Forum dsikusi Kelas B

Diskusi askep pasca trauma

Diskusi askep pasca trauma

by Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J. -
Number of replies: 114

Pelajari PPT Askep pasca trauma, selanjutnya diskusikan hal-hal-di bawah ini:

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201107 NOVITA SRI RAHAYU -

1. Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. MAYOR

Subjektif : Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas dan Teringat Kembali kejadian traumatis

Objektif : Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian

MINOR :

Subjektif : tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri

Objektif : Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3. Bencana, Peperangan, Riwayat korban perilaku kekerasan, Kecelakaan, Saksi pembunuhan

4.Tujuan : agar antara klien dan perawat dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya, klien dapat memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang dialaminya dan keadaan dirinya saat ini, klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi sindrom pascatrauma yang dialami, dapat mengindentifikasi faktor pendukung yang dapat dijangkau, klien memanfaatkan faktor pendukung dan klien dapat menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan aturan.

5. Intervensi: Dukungan proses berduka 

- Mengidentifikasi proses berduka yang dialami

- Fasilitasi mengekspresikan perasaan

dengan cara yang nyaman (mis.

Membaca buku, menulis, menggambar,

atau bermain)

 - Mendiskusikan strategi koping yang dapat digunakan

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

6. Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan yang disebabkan oleh faktor alam atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. Karena seseorang yang mengalami dampak bencana membuatnya mengalami Reaksi Stres Akut dan Berduka (grieving/bereavement)

8. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana :

Pemenuhan kebutuhan dasar, 

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA), Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana :

Pengkajian kebutuhan lanjutan, Triase Bencana, Sosialisasi dan penyebaran informasi, dan Meningkatkan kemampuan bertahan

Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana: Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

PASCA BENCANA (REHABILITASI) :

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak

lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi

melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201088 NOVI DIAN PRATIWI -

1. Respon maladaptive yang terjadi pada kejadian trauma.


2. A. Gejala walikota menueut SDKI

          1) subjektif

                a.Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

                 b. Merasa cemas

                 c. Teringat Kembali kejadian traumatis

             2. Obyektif

                  Sebuah. Memori masa lalu

terganggu

                   b. Mimpi buruk berulang

                   c. Ketakutan berulang

                   d. Menghindari aktifitas,

tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

  B. Gejala dan tanda minor Menurut SDKI

       1. Subyektif

             Sebuah. Tidak percaya pada orang lain

             b. Menyalahkan diri sendiri 

       2. Obyektif

            Sebuah. Minat A dengan oranglain menurun

            b. Konfusi atau disosiasi

            c. Gangguan interpretasi realitas

            d. Sulit berkonsentrasi

            e. Waspada berlebihan

            f. Pola hidup tidak terganggu

            g. Tidur tidak terganggu

            h. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan

bunuh diri, Tindakan kriminal).


3. A. Bencana

    B. Peperangan

    C. Riwayat korban perilaku

    D. Kecelakaan

    E. Saksi pembunuhan      


4. Untuk memberi dukungan dalam proses berduka


5. Dukungan proses berduka dan reduksi ansietas


6. Bencana yaitu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.


7. Karena orang yang pernah mengalami bencana alam itu akan menyebabkan trauma terjadi kepada orang tersebut.


8. A. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana

* Pemenuhan kebutuhan dasar

  1. Menjamin keamanan, keselamatan

  2. Memastikan kesediaan makanan dan pengungsian

  3. Memberikan pendampingan orientasi kejadian

  4. Memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, teman, maupun komunitas

  5. Mengkaji lingkungan dari kemungkinan ancaman bahaya

* Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First / PFA)

  1. Mempertahankkan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi mereka yang mengalami kesusahan

  2. Menjaga agar keluarga dapat tetap Bersama

  3. Memberikan informasi yang dibutuhkan penyintas

  4. Melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya

  5. dampak perubahan fisiologis

* Pantau dampak bencana terhadap lingkungan:

  1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling

jarak

  2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

* Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan

  1. Meningkatkan kapasitas organisasi dan caregiver untuk

menyediakan apa yang diperlukan untuk membangun Kembali

struktur komunitas, mendorong ketahanan / ketahanan keluarga,

dan menjaga masyarakat.

 B. Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah bencana bencana

* Pengkajian kebutuhan lanjutan

   1. Mengkaji status terkini, baik kebutuhan layanan, perbaikan lingkungan,

intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok

* Triase Bencana

  1. Status pengkajian secara klinis

  2. Rujukan kasus bila diperlukan

  3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi

   4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan

* Sosialisasi dan penyebaran informasi

   1. kontak dan telepon penyintas yang belum terjangkau

   2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, proses pemulihan melalui pemesanan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer maupun website

* Meningkatkan kemampuan bertahan

   1. Memotivasi interaksi sosial

   2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

   3. Penyuluhan mengenai: respon stres, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, faktor risiko, pelayanan yang tersedia.

   4. Dukungan keluarga dan sosial.

   5. Merawat yang berduka.

   6. Dukungan spiritual.

 C. Tahapan Recovery -4 minggu bencana bencana

   * Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

     1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih berat.

      2. Pantau ancaman lingkungan.

      3. Pantau ancaman yang pernah. muncul atau yang masih terjadi

      4. Pantau pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan.

D. PASCA BENCANA (REHABILITASI)

      1. Terapi secara langsung, khususnya bagi yang mengalami dampak  lebih berat

       2. memperbaiki atau memperbaiki masalah atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individu, keluarga, dan komunitas

        3. Farmakoterapi.

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201077 THIFAL AZHAAR AUFA BRIANDANI -

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kelanjutan trauma

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

Tanda gejala Mayor

Subjektif

a. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

b. Merasa cemas

c. Teringat kembali kejadian traumatis

Objektif 

a. Memori masa lalu terganggu

b. Mimpi buruk berulang

c. Ketakutan berulang

d.  Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

Tanda gejala Minor

Subjektif

a. Tidak percaya pada orang lain

b. Menyalahkan diri sendiri

Objektif

a. Minat berinteraksi dengan orang lain menurun

b. Konfusi atau disosiasi

c. Gangguan interpretasi realitas

d. Sulit berkonsentrasi

e. Waspada berlebihan

f. Pola hidup terganggu

g. Tidur terganggu

h. Merusak diri sendiri (konsumsi alkohol, napza,tindak kriminal, dsb) 

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

a. Bencana

b. Peperangan

c. Riwayat korban perilaku kekerasan 

d. Kecelakaan

e. Saksi pembunuhan

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

Utama : Ketahanan personal

Tambahan : Harapan, Harga Diri, Identitas Diri, Ketahanan Keluarga, Pola Tidur, Resolusi Berduka, Status Kenyamanan, Status Koping, Status Spiritual, Tingkat Agitasi, Tingkat Depresi

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

Intervensi Utama

Dukungan proses berduka

a. Identifikasi kehilangan yang dihadapi

b. Identifikasi proses berduka yang dialami

c. Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

d. Identifikasi reaksi awal pada kehilangan 

e. Tunjukkan sikap menerima dan empati

f. Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan 

g. Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat 

h. Fasikitasi melakukan kebiasaan sesuai norma

i. Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (membaca, dsb) 

j. Diskusikan strategi koping

k. Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam proses kehilangan

l. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

m. Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan 

n. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?

Bencana adalah peristiwa mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam hinggal faktor manusia, yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

Bencana menimbulkan berbagai reaksi atau dampak bagi seseorang, salah satunya adalah dampak psikologis akibat bencana. Seperti kepanikan, trauma, ketakutan, perasaan kehilangan atau berduka dan reaksi lain yang berbeda dari setiap individu. Dari beberapa gejala tersebut dapat ditegakkan diagnosa sindrom pasca trauma yang harus diberikan intervensi keperawatan yang sesuai, agar tidak timbul hal yang tidak diinginkan. 

8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

Tahap pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistim petingatan dini bencana

Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang. 


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201087 IFTITAH EKA NUR'AINI RAHMAH -

1. Respon maladaptive yang terjadi pada kejadian trauma


2. Mayor:

Subyektif:

1.Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

2. Merasa cemas

3. Teringat Kembali kejadian traumatis


Obyektif: 

1. Memori masa lalu terganggu

3. Mimpi buruk berulang

4. Ketakutan berulang

5. Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma


Minor

Subyektif: 

1.Tidak percaya pada orang lain

2. Menyalahkan diri sendiri


Obyektif:

1. Minat A dengan orang lain menurun

2. Konfusi atau disosiasi

3. Gangguan interpretasi Realitas

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup tidak terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi

alkohol, penggunaan zat, percobaan

bunuh diri, Tindakan kriminal


3. 1. Bencana

2. Peperangan

3. Riwayat korban perilaku

4. Kecelakaan

5. Saksi pembunuhan


4. Membantu menciptakan hubungan saling percaya antara klien dan perawat, klien percaya diri ketika ingin menyampaikan semua keluhan yang menggangunya, kemudian perawat dapat memberikan saran yang dapat dilakukan oleh pasien yang dapat meningkatkan ketahanan pribadi pasien


5. Dukungan proses berduka

- Identifikasi kegilangan yang berhubungan

-mengidentifikasi proses berduka yang 

kesialan

-mengidentifikasi sifat ketertarikan pada 

benda yang hilang atau orang yang 

meninggal

-mengidentifikasi reaksi awal terhadap

Kehilangan


6. Peristiwa atau musibah yang mengancam dan menganggu kehidupan yang bisa disebabkan oleh faktor alam atau faktor non alam serta faktor manusia yang menimbulkan dampak bagi alam atau timbulnya korban jiwa. 


7. Karena bencana merupakan hal yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia, sehingga hal tersebut bisa jadi penyebab ketidakefektikan koping dan bisa menimbulkan gangguan psikologis. Perlu diberikan intervensi agar ketahanan personal pasien bisa meningkat


8. -Memenuhi kebutuhan dasar

- melakukan pertolongan pertama pada psikologis

- Meningkatkan kemampuan bertahan

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201082 FAJRIATUN NISA'UL ISLAMI -

1. Sindrom Pasca Trauma ( SDKI ) adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Gejala mayor meliputi,

a. Subjektif, Meliputi Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas, Teringat Kembali kejadian traumatis.

b. Objektif, meliputi Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, Ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma.

Gejala minor meliputi,

a. Subjektif, antara lain Tidak percaya pada orang lain dan Menyalahkan diri sendiri

b. Objektif, antara lain Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, Tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal.

3.Penyebab menurut SDKI:

  • Bencana
  • Peperangan
  • Riwayat korban perilaku kekerasan
  • Kecelakaan
  • Saksi pembunuhan

4.Tujuan intervensi menurut SDKI, luaran utama: ketahanan personal meningkat. Kemudian luaran tambahan meliputi, peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status koping, status spiritual, serta tingkat agitasi dan tingkat depresi menurun.

5.Intervensi utama menurut SIKI yaitu Dukungan proses berduka dan reduksi ancietas. Serta intervensi tambahan seperti dukungan kelompok, Dukungan keyakinan, dukungan memaafkan, konseling, orientasi realitas, terapi kelompok, dll.

Contoh Intervensi Dukungan Proses berduka (I.09274)

- Identifikasi kegilaan yang dihadapi

- Identifikasi proses berduka yang dialami

- Tunjukkan sikap menerima dan empati

- Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan dan kehilangan

- Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah eajar dalam menghadapi kehilangan

- Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan

6.Menurut saya, bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak menyenangkan dan mengancam atau mengganggu kehidupan yang dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan harta benda atau nyawa seseorang, serta gangguan fisik maupun psikologis.

7. Memurut saya, kaitan bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma sangat berhubungan. Dampak dari bencana tentunya akan menimbulkan respon psikologis bagi yang mengalaminya, sehingga jika yang dialami adalah respon maladaptif maka akan menimbulkan respon trauma psikologis bagi seseorang yang kemudian akan memunculkan berbagai gejala yang kemudian akan menjadi sebuah kumpulan gejala (sindrome). Sindrome pasca trauma merupakan diagnosa keperawatan yang ditujukan bagi seseorang yang mengalami respon maladaptif dari kejadian trauma misalnya akibat bencana.

8. a. Tahap impact saat bencana (0-48 jam)

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

b. Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual

c. Tahap recovery (>4 minggu)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201087 IFTITAH EKA NUR'AINI RAHMAH -

Izin bertanya ibu, jika ada seseorang yang mengalami trauma pasca bencana apakah perlu di rawat dirumah sakit?

In reply to 1810201087 IFTITAH EKA NUR'AINI RAHMAH

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201064 ADITYA KURNIAWAN -

Menurut saya pribadi tidak mbak karena pengalaman saya yang saya liat banyak anak anak yg mengalami trauma di ajak untuk bermain di luar posko bantuan oleh relawan dengan tujuan agar anak bisa lupa akan trauma bencana yang ia alami 

Mungkin ada yang ingin menambahkan atau memiliki pendapat lain silahkan

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201128 NURYANI MARKUAT -

1. Apakah definisi diagnosis keperawatan: sindrom pasca trauma
Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Apakah tanda dan gejala walikota dan minor menurut SDKI?
Tanda dan gejala mayor subjektif yaitu Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas, Teringat Kembali kejadian traumatis. Untuk tanda dan gejala mayor objektif yaitu Memori masa lalu tidak terganggu, Mimpi buruk, Ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma.
Tanda dan gejala minor subjektif yaitu tidak percaya pada orang lain, Menyalahkan diri sendiri. Untuk tanda dan gejala minor obyektif yaitu Minat yang dapat diukur dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup tidak terganggu, Tidur tidak tunduk, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal.

3. Apa penyebab sindrom sindrom trauma?
1. Bencana
2. Peperangan
3. Riwayat korban
perilaku
4. Kecelakaan
5. Saksi pembunuhan

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..ketahanan
personal pasien akan meningkat, dengan kriteria:
Kriteria hasil
- Verbalisasi harapan yang positif, skor 1-5 (menurun-meningkat)
- Menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5
- Verbalisasi perasaan, skor 1-5
- Menunjukkan harga diri positif, skor 1-5
- Mengambil tanggung jawab, skor 1-5
- Mencari dukungan emosional, skor 1-5
- Menganggap kesulitan sebagai tantangan, skor 1-5
- Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan, skor 1-5
- Menghindari penyalahgunaan obat, skor 1-5 (menurun-meningkat)
- Menghindari penyalahgunaan zat, skor 1-5
- Menahan diri menyakiti orang lain, skor 1-5
- Mengidentifikasi model peran, skor 1-5
- Mengidentifikasi sumber daya di komunitas, skor 1-5
- Memanfaatkan sumber daya di komunitas, skor 1-5
- Verbalisasi kesiapan untuk belajar, skor 1-5

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?
Observasi :
Intervensi: Dukungan proses berduka
•Identifikasi kegilangan yang dihadapi
•Identifikasi proses berduka yang
dialami
•Identifikasi sifat ketertarikan pada
benda yang hilang atau orsng yang
meninggal
•Identifikasi reaksi awal terhadap
kehilangan

Terapeutik :
Intervensi: Dukungan proses berduka
• Tunjukkan sikap menerima dan empati
• Motivasi agar mau mengungkapkan
perasaan kehilangan
• Motivasi untuk menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat
• Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai
dengan budaya, agam, dan norma
social
• Fasilitasi mengekspresikan perasaan
dengan cara yang nyaman (mis.
Membaca buku, menulis, menggambar,
atau bermain)
• Diskusikan strategi koping yang dapat
digunakan

Edukasi :
Intervensi: Dukungan proses berduka
• Jelaskan kepada pasien dan keluarga
bahwa sikap mengingkari, marah,
tawar menawar, depresi dan menerima
adalah wajar dalam menghadapi
kehilangan
• Anjurkan mengidentifikasi ketakutan
terbesar pada kehilangan
• Anjurkan mengekspresikan perasaan
tentang kehilangan
• Ajarkan melewati proses berduka
secara bertahap

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?
Bencana alam, adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?
Kaitannya Dari adanya bencana mengakibatkan dampak besar bagi manusia sendiri yang kemudian bisa menimbulkan respon maladaptif yang berkelanjutan dan menjadi trauma.

8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?
Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana :
Pemenuhan kebutuhan dasar
1. Menjamin keamanan, keselamatan
2. Memastikan kesediaan makanan dan pengungsian
3. Memberikan pendampingan orientasi kejadian
4. Memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, teman, maupun komunitas
5. Mengkaji lingkungan dari kemungkinan ancaman bahaya

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA)
1. Mempertahankkan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi mereka yang
mengalami distress
2. Menjaga agar keluarga dapat tetap Bersama
3. Memberikan informasi yang adekuat yang dibutuhkan penyintas
4. Melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya
5. Mengurangi dampak perubahan fisiologis
Monitor dampak bencana terhadap lingkungan
1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh
2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan
1. Meningkatkan kapasitas organisasi dan caregiver untuk menyediakan apa yang diperlukan untuk membangun Kembali
struktur komunitas, mendorong pemulihan/ketahanan keluarga, dan menjaga masyarakat.

