1. makna ayat Q.S. Al-Jasiyah (23)
- Bahwa orang yang telah menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya (diikuti dan dipuja) sungguh Allah telah menyesatkan dalam kesesatan yang nyata.
- Bahwa takdir Allah atas seseorang adalah hak prerogatif Allah. Ia menjadikan beriman atau kafir, dan tak ada satupun yang mampu merubahnya.
- Bahwa jika seseorang yang telah disesatkan oleh Allah, maka Allah akan mematri/mengunci hati, pendengaran dan penglihatannya sehingga tidak ada kebaikan agama yang ia pikirkan, dengar dan ia lihat.
- Bahwa sekalipun Allah telah menulis seseorang dalam lauhil mahfudz/ilmu Allah sebagai kafir, itu bukan halangan tetap menjalankan dakwah dengan baik menurut agama. Seperti yang dijalankan rasul sebagai basyiron wa nazhiron. Sebagai penyampai kabar kegembiraan dan peringatan beliau tetap menyampaikan dakwah kepada kafir yang beliau tahu atas kabar dari allah bahwa ia tidak akan pernah menerima dakwah beliau.
2. makna dari Q.S. Al - A'la (14 - 17) Menurut Qatadah, membersihkan diri itu dengan beramal salih. Salah satu bentuk amal salih yaitu mengingat Allah swt dalam setiap gerak-geriknya kemudian shalat (al-A’la ayat 15). Andai seseorang mengingat Allah swt maka ia tidak akan berbohong, memanipulasi laporan pertanggungjawaban, korupsi triliunan, nabok nyilih tangan (memukul dengan meminjam tangan orang lain), menebar kebencian dan permusuhan, serta segala bentuk perilaku tercela lainnya.
amalan dalam kehidupan sehari - hari :
dengan senantiasa selalu mengingat Allah dalm setiap langkah kehidupan kita maka kita dapat terhindar dari hawa nafsu dan juga dapat membersihkan diri dari penyakit hati.