Diskusi Kependudukan dan KB

Diskusi Kependudukan dan KB

Diskusi Kependudukan dan KB

by Anjarwati S.Si.T., MPH -
Number of replies: 92

Assalamualaikum, semoga semua sehat selalu, selamat berdiskusi terkait materi yang sudah disiapkan.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105045 VEDITA DHEDFANKA -

Izin bertanya bu, manfaat KB salah satu nya adalah mencegah kanker uterus. Nah apakah jika sering hamil / banyak anak itu beresiko besar mengalami kanker uterus bu? Mohon penjelasannya , terimakasih bu🙏

In reply to 2010105045 VEDITA DHEDFANKA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105036 RANTI PUSPITA SARI -

Izin menjawab, 

Berdasarkan penelitian, frekuensi melahirkan dan kejadian kanker serviks memang berkaitan. Maka, semakin banyak riwayat melahirkan anak, semakin besar pula risiko wanita tersebut untuk mengalami kanker serviks. wanita hamil memiliki sistem imun yang lebih lemah sehingga kanker dan infeksi virus lebih mudah terjadi. Selain itu, cedera yang terjadi pada serviks ketika melahirkan kemungkinan juga memiki peran dalam terjadinya kanker serviks. 

Jadi, terbukti bahwa sering melahirkan adalah salah satu faktor risiko terjadinya kanker serviks. faktor risiko adalah sebuah keadaan yang meningkatkan kemungkinan terjadinya sesuatu, bukan pasti terjadi. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa semua wanita yang melahirkan lebih dari satu kali pasti akan mengalami kanker serviks. Namun, dengan diketahuinya hal ini, diharapkan bisa lebih waspada untuk melakukan skrining kanker serviks (pap smear) secara teratur. 


In reply to 2010105045 VEDITA DHEDFANKA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105037 DIAJENG PUTRI HAPSARI KUSUMA MARDANI -

Saya mencoba menjawab pertanyaan dari Mbak Vedita,

Dari beberapa artikel yang saya baca, sering hamil bukan lah menjadi penyebab dari kanker rahim. 

  • Berusia di atas 50 tahun.
  • Sudah melewati masa menopause.
  • Belum pernah hamil.
  • Memiliki lapisan dalam rahim yang terlalu tebal.
  • Pernah menjalani radioterapi pada area panggul.
  • Mengalami menstruasi terlalu dini atau terlalu lambat.
  • Pola makan yang banyak mengonsumsi makanan dengan lemak hewani.
  • Pernah mengonsumsi tamoxifen, yaitu obat untuk menangani kanker payudara.
  • Menjalani terapi penggantian hormon
  • Menderita diabetes, hipertensi, obesitas, atau PCOS.
  • Menderita kanker payudara, kanker usus besar, atau kanker ovarium, atau memiliki keluarga inti yang menderita penyakit tersebut.

Namun, untuk mencegah terjadinya kanker rahim bisa menggunakan alat kontraaepsi (kb). Jadi pil kb ini sebagai pencegah bukan sebagai obat kanker rahim. 

Terima kasih.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105015 TESA LONIKA HUTASOIT -

Izin bertanya, apakah benar penggunaan pil KB bisa meningkatkan kesuburan jika penggunaan pil di hentikan ? 

In reply to 2010105015 TESA LONIKA HUTASOIT

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105009 FELISITAS FEI VERA ANGGRAINI -
Izin menjawab pertanyaan dari mbak tesa, Pil KB tidak akan mempengaruhi kesuburan Setelah menghentikan dosis, tubuh akan membersihkan hormon dengan cepat, biasanya dalam beberapa hari. Kondisi ini akan “mengagetkan” tubuh Anda dan normal bagi Anda untuk mengalami bercak perdarahan non-menstruasi, sebagai efek dari perubahan hormon dalam sistem.
In reply to 2010105015 TESA LONIKA HUTASOIT

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105039 SUTRIANI -
Izin menjawab mba tesa 

Penggunaan pil KB sebagai program kehamilan masih menuai Pro dan Kontra dari dokter kandungan . Ada yang menjelaskan bahwa pil KB tidak bisa membantu perempuan cepat hamil. Hal ini mengingat bahwa kegunaan sebenarnya pil KB sebagai obat pencegah kehamilan.Jadi, penggunaan pil KB justru memperkecil peluang terjadinya kehamilan.