Tahapan Impact 0-1 minggu setelah kejadian bencana :
Pengkajian kebutuhan lanjutan
1. Mengkaji status terkini, seberapa baik kebutuhan bisa ditangani, perbaikan lingkungan, intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok

Triase Bencana
1. Pengkajian status klinis
2. Rujukan kasus bila diperlukan
3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi
4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan

Sosialisasi dan penyebaran informasi
1. Melakukan kontak dan identifikasi penyintas yang belum terjangkau
2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, koping, proses recovery melalui pembentukan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer maupun website
Meningkatkan kemampuan bertahan
1. Memotivasi interaksi social
2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah
3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping,
respon normal versus abnormal dalam situasi
abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.\
4. Dukungan keluarga dan social
5. Merawat yang berduka
6. Dukungan spiritual

Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana :
Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan
1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih berat
2. Monitor ancaman lingkungan
3. Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi
4. Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan

PASCA BENCANA (REHABILITASI) :
1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat
2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas
3. Farmakoterapi
4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201064 ADITYA KURNIAWAN -

Ijin menjawab bu

1. Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma 

Sudah di jelaskan di ppt mungkin teman teman memiliki jawaban lain yang lebih lengkap silahkan. Mari kita diskusi

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201120 PATMAWATI -

1. Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yg berkelanjutan terhadap trauma. 

2. Tanda gejala mayor : mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari perbincangan terhadap trauma, cemas,  teringat kembali ttg trauma. Memori masa lalumya terganggu, mimpi buruk yg berulang, ketakutan yg berulang, menghindari aktivitas yg dapat membangkitkan kejadian trauma. 

Tanda gejala minor : tidak percaya pd org lain,  mebyalahkan diri sendiri. Beriinteraksi dgn org lain menjadi menurun, disosiasi, waspada berlebihan,  sulit konsentrasi, tidur terganggu. 

3. Penyebab terjadi sindrom pasca trauma : bencana, peperangan, riwayat korban kekerasan, krcelakaan,  saksi pembunuhan. 

4. Tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma adalah klien bisa kembali mengambil keputusan,  tingkat kecemasan menurun, dapat mengatasi stres, dapat menunjukkan harga diri positif. 

5. Dukungan proses berduka, dukungab kelompok, dukungan perasaan bersalah, manajrmen lingkungn,  manajemen medikasi, manajemen pengendalian marah, orientasi realitas, terapi trauma anak

6. Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi baik karena faktor alam ataupun bukan. 

7. Kaitan antara bencana dgn sindrom pasca bencana adalah,  dampak dari bencana yg ada terhadap seseorang ataupun kelompok berbeda beda,  ada yg merasa kehilangan, bahkan sampai menyalahkan diri sendiri. Sehingga seseorang yg setelah mengalami bencana erat kaitan dgn sindrom pasca bencana. 

8. Peran tenaga kesehatan jiwa terhadap tahap pra bencana : persiapan, melatih masyarakat, meningkatkan pengetahuan. 

Peran tenaga kesehatan jiwa terhadap tahap bencana : motivasi interaksi sosial, latih kemmapuan menyelesaikan masalah, penyuluhan mengenai respon stres, trauma, koping, dukungan keluarga dn sosial,  merawat yg berduka. 

Peran tenaga kesehatan jiwa pasca bencana : terapi secara langsung yg berdampak lebih berat, farmakoterapi, perawatan jangka pendek atau jangka panjang.


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201108 LINDA AYURISKA -

1. PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis

2. *MAYOR* 

• Subjektif : Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas dan Teringat Kembali kejadian traumatis

• Objektif : Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian

 *MINOR* :

• Subjektif : tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri

• Objektif : Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3.PTSD bisa muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang menakutkan atau mengancam nyawa. Belum diketahui secara pasti mengapa peristiwa tersebut menyebabkan PTSD bagi sebagian orang. Namun, ada dugaan bahwa penyebabnya adalah kombinasi dari sejumlah kondisi berikut:

• Pengalaman yang tidak menyenangkan.

• Riwayat gangguan mental pada keluarga.

• Kepribadian bawaan yang temperamen.

Peristiwa yang diketahui paling sering memicu PTSD meliputi:

Perang,Kecelakaan,Bencana alam,Perundungan (bullying),Kekerasan fisik,Pelecehan seksual,Prosedur medis tertentu, seperti operasi,Penyakit yang mengancam nyawa, misalnya serangan jantung.

4. Tujuannya tindakan keperawatan pada pasien sindrom pascatrauma :

1.Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

2.Pasien dapat mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya

3. Pasien dapat memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang dialaminya dan keadaan dirinya saat ini

4.Pasien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi sindrom pascatrauma yang dialami

5.Pasien dapat mengindentifikasi faktor pendukung yang dapat dijangkau

6.Pasien memanfaatkan faktor pendukung

7.Pasien dapat menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan aturan

5. Intervensi:

- Dukungan proses berduka 

- Mengidentifikasi proses berduka yang dialami

- Fasilitasi mengekspresikan perasaandengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku, menulis, menggambar,atau bermain)

 - Mendiskusikan strategi koping yang dapat digunakan

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

6. Bencana merupakan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh 1aktor alam dan( atau 1aktor non- alam maupun 1aktor manusia sehinggamengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan* kerugian harta benda* dan dampak psikologis. Bencana menimbulkan trauma psikologis bagi semuaorang yang mengalaminya.

Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatandan kode etik dalam menangani pasien dengan Post Traumatik Stress Disorder 4PTSD5 pasien bencana

7. Karena orang yang pernah mengalami suatu bencana itu akan menyebabkan trauma tersendiri kepada orang tersebut dan  seseorang yang mengalami dampak bencana membuatnya mengalami Reaksi Stres Akut dan Berduka (grieving/bereavement)

8.Tahap pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistim petingatan dini bencana

Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201069 MUHAMMAD AJI SAPUTRA -

1. Sindrom Pasca Trauma ( SDKI ) adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Gejala mayor meliputi,

a. Subjektif, Meliputi Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas, Teringat Kembali kejadian traumatis.

b. Objektif, meliputi Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, Ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma.

Gejala minor meliputi,

a. Subjektif, antara lain Tidak percaya pada orang lain dan Menyalahkan diri sendiri

b. Objektif, antara lain Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, Tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal.

3. Penyebab menurut SDKI:

1. Bencana

2. Peperangan

3. Riwayat korban perilaku kekerasan

5. Kecelakaan

6. Saksi pembunuhan

4. Tujuan intervensi menurut SDKI, luaran utama: ketahanan personal meningkat. Kemudian luaran tambahan meliputi, peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status koping, status spiritual, serta tingkat agitasi dan tingkat depresi menurun.

5. Intervensi utama menurut SIKI yaitu Dukungan proses berduka dan reduksi ancietas. Serta intervensi tambahan seperti dukungan kelompok, Dukungan keyakinan, dukungan memaafkan, konseling, orientasi realitas, terapi kelompok, dll.

6. bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak menyenangkan dan mengancam atau mengganggu kehidupan yang dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan harta benda atau nyawa seseorang, serta gangguan fisik maupun psikologis.


7. kaitan bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma sangat berhubungan. Dampak dari bencana tentunya akan menimbulkan respon psikologis bagi yang mengalaminya, sehingga jika yang dialami adalah respon maladaptif maka akan menimbulkan respon trauma psikologis bagi seseorang yang kemudian akan memunculkan berbagai gejala yang kemudian akan menjadi sebuah kumpulan gejala (sindrome). Sindrome pasca trauma merupakan diagnosa keperawatan yang ditujukan bagi seseorang yang mengalami respon maladaptif dari kejadian trauma misalnya akibat bencana.


8. a. Tahap impact saat bencana (0-48 jam)

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

b. Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual

c. Tahap recovery (>4 minggu)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201098 SITI ROHAMA -

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kelanjutan trauma

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

Tanda gejala Mayor

Subjektif

a. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

b. Merasa cemas

c. Teringat kembali kejadian traumatis

Objektif 

a. Memori masa lalu terganggu

b. Mimpi buruk berulang

c. Ketakutan berulang

d.  Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

Tanda gejala Minor

Subjektif

a. Tidak percaya pada orang lain

b. Menyalahkan diri sendiri

Objektif

a. Minat berinteraksi dengan orang lain menurun

b. Konfusi atau disosiasi

c. Gangguan interpretasi realitas

d. Sulit berkonsentrasi

e. Waspada berlebihan

f. Pola hidup terganggu

g. Tidur terganggu

h. Merusak diri sendiri (konsumsi alkohol, napza,tindak kriminal, dsb) 

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

a. Bencana

b. Peperangan

c. Riwayat korban perilaku kekerasan 

d. Kecelakaan

e. Saksi pembunuhan

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

Utama : Ketahanan personal

Tambahan : Harapan, Harga Diri, Identitas Diri, Ketahanan Keluarga, Pola Tidur, Resolusi Berduka, Status Kenyamanan, Status Koping, Status Spiritual, Tingkat Agitasi, Tingkat Depresi

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

Intervensi Utama

Dukungan proses berduka

a. Identifikasi kehilangan yang dihadapi

b. Identifikasi proses berduka yang dialami

c. Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

d. Identifikasi reaksi awal pada kehilangan 

e. Tunjukkan sikap menerima dan empati

f. Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan 

g. Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat 

h. Fasikitasi melakukan kebiasaan sesuai norma

i. Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (membaca, dsb) 

j. Diskusikan strategi koping

k. Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam proses kehilangan

l. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

m. Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan 

n. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?

Bencana adalah peristiwa mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam hinggal faktor manusia, yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

Bencana menimbulkan berbagai reaksi atau dampak bagi seseorang, salah satunya adalah dampak psikologis akibat bencana. Seperti kepanikan, trauma, ketakutan, perasaan kehilangan atau berduka dan reaksi lain yang berbeda dari setiap individu. Dari beberapa gejala tersebut dapat ditegakkan diagnosa sindrom pasca trauma yang harus diberikan intervensi keperawatan yang sesuai, agar tidak timbul hal yang tidak diinginkan. 

8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

Tahap pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistim petingatan dini bencana

- Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

- Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

- Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

- Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang. 


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201095 ERFIRA TRIFIAN NOOR KOMALA -

1. Sindrom Pasca Trauma ( SDKI ) adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Tanda gejala mayor :

- Subjektif : Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, merasa cemas, teringat kembali kejadian traumatis

- Objektif  : Memori masa lalu terganggu, mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan trauma 

Tanda gejala minor :

- Subjektif : Tidak percaya dengan orang lain, menyalahkan diri sendiri

- Objektif.  : Minat berinteraksi dengan orang lain menurun, konfusi atau disosiasi, gangguan interpretasi realitas, sulit berkonsetrasi, waspada berlebihan, pola hidup terganggu, tidur terganggu, merusak diri sendiri. 

3. Penyebab sindrom pasca trauma:

-Bencana

-Peperangan

-Riwayat korban perilaku kekerasan

-Kecelakaan

-Saksi pembunuhan

4. Peningkatan ketahanan personal pasien

5. Intervensi keperawatan (NIC) : Dukungan proses berduka:

-  Identifikasi kegilaan yang dihadapi

-  Tunjukkan sikap menerima & empati

-  Fasilitasi mengekpresikan perasaan dengan cara yang nyaman (membaca, menulis,menggambar atau bermain)

-  Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

-  Diskusikan strategi koping yang dpat digunakan

6. Peristiwa yang mengganggu dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan / atau non-alam maupun Faktor manusia sehinggamengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian benda dan dampak psikologis.

7. Dampak dari bencana tentunya akan menimbulkan respon psikologis bagi yang mengalaminya, sehingga jika yang dialami adalah respon maladaptif maka akan menimbulkan respon trauma psikologis bagi seseorang.

8. Peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana adalah sebagai pemberi edukasi, kenselor, dan komunikator.


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201081 ARIYANDA DWI UNTARI -

1.sindrom pasca trauma Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. a. Tanda Dan gejala mayor

Subjektif

-Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

-Merasa cemas

-Teringat Kembali kejadian traumatis

-Memori masa lalu terganggu

-Mimpi buruk berulang

-Ketakutan berulang

-Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

b. Tanda Dan Gejala Minor

Subjektif

-Tidak percaya pada orang lain

-Menyalahkan diri sendiri

-Minat berinteraksi dengan orla menurun

-Konfusi atau disosiasi

-Gangguan interpretasi realitas

-Sulit berkonsentrasi

-Waspada berlebihan

-Pola hidup terganggu

-Tidur terganggu

-Merusak diri sendiri (missal:konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal) 

3. Penyebab terjadinya sinftom pascar trauma adalah korban kekerasan, korban kekerasan seksual, korban peperangan, Cedera multiple (kecelakaan lalu lintas),korban bencana alam

4.  pasien akan meningkat, Kemudian luaran tambahan meliputi, peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status koping, status spiritual, serta tingkat agitasi dan tingkat depresi menurun.

5. Intervensi keperawatan yaitu Dukungan proses berduka dan reduksi ancietas. Serta intervensi tambahan seperti dukungan


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201104 ANIS PRIYANI -

1. adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan.

2. Subjektif

- Tidak percaya pada orang lain

- Menyalakan diri sendiri

-Objektif

- Minat berinteraksi dengan orang lain menurun

- Konfusi atau disosiasi

- Gangguan Interpretasi Realitas

- Sulit berkonsentrasi

- Waspada berlebihan

- Pola hidup terganggu

- Tidur terganggu

- Merusak diri sendiri

3. - Pengalaman yang tidak menyenangkan.

- Riwayat gangguan mental pada keluarga.

- Kepribadian bawaan yang temperamen.

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ketahanan personal pasien akan meningkat, dengan kriteria hasil :

- verbalisasi harapan positif, skor 1-5 (meningkat-menurun)

- menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5

- verbalisasi perasaan, skor 1-5

5. Dukungan proses berduka

6. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis

7. Menurut saya sangat berkaitan sekali karena bencana akan menyebabkan suatu traumatik pada seseorang sehingga dapat menyebabkan gangguan psikologis, dengan diterapkan diagnosa syndrom pasca trauma diharapkan dapat memanajemen suatu traumatik tersebut, sehingga pasien dapat merespon suatu keadaan dengan adaptip bukan maladaptip.

8. peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana : 

- mempertahankan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi meraka yang mengalami distress 

- menjaga agar keluarga dapat tetap bersama 

- memberikan informasi yang adekuat yang dibutuhkan penyintas 

- melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya 

- mengurangi dampak perubahan fisiologis

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201124 DIAN OKTAWIJAYANTI -

1. Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Mayor : Ds :

 -Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

- Merasa cemas

-Teringat Kembali kejadian traumatis

Do : - Memori masa laluterganggu

- Mimpi buruk berulang

- Ketakutan berulang

- Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

Minor : Ds : 

- Tidak percayapada orang lain

- Menyalahkan diri sendiri

Do : - Minat berinteraksi dengan orlamenurun

- Konfusi atau disosiasi

- Gangguan interpretasi realitas

- Sulit berkonsentrasi

- Waspada berlebihan

- Pola hidup terganggu

- Tidur terganggu

- Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3. Bencana, Peperangan Riwayat korban perilaku kekerasan, Kecelakaan, Saksi pembunuhan.

4. Untuk meningkatkan ketahanan personal pasien 

5. Dukungan pasca berduka dan reduksi ancietas 

6. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang  mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. Karena benaca dapat menimbulkan respon trauma baik secara fisik maupun psikis. 

8. Pertolongan terkait kegawadaruratan mengenai masalah masalah fisik, memenuhi kebutuhan dasar, membantu individu dalam fase krisis dan menjadi sumber koping pasien. 

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201119 DINDA KUMALA SARI -

1.       Syndrome pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2.       Subjektif :

-          Klien mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

-          Klien merasa cemas

-          Klien teringat kembali kejadian traumatis

Objektif :

-          Memori masa lalu terganggu

-          Mimpi buruk berulang

-          Ketakutan berulang

-          Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

3.       Bencana, peperangan, riwayat korban perilaku kekerasan, saksi pembunuhan dan kecelakaan.

4.       Setelah dilakukan tindakan keperawatan, ketahanan personal pasien meningkat.

5.       Dukungan proses berduka :

-          Identifikasi kehilangan yang dihadapi

-          Identifikasi proses berduka yang dialami

-          Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

-          Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

-          Tunjukkan sikap menerima dan empati

-          Motivasi agar mau mengungkapkan proses kehilangan

-          Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat

-          Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi, dan menerima adalah wajar dalam mengahdapi kehilanagan.

