Seminar 5

DISKUSI Kelp. Remaja/Dewasa

Re: DISKUSI Kelp. Remaja/Dewasa

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -
Number of replies: 0

Assalamualaikum wr.wb ibu.

Saya Natasya Riskya Aprilianti 2010101046 perwakilan dari kelompok 12 izin menguploud hasil dari seminar ke 5.

Kelompok: 12

Materi: Pemenuhan Gizi Remaja/Dewasa 

Moderator: Natasya Riskya Aprilianti (2010101046) 

Presentator: Nofi Nurwidiyaningsih (2010101047) 

Skretaris: Siti Hamidah (2010101048)

Anggota Kelompok:

1. Meysah Putri padbi (2010101045)

2. Natasya Riskya Aprilianti (2010101046 

3. Nofi Nurwidiyaningsih (2010101047) 

4. Siti kamidah (2010101048)

5. Ramona (2010101049)


1. Assalamu'alaikum Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040) izin bertanya kepada kel. 12, Contoh makanan apa saja yang dapat dikonsumsi bagi remaja yang mengalami anemia?? Sebelumnya, terima kasih, Wassalamu'alaikum

Jawab :

Berikut ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko remaja putri terkena anemia:

* Mengonsumsi sedikit makanan yang mengandung zat besi, seperti daging, telur, dan sereal.

* Memiliki aktivitas fisik yang cukup tinggi, terutama atlet remaja putri.

* Menjalani diet vegetarian atau vegan.

* Mengalami perdarahan menstruasi berlebih. * Obesitas.

Kiat” mengatasi anemis pada remaja

1. Dorong Anak Remaja untuk Memperbanyak Makanan yang Kaya akan Zat Besi

Makanan yang di anjurkan :

* Daging tanpa lemak, unggas, dan ikan.

* Sereal, roti, dan pasta yang diperkaya zat besi.

* Buah-buahan kering, seperti aprikot, kismis, dan prem.

* Sayuran hijau, seperti bayam dan kale.

* Biji-bijian utuh, seperti beras merah.

* Kacang-kacangan, seperti kacang polong. * Telur.

2. Suplemen Penambah Darah

3. Minum Suplemen Zat Besi 

(Siti Kamidah 2010101048)


2. Assalamualaikum saya mila aryani 2010101028 Izin bertanya kpd kel 12, Mengapa pada usia remaja sangat berisiko mengalami masalah gizi Melihat kondisi gizi remaja sekarang yg kebutuhan gizi nya kurang terpenuhi/ hanya makan makanan yg mereka sukai saja. Terimakasih

Jawab :

Masalah gizi yang terjadi pada remaja umumnya disebabkan oleh satu sumber utama yaitu pola makan yang kurang tepat. Pola makan yang kurang tepat pada remaja, secara garis besar dipengaruhi dua hal, yaitu faktor lingkungan dan faktor personal atau individu dari remaja itu sendiri. Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi. Hal ini disebabkan karena pada usia remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi suatu asupan maupun kebutuhan gizinya. (Nofi Nurwidyaningsih 2010101047)


3. Assalamualaikum, saya Aisya Novia Rahmi (2010101070) izin bertanya, apa akibatnya jika remaja tidak memenuhi gizi yang cukup? Apakah akan berakibat pada pertumbuhannya? Jika iya, mengapa? Terima kasih

Jawab:

1. Remaja Kurang Zat Besi (Anemia)

2. Stunting Stunting pada remaja terjadi karena masalah gizi saat balita atau pra-sekolah. Malnutrisi yang terjadi pada masa balita yang mengindikasikan stunting, akan berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan remaja terhambat.

3. Remaja Kurus atau Kurang Energi Kronis (KEK)

4. Kegemukan atau Obesitas

  (Siti Kamidah 2010101048)


4. Assalamualaikum Saya Tri Revita 2010101007, izin bertanya kepada kelompok 12, bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi anak yang tidak menyukai lauk pauk sama sekali?Terimakasih

Jawab:

1. Hindari memaksa anak untuk makan

pertama yang perlu ingat yaitu sebaiknya tidak memaksa si Anak untuk makan, apalagi membuat suasana menjadi tegang. Dengan pemaksaan seperti itu justru akan membuat anak semakin menolak untuk makan dan malah hubungan antara ibu dan anak menjadi kurang baik.

2. Sediakan camilan yang tinggi kalori.

Ketika anak susah makan berusahalah untuk memberikan camilan yang tinggi kalori. Sehingga anak bisa makan kapan pun, seperti ketika sedang bermain atau menonton film kesukaannya.

Kalori bermanfaat untuk memberikan energi sebagai bahan bakar aktivitasnya sehari-hari. Kalori didapatkan dari nutrisi yang bersumber dari protein, lemak dan karbohidrat. Ketiga jenis nutrisi itulah yang nantinya akan diubah menjadi kalori

3. Berikan menu yang berbeda setiap hari dan buat menjadi lebih menarik

Ada banyak penyebab anak susah makan, bisa jadi anak sedang bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja. Bunda bisa mencoba memberikan makanan yang lebih beragam lagi dengan disesuaikan dengan kebutuhan si Kecil. Yang terpenting saat menyiapkan menu makanan untuk anak yaitu kandungan gizi seimbang di dalamnya.

