1. makna q.s. al-muzzamil (73) ayat 1-8
1. Hai orang yang berselimut” yakni Nabi Muḥammad. Asal kata al-Muzzammil ialah al-Mutazammil, kemudian huruf tā’ diidghamkan kepada huruf zā’ sehingga jadilah al-Muzzammil, artinya, orang yang menyelimuti dirinya dengan pakaian sewaktu wahyu datang kepadanya karena merasa takut akan kehebatan wahyu itu.
2. Bangunlah di malam hari” maksudnya, shalatlah di malam hari “kecuali sedikit.”
3. Yaitu seperduanya” menjadi badal dari lafal qalīlan; pengertian sedikit ini bila dibandingkan dengan keseluruhan waktu malam hari (أَوِ انْقُصْ مِنْهُ) “atau kurangilah daripadanya” dari seperdua itu “sedikit” hingga mencapai sepertiganya.
4. “Atau lebih dari seperdua” hingga mencapai dua pertiganya; pengertian yang terkandung di dalam lafal au menunjukkan makna boleh memilih. “Dan bacalah al-Qur’ān itu” mantapkanlah bacaannya “dengan perlahan-lahan.”
5. “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan” atau bacaan al-Qur’ān (ثَقِيْلًا.) “yang berat” yang hebat. Dikatakan berat mengingat kewajiban-kewajiban yang terkandung di dalamnya.
6. “Sesungguhnya bangun di waktu malam” maksudnya, melakukan shalat sunnah di malam hari sesudah tidur (هِيَ أَشَدُّ وَطْءًا) “lebih tepat” untuk khusyū‘ di dalam memahami bacaan al-Qur’ān (وَ أَقْوَمُ قِيْلًا.) “dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” lebih jelas dan lebih mantap serta lebih berkesan.7. “Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang” mempunyai banyak kesibukan, sehingga kamu tidak mempunyai cukup waktu untuk banyak membaca al-Qur’ān.
8. “Sebutlah nama Rabbmu” katakanlah bismillāh-ir-raḥmān-ir-raḥīm di awal bacaan al-Qur’ānmu (وَ تَبَتَّلْ) “dan curahkanlah” kerahkanlah dirimu (إِلَيْهِ تَبْتِيْلًا.) “untuk beribadat kepada-Nya dengan ketekunan yang penuh” lafal tabtīlan ini adalah mashdar dari lafal batula, sengaja didatangkan demi untuk memelihara fawashil, dan merupakan lafal yang berakar dari lafal tabattul.
2. cara saya mengamalkan baik didunia kerja, dirumah dan masyarakat
1. Mengutamakan sholat 5 waktu disela kesibukan apapun baik didunia kerja maupun kepentingan sosial
2. Mendirikan sholat malam/ sunnah bersama keluarga
3. Menyempatkan diri untuk selalu membaca dan mengamalkan Al-quran disela kesibukan
4. Sholat sunnah dimalam hari atau sepertiga malam mustajab dalam berdoa