-          Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6.       Bencana adalah rangkaian peristiwa atau peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakatyang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korbanjiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7.       Karena bencana dapat menimbulkan dampak trauma psikologis

8.       –    pemenuhan kebutuhan dasar

-          Melakukan pertolongan pertama pada psikologis

-          Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

-          Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan

-          Memenuhi kebutuhan lanjutan

-          Sosialisasi

-          Meningkatkan kemampuan bertahan para korban bencana

-          Membantu proses pemulihan

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201125 MILA RAHMA RAMADANI -

1.      Respon maladaptive yang berkelanjtan terhadap kejadian trauma

2.      a. Tanda dan gejala mayor

subyektif

·         mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

·         merasa cemas

·         teringat kembali kejadian traumatis

obyektif

·         memori masa lalu terganggu

·         mimpi buruk berulang

·         ketakutan berulang

·         menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

b. tanda dan gejala minor

subyektif

·         tidak percaya pada orang lain

·         menyalahkan diri sendiri

objektif

·         minat berinteraksi dengan oral menurun

·         konfusi atau disosiasi

·         gangguan interpretasi realistis

·         sulit berkonsentrasi

·         waspada berlebihan

·         pola hidup terganggu

·         tidur terganggu

·         merusak diri sendiri ( konsusmsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, tindakan criminal

3.      Bencana, peperangan, riwayat korban kekerasan, kecelakaan, saksi pembunuhan

4.      Setelah dilakukan tindakan keperawatan ketahan personal pasien akan meningkat :

·         Verbalisasi harapan yang positif

·         Penggunaan strategi koping yang efektif

·         Verbalisasi perassan

·         Menunjukan harga diri positif

·         Mengambil tanggung jawab

·         Mencari dukungan emosional

·         Menanggap kesulitan sebagai tantangan

·         Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan

·         Menghindari penyalahgunaan obat

·         Menghindari penyalahgunaan zat

·         Menahan diri menyakiti orang lain

·         Mengidentifikasi peran model

·         Mengidentifikasi sumber daya komunitas

·         Memanfaatkan sumber daya dikomunitas

·         Verbalisasi kesiapan untuk belajar

5.      A. observasi

·         Identifikasi kegilaan yang dihadapi

·         Identifikasi proses berduka yang dialami

·         Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang saying

·         Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

B. terapiutik

·         Tunjukan sikap menerima dan empati

·         Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan

·         Motivasi untuk menguatkan dukunagn keluarga atau orang terdekat

·         Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya,agama, dan norma social

·         Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan carayang nyaman ( membaca buku, menulis, mengambar, atau bermain)

C. Edukasi

·         Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi, dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

·         Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

·         Anjurkan mengekspresikasn perasaan tentang kehilangan

·         Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6.      Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat ang disebabkan, baik oleh factor alam dan atau non alam maupun factor manusia sehngga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkunagn, kerugian harta benda dan dampak psikologis

7.      Karena saat bencana klien akan mengalami trauma atau karena bencana tersebut yang mengakibatkan klien mengalami sindroum pasca trauma

8.      Peran tenaga kesehatan adalah merencanakan kesiagaan, latihan simulasi, melatih tenaga kesehatan setempat

·         Tahap impact 0-48 : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis

·         Tahap rescue 0-1 minggu : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi, dan penyebaran informasi

·         Tahap recovery -4 minggu : monitor lingkungan yang mendkung

 


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201093 FARADIKA PUSPA KANIGARA -

Izin menjawab bu..

1. Sindrom pasca trauma merupakan sebuah respon maladaptive yang terjadi secara berkelanjutan terhadap kejadian trauma


2. Tanda dan gejala mayor:

Ds: -mengungkapkan atau menghindari kejadian trauma secara berlebihan

-teringat kembali kejadian trauma

-merasa cemas

Do:-memori masa lalu terganggu

-mimpi buruk berulang

-menghindari banyak aktivitas

-ketakutan berulang


Tanda dan gejala minor:

Ds:-menyalahkan diri sendiri

-tidak percaya orang lain

Do:-minat berinteraksi dengan orang lain menurun

-gangguan interpretasi realitas

-konfusi atau disasosiasi 

-waspada berlebihan

-pola hidup terganggu

-sulit berkonsentrasi 

-merusak diri

-tidur terganggu


3. Penyebab terjadinya sindrom pasca trauma:

-riwayat korban perilaku kekerasan

-bencana

-peperangan

-kecelakaan

-saksi pembunuhan


4. Tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma:

-menggunakan strategi koping yang efektif

-verbalisasi harapan yang positif

-mencari dukungan emosional

-menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan

-mengambil tanggung jawab


5. Intervensi Utama (SIKI):

-Dukungan proses berduka 

-Reduksi ansietas

Intervensi Tambahan:

-Dukungan kelompok

-Dukungan keyakinan

-Dukungan memaafkan

-Dukungan perasaan bersalah

-Dukungan perlindungan penganiayaan

-Dukungan sumber finansial

-Jurnal

-Konseling


6. Bencana merupakan peristiwa atau suatu rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia sehingga dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia bahkan kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda dan dampak psikologis


7. Kaitannya adalah dapat menyebabkan masalah kesehatan jiwa yang dapat timbul seperti reaksi stres akut contohnya:

-Emosi: mudah menangis, mudah marah, mati rasa, gelisah bahkan putus asa

-Pikiran: sulit berkonsentrasi, halusinasi, mimpi buruk, menghindari pembicaraan tentang bencana 

-Tubuh: sakit kepala, tremor, kelelahan, rambut rontok, nyeri otot, perubahan pendengaran atau penglihatan

Perilaku:putus asa, menarik diri, kemarahan, merusak diri, perilaku menjadi impulsive. Bahkan sampai berduka. Respon berduka terhadap kehilangan (Kubler

Ross’s): -denial

-anger

-bargaining

-depression

- acceptance

Kemudian dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma dengan gejala:

-pengalaman berulang/ mimpi buruk berulang

-menghindari hal tentang bencana

-kurang responsif

-kurangnya minat

-gangguan tidur dan konsentrasi


8. Peran tenaga kesehatan jiwa:


A. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana:

Pemenuhan kebutuhan dasar

1. Menjamin keamanan, keselamatan

2. Memastikan kesediaan makanan dan pengungsian

3. Memberikan pendampingan orientasi kejadian

4. Memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, teman, maupun komunitas

5. Mengkaji lingkungan dari kemungkinan ancaman bahaya

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA)

1. Mempertahankkan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi mereka yang

mengalami distress

2. Menjaga agar keluarga dapat tetap Bersama

3. Memberikan informasi yang adekuat yang dibutuhkan penyintas

4. Melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya

5. Mengurangi dampak perubahan fisiologis


B. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana:

Pengkajian kebutuhan lanjutan

1. Mengkaji status terkini, seberapa baik kebutuhan bisa ditangani, perbaikan lingkungan,

intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok

Triase Bencana

1. Pengkajian status klinis

2. Rujukan kasus bila diperlukan

3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi

4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan

Sosialisasi dan penyebaran informasi

1. Melakukan kontak dan identifikasi penyintas yang belum terjangkau

2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, koping, proses

recovery melalui pembentukan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer

maupun website


C. Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana:

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping,

respon normal versus abnormal dalam situasi

abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.\

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual


D. Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana:

Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih

berat

2. Monitor ancaman lingkungan

3. Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi

4. Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan


E. PASCA BENCANA (REHABILITASI):

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak

lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi

melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201100 MASRIYATI VITRIA SAVITRI -


1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kelanjutan trauma


2.Tanda gejala Mayor

Subjektif

- Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

- Merasa cemas

- Teringat kembali kejadian traumatis

Objektif 

-Memori masa lalu terganggu

- Mimpi buruk berulang

- Ketakutan berulang

-Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

Tanda gejala Minor

Subjektif

-Tidak percaya pada orang lain

- Menyalahkan diri sendiri

Objektif

- Minat berinteraksi dengan orang lain menurun

- Konfusi atau disosiasi

- Gangguan interpretasi realitas

- Sulit berkonsentrasi

- Waspada berlebihan

- Pola hidup terganggu

- Tidur terganggu

-Merusak diri sendiri (konsumsi alkohol, napza,tindak kriminal, dsb) 


3.-Bencana

-Peperangan

-Riwayat korban perilaku kekerasan 

-Kecelakaan

-Saksi pembunuhan


4. Membantu menciptakan hubungan saling percaya antara klien dan perawat, klien percaya diri ketika ingin menyampaikan semua keluhan yang menggangunya, kemudian perawat dapat memberikan saran yang dapat dilakukan oleh pasien yang dapat meningkatkan ketahanan pribadi pasien


5.Intervensi Utama

Dukungan proses berduka

-Identifikasi kehilangan yang dihadapi

-Identifikasi proses berduka yang dialami

-Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

-Identifikasi reaksi awal pada kehilangan 

-Tunjukkan sikap menerima dan empati

-Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan 

-Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat 

-Fasikitasi melakukan kebiasaan sesuai norma

-Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan 

-Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap


6.Bencana adalah peristiwa mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam hinggal faktor manusia, yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis


7.Orang yang dulu pernah mengalami bencana biasanya akan menimbulkan trauma d wakyu yg akan datang


8.-Tahap pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistim petingatan dini bencana

-Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

-Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

-Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang. 


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201127 SISKA HANDAYANI -

1). definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma.

Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kelanjutan trauma.

2). - Tanda dan gejala mayor (sdki).

(Subjektif)

1.Mengungkapkan secara berlebihan 

atau menghindari pembicaraan kejadian trauma 

2. Merasa cemas

3. Teringat Kembali kejadian traumatis.

(Objektif)

1. Memori masa lalu terganggu 

3. Mimpi buruk berulang

4. Ketakutan berulang

5. Menghindari aktifitas,

tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma.

- tanda dna gejala minor.

(Subjektif)

1.Tidak percaya p pada orang lain 

2. Menyalahkan dirisendiri.

(Objektif).

1. Minat berinteraksi dengan orla menurun 

2. Konfusi atau disosiasi

3. Gangguan interpretasi realitas

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi

alcohol, penggunaan zat, percobaan

bunuh diri, Tindakan kriminal

3). Penyebab sindrom pasca trauma.

1. Bencana

2. Peperangan

3. Riwayat korban

perilaku kekerasan

4. Kecelakaan

5. Saksi pembunuhan

4). Tujuan intervensi.

agar antara klien dan perawat dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya, klien dapat memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang dialaminya dan keadaan dirinya saat ini, klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi sindrom pascatrauma yang dialami,

5).Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

 Dukungan proses berduka

a. Identifikasi kehilangan yang dihadapi

b. Identifikasi proses berduka yang dialami

c. Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

d. Identifikasi reaksi awal pada kehilangan 

e. Tunjukkan sikap menerima dan empati

f. Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan 

6). Bencana 

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7). Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

Karena seseorang yang mengalami dampak bencana membuatnya mengalami Reaksi Stres Akut dan Berduka

8). peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

- tahap pra bencana.

Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana :

Pemenuhan kebutuhan dasar, 

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA), Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana :

Pengkajian kebutuhan lanjutan, Triase Bencana, Sosialisasi dan penyebaran informasi, dan Meningkatkan kemampuan bertahan.

TahapanRecovery -4 minggu setelah terjadi bencana: Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

- Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201130 XFIN WULAN SAYEKTI -

1. Apakah definisi diagnosa : sindrom pasca trauma
Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI ?
Tanda dan gejala mayor
Subjektif
a. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma
b. Merasa cemas
c. Teringat kembali traumatis

Objektif
a. Memori masa lalu terganggu
b. Mimpi buruk berulang
c. Ketakutan berulang
d. Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan Kejadian trauma

Tanda dan gejala minor

Subjektif
a. Tidak percaya pada orang lain
b. Menyalahkan diri sendiri

Objektif
a. Minat berinteraksi dengan orla menurun
b. Konfusi atau disosiasi
c. Gangguan interpretasi realitas
d. Sulit berkonsentrasi
e. Waspada berlebihan
f. Pola hidup terganggu
g. Tidur terganggu
h. Merusak diri sendiri (misal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, tindakan kriminal

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma ?
Penyebab sindrom pasca trauma
a. Bencana
b. Peperangan
c. Riwayat korban perilaku kekerasan
d. Kecelakaan
e. Saksi pembunuhan

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma ?
luaran utama : ketahanan personal meningkatkan
luaran tambahan : peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status kopling, status spiritual. 


5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma ?
Intervensi utama : Dukungan proses berduka

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana ?
Bencana ialah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh  faktor alam atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma ?
Bencana dapat menimbulkan trauma dan dapat menyebabkan ketakutan seseorang yang berkepanjangan.

8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana ?
a. Tahap impact saat bencana (0-48 jam)
Monitor dampak bencana terhadap lingkungan
1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh
2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres
b. Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)
Meningkatkan kemampuan bertahan
1. Memotivasi interaksi social
2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah
3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.
4. Dukungan keluarga dan social
5. Merawat yang berduka
6. Dukungan spiritual
c. Tahap recovery
1. Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan
d. Pasca bencana (Rehabilitasi)
1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat
2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas
3. Farmakoterapi
4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201092 TRI SELLA VIRASANTY -

1. Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kelanjutan trauma.

2. MAYOR

a. Subjektif

  • Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma
  • Merasa cemas
  • Teringat Kembali kejadian traumatis

b. Objektif

  • Memori masa lalu terganggu
  • .Mimpi buruk berulang 
  • Ketakutan berulang
  • Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

MINOR

a. Subjektif

  • Tidak percaya pada orang lain
  • Menyalahkan diri sendiri


b. Objektif

  • Minat berinteraksi dengan orla menurun
  • Konfusi atau disosiasi
  • Gangguan interpretasi realitas 4. Sulit berkonsentrasi
  • Waspada berlebihan
  • Pola hidup terganggu
  • Tidur terganggu
  • Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3.

  • Bencana
  • Peperangan
  • Riwayat korban perilaku kekerasan 
  • Kecelakaan
  • Saksi pembunuhan

4. tujuan utama adalah ketahanan personal

Tambahan : Harapan, Harga Diri, Identitas Diri, Ketahanan Keluarga, Pola Tidur, Resolusi Berduka, Status Kenyamanan, Status Koping, Status Spiritual, Tingkat Agitasi, Tingkat Depresi

5. Dukungan proses berduka, dukungab kelompok, dukungan perasaan bersalah, manajrmen lingkungn,  manajemen medikasi, manajemen pengendalian marah, orientasi realitas, terapi trauma anak.

6. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. karena, pasien mengalami bencana dan akan mengakibatkan munculnya trauma

8. Tahap pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistim petingatan dini bencana

- Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

- Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

- Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

- Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang. 


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201091 SALWA HELMALIA FIRDA -

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

A. Tanda mayor

Subjektif : 

- mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma.

- merasa cemas

- teringat kembali kejadian traumatis

Objektif :

- memori masa lalu terganggu

- mimpi buruk berulang

- ketakutan berulang

- menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

B. Tanda minor

Subjektif :

- tidak percaya kepada orang lain

- menyalahkan diri sendiri

Objektif :

- minat berinteraksi dengan orang lain menurun

- konfusi dan disosiasi

- gangguan interpretasi realitas

- sulit berkonsentrasi

- waspada berlebihan

- pola hidup terganggu

- tidur terganggu

- merusak diri sendiri

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

Sindrom pasca trauma dapat terjadi akibat klien tersebut menjadi korban kekerasan, korban bencana alam, korban kekerasan seksual, kecelakaan lalulintas yang membuat klien trauma dengan hal tersebut.

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

Tujuan intervensi sindrom pasca trauma adalah ketahanan personal pasien akan meningkat.

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi sindrom pasca trauma yaitu dukungan proses berduka, reduksi ansietas, dukungan kelompok, konseling, pencegahan penyalahgunaan zat.

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?

Bencana adalah suatu rangakain peristiwa yang mengancam jiwa atau mengganggu kehidupan seseorang yang di sebabkan faktor alam/non alam atau faktor manusia yang dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan psikologis.

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

Kaitan bencana dengan sindrom pasca trauma yaitu misalnya korban dari bencana alam yang kehilangan kelurga maupun kehilangan harta benda dapat menyebabkan trauma bagi korban tersebut apabila ia ingat kejadian tersebut.

8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

Peran tenaga kesehatan:

A. Fase kesiapsiagaan ( persiapan yang baik untuk memikirkan berbagai tindakan untuk meminimalisir kerugian dari bencana tersebut dan menyusun perencanaan untuk melakukan kegiatan pertolongan pertama)

B. Fase akut ( melakukan penyelamatan dan pertolongan serta tindakan medis darurat bagi korban bencana yang terluka)

C. Fase rekonstruksi/rehabilitasi ( membantu untuk mengembalikan fungsi sebelum bencana dan merencanakan rehabilitasi terhadap seluruh komunitas)

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201064 ADITYA KURNIAWAN -

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

jawab :

adalah respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

jawab:

a. gejala mayor : mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, merasa cemas, teringat kembali kejadian traumatis

b. gejala minor : tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri

c. tanda mayor : mimpi buruk berulang, ketakutan berulang

d. gejala minor : sulit berkonsentrasi, waspada berlebihan

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

jawab :

bencana, peperangan, riwayat korban perilaku kekerasan, kecelakaan, saksi pembunuhan

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

jawab:

ketahanan personal pasien akan meningkat

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

jawab :

dukungan proses duka

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?

jawab : 

bencana adalah suatu kejadian dimana kejadian tersebut mengancam dan mengganggu kehidupan.

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

jawab :

kaitannya adalah ketika terjadi bencana dan disitu ada dampak bagi kehidupan akan mempengaruhi sindrome pasca trauma, karena jika itu berdampak buruk akan selalu teringat bagi orang yang terlibat

8.Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

jawab :

memberi dukungan, menyediakan kebutuhan, memberikan pengobatan

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201081 ARIYANDA DWI UNTARI -

6. bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
7. hubungan antara bencana dengan sindrom pasca bencana adalah,  dampak dari bencana yang ada terhadap individu kelompok berbeda beda,  ada yang merasa kehilangan, bahkan sampai menyalahkan diri sendiri. biasanya seseorg yg mengalami bencara akan mengalami sindrom pasca bencaana

8. Peran perawar terhdp bencana iyalah yang pasti harus mempersiapan diri,  melatih orang2. serta meningkatkan pengetahuan untuk persiapan. 

Peran tenaga kesehatan jiwa terhadap tahap bencana : motivasi interaksi sosial, melatih kemampuan yg dimiliki,  berusaha menyelesaikan masalah yang timbul, melakukan penyuluhan mengenai respon stres, trauma, koping, dukungan keluarga dan sosial . lalu kita setelah bencana terjadi harus terapi farmakologinmaupun non farmakologi

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201102 EDTINCIA HELEN PUSPA KIRANA -

1. post-traumatic stress disorder  (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis.

2. Tanda gejala mayor : mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari perbincangan terhadap trauma, cemas,  teringat kembali ttg trauma. Memori masa lalumya terganggu, mimpi buruk yg berulang, ketakutan yg berulang, menghindari aktivitas yg dapat membangkitkan kejadian trauma. 

