri, EMG dermatomal somatosensory membangkitkan tingkat potensi dan fungsional pada pasien dengan radikulopati servikal. Temuan dalam penelitian ini mengungkapkan peningkatan yang signifikan pasca perawatan pada kedua kelompok. Dalam kelompok Mulligan, peningkatan rasa sakit, mobilitas dan cacat fungsional bisa jadi karena mobilisasi Mulligan dengan gerakan yang merupakan kombinasi dari gerakan aktif dengan aksesori pasif simultan.  Teknik MWM terbukti efektif dengan mekanisme neurofisiologis produksi hipoalgesi awal berdasarkan stimulasi mekanoreseptor perifer dan penghambatan nosiseptor dan perubahan gejala. 
In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301033 FITRI NUR ANNISA -

Kasus Frozen Sholder juga merupakan kasus yang kerap terjadi. melibatkan penggunaan bahu yang ekstra sehingga kerap kali mengakibatkan ROM ( range of motion ) menurun.

Penggunaan teknik mulligant dalam penangan Frozen Sholder diantaranya dengan tek nik MWM (mobilization With movement) dimana teknik ini telah dibuktikan sangat efektif dalam peningkatan ( range of motion ) dimana teknik ini berfungsi untuk memobilisasi atau merenggangkan kapsul sendi yang mengalami perlengketan pada kasus frozen shouler.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301021 FARRA DHIA WIYASIH -

teknik muligan yang dapat digunakan dalam penanganan kasus pada frozen shoulder adalah teknik spencer. Teknik Spencer ini pasien diposisikan di berbaring dengan bahu disamping, terapis berdiri di samping pasien untuk menstabilkan aspek superior dari belt pada shoulder. Terapis kemudian mendukung pergelangan tangan dan lengan pasien dan melakukan gerakan lengan bolak-balik yang pasif, halus,berirama dan dibawa ke batas ekstrem yang melibatkan otot, ligamen, dan kapsul bahu. 

Selain itu ada juga beberapa teknik mulligan yang tepat untuk di gunakan adalah : 

Pemberian manipulasi Teknik Mulligan 

SNAGs : Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAGs) merupakan salah satu taknik Mulligan untuk mengatasi permasalahan di daerah cervical, thoracal serta lumbal. Teknik ini diaplikasikan atau dilakukan dengan posisi weight bearing serta arah mobilisasinya sejajar dengan bidang gerak dari facet joint. Fasilitasi pada glide harus dilakukan secara penuh tanpa adanya rasa nyeri yang timbul.

In reply to nurwahida puspitasari

Re: Teori 11

by 1710301069 KELVIN GUNAWAN -

Mengapa Pemberian muligan ini cocok untukbp karena Modified Lumbal SNAGS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri LBP. Modified Lumbal SNAGS adalah suatu teknik modifikasi dari Sustained Natural Apophyyseal Glides (SNAGS) yang dipelopori oleh Brian Mulligan, teknik ini digambarkan seperti gerakan meluncur pasif pada vertebra lumbalis yang diikuti oleh gerakan aktif dari pasien, arah gerakan atau luncuran yaitu sepanjang bidang sendi facet dan teknik ini dilakukan dengan menggunakan berat tubuh (misalnya duduk, berdiri). Prinsip dasar SNAGS adalah penghentian rasa sakit dan peningkatan gerak pada lumbal sehingga dapat mengurangi kecacatan dan menambah kemampuan untuk melakukan gerakan / aktivitas (Mulligan, 2000).