Cara yang tepat agar berhasil hamil adalah dengan berhubungan seksual secara teratur tiga kali dalam seminggu. Selama satu tahun pertama dan menerapkan pola hidup sehat agar tubuh calon mama maupun papa menghasilkan kualitas telur yang bagus.Namun, jika satu tahun belum ada tanda-tanda kehamilan, maka perlu melakukan pemeriksaan dengan dokter lebih lanjut.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pil KB bisa digunakan sebagai alat 'pemancing' terjadinya kehamilan.Biasanya program hamil dengan bantuan pil KB ini disarankan oleh tenaga bidan atau teman-teman yang modalitas kesehatan dan fasilitasnya terbatas sehingga masih dipercayai dan dilakukan beberapa perempuan.Hal ini karena pil KB bisa memungkinkan penebalan dinding rahim dan siklus menstruasi yang lebih teratur. Setelah berhenti konsumsi pil KB, ovulasi perempuan bisa saja menjadi lebih baik sehingga dapat terjadi kehamilan.

Jadi, pil KB dapat membuat rahim lebih subur dan bisa digunakan sebagai program hamil. 

Dari kedua pendapat tersebut masih belum bisa dipastikan mana yang benar maupun salah. Program hamil dengan pil KB sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.Mengingat penggunaan pil KB tidak disarankan secara sembarangan.


In reply to 2010105015 TESA LONIKA HUTASOIT

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105037 DIAJENG PUTRI HAPSARI KUSUMA MARDANI -

Saya mencoba menjawab pertanyaan dari Mbak Tesa, 

Dari beberapa artikel yang saya baca, hal ini masih menjadi pro dan kontra, karena tujuan pil KB adalah mencegah kehamilan. Namun, dari pengalaman saya, saat haid tidak teratur pernah di berikan pil kb sebagai "pemancing". Hal ini karena pil kb dapat membantu penebalan dinding uterus dan siklus menstruasi menjadi teratur. Salah satu tanda seorang wanita itu subur adalah terjadinya ovulasi (pelepasan ovum yang sudah matang), nah apabila tidak dibuahi maka akan menstruasi. Dari sini, menurut saya, bisa saja ketika sudah lepas pil kb, menjadi lebih subur karena haid juga lebih teratur.

Terima kasih.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105035 NUR AQILAH DWI SUSILANINGTYAS -

Izin bertanya 

Apa saja faktor penunjang keberhasilan dan faktor penghambat dalam pembentukan atau pelaksanaan program kampung KB?

In reply to 2010105035 NUR AQILAH DWI SUSILANINGTYAS

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105003 ALVINA NUR RAHMAH INDRIANTI -

Izin menjawab, setau saya faktor pendukung keberhasilan kb yaitu 

Adanya Posyandu, Kader, bidan desa, dukungan Toga Toma, adanya Data penduduk dan Keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraan, dukungan ADD. Sedangan faktor penghambat operasional Kader yang masih rendah, masih tingginya Pra Sejahtera dan Sejahtera I, Penggunaan kontrasepsi sederhana masih cukup tinggi, Tingginya Perkawinan dibawah umur.
Itu setau saya mb aqila, mohon maaf jika ada yang kurang tepat
In reply to 2010105035 NUR AQILAH DWI SUSILANINGTYAS

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105040 RAHMAWANTI SUPREHANTO -

Izin menjawab beberapa yang bisa menjadi faktor pendukung dan penghambat program kampung KB menurut bkkbn yaitu :

Faktor pendukung :

1. Adanya PPKBD dan Sub. PPKBD

2. Adanya Data penduduk dan Keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraan

3. Adanya PLKB/PKB

4. Adanya Bidan Desa

5. Adanya Poktan (BKB, BKR, BKL)

6. Dukungan Toga Toma

7. Adanya Fasilitas Jalan

8. Dukungan ADD

9. Adanya Sekolah (TK / PAUD, SD)

10. Adanya Posyandu

11. Kader, dll


Faktor penghambat :

1. Belum ada Sekolah SMP dan SMA

2. Kondisi jalan Desa yang kurang memadai

3. Tingkat pendidikan Masyarakat yang masih rendah

4. Operasional Kader yang masih rendah

5. Keterlibatan para stake holder dalam kegiatan Kampung KB kurang

6. Tingkat Pendidikan Kader masih Rendah.

7. Keterlibatan para tokoh dalam setiap kegiatan poktan masih kurang.

8. Masih tingginya Pra Sejahtera dan Sejahtera I

9. Jumlah penduduk Rendah dengan kualitas rendah

10. Income perkapita masyarakat masih rendah

11. Penggunaan kontrasepsi sederhana masih cukup tinggi

12. Kondisi lingkungan yang belum tertata dengan baik

13. Tingginya Perkawinan dibawah umur

14. Undang - undang Perkawinan Nomer 1 tahun1974

15. Dll

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105028 PUTRI DWI ANDINI -
izin bertanya bu, yang dimaksud kematian maternal itu seperti apa?
In reply to 2010105028 PUTRI DWI ANDINI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105024 ENI FITRIYANI -