Tanda gejala minor : tidak percaya pd org lain,  mebyalahkan diri sendiri. Beriinteraksi dgn org lain menjadi menurun, disosiasi, waspada berlebihan,  sulit konsentrasi, tidur terganggu. 

3. Penyebab terjadi sindrom pasca trauma : bencana, peperangan, riwayat korban kekerasan, krcelakaan,  saksi pembunuhan. 

4. Tujuan intervensi menurut SDKI, luaran utama: ketahanan personal meningkat. Kemudian luaran tambahan meliputi, peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status koping, status spiritual, serta tingkat agitasi dan tingkat depresi menurun.

5. Intervensi utama menurut SIKI yaitu Dukungan proses berduka dan reduksi ancietas. Serta intervensi tambahan seperti dukungan kelompok, Dukungan keyakinan, dukungan memaafkan, konseling, orientasi realitas, terapi kelompok, dll.

6. Peristiwa yang mengganggu dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan / atau non-alam maupun Faktor manusia sehinggamengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian benda dan dampak psikologis.

7.Bencana menimbulkan berbagai reaksi atau dampak bagi seseorang, salah satunya adalah dampak psikologis akibat bencana. Seperti kepanikan, trauma, ketakutan, perasaan kehilangan atau berduka dan reaksi lain yang berbeda dari setiap individu. Dari beberapa gejala tersebut dapat ditegakkan diagnosa sindrom pasca trauma yang harus diberikan intervensi keperawatan yang sesuai, agar tidak timbul hal yang tidak diinginkan. 

8. *Memenuhi kebutuhan dasar

*melakukan pertolongan pertama pada psikologis

 *Meningkatkan kemampuan bertahan

- Peran tenaga kesehatan jiwa terhadap tahap pra bencana : persiapan, melatih masyarakat, meningkatkan pengetahuan. 

Peran tenaga kesehatan jiwa terhadap tahap bencana : motivasi interaksi sosial, latih kemmapuan menyelesaikan masalah, penyuluhan mengenai respon stres, trauma, koping, dukungan keluarga dn sosial,  merawat yg berduka. 

Peran tenaga kesehatan jiwa pasca bencana : terapi secara langsung yg berdampak lebih berat, farmakoterapi, perawatan jangka pendek atau jangka panjang.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201129 DESI APRILIA -

1. Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2.

A. Tanda gejala mayor

- Subjektif

1.Mengungkapkan 

secara berlebihan

atau menghindari

pembicaraan

kejadian trauma

2. Merasa cemas

3. Teringat

Kembali kejadian

traumatis.

- Objektif

1. Memori masa lalu

terganggu

3. Mimpi buruk berulang

4. Ketakutan berulang

5. Menghindari aktifitas, 

tempat atau orang yang 

membangkitkan kejadian

trauma.

B. Tda dan gejala minor

- Subjektif

1.Tidak percaya

pada orang lain

2. Menyalahkan

diri sendiri

- Objektif

1. Minat A dengan orla

menurun

2. Konfusi atau disosiasi

3. Gangguan interpretasi Realitas

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup tidak terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi

alkohol, penggunaan zat, percobaan

bunuh diri, Tindakan kriminal.

3. 

Bencana, peperangan, riwayat korban kecelakaan, kecelakaan, pembunuhan.

4.

Agar antara klien dan perawat dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat peristiwa traumatis yang dialaminya, klien dapat memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang dialaminya dan keadaan dirinya saat ini, klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi sindrom pascatrauma yang dapat mengindentifikasi faktor pendukung yang dapat dicapai , klien memanfaatkan faktor pendukung dan klien dapat menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan aturan.

5. 

Proses dukungan berduka

- Sebuah. Identifikasi hilang yang tercatat

- Proses telepon berduka yang melemahkan

- Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

- Identifikasi reaksi awal pada Kehilangan 

- Tunjukkan sikap menerima dan empati

- Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan 

- Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat 

- Fasikitasi melakukan kebiasaan sesuai norma

saya. Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (membaca, dsb) 

- Diskusikan strategi koping

- Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam proses kehilangan

- Anjurkan Identitas terbesar pada Kehilangan

- Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang Kehilangan 

- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap.

6.

Peristiwa atau peristiwa yang mengganggu dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan / atau non-alam maupun. Faktor manusia sehingga mengakibatkannya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. 

Bencana menimbulkan berbagai reaksi atau dampak bagi seseorang, salah satunya adalah bencana bencana. Seperti kepanikan, trauma, ketakutan, perasaan kehilangan atau berduka dan reaksi lain yang berbeda dari setiap individu. Dari beberapa gejala tersebut dapat ditegakkan diagnosis sindrom pasca trauma yang harus diberikan intervensi keperawatan yang sesuai, agar tidak timbul hal yang tidak diinginkan. 

8.

- Tahap pra bencana:

Merencanakan kesiagaan, Latihan simulasi keadaan darurat

bencana, pelatihan tenaga Kesehatan setempat, meningkatkan

pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah setempat

yang menerapkan kebijakan yang dapat

dipertanggungjawabkan, Menyusun tim pertolongan pertama

dengan struktur, membangun sistem peringatan bencana.

- Tahapan Impact 0-48 jam setelah bencana bencana: 

pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, memantau dampak terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

- Tahap Rescue 0-1 Minggu bencana:

Pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

- Tahap Recovery 4 Minggu bencana:

Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

- Tahap pasca bencana (Rehabilitasi): 

Terapi langsung, khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang. 

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201080 CATUR WULANDARI -
1. Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma
2. Gejala tanda mayor
 a. Subjektif
Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas, Teringat kembali kejadian traumatis
b. Objektif
Memori masa lalu terganggu, Miimpi buruk terulang, Ketakutan berulang, Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma
 Gejala tanda minor
 c. Subjektif
Tidak percaya pada orang lain, Menyalahkan diri sendiri
d. Objektif
 Minat berisnteraksi dengan orang lain menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, Merusak diri sendiri (mis. Konsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, tindakan kriminal)
3. Sindrom pasca trauma disebabkan karena bencana, peperengan, riwayat orban kekerasan, kecelakaan, saksi pembunuhan
4. Luaran utama : Ketahanan Personal
Luaran tambahan : Harapan, Harga Diri, Identitas Diri, Ketahanan Keluarga, Pola Tidur, Resolusi Berduka, Status Kenyamanan, Status Koping, Status Spiritual, Tingkat Agitasi, Tingkat Depresi
5. Intervensi : Dukung proses berduka
1. Identifikasi kehilangan yang dihadapi
2. Identifikasi proses berduka yang dialami
3. Motivasi agar mau mengunggkapkan perasaan kehilangan
4. Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama, dan norma sosial
5. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
6. Bencana adalah peristiwa atau rangakian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/non-alam maupun faktor manusia sehingga mengangkibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
7. Kaitan bencana dengan sindrom pasca trauma Berbagai peristiwa bencana yang menimbulkan duka yang mendalam, membuat para korban bencana alam merasa berada pada kondisi yang sangat tidak tenang, merasa sangat takut, kege-lisahan yang tidak berkesudahan. Selain itu, para korban pun menjadi mudah memngalami panik
8. Peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana
Tahap pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistim petingatan dini bencana
Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan
Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan
Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan
Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang.
In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201157 IBNU AL GHOZALI -

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

   subjektif

      1. Merasa Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

      2. cemas

      3. Teringat Kembali kejadian traumatis

   objektif

      1. Memori masa lalu terganggu

      2. Mimpi buruk berulang

      3. Ketakutan berulang

      4. Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

   subjektif

      1.Tidak percaya pada orang lain

      2. Menyalahkan diri sendiri

   Objektif

      1. Minat berinteraksi dengan orla menurun

      2. Konfusi atau disosiasi

      3. Gangguan interpretasi realitas

      4. Sulit berkonsentrasi

      5. Waspada berlebihan

      6. Pola hidup terganggu

      7. Tidur terganggu

      8. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

     1. Bencana                                                     

     2. Peperangan

     3. Riwayat korban perilaku kekerasan

     4. Kecelakaan

     5. Saksi pembunuhan

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

     1. pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

     2. pasien dapat mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya.

     3. pasien dapat memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang dialaminya dankeadaan dirinya saat ini.

     4. pasien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi sindrom pascatrauma yangdialami.

     5. pasien dapat mengindentifikasi faktor pendukung yang dapat dijangkau.

     6. pasien memanfaatkan faktor pendukung.

     7. pasien dapat menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan aturan

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

Dukungan proses berduka

6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

Dari pengertian diatas bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis, kaitan dengan diagnosa keperawatan dengan diagnosa dukungan proses duka adalah setiap bencana akan menimbulkan perasaan duka seperti kehilangan orang yang di cintai, kelilangan harta benda dll, jadi bencana sangat berkaitan dengan diagnosa keperawatan dukungan proses duka

8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

Merencanakan kesiagaan, Latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga Kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah setempat yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan, Menyusun tim pertolongan pertama dengan terstruktur, membangun sistim peringatan dini bencana.

 

 


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201084 LUDITA PANTARI -

1.       Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

-          Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma (SDKI)

-          Respon maladaptif terus-menerus terhadap peristiwa traumatik yang penuh tekanan ( Nanda)

2.       Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

·         Tanda dan gejala mayor

-          Subjektif

a.       Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

b.      Merasacemas

c.       TeringatKembali kejadiantraumatis

-          Objektif

a.       Memorimasa lalu terganggu

b.      Mimpi buruk berulang

c.       Ketakutan berulang

d.      Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkankejadian trauma

·         Tanda dan gejala minor

-          Subjektif

a.       Tidak percayapada orang lain

b.      Menyalahkandirisendiri

-          Objektif

a.       Minat berinteraksi dengan orang lain menurun

b.      Konfusi atau disosiasi

c.       Gangguan interpretasi realitas

d.      Sulit berkonsentrasi

e.      Waspada berlebihan

f.        Pola hidupterganggu

g.        Tidurterganggu

h.      Merusakdirisendiri(missal: konsumsialcohol, penggunaanzat, percobaanbunuhdiri, Tindakan kriminal

3.       Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

a.       Korban kekerasan

b.      Post traumatic stress disorders (PTSD)

c.       Korban bencana alam

d.      Multiple personality disorder

e.      Korban kekerasan seksual

f.        Korban peperangan

g.       Cedera multiple (kecelakaan lantas)

 

4.       Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ketahanan personal pasien akan meningkat , dengan kriteria :

a.       Verbalisasi harapan yang positif, skor 1-5 (menurun-meningkat)

b.      Menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5

c.       Verbalisasi perasaan, skor 1-5

d.      Menunjukkan harga diri positif, skor 1-5

e.       Mengambil tanggung jawab, skor 1-5

f.        Mencari dukungan emosional, skor 1-5

g.       Menganggap kesulitan sebagai tantangan, skor 1-5

h.      Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan, skor 1-5

i.         Menghindari penyalahgunaan obat, skor 1-5 (menurun-meningkat)

j.        Menghindari penyalahgunaan zat, skor 1-5

k.       Menahan diri menyakiti orang lain, skor 1-5

l.         Mengidentifikasi model peran, skor 1-5

m.    Mengidentifikasi sumber daya di komunitas, skor 1-5

n.      Memanfaatkan sumber daya di komunitas, skor 1-5

o.      Verbalisasi kesiapan untuk belajar, skor 1-5

 

5.       Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

a.       Observasi :
Intervensi: Dukungan proses berduka
•Identifikasi kegilangan yang dihadapi
•Identifikasi proses berduka yang
dialami
•Identifikasi sifat ketertarikan pada
benda yang hilang atau orsng yang
meninggal
•Identifikasi reaksi awal terhadap
kehilangan

b.      Terapeutik :
Intervensi: Dukungan proses berduka
• Tunjukkan sikap menerima dan empati
• Motivasi agar mau mengungkapkan
perasaan kehilangan
• Motivasi untuk menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat
• Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai
dengan budaya, agam, dan norma
social
• Fasilitasi mengekspresikan perasaan
dengan cara yang nyaman (mis.
Membaca buku, menulis, menggambar,
atau bermain)
• Diskusikan strategi koping yang dapat
digunakan

c.       Edukasi :
Intervensi: Dukungan proses berduka
• Jelaskan kepada pasien dan keluarga
bahwa sikap mengingkari, marah,
tawar menawar, depresi dan menerima
adalah wajar dalam menghadapi
kehilangan
• Anjurkan mengidentifikasi ketakutan
terbesar pada kehilangan
• Anjurkan mengekspresikan perasaan
tentang kehilangan
• Ajarkan melewati proses berduka
secara bertahap

 

6.       Apa yang anda ketahui tentang bencana?

-          Bencana  adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis

 

7.       Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

-          Sangat berkaitan, karena seseorang ynag telah mengalami suatu bencana maka akan berpengaruh pda psikologis jika tidak mempunyai koping diri yang baik, kebanyakan orang yang telah megalami suatu bencana akan mengalami  sindrom pasca trauma.

 

8.        Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

a.       Pra bencana

Merencanakan kesiagaan , Latihan simulasi keadaan darurat bencana , melatih tenaga Kesehatan setempat , meningkatkan pengetahuan mitigasi , kolaborasi dengan pemerintah setempat yang berwenang , menginformasikan kebijakan yang dapat

dipertanggungjawabkan , Menyusun tim pertolongan pertama dengan terstruktur , membangun sistim peringatan dini bencana

b.      Tahapan Impact 0 48 jam setelah kejadian bencana

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

·         Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

·         Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

 

c.       Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

·         Memotivasi interaksi social

·          Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

·         Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

·         Dukungan keluarga dan social

·          Merawat yang berduka

·         Dukungan spiritual

 

d.      Tahap recovery (>4 minggu)

 

·         Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

·         Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

·         Farmakoterapi

·         Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201076 LILIS YULIANA WATI -

1. Sindrom pasca trauma adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. a. Tanda dan gejala mayor SDKI:

1). Subjektif: Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraankejadian trauma, Merasa cemas, Teringat Kembali kejadian traumatis.

2). Objektif: Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, Ketakutan berulang Menghindari aktifitas serta tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma.

b. Tanda dan gejala minor SDKI:

1). Subjektif: Tidak percaya pada orang lain, Menyalahkan diri sendiri.

2). Objektif: Minat berinteraksi dengan orang menurun Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, Tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol penggunaan zat, percobaanb bunuhdiri, Tindakan kriminal).

3. Penyebab terjadinya sindrom pasca trauma adalah bencana, peperangan, riwayat korban perilaku kekerasan, kecelakaan, saksi pembunuhan.

4. Tujuan intervensi pada pasien sindrom pasca trauma adalah ketahanan personal pasien akan meningkatkan.

5. Intervensi pada pasien sindrom pasca trauma: Dukungan proses berduka

a. Observasi: 

1) Identifikasi kegilangan yang dihadapi

2) Identifikasi proses berduka yang dialami

3) Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

4) Identifikasi reaksi awal terhadapk kehilangan

b. Terapeutik:

1) Tunjukkan sikap menerima dan empati

2) Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan

3) Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat

4) Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agam, dan norma social

5) Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain)

6) Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan

c. Edukasi:

1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

2) Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

3) Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan

4) Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6. Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baiko olehfaktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. Kaitannya adalah bencana merupakan salah satu penyebab terjadinya sindrom pasca trauma.

8. a. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana:

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1) Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

2) Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

b. Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

Meningkatkan kemampuan bertahan

1) Memotivasi interaksi social

2) Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3) Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4) Dukungan keluarga dan social

5) Merawat yang berduka

6) Dukungan spiritual

c.Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana

Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

1) Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih berat

2) Monitor ancaman lingkungan

3) Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi

4) Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201114 DISKA ANGGRAENI -

1. Sindrom pasca trauma adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.


2. Tanda dan gejala mayor:

Subyektif:

A. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

B. Merasa cemas

C. Teringat Kembali kejadian traumatis.


Obyektif:

A. Memori masa lalu terganggu

B. Mimpi buruk berulang

C. Ketakutan berulang

D. Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma.


3. Penyebab sindrom pasca trauma:

1. Bencana

2. Peperangan

3. Riwayat korban perilaku kekerasan

4. Kecelakaan

5. Saksi pembunuhan


4. Tujuan intervensi: ketahanan personal meningkat. Kemudian luaran tambahan meliputi, peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan.


5.  Intervensi keperawatan dapat menggunakan Psikoterapi secara individual atau berkelompok dengan pasien PTSD lain. Ada beberapa jenis psikoterapi yang biasanya digunakan untuk mengatasi PTSD, yaitu:

1. Terapi perilaku kognitif, untuk mengenali dan mengubah pola pikir pasien yang negatif menjadi positif.

2. Terapi eksposur, untuk membantu pasien menghadapi keadaan dan ingatan yang memicu trauma secara efektif.

3. Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR), yaitu kombinasi terapi eksposur dan teknik gerakan mata untuk mengubah respons pasien saat teringat kejadian traumatis.


6. Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.


7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

1. Trauma terjadi/diakibatkan faktor adanya impuls yang terjadi dimana bencana merupakan faktor yg dapat menimbulkan terjadinya trauma.

2. Trauma akan menimbulkan gejala maupun tanda/faktor psikologis manusia dalam menyikapi adanya kejadian yang tidak diinginkan/bencana.


8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

A. Peran tenaga kesehatan dalam setiap fase bencana dapat melakukan :

1. Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy), membantu mengatur masalah dan mengubah perilaku serta pemikiran yang bermasalah. 

2. Terapi kognitif, membantu mengidentifikasi pola pikir individu yang negatif dan bermasalah. Terapi ini biasanya digabungkan dengan terapi pemaparan. 