Menerapkan menu makan yang berbeda setiap hari akan memberikan nutrisi yang beragam dan sangat berguna bagi tubuh. Bunda perlu mencukupi kebutuhan nutrisi si Kecil, mulai dari protein, karbohidrat, serat, lemak, serta berbagai vitamin dan mineral. Setidaknya dalam satu piring terdapat minimal 3 nutrisi tersebut.

4. Biasakan untuk makan teratur

Keteraturan jam makan juga mempengaruhi keinginan anak untuk makan. sebaiknya membiasakan untuk menyajikan makanan berat dan camilan pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini berguna untuk membangun pola pikir anak untuk memahami dan membiasakan diri bahwa ada waktu-waktu tertentu untuk makan. Dengan begitu, ketika anak telah merasa lapar, ia akan meminta makan dengan sendirinya.

5. Turuti kemauan anak

Daripada memaksa anak untuk makan, sebaiknya Ibu bertanya menuruti kemauannya. Ibu bisa bertanya tentang makanan apa yang ingin si Kecil makan. Anak yang masih di bawah tiga tahun tentu suasana hatinya masih belum menentu, sehingga ketika hal tersebut memengaruhi terhadap keinginannya untuk makan, maka sebaiknya ibu menanggapi dengan memberikan makanan yang anak inginkan. Pastikan makanan yang anak inginkan tetap pada koridor kesehatan dan masuk dalam menu gizi seimbang.

6. Rutin minum susu setiap hari

Anak susah makan pasti akan sulit mengonsumsi beberapa jenis makanan harian. Untuk mengatasi kondisi ini, ibu bisa memberikan ia susu bubuk pertumbuhan yang kaya gizi. Dalam hal ini, susu bisa menjadi nutrisi pendukung yang dapat mendukung kebutuhan gizi harian anak

Bunda bisa memilih susu pertumbuhan yang sesuai dengan usia anak, misalnya Susu Bendera 1Plus karena mengandung GIZZICOMPLI yang termasuk minyak ikan, omega 3 (ALA), omega 6 (LA), protein, vitamin D, kalsium, seng, zat besi, vitamin C, serta berbagai vitamin dan mineral lainnya. Dengan memberikan anak susu secara rutin, setidaknya ia mendapatkan tambahan nutrisi yang tepat.

7. Berikan suplemen makanan

Mengatasi anak susah makan juga bisa dibantu dengan suplemen makanan. Memberikan suplemen makanan menjadi salah satu cara yang efektif untuk memastikan anak tercukupi nutrisinya. 

(Natasya Riskya Aprilianti 2010101046)


5. Assalamualaikum, saya Sukanti Ningsih 2010101051 izin bertanya kepada kel 12. Bagaimana cara menjaga makanan remaja agar tetap seimbang? Terimakasih

Jawab:

1. Mengkonsumsi Aneka Jenis Makanan Setiap Harinya.

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk pola makan sehat adalah dengan mengkonsumsi aneka jenis makanan yang bervariasi setiap harinya. Jika Anda mengkonsumsi segala jenis makanan sehat setiap harinya, maka kekurangan gizi dari makanan dari suatu makanan tertentu, dapat dilengkapi dari jenis makanan lainnya yang mengandung zat gizi yang tinggi. Dengan begitu, kebutuhan nutrisi harian bisa dipenuhi dengan lebih baik.

2. Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Energi.

Makanan yang mengandung energi juga sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kebutuhan energi yang diperlukan oleh setiap orang bisa terpenuhi dari jenis makanan yang mengandung karbohidrat, lemak baik dan juga protein.

3. Membatasi Makanan yang Mengandung Lemak Jahat.

Lemak juga bisa menjadi sumber energi yang baik bagi tubuh, tetapi tentu saja lemak tersebut merupakan jenis lemak baik. Maka untuk jenis lemak jahat, sebaiknya dikurangi. Karena konsumsi makanan berlemak tinggi secara berlebihan bisa membuat pembuluh darah Anda tersumbat.

4. Menggunakan Garam yang Mengandung Yodium.

Zat yodium merupakan zat gizi mikro yang juga diperlukan oleh tubuh dalam mendukung pertumbuhan fisik, dan juga perkembangan pada otak melalui fungsi tiroid dalam tubuh. Dengan konsumsi garam dengan kandungan yodium, kesehatan tubuh bisa lebih terjaga.

5. Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Zat.

Besi Makanan yang mengandung zat besi juga sangat diperlukan oleh tubuh, karena zat besi akan sangat berperan dalam pembentukan sel darah merah. Anda bisa memakan makanan yang mengandung zat besi seperti daging, kacang-kacangan, hati, sayuran hijau, kuning telur dan sebagainya.

6. Membiasakan Sarapan Pagi.

Manfaat dari sarapan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik serta mampu meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan. Sarapan ini sangat penting khususnya untuk anak-anak. Tujuannya adalah supaya mereka dapat berkonsentrasi ketika sedang belajar. Dengan selalu sarapan, maka pola makan sehat juga lebih terjaga.

