Sebagai seorang muslim kita harus mengkaji dan menganalisa permasalahan sesuai dengan perspektif Islam. Berkaitan dengan maksiat mengundang musibah: krisis ekonomi dan depresi sosial,QS. Al A’raf 96 di atas memberikan jawaban.
Dengan mengkaji penafsiran QS. Al a’raf ayat 96 oleh Ibn Abbas dan Ibn katsir, bisa kita fahami adanya musibah yang menimpa negeri ini secara bertubi-tubi, terjadi karena penduduk negeri yang tidak beriman kepada Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya dan tidak bertaqwa dengan melaksanakan ketaatan-ketaatan dan meninggalkan keharaman-keharaman. Kalau kita perhatikan mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam, berarti mayoritas penduduk beriman kepada Allah, RasulNya dan kitab-Nya. Hanya saja mereka belum membuktikan keimanannya dengan melaksanakan seluruh perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Artinya masih sangat banyak ketaatan –ketaatan yang tidak dilaksanakan, bahkan masih bergelimang dengan keharaman-keharaman. Baik dalam urusan kehidupan dunia seperti ekonomi, keuangan, sosial, budaya danpolitik, maupun urusan akhirat seperti ibadah shalat, zakat, puasa dan haji.
Sebagaimana penafsiranIbn Abbas terhadap QS. Al A’rof ayat 96, maka solusi musibah ini adalah segera bertaubat dengan beriman danbertakwa, yaitu meninggalkan kekufuran, kesyirikan dan perbuatan keji. Dengan demikian seluruh umat Islam dinegeri ini wajib bertaubat secara nasional dengan memohon ampunan kepada Allah dan bertakwa dengan meninggalkan keharaman-keharaman dan melaksanakan ketaatan-ketaatan.Bertaqwa berarti menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. Yaitu dengan menerapkan Syariah Islam secara kaffah baik yang berkaitan dengan urusan keluarga, masyarakat maupun negara. Waallahu a’lam