3. Terapi Pemaparan (exposure therapy), meliputi menempatkan penderita di situasi-situasi atau kondisi-kondisi yang yang membuat individu takut atau cemas secara aman. Terapi ini membuat penderita dapat merasakan trauma kembali dan belajar untuk menghadapi trauma tersebut dengan efektif.

4. Pemprosesan ulang dan desensitisasi pergerakan mata (eye movement desensitization and reprocessing/ EMDR), Terapi ini biasanya digabung dengan terapi pemaparan. Penderita diberikan beberapa gerakan mata yang dipandu oleh ahli kesehatan mental yang dapat membantu penderita untuk memproses kejadian traumatis yang dialami.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201118 ARSITA DEWI AMBARWATI -

1. Respon mal adaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Tanda dan gejala Mayor

Ø  Subjektif

1. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindar pembicaraan kejadian trauma

2. Merasa cemas

3. Teringat kembali kejadian traumatis

Ø  Objektif

1. Memori masa lalu terganggu

2. Mimpi buruk terulang

3. Ketakutan berulang

4. Menghindari aktifitas, tempat atauorang yang membangkitkan kejadian trauma

Tanda dan gejala Minor

Ø  Subjektif

1. Tidak percaya pada orang lain

2. Menyalahkan diri sendiri

Ø  Objektif

1. Minat berinteraksi dengan orla menurun

2. Kosfusi dan disosiasi

3. Gangguan interpretasi realitas

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan criminal.

 

3. 1. Bencana

 2. Peperangan

3. Riwayat korban perilaku kekerasan

4. Kecelakaan

 5. Saksi pembunuhan

 

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..ketahanan personal pasien akan meningkat, dengan kriteria:

5. Dukungan proses berduka dan Reduksi ansietas

6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

7. Karena orang yang pernah mengalami suatu bencana itu akan menyebabkan trauma tersendiri kepada orang tersebut dan  seseorang yang mengalami dampak bencana

8. - Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana

Pemenuhan kebutuhan dasar :1. Menjamin keamanan, keselamatan

2. Memastikan kesediaan makanan dan pengungsian

3. Memberikan pendampingan orientasi kejadian

4. Memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, teman, maupun komunitas

5. Mengkaji lingkungan dari kemungkinan ancaman bahaya

 Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA)

 1. Mempertahankkan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi mereka yang mengalami distress 2. Menjaga agar keluarga dapat tetap Bersama

3. Memberikan informasi yang adekuat yang dibutuhkan penyintas

4. Melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya

5. Mengurangi dampak perubahan fisiologis

- Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

 2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stress

 Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan

1. Meningkatkan kapasitas organisasi dan caregiver untuk menyediakan apa yang diperlukan untuk membangun Kembali struktur komunitas, mendorong pemulihan/ketahanan keluarga, dan menjaga masyarakat

 

- Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

Pengkajian kebutuhan lanjutan

 1. Mengkaji status terkini, seberapa baik kebutuhan bisa ditangani, perbaikan lingkungan, intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok

Triase Bencana

 1. Pengkajian status klinis

 2. Rujukan kasus bila diperlukan

 3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi

 4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan

Sosialisasi dan penyebaran informasi

1. Melakukan kontak dan identifikasi penyintas yang belum terjangkau

2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, koping, proses recovery melalui pembentukan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer maupun website

- Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

Meningkatkan kemampuan bertahan

 1. Memotivasi interaksi social

l 2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

 4. Dukungan keluarga dan social

 5. Merawat yang berduka

 6. Dukungan spiritual

- Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana

Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

 1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih berat

 2. Monitor ancaman lingkungan

 3. Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi

 4. Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan

- PASCA BENCANA (REHABILITASI)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

 2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

 3. Farmakoterapi

 4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201097 LOVITA SARI -
1. Sindrom pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis.

 2. Tanda dan gejala:
Mayor
 - Subjektif : Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas dan Teringat Kembali kejadian traumatis
- Objektif : Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian

MINOR
 - Subjektif : tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri
- Objektif : Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal


3. Penyebab sindrom pascatrauma
 - Bencana
 - Peperangan
 - riwayat korban perilaku kekerasan
- Kecelakaan
 - Saksi pembunuhan
 
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam takut klien teratasi dengan kriteriahasil :
 - Memiliki informasi untuk mengurangi takut
 - Menggunakan tehnik relaksasi
- Mempertahankan hubungan sosial dan 1ungsi peran
 - Mengontrol respon takut

5. - jelaskan pada pasien tentang proses penyakit
 - jelaskan semua tes dan pengobatan pada pasien dan keluarga
- Dorong mengungkapkan secara verbal perasaan persepsi dan rasa takutnya
- Perkenalkan dengan orang yang mengalami penyakit yang sama
 - Dorong klien untuk mempraktekan tehnik relaksasi

 6. Bencana alam adalah suatu peristiwa yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.


7. Karena orang yang pernah mengalami bencana alam akan bisa terjadinya sindrom pascatrauma

 8. Peran tenaga kesehatan ketika bencana adalah :
 - Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari
 - Tetap menyusun rencana prioritas asuhan ketenaga kesehatan harian
 - Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
 - Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan 
-  Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya
In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201123 SAPHIRA PUSPITA SURAHMAN -

1. Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. tanda dan gejala mayor

Subjektif : 

- mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

- merasa cemas

- teringat kembali kejadian traumatis

Objektif :

- memori masa lalu terganggu

- mimpi buruk berulang

- ketakutan berulang

- menghindari aktiftas, tempat, atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

Tanda dan gejala minor

Subjektif :

- tidak percaya pada orang lain

- menyalahkan diri sendiri

Objektif

- minat interaksi dengan orang lain menurun

- konfusi atau disosiasi

- gangguan interpretasi realitas

- sulit berkonsentrasi

- waspada berlebihan

- pola hidup terganggu

- tidur terganggu

- merusak diri sendiri

3. Sindrom pasca trauma bisa disebabkan karena bencana, peperangan, riwayat korban perilaku kekerasan, kecelakaan, maupun saksi pembunuhan.

4. Tujuan intervensi sindrom pasca trauma yaitu agat setelah dilakukan tindakan klien dapat memverbalisasi harapan yang positif, menggunakan strategi koping yang positif, memverbalisasi perasaan, menunjukkan harga diri positif, mengambil tanggung jawab, mencari dukungan emosional, mengganggap kesulitan sebagai tantangan, dan menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan.

5. Untuk intervensi yang dilakukan yaitu ada intervensi dukungan proses berduka yang isinya :

- identifikasi kehilangan yang dihadapi

- identifikasi proses berduka yang dialami

- identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

- identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

- tunjukkan sikap menerima dan empati

- motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan

- motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat

- fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai budaya, agama, dan norma sosial

- fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman

- diskusikan strategi koping yang dapat digunakan

- jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi, dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

- anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

- anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan

- ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, non alam, maupun manusia, yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis

7. Hubungan bencana dengan sindrom pasca trauma adalah karena bencana dapat mengakibatkan dampak psikologis yang bisa menyebabkan 'luka' yang mendalam pada orang yang mengalaminya

8. Pra bencana : merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, dan lainnya.

Bencana : pemenuhan kebetuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan, dan lainnya.

Pasca bencana : terapi secara langsung khusunya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individual, keluarga, dan komunitas, melakukan tindakan dengan farmakoterapi, dan melakukan perawatan jangka pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201121 SINTA PRIMA DITA -

1.Definisi :

Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

 

2.Penyebab

Bencana

Peperangan

riwayat korban perilaku kekerasan

Kecelakaan

Saksi pembunuhan


 

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif


Mengungkapkan secara berlebihan atau mengindari pembicaraan kejadian trauma


Merasa cemas


Teringat kembali kejadian traumatis


 

Objektif


Memori masa lalu terganggu


Mimpi buruk berulang


Ketakutan berulang


Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitakn kejadian trauma


 

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif


Tidak percaya pada orang lain


Menyalahkan diri sendiri


 

Objektif


Minat berinteraksi dengan orang lain menurun


Konfusi atau disosiasi


Gangguan interpretasi realistis


Sulit berkonsentrsi


waspada berlebihan


Pola hidup terganggu


3. Korban kekerasan


Post traumatic stress disorder (PTSD)


Korban Bencana alam


Multiple personality disorder


Korban kekerasan seksual


Korban peperangan


Cedera multiple (kecelakaan lalu lintas)


4.pasien dapat mengidentifikasi cara cara mengatasi syndrom pasca trauma yang di alami

5. Dukungan pasca berduka dan redukasi ansietas

6. Bencana adalah sesuatu kejadian yang buruk yang menimpa kita.

7. Karena bencana bisa menyebabkan trauma pada orang

8. Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang. 

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201078 WIDIA ASTUTI -
1. Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. A. Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

  1. Mengungkapkan secara berlebihan atau mengindari pembicaraan kejadian trauma
  2. Merasa cemas
  3. Teringat kembali kejadian traumatis

Objektif

  1. Memori masa lalu terganggu
  2. Mimpi buruk berulang
  3. Ketakutan berulang
  4. Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitakn kejadian trauma

B. Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

  1. Tidak percaya pada orang lain
  2. Menyalahkan diri sendiri

 Objektif

  1. Minat berinteraksi dengan orang lain menurun
  2. Konfusi atau disosiasi
  3. Gangguan interpretasi realistis
  4. Sulit berkonsentrsi
  5. waspada berlebihan
  6. Pola hidup terganggu
  7. Tidur terganggu
  8. Merusak diri sendiri (mis. konsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, tindakan kriminal)

3. Penyebab

  1. Bencana
  2. Peperangan
  3. riwayat korban perilaku kekerasan
  4. Kecelakaan
  5. Saksi pembunuhan

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....ketahanan personal pasien akan meningkat, dengan kriteria hasil: 

- Verbalisasi harapan yang positif, skor 1-5 (menurun- meningkat)

Menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5

- Verbalisasi perasaan, skor 1-5

- Menunjukkan harga diri positif, skor 1-5

- Mengambil tanggung jawab, skor 1-5

- Mencari dukungan emosional, skor 1- 5

- Menganggap kesulitan sebagai tantangan, skor 1-5

- Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan, skor 1-5

- Menghindari penyalahgunaan obat, skor 1-5 (menurun-meningkat)

- Menghindari penyalahgunaan zat, skor 1-5

- Menahan diri menyakiti orang lain, skor 1-5

- Mengidentifikasi model peran, skor 1- 5

- Mengidentifikasi sumber daya di komunitas, skor 1-5

- Memanfaatkan sumber daya di komunitas, skor 1-5

- Verbalisasi kesiapan untuk belajar, skor 1-5

5. a. Dukungan proses berduka

-Dukungan kelompok

-Dukungan keyakinan

-Dukungan memaafkan

-Dukungan perasaan bersalah Dukungan perlindungan penganiayaan Dukungan sumber finansial

-Jurnal

-Konseling

-Manajemen lingkungan Manajemen medikasi -Manajemen mood

-Manajemen pengendalian marah Manajemen trauma perkosaan Orientasi realitas

b. Redukai Ansietas

-Pelatihan pengendalian impuls Pencegahan bunuh diri Pencegahan penyalahgunaan zat Penentuan tujuan Bersama Promosi harapan

-Promosi koping

-Promosi sosialisasi

-Promosi system pendukung Terapi kelompok

-Terapi penyalahgunaan zat Terapi relaksasi

-Terapi relaksasi otot progresif

-Terapi reminisens

-Terapi trauma anak

6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

7. Trauma ini adalah akibat dari suatu peristiwa atau pengalaman yang luar biasa yang terjadi secara spontan atau mendadak pada diri individu tanpa berkemampuan untuk mengontrolnya (loss control and loss helpness) dan merusak fungsi ketahanan mental individu secara umum. Akibat dari jenis trauma ini dapat menyerang individu secara menyeluruh (Fisik dan Psikis).

8. *Pra bencana 

Merencanakan kesiagaan, Latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga Kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah setempat yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan, Menyusun tim pertolongan pertama dengan terstruktur, membangun sistim peringatan dini bencana.

* Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana

Pemenuhan kebutuhan dasar

1. Menjamin keamanan, keselamatan

2. Memastikan kesediaan makanan dan pengungsian

3. Memberikan pendampingan orientasi kejadian

4. Memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, teman, maupun komunitas

5. Mengkaji lingkungan dari kemungkinan ancaman bahaya

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA)

1. Mempertahankkan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi mereka yang

mengalami distress

2. Menjaga agar keluarga dapat tetap Bersama

3. Memberikan informasi yang adekuat yang dibutuhkan penyintas

4. Melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya

5. Mengurangi dampak perubahan fisiologis

* Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling

terpengaruh

2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan

* Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

Pengkajian kebutuhan lanjutan

1. Mengkaji status terkini, seberapa baik kebutuhan bisa ditangani, perbaikan lingkungan,

intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok Triase Bencana

1. Pengkajian status klinis

2. Rujukan kasus bila diperlukan

3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi

4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan

Sosialisasi dan penyebaran informasi

1. Melakukan kontak dan identifikasi penyintas yang belum terjangkau

2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, koping, proses recovery melalui pembentukan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer maupun website

*   Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

 Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping,

respon normal versus abnormal dalam situasi

abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.\ 4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual

* Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana

Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih

berat

2. Monitor ancaman lingkungan

3. Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi

4. Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan

* PASCA BENCANA (REHABILITASI)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201101 FENI SABRINA -

1. Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. MAYOR

Subjektif : Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas dan Teringat Kembali kejadian traumatis

Objektif : Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian

MINOR :

Subjektif : tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri

Objektif : Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3. Bencana, Peperangan, Riwayat korban perilaku kekerasan, Kecelakaan, Saksi pembunuhan

4.Tujuan : agar antara klien dan perawat dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya, klien dapat memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang dialaminya dan keadaan dirinya saat ini, klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi sindrom pascatrauma yang dialami, dapat mengindentifikasi faktor pendukung yang dapat dijangkau, klien memanfaatkan faktor pendukung dan klien dapat menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan aturan.

5. Intervensi: Dukungan proses berduka 

- Mengidentifikasi proses berduka yang dialami

- Fasilitasi mengekspresikan perasaan

dengan cara yang nyaman (mis.

Membaca buku, menulis, menggambar,

atau bermain)

 - Mendiskusikan strategi koping yang dapat digunakan

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

6.Menurut saya, bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak menyenangkan dan mengancam atau mengganggu kehidupan yang dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan harta benda atau nyawa seseorang, serta gangguan fisik maupun psikologis.

7. Memurut saya, kaitan bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma sangat berhubungan. Dampak dari bencana tentunya akan menimbulkan respon psikologis bagi yang mengalaminya, sehingga jika yang dialami adalah respon maladaptif maka akan menimbulkan respon trauma psikologis bagi seseorang yang kemudian akan memunculkan berbagai gejala yang kemudian akan menjadi sebuah kumpulan gejala (sindrome). Sindrome pasca trauma merupakan diagnosa keperawatan yang ditujukan bagi seseorang yang mengalami respon maladaptif dari kejadian trauma misalnya akibat bencana.

8. a. Tahap impact saat bencana (0-48 jam)

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

b. Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual

c. Tahap recovery (>4 minggu)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201090 ABIDAH RAHMA SA'DIYAH -

1.       Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

Jawab : merupakan respon maladaptive yang berkelanjutan mengenai adanya kejadian trauma

2.       Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

Jawab : memori maa lalu yang terganggu, merasakan cemas, teringat kembali dengan kejadian yang ,menyebabkan traumatis, memimpikan hal-hal yang buruk berulang-ulang, mengalami ketakutan yang berulang, menghindari untuk membicarakan kejadian yang menyebabkan trauma dan mengungkapkannya secara berlevihan, menghindariaktivitas, tempat atay orang yang dapat mengingatkan tentang kejadian trauma.

3.       Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

Jawab : bencana, peperangan, riwayat korban perilaku kekerasan, kecelakaan, saksi pembunuhan.

4.       Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

Jawaban : setelah dilakukannya tindakan keperawatan pasien dapat meningkatkan verbalisasi harapan yang positif, menggunakan strategi koping yang efektif, menghindari penyalahgunaan obat, menahan diri untuk menyakiti orang lain, menunjukkan harga diri poditif, mengambil tanggung jawab, mencari dukungan emosional, menganggap kesulitan sebagai tantangan.

5.       Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

Jawab : dukungan proses berduka, reduksi ansietas, dukungan perasaan bersalah

6.       Apa yang anda ketahui tentang bencana?

Jawba : bencana merupakan peristiwa yang mengancam dan dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat baik oleh factor alam maupuj non-alam

7.       Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

Jawab : dalam fase bencana ada fase pemulihan, dimana bencana dapat meninggalkan bekas berupa trauma. Karenanya bencana dapat menimbukan traumatis tersendiri bagi yang mengalaminya.