7. Minum Air yang Cukup

Air juga sangat berperan penting dalam mengatur keseimbangan baik dari cairan maupun garam mineral di dalam tubuh. Hal itulah yang membuat air dapat melancarkan pencernaan. Maka, minumlah 6-8 gelas air putih setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan air pada tubuh.

8. Berolahraga dengan Teratur

Mengatur pola makan juga bisa dilakukan dengan melakukan olahraga secara teratur. Aktivitas fisik yang teratur sangat bermanfaat untuk menjaga berat badan, mencegah penuaan dini, meningkatkan fungsi jantung dan masih banyak lagi. Dalam menjaga kesehatan dengan cara mengatur jadwal pola makan sehat, tentunya hal itu akan sangat berguna pada kesehatan Anda. Apabila Anda membutuhkan konsultasi terkait kebutuhan gizi harian, Anda bisa melakukan konsultasi dengan ahli gizi. 

Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan saran dan masukan terbaik untuk menjaga pola makan dan kebutuhan nutrisi serta gizi harian.

 (Natasya Riskya Aprilianti 2010101046)


6. Assalamualaikum saya Ella aprillyana 2010101001, izin bertanya kepada kelompok 12. Apa saja faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pemenuhan gizi pada remaja? Dan apakah terdapat perbedaan antara pemenuhan gizi remaja laki-laki dan remaja perempuan? Terimakasih

Jawab :

Status gizi remaja dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal terdiri dari kesehatan, pemilihan dan arti makanan, body image, psikososial, nilai dan kepercayaan individu serta kebutuhan fisiologi.

Faktor eksternal terdiri dari pengetahuan gizi, gaya hidup, aktivitas fisik, keluarga, lingkungan dan pengalaman individu. Faktor- faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku makan remaja sehingga status gizi juga akan terpengaruh (FKMUI, 2012).

Anak laki-laki memiliki kebutuhan gizi yang lebih besar dibandingkan anak perempuan. Karena anak laki-laki memiliki postur tubuh yang lebih besar dan metabolisme yang lebih tinggi dibandingan dengan anak perempuan. "Anak laki-laki juga lebih aktif bergerak dibandingkan anak perempuan.

The Dietary Guidelines for Americans 2010 memperkirakan bahwa remaja perempuan yang berusia antara 14-18 tahun biasanya membutuhkan 1.800-2.400 kalori setiap harinya. Sedankan remaja laki-laki pada usia yang sama membutuhkan sekitar 2.000-3.200 kalori setiap harinya. Semakin aktif remaja tersebut, maka semakin banyak kalori yang diperlukan untuk menjaga berat badannya.

Anak-anak yang berusia 9-13 tahun membutuhkan 34 gram protein setiap harinya, baik laki-laki maupun perempuan.

Remaja laki-laki dan perempuan sama-sama harus mengkonsumsi lemak sekitar 25-35% dari jumlah kalori harian mereka.

Kebutuhan zat besi harian bagi remaja laki-laki adalah sebesar 11 mg setiap ahrinya, sementara itu remaja perempuan yang berusia antara 14- 18 tahun membutuhkan sekitar 15 mg zat besi setiap harinya. 

(Nofi Nurwidyaningsih 2010101047)


7. saya Hanisa 2010101019 izin bertanya kepada kelompok 12, Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas, bagaimana peran pemerintah dalam membantu tenaga kesehatan untuk menekan angka masalah nutrisi yang terjadi pada remaja saat ini?

Jawab :

Peran Pemerintah

Terkait peran pemerintah dalam menanggulangi kekurangan gizi di Indonesia telah diatur dalam berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Pasal 28H ayat (1) Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa:

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

Maka, memang menjadi tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan mutu gizi setiap warga negaranya.

Dalam Pasal 141–Pasal 143 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (“UU 36/2009”), juga telah diatur pula mengenai upaya pemerintah dalam menanggulangi kekurangan gizi, salah satunya, yaitu dengan upaya perbaikan gizi untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat melalui: [1] perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang; perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan; peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; danpeningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat bersama-sama menjamin tersedianya bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi secara merata dan terjangkau. [2] Pemerintah berkewajiban menjaga agar bahan makanan yang dimaksud memenuhi standar mutu gizi yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. [3] Selain itu, penyediaan bahan makanan dilakukan secara lintas sektor dan antarprovinsi, antarkabupaten atau antarkota. [4] Upaya perbaikan gizi di atas dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok rawan: [5] bayi dan balita; remaja perempuan; dan ibu hamil dan menyusui. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan standar angka kecukupan gizi, standar pelayanan gizi, dan standar tenaga gizi pada berbagai tingkat pelayanan. [6] Pemerintah juga bertanggung jawab atas pemenuhan kecukupan gizi pada keluarga miskin dan dalam situasi darurat serta bertanggung jawab terhadap pendidikan dan informasi yang benar tentang gizi kepada masyarakat.[7]. (Nofi Nurwidiyaningsih (2010101047)


Fasilitator : Ibu Fathiyatur Rohmah, S.Si.T.M.Kes