Forum: Diskusi Thoharotul Qulub.

Diskusi Thoharotul Qulub.

Diskusi Thoharotul Qulub.

by Heri Puspito -
Number of replies: 28

silahkan bertanya dan saling menanggapi

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105243 DINA RISKA ANISA -

Tanggapan saya ayat ayat tersebut harus menjadi pacuan kita dalam tenaga medis agar menjalankan profesi kita dengan berpedoman ayat suci al qur’an.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105258 ERIYAS PUTRI WIBAWATI -

assalamualaikum pak

saya izin bertanya, mengingat betapa pentingnya mengamalkan ayat ayat diatas di dalam kegiatan sehari hari pak ,tetapi mengingat kami bekerja di dunia kesehatan dan tidak jarang kami menemui keadaan yang darurat , lalu mengamalkan nya bagaimana njih pak ? karena sering terlupakan pak terimakasih

In reply to 1710105258 ERIYAS PUTRI WIBAWATI

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105246 SUGIHARTINI -

izin berdiskusi mbak, untuk keadaan daruratnya mungkin seperti apa dulu. 

mungkin kalau semisal berhubungan dengan tindakan bisa saja kita pikir ulang kembali apakah itu wewenang kita atau bukan. jika bukan wewenang kita, kita bisa kita berikan tindakan tersebut kepada yang berwewenang, dan jika mungkin keluarga tidak setuju bisa dijelaskan apa hal yang terjadi jika tindakan itu dilakukan oleh yang bukan wewenangnya. makasih 

In reply to 1710105258 ERIYAS PUTRI WIBAWATI

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105253 SHETA RACHMAWATI -

Tanggapan saya mengamalkan Al-Qur'an dan dijadikan pedoman untuk kegiatan sehari-hari dalam pekerjaan atau apapun itu hal yang bagus apalagi jika kita mempertahankan nilai nilai Al-Qur’an untuk selalu menjadi pedoman dalam setiap ucapan, tingkah dan perilaku dalam kehidupan sehari hari.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105246 SUGIHARTINI -

tanggapan saya Sebagai calon tenaga medis kita bisa saling menyeru  kepada perbuatan yang diperintahkan (sesuai wewenang) dan menjauhi atau mencegah dari segala hal yang allah larang (bukan wewenang).

begitupun jika kita berada dikelompok kita bisa mengajak teman, saudara atau keluarga kita dalam menjalankan kebaikan serta jika ada tema saudara atau keluarga kita yang berbuat salah kita selaku muslim harus saling mengingatkan satu sama lain.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105242 YUNI NERAWATI -

menurut saya Setiap pekerjaan jika sudah menjadi tradisi ataupun kebiasaan yang kita sukai, maka tidak akan ada beban untuk melakukannya, termasuk dalam membaca Al-Qur’an. Banyak hadist terkait dengan keutamaan membaca al-Qur’an setiap hari, diantaranya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud yang menjelaskan bahwa salah satu obat penyembuh hati yang sakit adalah dengan membaca al-Qur’an, “hendaknya kamu menggunakan kedua obat madu dan al-Qur’an”.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105252 SYIFA FADILLA -
amar makruf nahi mungkar yang memberi perintah menegakan yang baik dan melarang yang salah, hal itu dapat diterapkan pada KIE psikososial pada ibu nifas tentang adat istiadat dan budaya yang bertolak belakang dengan ajaran agama islam
In reply to 1710105252 SYIFA FADILLA

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105254 KHOLIFATUN NISA -

masyaallah bagus juga tu mba,jangan lupa juga tentang doa doa yang ada di alquran untuk diamalkan kepada pasien kita nanti


In reply to 1710105252 SYIFA FADILLA

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105239 MUKHAROMAH -

Mohon maaf mba ijin bertanya jika di dalam anggota keluarga ada yang menolak untuk di berikan KIE tentang hal tersebut bagaimana nggeh mba? Apa solusi mba sebagai bidan nantinya untuk meyakinkan pasien dan keluarga tsb ?