Izin menjawab pertanyaan mbak putri ibu,

Kematian maternal atau kematian ibu menurut batasan dari The 

Tenth Revision of International Cassification of Diseases (ICD-10) adalah 

kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari 

setelah kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, 

disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang 

diperberat oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi bukan 

kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan (WHO, 2015).

In reply to 2010105028 PUTRI DWI ANDINI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105043 VIERA SUJAYANTI -

Izin menjawab pertanyaan mba putri

Kematian maternal atau kematian ibu hamil merupakan kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Kematian maternal dibagi menjadi 2, yakni kematian maternal secara langsung dan tidak langsung.

In reply to 2010105028 PUTRI DWI ANDINI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105032 DWI PRASASTI AZIZAH NOVIANTI -

izin menjawab pertanyaan dari mba putri yang dimaksut kematian maternal. Menurut World Health Organization (WHO) memiliki beberapa istilah berbeda terkait dengan AKI. Istilah pertama adalah maternal death – atau kematian ibu, yang didefinisikan sebagai “kematian yang terjadi saat kehamilan, atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa memperhitungkan durasi dan tempat kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh kehamilan atau pengelolaan kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan” (WHO, 2004). Konsep maternal death ini berbeda dengan konsep maternal mortality ratio, atau yang lebih dikenal sebagai Angka Kematian Ibu (AKI), jika mengacu pada definisi Badan Pusat Statistik (BPS). Baik BPS maupun WHO mendefinisikan maternal mortality ratio/AKI sebagai angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2004; BPS, 2012).

In reply to 2010105028 PUTRI DWI ANDINI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105032 DWI PRASASTI AZIZAH NOVIANTI -

izin menjawab pertanyaan dari mba putri yang dimaksut kematian maternal. Menurut World Health Organization (WHO) memiliki beberapa istilah berbeda terkait dengan AKI. Istilah pertama adalah maternal death – atau kematian ibu, yang didefinisikan sebagai “kematian yang terjadi saat kehamilan, atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa memperhitungkan durasi dan tempat kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh kehamilan atau pengelolaan kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan” (WHO, 2004). Konsep maternal death ini berbeda dengan konsep maternal mortality ratio, atau yang lebih dikenal sebagai Angka Kematian Ibu (AKI), jika mengacu pada definisi Badan Pusat Statistik (BPS). Baik BPS maupun WHO mendefinisikan maternal mortality ratio/AKI sebagai angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2004; BPS, 2012).

In reply to 2010105032 DWI PRASASTI AZIZAH NOVIANTI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by Anjarwati S.Si.T., MPH -

Terimakasih penjelasan teman2, tolong ini benar2 di fahami ya, seringkali kalau ditanya di ujian lupa apa definisi kematian ibu, katrena ini sangat spesifik penjelasannya, bukan semua ibu yang meninggal itu dihitung sebagai kematian ibu.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105042 SALMA JULIA NUR’AENI -

Assalamu'alaikum ibu..

Izin bertanya, 

Apakah yang dikatakan Keluarga Berencana yang sejahtera itu, adalah seorang suami istri yang mempunyai dua anak ibu,?

dan apakah keluarga yang mempunyai lebih dari dua anak bisa dikatakan keluarga berencana,apabila bisa memenuhi semua kebutuhan. dan keluarga tersebut termasuk keluarga dalam kategori sejahtera dan berkecukupan,namun dalam keluarga tersebut empunyai lebih dari 3 anak.

Terima Kasih Ibu.