8.       Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

Jawab : tahap impact = memenuhi kebutuhan dasar, monitor dampak bencana terhadap lingkungan

Tahap rescue = mengkaji kebutuhan lanjutan, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap recovery = monitor lingkungan yang mendukung sebagai pemulihan

Rehabilitasi = memberikan terapi langsung

 


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201158 ALDI RAMANDA -

1. Sindrom pasca trauma adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. a. Tanda dan gejala Mayor (SDKI)

Subjektif :Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma 

Merasa cemas 

Teringat Kembali kejadian traumatis

Objektif :Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, Ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

b. Tanda dan gejala Minor (SDKI)

Subjektif :Tidak percaya pada orang lain, Menyalahkan diri sendiri

Objektif :Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas ,Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, Tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol penggunaan zat, percobaan bunuhdiri, Tindakan kriminal

3.  Bencana , Peperangan , Riwayat korban perilaku kekerasan , Kecelakaan , Saksi pembunuhan

4. Tujuan: ketahanan personal pasien akan meningkat, dengan kriteria:Verbalisasii harapan yang positif, skor 1-5 (menurun- meningkat),Menggunakan strategi koping yang efektif skor 1-5,  Verbalisasi perasaan skor 1-5 , Menunjukkan harga diri positif skor 1-5, Mengambil tanggung jawab skor 1-5 , Mencari dukungan emosional, skor 1- 5 , Menganggap kesulitan sebagai tantangan skor  1-5 , Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan skor 1-5

5. Intervensi utama SDKI : Dukungan proses berduka

6. Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana)

7. Kaitan nya adalah karena bencana dapat mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat, yang dapat mengakibatkan kehilangan apapun, yang berdampak pada psikologi dengan reaksi stress akut dan berduka.

8. - Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana :Pemenuhan kebutuhan dasar, Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA), Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

- Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana :Pengkajian kebutuhan lanjutan, Triase Bencana, Sosialisasi dan penyebaran informasi, dan Meningkatkan kemampuan bertahan

- Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana: Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

- Pasca Bencana (REHABILITASI): Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas, Farmakoterapi, Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201096 FITRIANA AINUN ARSY -
1. Respon maladaftif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2.  Subjektif : 
  • merasa cemas
  • tidak percaya orang lain
  • menyalahkan diri sendiri
Objektif :
  • mimpi buruk terulang
  • ketakutan berulang
  • sulit  berkonsentrasi
  • waspada berlebihan
3.  Penyebab nya adalah :
  • terjadi  kecelakaan
  • saksi pembunuhan
  • bencana alam
  • riwayat korban perilaku kekerasan
  • pemerkosaan
4. Tujuan Intervensi Keperawatan
  • pasien dapat  memanfaatkan faktor pendukung
  • pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
  • pasien dapat mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya
  • pasien dapat mengunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan aturan.
5.  Intervensi Keperawatan
  1. Identifikasi tingkat kecemasan
  2.  Dorong pasien untuk menguangkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
  3. Kelola obat pemberian cemas 
  4. Dorong klien untuk mempraktekan teknik relaksasi
  5. Gunakan komunikasi empatik, dan dorong pasien atau keluarga untuk mengungkapkan
6. Bencana adalah suatu kejadian yang menyebakan kerugian baik manusia, hewan maupun tumbuhan. dan bisa menyebakan berkurangnya populasi manusia. bencana sendiri seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, dll

7. Kaitan bencana dengan dengan diagnosa keperawatan syindrome pasca trauma adalah terjadi benacan alam misalkan gempa bumi dan tsunami dampak benacan alam tersebut sangatlah besar menyebakan kehancuran material, kehilangan seseorang yang dicintai ,  kecemasan dan hal tersebut bisa menyebabkan seseorang ketakutan dan mengalami trauma.

8. Peran perawat jiwa dalam fase bencana adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas dan juga perawat mempersiapkan masyarakat siap menghadapi bencana dengan meningkatkan resilience.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201126 RATRI KUSRINI -

1. sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. a. tanda dan gejala mayor

Subjektif

-Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

-Merasa cemas

-Teringat Kembali kejadian traumatis

Objektif

-Memori masa lalu terganggu

-Mimpi buruk berulang

-Ketakutan berulang

-Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan Kejadian trauma

b. Tanda dan gejala minor

Subjektif

-Tidak percaya pada orang lain

-Menyalahkan diri sendiri

Objektif

-Minat berinteraksi dengan orla menurun

-Konfusi atau disosiasi

-Gangguan interpretasi realitas

-Sulit berkonsentrasi

-Waspada berlebihan

-Pola hidup terganggu

-Tidur terganggu

-Merusak diri sendiri (misal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, tindakan kriminal

3. Penyebab sindrom pasca trauma

-Bencana

-Peperangan

-Riwayat korban perilaku kekerasan

-Kecelakaan

-Saksi pembunuhan

4. Tujuan utama : ketahanan personal meningkatkan

Tujuan tambahan : peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status kopling, status spiritual. 

5. a. Intervensi Utama: Dukungan proses berduka

b. Intervensi Tambahan: Dukungan kelompok, Dukungan keyakinan, Dukungan memaafkan, Dukungan perasaan bersalah, Dukungan perlindungan penganiayaan, Dukungan sumber finansial

6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

7. Kaitan bencana dengan sindrom pasca trauma: peristiwa bencana dapat menimbulkan duka yang mendalam, membuat para korban bencana alam merasa berada pada kondisi tidak tenang, takut, gelisah selain itu, jika korban bencana tidak memiliki koping yang kuat akan mengalami trauma 

8. Peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana

a. Pra bencana

Merencanakan kesiagaan , Latihan simulasi keadaan darurat bencana , melatih tenaga Kesehatan setempat , meningkatkan pengetahuan mitigasi , kolaborasi dengan pemerintah setempat yang berwenang , menginformasikan kebijakan yang dapat

dipertanggungjawabkan , Menyusun tim pertolongan pertama dengan terstruktur , membangun sistim peringatan dini bencana

b.Tahapan Impact 0 48 jam setelah kejadian bencana

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

-Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

-Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

c.Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

-Memotivasi interaksi social

-Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

-Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

-Dukungan keluarga dan social

-Merawat yang berduka

-Dukungan spiritual

d.Tahap recovery (>4 minggu)

 -Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

 -Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

 -Farmakoterapi

 -Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201090 ABIDAH RAHMA SA'DIYAH -

izin bertanya bu, bagaimana jika korban bencana mengalami reaksi stress akut ; pasien menarik diri dari lingkungannya, meyalahkan dirinya sendiri dan merasa penyesalan yg besar (ex. kenapa dia tidak menyelamatkan orangtuanya atau bahkan mengapa bukan dia yang meninggal mengapa harus orang tuanya?), merasa tidak pantas hidup dan sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri. Pertanyaan saya:

1. Lalu intervensi seperti apa yang tepat dan bisa diberikan? 

2. apakah klien harus di rawat di RSJ? 

3. Mana dulu yg harus di tangani (apakah RBDnya? isolasi sosialnya? HDRnya?) 


terimakasih🙏🏻

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201110 EMI HERMAWATI -

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

a. GEJALA & TANDA MAYOR

  Subjektif :

  • Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma
  • Merasa cemas
  • Teringat kembali kejadian traumatis

Objektif :

  • Memori masa lalu terganggu
  • Mimpi buruk berulang
  • Ketakutan berulang
  • Menghindari aktivitas,tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

b. GEJALA & TANDA MINOR 

Subjektif 

  • Tidak percaya pada orang lain
  • Menyalahkan diri sendiri

Objektif 

  • Minat berinteraksi dengan orang lain menurun
  • Konfusi atau disosiasi realitas
  • Gangguan interpretasi
  • Sulit berkonsentrasi
  • Waspada berlebihan
  • Pola hidup terganggu
  • Tidur terganggu
  • Merusak diri sendiri (mis. konsumsi alkohol, penggunaan zat,percobaan bunuh diri, tindakan kriminal)

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

  • Bencana
  • Peperangan
  • Riwayat korban perilaku kekerasan
  • Kecelakaan
  • Saksi pembunuhan


4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ketahanan personal pasien akan meningkat dengan kriteria hasil: 

  • Verbalisasi harapan yang positif, skor 1-5 (menurunmeningkat)
  • Menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5
  • Verbalisasi perasaan, skor 1-5 
  • Menunjukkan harga diri positif, skor 1-5
  • Mengambil tanggung jawab, skor 1-5
  • Mencarikan dukungan emosional, skor 1-5
  • Menganggap kesulitan sebagai tantangan, skor 1-5
  • Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan, skor 1-5
  • Menghindari penyalahgunaan obat, skor 1-5 (menurun-meningkat)
  • Menghindari penyalahgunaan zat, skor 1-5
  • Menahan diri menyakiti orang lain, skor 1-5
  • Mengidentifikasi model peran, skor 1-5
  • Mengidentifikasi sumber daya di komunitas, skor 1-5
  • Memanfaatkan sumber daya di komunitas, skor 1-5
  • Verbalisasi kesiapan untuk belajar, skor 1-5

5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?

Dukungan Proses Berduka

Observasi: 

  • Identifikasi kehilangan yang dihadapi
  • Identifikasi proses berduka yang alami
  • Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal
  • Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

Terapeutik: 

  • Tunjukkan sikap menerima dan empati
  • Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
  • Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
  • Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan norma sosial
  • Fasilitasi mengekspresilan perasaan dengan cara yang nyaman (mis.membaca buku,menulis,menggambar atau bermain)
  • Diskusikan strategi kopig yang dapat digunakan

Edukasi

  • Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, sepresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
  • Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
  • Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
  • Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap


Reduksi Ansietas

Observasi: 

  • Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
  • Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
  • Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik: 

  • Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan
  • Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
  • Pahami situasi yang membuat ansietas
  • Dengarkan dengan penuh perhatian
  • Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
  • Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

Edukasi

  • Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
  • Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
  • Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
  • Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
  • Latih teknik relaksasi


6. Apa yang anda ketahui tentang bencana?

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma?

Seseorang yang  mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan akan menimbulkan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis. Kejadian tersebut salah satunya disebabkan oleh  bencana. Bencana merupakan peristiwa yang dapat berdampak pada psikologis seseorang. 

Selain orang tersebut mengalami peristiwa traumatis secara langsung, ia juga kemungkinan menyaksikan peristiwa traumatis yang menimpa orang lain misal keluarganya. Keadaan tersebut bisa menyebabkan orang  tersebut berulang kali terbayang pada kejadian traumatis secara tidak sengaja hingga terdiagnosa sindrom pasca trauma.


8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?

a. Tahap Pra Bencana

Merencanakan kesiagaan, Latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga Kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah setempat yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan, Menyusun tim pertolongan pertama dengan terstruktur, membangun sistim peringatan dini bencana.

b.Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana

Pemenuhan kebutuhan dasar

  • Menjamin keamanan, keselamatan
  • Memastikan kesediaan makanan dan pengungsian
  • Memberikan pendampingan orientasi kejadian
  • Memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, teman, maupun komunitas
  • Mengkaji lingkungan dari kemungkinan ancaman bahaya

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA)

1. Mempertahankkan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi mereka yang mengalami distress

2. Menjaga agar keluarga dapat tetap Bersama

3. Memberikan informasi yang adekuat yang dibutuhkan penyintas

4. Melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya

5. Mengurangi dampak perubahan fisiologis


c.Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

Pengkajian kebutuhan lanjutan

1. Mengkaji status terkini, seberapa baik kebutuhan bisa ditangani, perbaikan lingkungan, intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok

Triase Bencana

1. Pengkajian status klinis

2. Rujukan kasus bila diperlukan

3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi

4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan


Sosialisasi dan penyebaran informasi

1. Melakukan kontak dan identifikasi penyintas yang belum terjangkau

2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, koping, proses recovery melalui pembentukan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer maupun website


d. Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana

Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih berat

2. Monitor ancaman lingkungan

3. Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi

4. Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan


e. PASCA BENCANA (REHABILITASI)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201083 ANGGI SASMITA DEWI -

1.Respon Maladaptif adalah Respon yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. A. Mayor 

-Subjektif

1. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadianntrauma

2. Merasa cemas

3. Teringat kembali kejadian traumatis

-Objektif

1. Memori masalalu terganggu

2. Mimpi buruk berulang

3. Ketakutan berulang

4. Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

B. Minor

-Subjektif

1. Tidak percaya pada orang lain

2. Menyalahkan diri sendiri

-Objektif

1. Minat berinteraksi dengn orang lain menurun

2. Konfusu atau disosiasi

3. Gangguan interpretasi realistis

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri misalnya mengonsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri dan tindakan kriminal lainnya

3. Penyebabnya

1. Bencana

2. Peperangan

3. Riwayat korban perilaku kekerasan

4. Kecelakaan

5. Saksi pembunuhan

4. Tujuan intervensi keperawatan pasca trauma : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien diharapkan menunjukkan ketahanan personal pasien akan meningkat dengan kriteria hasil :

1. Verbalisasi harapan yang poaitif dari skala 2 ke skala 5

2. Menggjnakan strategi koping yang efektif dari skala 2 ke skala 4.

3. Verbalisasi perasaan dari skala 2 ke skala 4.

4. Menunjukkan harga diri positif dari skala 2 ke skala 4.

5. Mencari dukungan emosional dari skala 2 ke skala 4

5.Dukungan proses berduka

-Observasi :

1.identifikasi kegilaan yang dihadapi

2. Identifikasi proses berduka yang dialami

3. Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

4. Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

- terapeutik 

1. Tunjukkan sikap  menerima dan empati

2. Motivasi untuk mau mengungkapkam perasaan kehilangan

3. Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan norma

4. Fasilitasi mengekspresikan perasaan yang nyaman misal menulis, menggambar, membaca buku

-Edukasi

1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah , tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

2. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

3. Anjurkan menekspresikan perasaan tentang kehilangan

4. Ajarkan melewati proses berduka

6.Bencana adalah peristiwa yang mengancam kehidupan masyarakay baik faktor alam maupun non alam yang menyebabkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi,  kehilangan harta benda dan dampak psikologis. Bencana alam contohnya Tsunami, gunung meletus

7. Seperti yang dilihat dari definisi bencana, saat mengalami bencana seseorang cenderung akan mengalami trauma psikologis karena kehilangan ekonomi, kerusakan lingkungan atau kehilangan orang yang dicintai. Dengan kondisi tersebut akan menimbulkan trauma atau ketakutan kehilangan atau kejadian yang sama di waktu yang akan datang

8.-pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistem petingatan dini bencana

-Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

-Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

-Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201083 ANGGI SASMITA DEWI -

1.Respon Maladaptif adalah Respon yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. A. Mayor 

-Subjektif

1. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadianntrauma

2. Merasa cemas

3. Teringat kembali kejadian traumatis

-Objektif

1. Memori masalalu terganggu

2. Mimpi buruk berulang

3. Ketakutan berulang

4. Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

B. Minor

-Subjektif

1. Tidak percaya pada orang lain

2. Menyalahkan diri sendiri

-Objektif

1. Minat berinteraksi dengn orang lain menurun

2. Konfusu atau disosiasi

3. Gangguan interpretasi realistis

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri misalnya mengonsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri dan tindakan kriminal lainnya

3. Penyebabnya

1. Bencana

2. Peperangan

3. Riwayat korban perilaku kekerasan

4. Kecelakaan

5. Saksi pembunuhan

4. Tujuan intervensi keperawatan pasca trauma : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien diharapkan menunjukkan ketahanan personal pasien akan meningkat dengan kriteria hasil :

1. Verbalisasi harapan yang poaitif dari skala 2 ke skala 5

2. Menggjnakan strategi koping yang efektif dari skala 2 ke skala 4.

3. Verbalisasi perasaan dari skala 2 ke skala 4.

4. Menunjukkan harga diri positif dari skala 2 ke skala 4.

5. Mencari dukungan emosional dari skala 2 ke skala 4

5.Dukungan proses berduka

-Observasi :

1.identifikasi kegilaan yang dihadapi

2. Identifikasi proses berduka yang dialami

3. Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

4. Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

- terapeutik 

1. Tunjukkan sikap  menerima dan empati

2. Motivasi untuk mau mengungkapkam perasaan kehilangan

3. Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan norma

4. Fasilitasi mengekspresikan perasaan yang nyaman misal menulis, menggambar, membaca buku

-Edukasi

1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah , tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

2. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

3. Anjurkan menekspresikan perasaan tentang kehilangan

4. Ajarkan melewati proses berduka

6.Bencana adalah peristiwa yang mengancam kehidupan masyarakay baik faktor alam maupun non alam yang menyebabkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi,  kehilangan harta benda dan dampak psikologis. Bencana alam contohnya Tsunami, gunung meletus

7. Seperti yang dilihat dari definisi bencana, saat mengalami bencana seseorang cenderung akan mengalami trauma psikologis karena kehilangan ekonomi, kerusakan lingkungan atau kehilangan orang yang dicintai. Dengan kondisi tersebut akan menimbulkan trauma atau ketakutan kehilangan atau kejadian yang sama di waktu yang akan datang

8.-pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistem petingatan dini bencana

-Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

-Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

-Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201131 WIDYA ANISA MIFTAHUSNA -

1. Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kelanjutan trauma

2. Mayor

Subjektif: mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, merasa cemas, dan teringat kembali kejadian traumatis

Objektif : Memori masa lalu terganggu, mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

Minor 

Subjektif : Tidak percaya pada orang lain dan menyalahkan diri sendiri. 

objektif : minat berinteraksi dengan orang lain menurun, konfusi atau disosiasi, gangguan interpretasi realitas, sulit berkonsentrasi, waspada berlebihan, pola hidup terganggu, tidur terganggu, merusak diri sendiri seperti konsumsi alkohol. 

3. Penyebab menurut SDKI : bencana, peperangan, riwayat korban perilaku kekerasan, kecelakaan, dan saksi pembunuhan

4. Tujuan intervensi (SDKI), luaran utama: ketahanan personal meningkat. Kemudian luaran tambahan meliputi, peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status koping, status spiritual, serta tingkat agitasi dan tingkat depresi menurun.

5. Intervensi utama (SIKI) : Dukungan proses berduka dan reduksi ancietas. Serta intervensi tambahan seperti dukungan kelompok, Dukungan keyakinan, dukungan memaafkan, konseling, orientasi realitas, terapi kelompok, dll.

6. Bencana adalah peristiwa mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam hinggal faktor manusia, yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis

7. Karena pada pasien yang mengalami bencana akan merasa trauma pada kejadian tersebut

8. Tahap pra bencana : Merencanakan kesiagaan, latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan,menyusun tim pertolongan pertama yang terstruktur, membangun sistim petingatan dini bencana

Tahap Impact 0-48 jam setelah bencana : pemenuhan kebutuhan dasar, melakukan pertolongan pertama pada psikologis, monitor dampak bencana terhadap lingkungan, memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pelatihan

Tahap Rescue 0-1 Minggu setelah bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, sosialisasi dan persebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan

Tahap Recovery 4 Minggu setelah bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

Tahap pasca bencana (Rehabilitasi) : terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat, mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan : individu, keluarga, komunitas. Farmakoterapi, perawatan jangka pendek dan panjang.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201113 DEVI SELYA MONICA CARLES -

1. Respon maladaptive yang terjadi pada kejadian trauma

2. Walikota

Subjektif: Mengungkapkan secara berlebihan atau pembicaraan pembicaraan kejadian trauma,  Merasa cemas dan  Teringat Kembali kejadian traumatis

Objektif:  Memori masa lalu tidak terganggu,  Mimpi buruk berulang, k etakutan berulang,  Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian

MINOR :

Subjektif: tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri

Objektif: Minat to orla menurun ,  Konfusi atau disosiasi,  Gangguan interpretasi realitas,  Sulit berkonsentrasi,  Waspada berlebihan,  Pola hidup tidak terganggu, t idur terganggu,  Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3. Bencana, Peperangan, Riwayat korban perilaku, Kecelakaan, Saksi pembunuhan

4.Tujuan: agar antara klien dan perawat dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat peristiwa traumatis yang dialaminya, klien dapat memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang dialaminya dan keadaan dirinya saat ini, klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi sindrom pascatrauma yang dapat mengindentifikasi faktor pendukung yang dapat dicapai, klien memanfaatkan faktor pendukung dan klien dapat menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan aturan.

5. Intervensi: Dukungan proses berduka 

- Mengidentifikasi proses berduka yang melayani

- Fasilitasi mengekspresikan perasaan

dengan cara yang nyaman (mis.

Membaca buku, menulis, menggambar,

atau bermain)

 - Mendiskusikan strategi koping yang dapat digunakan

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

6. Bencana adalah peristiwa peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan yang disebabkan oleh faktor alam atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkannya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. Karena seseorang yang mengalami dampak bencana bencana yang mengalami Reaksi Stres Akut dan Berduka (berduka / berkabung)

8. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana:

Pemenuhan kebutuhan dasar, 

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First / PFA), Pantau dampak bencana lingkungan

Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah bencana bencana:

Pengkajian kebutuhan lanjutan, Triase Bencana, Sosialisasi dan penyebaran informasi, dan meningkatkan kemampuan bertahan

Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana: Pantau lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

PASCA BENCANA (REHABILITASI):

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak

lebih berat

2. memperbaiki atau memperbaiki masalah atau meningkatkan fungsi

melalui pendekatan: individu, keluarga, dan komunitas


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201155 ADITYA NUGRAHA -

1. Sindrom Pasca Trauma ( SDKI ) adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. A. Mayor

• Subjektif : Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas dan Teringat Kembali kejadian traumatis

• Objektif : Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian

B. Minor 

• Subjektif : tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri

• Objektif : Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3. Bencana, Peperangan, Riwayat korban perilaku kekerasan, Kecelakaan, Saksi pembunuhan.

4. Menciptakan hubungan saling percaya antara klien dan perawat, klien percaya diri ketika ingin menyampaikan semua keluhan yang menggangu, perawat dapat memberikan saran yang dapat dilakukan oleh pasien yang dapat meningkatkan ketahanan pribadi pasien.

5. A. Identifikasi kehilangan yang berhubungan

B. Mengidentifikasi proses berduka yang kesialan

C. Mengidentifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal

D. Mengidentifikasi reaksi awal terhadap Kehilangan

6. Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak menyenangkan dan mengancam atau mengganggu kehidupan yang dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan harta benda atau nyawa seseorang, serta gangguan fisik maupun psikologis.

7. Dampak dari bencana tentunya akan menimbulkan respon psikologis bagi yang mengalaminya, sehingga jika yang dialami adalah respon maladaptif maka akan menimbulkan respon trauma psikologis bagi seseorang yang kemudian akan memunculkan berbagai gejala yang kemudian akan menjadi sebuah kumpulan gejala (sindrome). Sindrome pasca trauma merupakan diagnosa keperawatan yang ditujukan bagi seseorang yang mengalami respon maladaptif dari kejadian trauma misalnya akibat bencana. Jadi kaitan bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma sangat berhubungan.

8. - Tahap pra bencana : persiapan, melatih masyarakat, meningkatkan pengetahuan. 

- Tahap bencana : motivasi interaksi sosial, latih kemmapuan menyelesaikan masalah, penyuluhan mengenai respon stres, trauma, koping, dukungan keluarga dn sosial,  merawat yg berduka. 

- Pasca bencana : terapi secara langsung yg berdampak lebih berat, farmakoterapi, perawatan jangka pendek atau jangka panjang.

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201085 ISNAINI NUROHMAH -

1.      Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma

PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis.

 

2.      Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?

Tanda gejala mayor :

·         Subjektif : Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas dan Teringat Kembali kejadian traumatis

·         Objektif : Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian

Tanda gejala minor :

·         Subjektif : tidak percaya pada orang lain, menyalahkan diri sendiri

·         Objektif : Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan criminal.

3.       Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?

Penyebab bisa saja karena bencana alam, kecelakaan, pelecehan seksual, kejadian yang melibatkan kematian, ancaman kematian, luka parah.


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201103 WINDI ANGGRAINI -

1. Respon maladaptive yang terjadi pada kejadian trauma

2. Mayor

Subyektif:

1.Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

2. Merasa cemas

3. Teringat Kembali kejadian traumatis

Obyektif: 

1. Memori masa lalu terganggu

3. Mimpi buruk berulang

4. Ketakutan berulang

5. Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma


Minor

Subyektif: 

1.Tidak percaya pada orang lain

2. Menyalahkan diri sendiri

Obyektif:

1. Minat A dengan orang lain menurun

2. Konfusi atau disosiasi

3. Gangguan interpretasi Realitas

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup tidak terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi

alkohol, penggunaan zat, percobaan

bunuh diri, Tindakan kriminal.

3. -Bencana

-Peperangan

-Riwayat korban perilaku

 -Kecelakaan

- Saksi pembunuhan

4. Membantu menciptakan hubungan saling percaya antara klien dan perawat, klien percaya diri ketika ingin menyampaikan semua keluhan yang menggangunya, kemudian perawat dapat memberikan saran yang dapat dilakukan oleh pasien yang dapat meningkatkan ketahanan pribadi pasien

5. Dukungan proses berduka

- Identifikasi kegilangan yang berhubungan

-mengidentifikasi proses berduka yang 

kesialan

-mengidentifikasi sifat ketertarikan pada 

benda yang hilang atau orang yang 

meninggal

-mengidentifikasi reaksi awal terhadap

Kehilangan

6. Peristiwa atau musibah yang mengancam dan menganggu kehidupan yang bisa disebabkan oleh faktor alam atau faktor non alam serta faktor manusia yang menimbulkan dampak bagi alam atau timbulnya korban jiwa. 

7. Karena bencana merupakan hal yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia, sehingga hal tersebut bisa jadi penyebab ketidakefektikan koping dan bisa menimbulkan gangguan psikologis. Perlu diberikan intervensi agar ketahanan personal pasien bisa meningkat

8. -Memenuhi kebutuhan dasar

- melakukan pertolongan pertama pada psikologis

- Meningkatkan kemampuan bertahan

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201079 AYU APRILIANI -

1. Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Mayor :

Merasakan cemas, memori masa lalu terganggu, mimpi buruk berulang ulang , Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian.

Minor : 

Menyalahkan diri sendiri, tidak percaya dengan orang lain, minat interaksi dengan orang lain mnurun, sulit berkonsentrasi, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal.

3. Bencana, peperangan, Riwayat korban perilaku kekerasan, Kecelakaan, Saksi pembunuhan.

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....ketahanan personal pasien akan meningkat, dengan kriteria:

   Kriteria hasil

Verbalisasi harapan yang positif, skor 1-5 (menurun- meningkat)

Menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5

Verbalisasi perasaan, skor 1-5

Menunjukkan harga diri positif, skor 1-5

Mengambil tanggung jawab, skor 1-5

Mencari dukungan emosional, skor 1- 5

Menganggap kesulitan sebagai tantangan, skor 1-5

Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan, skor 1-5

Menghindari penyalahgunaan obat, skor 1-5 (menurun-meningkat)

Menghindari penyalahgunaan zat, skor 1-5

Menahan diri menyakiti orang lain, skor 1-5

Mengidentifikasi model peran, skor 1- 5

Mengidentifikasi sumber daya di komunitas, skor 1-5

Memanfaatkan sumber daya di komunitas, skor 1-5

Verbalisasi kesiapan untuk belajar, skor 1-5

5. Intervensi: Dukungan proses berduka

A. Observasi

•Identifikasi kegilangan yang dihadapi

•Identifikasi proses berduka yang dialami

•Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orsng yang meninggal

•Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

B. Terapeutik

Tunjukkan sikap menerima dan empati

• Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan

• Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat

• Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agam, dan norma social

• Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain)

• Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan

C. Edukasi

Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

• Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

• Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan

• Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6. Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana)

 7. Terjadinya suatu bencana menjadikan salah satu penyebab terjadinya sindrom pasca trauma.

8. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana : pemenuhan kebutuhan mendasar, Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA).

Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana : Monitor dampak bencana terhadap lingkungan, Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan.

Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, Sosialisasi dan penyebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan.

Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

PASCA BENCANA (REHABILITASI) :

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201079 AYU APRILIANI -

1. Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Mayor :

Merasakan cemas, memori masa lalu terganggu, mimpi buruk berulang ulang , Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian.

Minor : 

Menyalahkan diri sendiri, tidak percaya dengan orang lain, minat interaksi dengan orang lain mnurun, sulit berkonsentrasi, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal.

3. Bencana, peperangan, Riwayat korban perilaku kekerasan, Kecelakaan, Saksi pembunuhan.

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....ketahanan personal pasien akan meningkat, dengan kriteria:

   Kriteria hasil

Verbalisasi harapan yang positif, skor 1-5 (menurun- meningkat)

Menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5

Verbalisasi perasaan, skor 1-5

Menunjukkan harga diri positif, skor 1-5

Mengambil tanggung jawab, skor 1-5

Mencari dukungan emosional, skor 1- 5

Menganggap kesulitan sebagai tantangan, skor 1-5

Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan, skor 1-5

Menghindari penyalahgunaan obat, skor 1-5 (menurun-meningkat)

Menghindari penyalahgunaan zat, skor 1-5

Menahan diri menyakiti orang lain, skor 1-5

Mengidentifikasi model peran, skor 1- 5

Mengidentifikasi sumber daya di komunitas, skor 1-5

Memanfaatkan sumber daya di komunitas, skor 1-5

Verbalisasi kesiapan untuk belajar, skor 1-5

5. Intervensi: Dukungan proses berduka

A. Observasi

•Identifikasi kegilangan yang dihadapi

•Identifikasi proses berduka yang dialami

•Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orsng yang meninggal

•Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

B. Terapeutik

Tunjukkan sikap menerima dan empati

• Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan

• Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat

• Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agam, dan norma social

• Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain)

• Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan

C. Edukasi

Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

• Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

• Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan

• Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6. Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana)

 7. Terjadinya suatu bencana menjadikan salah satu penyebab terjadinya sindrom pasca trauma.

8. Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana : pemenuhan kebutuhan mendasar, Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA).

Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana : Monitor dampak bencana terhadap lingkungan, Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan.

Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana : pengkajian kebutuhan lanjutan, triase bencana, Sosialisasi dan penyebaran informasi, meningkatkan kemampuan bertahan.

Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana : monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

PASCA BENCANA (REHABILITASI) :

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by ARISA NOVITA MUTIARA DEWI -
1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma Definisi Diagnosa Keperawatan Sindrom Pasca Trauma yaitu : Respon Maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian Trauma
 2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
 1. mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma
2. merasa cemas
3. teringat Kembali kejadian traumatis
Objektif
 1. Memori masa lalu
 2. Mimpi Buruk
 3. Ketakutan Berulang
 4. Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma
 Gejala dan Tanda Minor Subjektif
1.Tidak percaya pada orang lain
2. Menyalahkan diri sendiri Objektif
1. Minat berinteraksi dengan orang lain menurun
2. Konfusi atau disosiasi
3. Gangguan interpretasi realitas
4. Sulit berkonsentrasi
5. Waspada berlebihan
6. Pola hidup terganggu
7. Tidur terganggu
8. Merusak diir sendiri(mis. Konsumsi alcohol,penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal)
3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?
 penyebab terjadinya sindrom pasca trauma :
 1. Bencana
 2. Peperangan
 3. Riwayat Korban Perilaku Kekerasan
 4. Kecelakaan
 5. Saksi Pembunuhan Kondisi Klinis Terkait
 1. Korban kekerasan
 2. Post traumatic stress disorder (PTSD)
 3. Korban bencana alam
 4. Multiple personality disorder
 5. Korban kekerasan seksual
 6. Korban peperangan
 7. Cedera multiple (kecelakaan lalu lintas)
 4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?
 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..ketahanan personal pasien akan meningkat, dengan kriteria: Kriteria hasil Verbalisasi harapan yang positif, skor 1-5 : (menurun (1), cukup menurun (2), sedang (3), Cukup Meningkat (4), meningkat (5). Menggunakan strategi koping yang efektif, skor 1-5 Verbalisasi perasaan, skor 1-5 Menunjukkan harga diri positif, skor 1-5 Mengambil Tanggung Jawab Mencari Dukungan Emosional skor 1-5 Menganggap kesulitan sebagai tantangan skor 1-5 Menggunakan strategi untuk meningkatkan keamanan, skor 1-5 Menghindari penyalahgunaan obat, skor 1-5 (menurun-meningkat) Menghindari penyalahgunaan zat, skor 1-5 Menahan diri menyakiti orang lain, skor 1-5 Mengidentifikasi model peran, skor 1- 5 Mengidentifikasi sumber daya di komunitas, skor 1-5 Memanfaatkan sumber daya di komunitas, skor 1-5 Verbalisasi kesiapan untuk belajar, skor 1-5
 5. Apa intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma?
 Sindrom Pasca Trauma (SLKI) Luaran Utama: Ketahanan personal Luaran tambahan: Harapan Harga Diri Identitas Diri Ketahanan Keluarga Pola Tidur Resolusi Berduka Status Kenyamanan Status Koping Status Spiritual Tingkat Agitasi Tingkat Depresi Sindrom Pasca Trauma Intervensi Utama Dukungan Proses Berduka Reduksi Ansietas - Pelatihan pengendalian impuls Intervensi Pendukung - Pencegahan bunuh diri - Dukungan Kelompok - Pencegahan penyalahgunaan Zat - Dukungan Keyakinan - Penentuan tujuan Bersama - Dukungan Memaafkan - Promosi harapan - Dukungan Perasaan Bersalah - Promosi koping - Dukungan Perlindungan Penganiayaan - Promosi sosialisasi - Dukungan Sumber Finansial - Promosi system pendukung - Jurnal - Terapi kelompok - Konseling - Terapi penyalahgunaan zat - Manajemen Lingkungan - Terapi relaksasi - Manajemen Medikasi - Terapi relaksasi otot progresif - Manajemen Mood - Terapi reminisens - Manajemen Pengendalian Marah - Terapi trauma anak - Manajemen Trauma Perkosaan - Orientasi Realita Intervensi: Dukungan proses berduka Observasi •Identifikasi kegilangan yang dihadapi •Identifikasi proses berduka yang dialami •Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orsng yang meninggal •Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan Intervensi: Dukungan proses berduka Terapeutik • Tunjukkan sikap menerima dan empati • Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan • Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat • Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agam, dan norma social • Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain) • Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan Intervensi: Dukungan proses berduka Edukasi • Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan • Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan • Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan • Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
6. Apa yang anda ketahui tentang bencana? Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
7. Apa kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma? Bencana menimbulkan berbagai reaksi atau dampak bagi seseorang, salah satunya adalah dampak psikologis akibat bencana. Seperti kepanikan, trauma, ketakutan, perasaan kehilangan atau berduka dan reaksi lain yang berbeda dari setiap individu. Dari beberapa gejala tersebut dapat ditegakkan diagnosa sindrom pasca trauma yang harus diberikan intervensi keperawatan yang sesuai, agar tidak timbul hal yang tidak diinginkan.
8. Apa peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana?
Karakteristik Tahap Impact Saat Bencana Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana Peran tenaga Kesehatan jiwa profesional Pemenuhan kebutuhan dasar :
1. Menjamin keamanan, keselamatan
 2. Memastikan kesediaan makanan dan pengungsian
 3. Memberikan pendampingan orientasi kejadian
 4. Memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, teman, maupun komunitas
 5. Mengkaji lingkungan dari kemungkinan ancaman bahaya Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First/PFA)
 1. Mempertahankkan dukungan dan menunjukkan kehadiran bagi mereka yang mengalami distress
 2. Menjaga agar keluarga dapat tetap Bersama
3. Memberikan informasi yang adekuat yang dibutuhkan penyintas
4. Melindungi penyintas dari kemungkinan bahaya
5. Mengurangi dampak perubahan fisiologis Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana Peran tenaga Kesehatan jiwa professional Monitor dampak bencana terhadap lingkungan
1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh  
2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres
Memberikan bantuan teknis, konsultasi, dan pelatihan
1. Meningkatkan kapasitas organisasi dan caregiver untuk menyediakan apa yang diperlukan untuk membangun Kembali struktur komunitas, mendorong pemulihan/ketahanan keluarga, dan menjaga masyarakat.
Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana Peran tenaga Kesehatan jiwa profesional Pengkajian kebutuhan lanjutan
 1. Mengkaji status terkini, seberapa baik kebutuhan bisa ditangani, perbaikan lingkungan, intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok
 Triase Bencana
 1. Pengkajian status klinis
 2. Rujukan kasus bila diperlukan
 3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi
 4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan
 Sosialisasi dan penyebaran informasi
 1. Melakukan kontak dan identifikasi penyintas yang belum terjangkau
 2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, koping, proses recovery melalui pembentukan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer maupun website
 Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana Peran tenaga Kesehatan jiwa profesional Meningkatkan kemampuan bertahan
 1. Memotivasi interaksi social
 2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah
 3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.
 4. Dukungan keluarga dan social
 5. Merawat yang berduka
 6. Dukungan spiritual
Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana Peran tenaga Kesehatan jiwa profesional Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan
1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih berat
2. Monitor ancaman lingkungan
3. Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi
4. Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan
PASCA BENCANA (REHABILITASI) Peran tenaga Kesehatan jiwa profesiona
1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat
2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas  
3. Farmakoterapi
4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang
In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201105 SYLVIA PUSPA ANANDA -

1. Sindrom Pasca Trauma ( SDKI ) adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Gejala mayor meliputi,

a. Subjektif, Meliputi Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma, Merasa cemas, Teringat Kembali kejadian traumatis.

b. Objektif, meliputi Memori masa lalu terganggu, Mimpi buruk berulang, Ketakutan berulang, Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma.

Gejala minor meliputi,

a. Subjektif, antara lain Tidak percaya pada orang lain dan Menyalahkan diri sendiri

b. Objektif, antara lain Minat berinteraksi dengan orla menurun, Konfusi atau disosiasi, Gangguan interpretasi realitas, Sulit berkonsentrasi, Waspada berlebihan, Pola hidup terganggu, Tidur terganggu, Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal.

3. Penyebab menurut SDKI:

1. Bencana

2. Peperangan

3. Riwayat korban perilaku kekerasan

4. Kecelakaan

5. Saksi pembunuhan

4. Tujuan intervensi menurut SDKI, luaran utama: ketahanan personal meningkat. Kemudian luaran tambahan meliputi, peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status koping, status spiritual, serta tingkat agitasi dan tingkat depresi menurun.

5. Intervensi utama menurut SIKI yaitu Dukungan proses berduka dan reduksi ancietas. Serta intervensi tambahan seperti dukungan kelompok, Dukungan keyakinan, dukungan memaafkan, konseling, orientasi realitas, terapi kelompok, dll.

6. bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak menyenangkan dan mengancam atau mengganggu kehidupan yang dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan harta benda atau nyawa seseorang, serta gangguan fisik maupun psikologis.

7. kaitan bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma sangat berhubungan. Dampak dari bencana tentunya akan menimbulkan respon psikologis bagi yang mengalaminya, sehingga jika yang dialami adalah respon maladaptif maka akan menimbulkan respon trauma psikologis bagi seseorang yang kemudian akan memunculkan berbagai gejala yang kemudian akan menjadi sebuah kumpulan gejala (sindrome). Sindrome pasca trauma merupakan diagnosa keperawatan yang ditujukan bagi seseorang yang mengalami respon maladaptif dari kejadian trauma misalnya akibat bencana.

8. a. Tahap impact saat bencana (0-48 jam)

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

b. Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual

c. Tahap recovery (>4 minggu)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201099 NUR AFIFAH JUNI MAULUDIYAH -

1.       Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap trauma.

2.       Tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI

a.       Tanda dan gejala mayor :

Subjektif :

1.Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

2. Merasa cemas

3. Teringat Kembali kejadian traumatis

Objektif :

 1. Memori masa lalu terganggu

2. Mimpi buruk berulang

3. Ketakutan berulang

4. Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

b.      Tanda dan gejala minor         :

Subjektif :

1.Tidak percaya pada orang lain

2. Menyalahkan diri sendiri

Objektif:

 1. Minat berinteraksi dengan orla menurun

2. Konfusi atau disosiasi

3. Gangguan interpretasi realitas

4. Sulit berkonsentrasi

5. Waspada berlebihan

6. Pola hidup terganggu

7. Tidur terganggu

8. Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan criminal

3. Bencana ,Peperangan , Riwayat korban perilaku kekerasan ,Kecelakaan  dan  Saksi pembunuhan.

4.Luaran utama :Ketahanan utama

Luaran tambahan: Harapan Harga Diri Identitas diri Ketahanan keluarga Pola tidur Resolusi berduka Status kenyamanan Status koping Status spiritual Tingkat agitasi Tingkat depresi

5. intervensi:

·         Dukungan proses berduka

·         Reduksi ansietas

6. bencana adalah peristiwa yang mengancam kehidupan.

7. Peristiwa-peristiwa  bencana  alam di  belahan  dunia  mana  pun tidak  saja  menimbulkan korban  jiwa,  tetapiduka  yang  mendalam,  serta  ketakutan  yang  mendalam.  Para  korban merasa  berada  pada  kondisi  yang  sangat  tidak  tenang,  merasa  sangat  takut,  kegelisahan yang tidak berkesudahan, danmenjadi mudah mengalami panik.Kondisi-kondisi   tersebut   merupakan   gangguan   pasca   trauma   (Post  traumatic  stress disorder/PTSD)

8.peran

a.       Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

·         Pengkajian kebutuhan lanjutan

1.       Mengkaji status terkini, seberapa baik kebutuhan bisa ditangani, perbaikan lingkungan, intervensi tambahan apa yang diperlukna untuk individu, keluarga maupun kelompok.

·         Triase Bencana

1.Pengkajian status klinis

 2. Rujukan kasus bila diperlukan

3. Mengidentifikasi kelompok rentan maupun individu yang berisiko tinggi

4. Pemberian askep dalam RS darurat maupun rawat jalan

·         Sosialisasi dan penyebaran informasi

1. Melakukan kontak dan identifikasi penyintas yang belum terjangkau

2. Menginformasikan secara adekuat mengenai pelayanan yang lain, koping, proses recovery melalui pembentukan struktur komunitas sementara di pengungsian, flyer maupun website.

 

b.      Tahapan Rescue 0-1 minggu setelah terjadi bencana

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

 6. Dukungan spiritual

 

c.       Tahapan Recovery -4 minggu setelah terjadi bencana

Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

 1. Observasi dan mendengarkan lebih dalam penyintas yang terkena dampak lebih berat

 2. Monitor ancaman lingkungan

3. Monitor ancaman yang pernah muncul maupun yang masih terjadi

 4. Monitor pelayanan yang tersedia untuk keberlanjutan

 

Tahap Pasca Bencana (Rehabilitasi)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201112 ISNA NISA SHOLIHAH -

1. Apakah definisi diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma
=> Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2. Apakah tanda dan gejala mayor dan minor menurut SDKI?
=>  
Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

• Mengungkapkan secara berlebihan atau mengindari pembicaraan kejadian trauma
• Merasa cemas
• Teringat kembali kejadian traumatis
 
Objektif

• Memori masa lalu terganggu
• Mimpi buruk berulang
• Ketakutan berulang
• Menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitakn kejadian trauma

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

• Tidak percaya pada orang lain
• Menyalahkan diri sendiri

Objektif

• Minat berinteraksi dengan orang lain menurun
• Konfusi atau disosiasi
• Gangguan interpretasi realistis
• Sulit berkonsentrsi
• waspada berlebihan
• Pola hidup terganggu
• Tidur terganggu
• Merusak diri sendiri (mis. konsumsi alkohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, tindakan kriminal)
 

3. Apa penyebab terjadinya sindrom pasca trauma?
=> a. Bencana

b. Peperangan

c. Riwayat korban perilaku kekerasan 

d. Kecelakaan

e. Saksi pembunuhan

4. Apa tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma?
=> Membantu menciptakan hubungan saling percaya antara klien dan perawat, klien percaya diri ketika ingin menyampaikan semua keluhan yang menggangunya, kemudian perawat dapat memberikan saran yang dapat dilakukan oleh pasien yang dapat meningkatkan ketahanan pribadi pasien


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201106 ADEVIA PUTRI SEKAR NINGRUM -

1. Gangguan yang ditandai dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan.


2. Tanda dan gejala mayor

Subjektif

a. Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

b. Merasa cemas

c. Teringat kembali traumatis


Objektif

a. Memori masa lalu terganggu

b. Mimpi buruk berulang

c. Ketakutan berulang

d. Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan Kejadian trauma


Tanda dan gejala minor


Subjektif

a. Tidak percaya pada orang lain

b. Menyalahkan diri sendiri


Objektif

a. Minat berinteraksi dengan orla menurun

b. Konfusi atau disosiasi

c. Gangguan interpretasi realitas

d. Sulit berkonsentrasi

e. Waspada berlebihan

f. Pola hidup terganggu

g. Tidur terganggu

h. Merusak diri sendiri (misal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, tindakan kriminal



3. - Pengalaman yang tidak menyenangkan.

- Riwayat gangguan mental pada keluarga.

- Kepribadian bawaan yang temperamen.

Peristiwa yang diketahui paling sering memicu meliputi:


Perang.

Kecelakaan.

Bencana alam.

Perundungan (bullying).

Kekerasan fisik.

Pelecehan seksual.

Prosedur medis tertentu, seperti operasi.

Penyakit yang mengancam nyawa, misalnya serangan jantung.


4. luaran utama : ketahanan personal meningkatkan

luaran tambahan : peningkatan pada harapan, harga diri, ketahanan keluarga, pola tidur, resolusi berduka, status kenyamanan, status kopling, status spiritual. 


5. Dukungan proses berduka


6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda


7. Bencana dapat menimbulkan trauma dan dapat menyebabkan ketakutan seseorang yang berkepanjangan


8. a. Tahap impact saat bencana (0-48 jam)

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

b. Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual

c. Tahap recovery

1. Monitor lingkungan yang mendukung untuk pemulihan

d. Pasca bencana (Rehabilitasi)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang

In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201109 SITI NUR KHALIMAH -

1.       diagnosa keperawatan: sindrom pasca trauma adalah Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma.

2.        

·         tanda dan gejala mayor

Subjektif :

1)      Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

2)       Merasa cemas

3)       Teringat Kembali kejadian traumatis

Objektif:

1)      Memori masa lalu terganggu

2)       Mimpi buruk berulang

3)       Ketakutan berulang

4)       Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian traum

·         Tanda dan gejala  minor

Subjektif:

1)      Tidak percaya pada orang lain

2)       Menyalahkan diri sendiri

Objektif:

1)      Minat berinteraksi dengan orla menurun

2)       Konfusi atau disosiasi

3)       Gangguan interpretasi realitas

4)       Sulit berkonsentrasi

5)       Waspada berlebihan

6)       Pola hidup terganggu

7)       Tidur terganggu

8)       Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan krimina)

3.       penyebab terjadinya sindrom pasca trauma:

1)      Korban kekerasan

2)      Korban kekerasan seksual

3)      Korban bencana alam

4)      Cedera multiple (kecelakaan lalu lintas)

5)      Post traumatic stress disorder (PTSD)

6)      Multiple personality disorder

7)      Korban peperangan

4.       tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma  adalah ketahanan personal pasien akan meningkat

5.       intervensi keperawatan untuk mengatasi sindrom pasca trauma:

Intervensi: Dukungan proses berduka

Observasi:

1)      Identifikasi kegilangan yang dihadapi

2)      Identifikasi proses berduka yang dialami

3)      Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang hilang atau orsng yang meninggal

4)      Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan

Terapeutik:

1)      Tunjukkan sikap menerima dan empati

2)       Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan

3)       Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat

4)      Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agam, dan norma social

5)       Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. Membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain)

6)       Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan

Edukasi:

1)      Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

2)       Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan

3)      Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan

4)      Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap

6.       Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7.       kaitannya bencana dengan diagnosa keperawatan sindrome pasca trauma:

seseorang yang mengalami dampak bencana membuatnya mengalami Reaksi Stres Akut dan Berduka (grieving/bereavement).

8.       peran tenaga kesehatan jiwa dalam setiap fase bencana:

1)      Tahap Pra Bencana:

Merencanakan kesiagaan, Latihan simulasi keadaan darurat bencana, melatih tenaga Kesehatan setempat, meningkatkan pengetahuan mitigasi, kolaborasi dengan pemerintah setempat yang berwenang, menginformasikan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan, Menyusun tim pertolongan pertama dengan terstruktur, membangun sistim peringatan dini bencana

2)      Tahapan Impact 0-48 jam setelah kejadian bencana:

Monitor dampak bencana terhadap lingkungan

1. Mengobservasi dan mendengarkan korban yang paling terpengaruh

2. Pantau lingkungan yang dapat mencetuskan stres

 Tahap rescue setelah bencana (0-1 minggu)

Meningkatkan kemampuan bertahan

1. Memotivasi interaksi social

2. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah

3. Penyuluhan mengenai: respon stress, trauma, koping, respon normal versus abnormal dalam situasi abnormal, factor risiko, pelayanan yang tersedia.

4. Dukungan keluarga dan social

5. Merawat yang berduka

6. Dukungan spiritual

3)      Tahap recovery (>4 minggu)

1. Terapi secara langsung khususnya bagi yang mengalami dampak lebih berat

2. Mengurangi atau memperbaiki gejala atau meningkatkan fungsi melalui pendekatan: individual, keluarga, dan komunitas

3. Farmakoterapi

4. Perawatan jangkan pendek maupun jangka panjang


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201066 AMONG ICHSANTANA -

1. Sindrom pasca trauma adalah respon maladaptive yg berkelanjutan terhadap trauma. 

2. Tanda gejala mayor : mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari perbincangan terhadap trauma, cemas,  teringat kembali ttg trauma. Memori masa lalumya terganggu, mimpi buruk yg berulang, ketakutan yg berulang, menghindari aktivitas yg dapat membangkitkan kejadian trauma. 

Tanda gejala minor : tidak percaya pd org lain,  mebyalahkan diri sendiri. Beriinteraksi dgn org lain menjadi menurun, disosiasi, waspada berlebihan,  sulit konsentrasi, tidur terganggu. 

3. Penyebab terjadi sindrom pasca trauma : bencana, peperangan, riwayat korban kekerasan, krcelakaan,  saksi pembunuhan. 

4. Tujuan intervensi keperawatan sindrom pasca trauma adalah klien bisa kembali mengambil keputusan,  tingkat kecemasan menurun, dapat mengatasi stres, dapat menunjukkan harga diri positif. 

5. Dukungan proses berduka, dukungab kelompok, dukungan perasaan bersalah, manajrmen lingkungn,  manajemen medikasi, manajemen pengendalian marah, orientasi realitas, terapi trauma anak


6. Bencana adalah suatu kejadian yang menyebakan kerugian baik manusia, hewan maupun tumbuhan. dan bisa menyebakan berkurangnya populasi manusia. bencana sendiri seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, dll


7. Kaitan bencana dengan dengan diagnosa keperawatan syindrome pasca trauma adalah terjadi benacan alam misalkan gempa bumi dan tsunami dampak benacan alam tersebut sangatlah besar menyebakan kehancuran material, kehilangan seseorang yang dicintai ,  kecemasan dan hal tersebut bisa menyebabkan seseorang ketakutan dan mengalami trauma.


8. Peran perawat jiwa dalam fase bencana adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas dan juga perawat mempersiapkan masyarakat siap menghadapi bencana dengan meningkatkan resilience.


In reply to Dr. Ns. Mamnu'ah M. Kep. Sp. Kep. J.

Re: Diskusi askep pasca trauma

by 1810201122 FARISKA NABILA SANTOSA -

1. Respon maladaptive yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

2. Mayor : Ds :

 -Mengungkapkan secara berlebihan atau menghindari pembicaraan kejadian trauma

- Merasa cemas

-Teringat Kembali kejadian traumatis

Do : - Memori masa laluterganggu

- Mimpi buruk berulang

- Ketakutan berulang

- Menghindari aktifitas, tempat atau orang yang membangkitkan kejadian trauma

Minor : Ds : 

- Tidak percayapada orang lain

- Menyalahkan diri sendiri

Do : - Minat berinteraksi dengan orlamenurun

- Konfusi atau disosiasi

- Gangguan interpretasi realitas

- Sulit berkonsentrasi

- Waspada berlebihan

- Pola hidup terganggu

- Tidur terganggu

- Merusak diri sendiri (missal: konsumsi alcohol, penggunaan zat, percobaan bunuh diri, Tindakan kriminal

3. Bencana, Peperangan Riwayat korban perilaku kekerasan, Kecelakaan, Saksi pembunuhan.

4. Untuk meningkatkan ketahanan personal pasien 

5. Dukungan pasca berduka dan reduksi ancietas 

6. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang  mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

7. Karena benaca dapat menimbulkan respon trauma baik secara fisik maupun psikis. 

8. Pertolongan terkait kegawadaruratan mengenai masalah masalah fisik, memenuhi kebutuhan dasar, membantu individu dalam fase krisis dan menjadi sumber koping pasien.