Terimakasih 😊

In reply to 1710105239 MUKHAROMAH

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105256 HANI ROSIDAH -

mohon maaf mba izin menjawab, memang benar masih banyak pasien atau keluar yang saat diberikan KIE yang bertolak belakang dengan adat istiadat dan budaya akan menolaknya, karena apabila kita berbicara tentang adat istiadat dan budaya akan sulit tetapi kita sebagai seorang petugas kesehatan harus berusaha memberikan pengertian bahwa apa yang kita sampai atau anjurkan lebih memiliki banyak manfaatnya daripada mudhoratnya meskipun bertentangan dengan adat istiadat dan budaya. tetapi, apabila setalah diberikan pengertian tetapi pasien dan keluarga masih enggan melakukannya maka kita tidak boleh memaksakannya.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105237 MILENIA GALUH SHINTAWATI -

tanggapan saya sebagai calon tenaga medis, ayat-ayat tersebutbisa dijadikan pedoman setiap kita melakukan tindakan, ataupun beraktifitas yg lain. Dalam keidupan sehari-hari dengan cara melakukan hal" baik yang dianjurkan/diperintahkan oleh allah swt yang terdapat pada al-qur'an dan juga dengan mengajarkan ilmu yang miliki kepada orang lain sehingga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat bagi orang lain, serta mengajak orang" di sekitar kita untuk ikut serta membaca al-qur;an serta mengamalkannya juga.

In reply to 1710105237 MILENIA GALUH SHINTAWATI

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105239 MUKHAROMAH -

Assalamualaikum wr. Wb

Mba izin bertanya untuk kita sebagai bidan menerapkan nya di era pandemi ini bagaimana mana ya mba khususnya tenaga medis?

Terimakasih mba :)

In reply to 1710105239 MUKHAROMAH

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105251 ERRIA SUKMASARI PUTRI -

izin menanggapi mba. cara menerapkan pandemi  paling utama adalah menjaga keselamatan jiwa seperti hidup bersih sesuai dengan kebersihan dalam islam. Dalam Islam pun telah memerintahkan kepada setiap orang untuk mempraktikkan gaya hidup sehat, pola makan sehat dan berimbang serta perilaku dan etika makan. Misalnya cuci tangan sebelum makan. dan tenaga medis tetap selalu memberikan edukasi agar masyarakat mengikuti pola hidup sehat

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105236 LENY MARLINA -

Al Quran merupakan pedoman hidup, sumber segala hukum yang diikuti dalam menjalankan kehidupan. Al Quran merupakan petunjuk, pemisah (antara yang hak dan batil), obat, dan nasihat. Tentu saja sebagai tenaga kesehatan mengamalkan Al Quran atau menjadikan ayat ayat dalam Al Quran sebagai pedoman dalam dunia kerja merupakan hal yang baik. Namun tidak hanya itu,

suatu keniscayaan dan sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk tetap menjaga dan mempertahankan nilai nilai Al-Qur’an untuk selalu menjadi pedoman dalam setiap ucapan, tingkah dan perilaku dalam kehidupan sehari hari.



In reply to 1710105236 LENY MARLINA

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105234 ANJAR FIFI WULANDARI -

ijin menanggapi saya setuju dengan pernyataan anda mengenai Al Quran merupakan petunjuk, pemisah (antara yang hak dan batil), obat, dan nasihat. dalam dunia kerja tentunya kita memerlukan pedoman doa yang shahih menurut agama islam untuk mengajarkan masyarakat khususnya oleh tenaga kesehatan yang bekerja baik di rumah sakit, puskesmas dll karena selain obat yang diberikan untuk kesehatan jasmani tentunya kita memerlukan kesehatan rohani pula. sekian, terimakasih wassalamu'alaikum wr.wb.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105249 TESYA APRILIA PUJIYANTI -

tanggapan saya sebagai calon tenaga medis, islam tidak hanya menaruh perhatian pada urusan dunia saja namun seorang muslim diajarkan untuk menjaga dan memperhatikan urusan akhirat, jadi setiap kita melakukan tindakan harus ikhlas dan sesuai tuntutan yang telah diajarkan di dalam Al Qur'an dan hadist dengan menerapkan amar makruf nahi munkar.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105245 RENI -

Pada dasarnya amar ma’ruf dan nahi munkar sebagai salah satu upaya untuk menegakkan agama dan kemaslahatan di tengah masyarakat Islam. Pelaksanaan amar makruf dan nahi munkar dilakukan sebagai bentuk mengantisipasi atau sebagai langkah preventif menghilangkan kemungkaran agar masyarakat tidak mendapatkan dampak yang lebih besar dan juga suatu keniscayaan dan sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk tetap menjaga dan mempertahankan nilai nilai Al-Qur’an untuk selalu menjadi pedoman dalam setiap ucapan, tingkah dan perilaku dalam kehidupan sehari hari.