In reply to 2010105042 SALMA JULIA NUR’AENI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by Anjarwati S.Si.T., MPH -

bukan berarti yang dimaksud keluarga berencana itu keluarga dengan 2 anak, dilihat juga dari dampaknya spt di materi: 

Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran

a. Penurunan angka kematian ibu dan anak;

b. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;

c. Peningkatan kesejahteraan keluarga;

d. Peningkatan derajat kesehatan;

e. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;

f. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;

g. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan

Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran

a. Penurunan angka kematian ibu dan anak;

b. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;

c. Peningkatan kesejahteraan keluarga;

d. Peningkatan derajat kesehatan;

e. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;

f. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;

g. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan

Ini berarti bukan ukuran harus anaknya 2 ketika ikut keluarga berencana, lihat juga untuk usia reproduksi sehat  20-35 th, jika dlm  usia tersebut bereproduksi memiliki anak dengan jarak 5 tahun kan ya hanya sekitar berkesempatan 2 atau 3 anak, belum lagi banyak juga yg memutuskan menikah stl jenjang pendidikan selesai misal stl 24 tahun jadi hanya berkesempatan 2 anak dlm reproduksi sehatnya dengan mempertimbangkan banyak hal kesehatan ibu dan anaknya.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105047 INTAN GUSTINI -

Izin bertanya, Bu. Dalam misi KB ada Menggalang kemitraan dalam  peningkatan kesejahteraan,Kemandirian, dan ketahanan keluarga. Untuk ketahanan keluarga itu bagaimana ya ? Apa ketahanan keluarga itu keluarga ya utuh tidak ada perceraian? Atau bagaimana?. Terima kasih.

In reply to 2010105047 INTAN GUSTINI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105011 FITRI MARIA ULFA -

izin menyampaikan pendapat. Yang dimaksud dengan "ketahanan keluarga" di sana ialah kondisi dinamik keluarga dalam mengelola sumber daya fisik maupun non fisik dan mengelola masalah yang dihadapi, sehingga terjalin keluarga yang berkualitas. menurut saya, keluarga yang utuh (tidak ada perceraian) salah satu kriteria "ketahanan keluarga" di sana, karena mayoritas keluarga yang utuh terjadinya karena adanya keharmonisan, keselarasan, dan kesejahteraan dalam berbagai aspek di antara anggota keluarga Namun, tidak setiap keluarga yang utuh (tidak ada perceraian) bisa dikategorikan pada "ketahanan keluarga" jika berdasarkan definisi di atas, karena masih ada keluarga yang utuh namun memiliki masalah atau keterhambatan dalam keluarganya, seperti  yang berkaitan dengan masalah ekonomi, pendidikan, dan lainnya.

Mohon maaf apabila pendapatnya kurang sesuai

Terima kasih

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105008 WINDY APRIANDA -

Izin bertanya Bu, terkait penggunaan pil KB banyak kasus yang di temui bahwa setelah minum pil KB tidak haid sampai beberapa bulan, dan banyak di temui juga minum pil KB masih bisa hamil. Mohon penjelasannya Bu terimakasih

In reply to 2010105008 WINDY APRIANDA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105004 SEFIA HIMAWATI -

Izin menjawab mba windy penyebab meggunakan pil kb tetapi masih hamil pil KB tidak digunakan dengan benar, proses pembuahan bisa saja terjadi. Efek samping pil kb berbeda beda setiap orang salah satu contohnya tidak  haid 

1. Tidak dikonsumsi tepat waktu

Konsumsilah pil KB pada jam yang sama setiap harinya. Lupa atau tidak minum pil KB pada jam yang sama dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan.

2.cara penyimpanan salah

Pil kb harus disimpan di kemasan yang tertutup

3. Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol sebenarnya tidak memengaruhi efektivitas atau kinerja pil KB. Namun, konsumsi alkohol secara berlebihan bisa membuat Anda mabuk dan lupa mengonsumsi pil KB tepat waktu. Dengan demikian, efektivitas pil KB bisa berkurang.

4. Muntah karena minum pil

Muntah setelah 3 jam minum pil KB membuat tubuh belum memiliki cukup waktu untuk menyerap hormon yang ada di dalam pil KB. Selain itu, pil KB juga menjadi tidak efektif, bila Anda mengalami diare selama lebih dari 48 jam saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

5. Minum pil kb bersamaan dengan minum suplemen lain. 

Mengonsumsi pil KB bersamaan dengan obat atau suplemen tertentu bisa membuat kerja pil KB tidak efektif.


In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105016 HASMARYANTI -

Izin bertanya, apakah kb memiliki efek samping ? Dan apakah sering menggunakan Kb dapat membuat wanita mandul ?

In reply to 2010105016 HASMARYANTI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105018 HARDIANA -

mohon maaf ibu izin menjawab pertanyaan dari mba hasma 

Efek Samping Pil KB:
Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular. Peningkatan berat badan. Dapat mengganggu produksi ASI. Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi.

Sejauh ini belum ada penelitian yang menemukan jika konsumsi pil KB dalam waktu jangka panjang berisiko membuat susah hamil bahkan kemandulan. jadi tak perlu khawatir saat mengonsumsi pil KB. Pil KB akan bekerja saat ia dikonsumsi. Setelah  berhenti mengonsumsi pil KB, tubuh akan bekerja seperti sedia kala.15

kurang lebih seperti itu . terima kasih

In reply to 2010105016 HASMARYANTI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105037 DIAJENG PUTRI HAPSARI KUSUMA MARDANI -

Saya mencoba menjawab pertanyaan dari Mbak Hasmaryanti, 

Ya, kb memiliki efek samping. Efek samping yang terjadi sesuai dengan kb yang digunakan.

Efek Samping Pil KB:

  • Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular
  • Peningkatan berat badan
  • Dapat mengganggu produksi ASI
  • Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi
  • Rasa mual
  • Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
  • Gairah seks menurun

Efek Samping suntik KB:

  • Rasa mual
  • Peningkatan berat badan
  • Gairah seks menurun
  • Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi samasekali
  • Sakit kepala
  • Jerawatan

Efek Samping implan:

  • Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam
  • Menstruasi tidak teratur
  • Peningkatan berat badan
  • Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas

Efek Samping IUD:

  • Keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut
  • Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak teratur
  • Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid)
  • Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD


Efek samping vasektomi:

  • Bisa terdapat darah di dalam air mani
  • Memar pada testis beberapa bulan pasca operasi
  • Pendarahan atau pembekuan darah pada area testis
  • Infeksi pasca operasi
  • Perasaan tidak nyaman pasca operasi

Efek samping tubektomi:

  • Nyeri pada panggul atau perut
  • Infeksi pasca operasi
  • Pendarahan
  • Komplikasi
  • Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik
Nah, sering menggunakan alat kontrasepsi apakah penyebab kemandulan? Alat kontrasepsi sebenarnya hanya mencegah kehamilan dalam beberapa waktu (sesuai alat kontrasepsi yang digunakan). Setelah dilepas, kesuburan seorang wanita akan kembali perlahan seperti semula sehingga tetap akan terjadi kehamilan. 

Namun, ada pengalaman dari seorang wanita, ia menggunakan kb suntik 3 bulanan dan berjalan kurang lebih 7 tahun tanpa pernah lupa suntik. Pada, saat ingin progmil, ia melepas, dan tidak pernah kb. Namun, sampai saat ini kurang lebih 10 tahun setelah lepas dari kb tersebut belum juga hamil dan tidak pernah mengalami menstruasi. Saat di USG, dokter menjelaskan bahwa ovum yang dibentuk hanya kecil. Dokter menjelaskan bahwa sebaiknya dalam menggunakan kb diberi jarak lepas, baru pasang lagi agar tidak terlalu lama untuk memulihkan nya.

Terima kasih.


In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105023 ILMI WAHANA -
Ibu ijin faktornya yang mempengaruhi wanita tidak boleh minum pil KB itu seperti apa bu?
In reply to 2010105023 ILMI WAHANA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105008 WINDY APRIANDA -

Izin menjawab faktor yang mempengaruhi tidak boleh mengkonsumsi pil kb

  1. Penderita kanker payudara
  2. Berusia lebih dari 35 tahun ke atas
  3. Punya penyakit migrain
  4. Perokok aktif
  5. Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah
In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105041 NADIFA NURLITA JANNAH -

Maaf ibu izin bertanya, Terdapat beberapa jenis pil kb untuk manfaatnya berbeda atau bagaimana ibu? Terima kasih

In reply to 2010105041 NADIFA NURLITA JANNAH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105007 ANITA RATNA UTAMI -

Izin menjawab pertanyaan dari mbak nadifa,

Pil kb terdapat berbagai jenis dan berbeda manfaatnya.Terdapat 2 jenis pil KB, yaitu pil KB yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron, serta pil KB yang hanya mengandung progesteron. Pil KB yang mengandung kombinasi estrogen dan progesterondapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Pil KB monofasik. Pil KB monofasik mengandung kadar hormon estrogen dan progesteron yang konstan untuk setiap pil aktifnya dalam satu siklus penggunaan pil KB.
  • Pil KB bifasik. Pil KB bifasik mengandung kadar hormon estrogen dan hormon progesteron, namun terdapat perubahan isi hormon pada setengah siklus pil aktifnya.
  • Pil KB trifasik. Pil KB trifasik mengandung kadar hormon estrogen dan progesteron yang mengalami peningkatan di dalam pil KB yang dikonsumsi pada sepertiga periode kedua dan sepertiga periode ketiga penggunaan pil KB.
  • Pil KB tetrafasik. