Diskusi forum Anvulen 201920

Diskusi Anvullen

Re: Diskusi Anvullen

by Widaryati S.Kep.Ns.M.Kep. -
Number of replies: 0

PCI  lebih efektif pada kondisi pasien tersebut memenuhi kriteri(indikasi) dilakukannya PCI dan pada onset kurang dari 12 jam

Apa itu PCI?

PCI (Percutaneous Coronary Intervention), atau yang dikenal juga dengan coronary angioplasty, merupakan prosedur terapi untuk membuka penyempitan (stenotic) pembuluh darah arteri jantung pada kasus penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh terjadinya penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibat dari penumpukan kolesterol ini, aliran darah menjadi tidak lancar dan fungsi jantung menjadi terganggu sehingga berpotensi menyebabkan serangan jantung. PCI dilakukan dengan memasukkan catheter yang telah dilengkapi dengan balloon khusus dan stent yang akan diarahkan ke titik terjadinya penyumbatan di dalam pembuluh darah arteri untuk membuka penyumbatan tersebut dan mengembalikan aliran pembuluh darah arteri ke jantung. Tindakan PCI ini biasanya dilakukan oleh interventional cardiologist. Dengan dilakukannya primary PCI, gejala dari penyakit jantung koroner, seperti nyeri dada (angina), sesak nafas (dyspnea), dan congestive heart failure dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan.

Prosedur

Istilah balloon angioplasty yang umumnya digunakan untuk mendeskripsikan PCI merupakan metode pemompaan balloon di dalam pembuluh darah arteri untuk menghancurkan plak kolesterol pada dinding pembuluh darah dan atau dapat juga disertai dengan tindakan lain yaitu pemasangan stent sesuai dengan indikasi sumbatan yang didapatkan.

Dibandingkan dengan metode konservatif yaitu dengan fibrinolytic therapy (thrombolytic therapy), primary PCI lebih efektif dalam penanganan myocardial infarction dengan ST-segment elevation. Fibrinolytic therapy memiliki beberapa keterbatasan, yaitu pertama, beberapa pasien myocardial infarction memiliki kontraindikasi dengan fibrinolisis. Kedua, adakalanya thrombolysis tidak muncul pada pasien yang diberi terapi ini, dan ketiga adalah kemungkinan munculnya serangan jantung kembali walaupun setelah melakukan terapi ini. Keterbatasan-keterbatasan ini dapat diminimalisasi dengan primary PCI. Berdasarkan hasil CADILLAC trials, diketahui bahwa sebanyak 40.8% pasien dengan fibrinolytic therapy memiliki resiko mengalami restenosis, sedangkan dengan tindakan primary PCI resikonya turun menjadi 22.2%.

Resiko

Tindakan angioplasty juga bukan tanpa resiko. Pasien umumnya dalam keadaan sadar saat tindakan dilakukan dan rasa tidak nyaman pada dada mungkin dirasakan selama tindakan berlangsung. Pendarahan pada titik insersi umum terjadi dan kadang juga timbul memar atau hematoma. Reaksi alergi terhadap contrast dye yang dipakai juga mungkin terjadi. Tetapi, yang patut diwaspadai adalah resiko komplikasi serius yang mungkin terjadi seperti stroke, ventricular fibrillation (VF) atau ventricular tachycardia (VT), serangan jantung, dan aortic dissection. Resiko komplikasi ini lebih mungkin terjadi pada:

  • seseorang berusia 75 tahun ke atas
  • seseorang yang pernah menderita sakit ginjal atau diabetes
  • orang dengan kemampuan pompa jantungnya lemah
  • orang yang pernah menderiat sakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah sebelumnya.

Source:

1.    Ellen C. Keeley, M.D., L. David Hillis, M.D. 2007. Primary PCI for Myocardial Infarction with ST-Segment Elevation. N Engl J Med (356) 47-54.

2.    http://en.wikipedia.org/wiki/Percutaneous_coronary_intervention

Eka Hospital Patient Services