In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105233 MELA NUR AZIZAH -

Assalamualaikum wr,wb

pak, saya Mela ijin menanggapi..

Pada dunia kerja khususnya sebagai tenaga kesehatan selalu menyeru agar pasien selalu sabar dalam menjalani tawakal pengobatan. Selain itu, meyakinkan pasien bahwa pemilik hidup dan mati hanya Alloh semata sehingga tidak menimbulkan rasa putus asa terhadap pasien.

Di rumah, seruan lebh bersifat khusus, seperti memberikan pengetahuan akan makna keutamaan sholat kepada adik, dan ragam manfaat gerakan sholat terhadap org tua dan suami. Dari hal tersebut, bukan bermaksud agar niat berubah, tapi lebh menjadi support system' sehingga tidak pernah abai akan perintah Allah ini.

Di masyarakat dengan beragam sifat yg heterogen, menyeru kebaikan tidak bisa langsung dan dalam nada tinggi serta berlebihan, namun dengan halus dan penuh pengertian. Seperti misalnya mengajak org lain ke masjid, sebelum menyerukan dengan suara, saya akan menyerukan dengan cara saya mempraktekkan dahulu apa yg akan saya serukan yakni berangkat ke masjid.

Terimakasih, Wassalamualaikum 

In reply to 1710105233 MELA NUR AZIZAH

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by Heri Puspito -
menanggapi dari pertanyaan dari eriyas putri w. Terimakasih semuanya atas tanggapan yg diberikan. bagus menurut saya dari cara analisis dan berpikir secara muslim dan mukmin, bahwa kita sebaiknya sebagai tenaga medis juga memperhatikan seruan2 kepada pasien2 kita, mengajarkan atau menyampaikan walau 1 ayat. semangat, doa2, misalkan doa sebelum operasi, doa sebelum melahirkan, doa menahan nyeri, doa supaya diberikan kesembuhan dll. kita sampaikan kepada pasien kita. afsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 104. وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ (Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat) Yakni hendaklah segolongan diantara kalian yang senantiasa mendirikan kewajiban berdakwah, memerintah kebajikan, dan melarang keburukan. Dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah hendaklah kalian semua menjalankan kewajiban dakwah, memerintah kebajikan, dan melarang keburukan. Namun pendapat pertama lebih dekat kepada kebenaran. يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ (yang menyeru kepada kebajikan) Yakni dengan mengajarkannya, memberi nasehat dan petunjuk. وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ (menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar) Yakni dengan tangan atau lisan. Dan menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada yang mungkar adalah bagian dari fardhu kifayah, yang dikhususkan bagi pemilik ilmu yang mengetahui perihal apa yang diajarkannya dan apa yang dilarangnya. Dan kewajiban menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada yang mungkar ini berdasarkan apa yang termaktub dalam al-qur’an dan as-sunnah, dan ia merupakan salah satu kewajiban yang paling mulia yang ada dalam syariat yang suci ini dan juga merupakan asas penting dari asas-asas syariat, karena dengannya sempurnalah aturan-aturannya, karena pemeluk setiap agama telah melenceng sebagian mereka dari agamanya disebabkan kebodohan mereka tentang agama atau karena mengikuti hawa nafsu mereka. Atau mungkin karena lalai dalam menjalankan kewajiban mereka, atau mungkin saling menzalimi diantara mereka, maka apabila tidak ada orang yang membenarkan jalan mereka, menunjukkan petunjuk kepada yang tersesat, menasehati yang lalai, dan menghentikan tangan zalim, maka kesesatan akan semakin banyak dan semakin besar hingga agama akan dilupakan dan akan berubah Batasan-batasannya. Dan Allah telah mempringati kita agar tidak seperti apa yang terjadi pada Bani Israil. Yang Allah telah melaknat mereka karena meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar lewat firman-Nya: ذٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ. كَانُوا۟ لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (al-Maidah: 78-79) وَأُو۟لٰٓئِكَ(Mereka itulah) Yakni golongan yang menjalankan apa yang disebutkan. هُمُ الْمُفْلِحُونَ(orang-orang yang beruntung) Yakni orang-orang yang mendapat kekhususan dengan keberuntungan. Referensi: https://tafsirweb.com/1236-quran-surat-ali-imran-ayat-104.html
In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by Heri Puspito -

mari kita sediit demi sedikit menyisipkan di selasela saat bekerja, saat ketemu pasien menerapkan/ mengajarkan doa doa untuk kesembuhan mereka

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105248 ALFIYATUL NGULUM -

tanggapan saya sebagai calon tenaga medis dalam mengaamalkan hal tersebut antara lain bisa dilakukan di lingkungan terdekat kita seperti keluarga dan sahabat misalnya mengajak untuk selalu menjaga kesehatan dengan makan-makanan yang bergizi dan halal, makan minu tidak berlebihan karena akan berpengaru pada kesehatan, selain itu pada saat bersalin bisa  mengajarkan doa doa terkait persalinan maupun saat pasien dalam keadan nifas kita mampu membimbing pasien dalam aspek spiritual.

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105254 KHOLIFATUN NISA -

assalamualaikum pak izin menanggapi, kita sebagai tenaga kesehatan yang sudah diajarkan tentang bagaimana yang ada didalam al-quran kita juga harus bisa mengamalkan apa yang sudah kita dapat terutama dikalangan yang terdekat dengan kita yaitu keluarga tentangga sampai keorang lain,kita juga harus memberikan ilmu yang kitapunya untuk mereka ilmu yang sudah kita dapatdikampus atau diluar kampus untuk pasien kita, dengan contoh mengajarkan doa sebelum dan sesudah menyusi saat melahirkan danlainnya

In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105241 JIHAN SALMA ABIYYAH -

Tanggapan saya sebagai tenaga medis khususnya bidan saya bisa memberikan kompetensi yang sejalan dalam tuntunan agama, tidak melakukan hal diluar kompetensi karena allah memerintahkan kita untuk menjauhi larangan-larangannya, dan tidak membeda-bedakan pasien seperti halnya kita dimata allah ini sama, kemudian seperti ketika ada ibu yg sedang kesakitan akan bersalin kita bisa menenangkan dengan membimbing untuk berdoa, berikhtiar dan meminta pertolongan hanya kepada allah sebab kita sebagai tenaga kesehatan tidak bisa menentukan takdir dari seorang pasien.


In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105240 EVA RAHAYU -

Assalamualikum pak 

kami sebagai tenaga kesehatan menjalankan dan mengamalkan amar ma'ruf nahi munkar, sesuai dengan profesik kami sebagai bidan dalam memberi konseling kepada pasien terkait hal hal yang kadang dilakukan pasien yang bertolak belakng dengan ajaran islam seperti memenganut budaya dan adat istiadat disekitarnya 


In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105255 EMA EGAWATI -
menurut saya, semua profesi tidak hanya tenaga medis dalam hal ini yang menggunakan surat-surat pada Al-qur'an sebagai pedoman dalam keseharian. sedangkan amalannya pada bidang medis bisa diterapkan dalam setiap kegiatan untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan tindakan dan membimbing pasien dalam aspek spiritual
In reply to Heri Puspito

Re: Diskusi Thoharotul Qulub.

by 1710105250 FIDAYANTI -

Assalamuallaikum pak saya izin menanggapi menurut saya penerapan ayat-ayat yang ada di dalam alquran dalam kehidupan kita sehari-hari Terutama kita sebagai petugas kesehatan harus mampu memberikan pelayanan kepada pasien yg sesuia dengan ajaran islam contohnya memberikan pelayanan terbaik pada ibu hamil, melahirkan dan nifas dan tak lupa mejalin komunikasi dan hubungan baik pada pasien, keluarga pasien dan juga teman sejawat sesama petugas kesehatan.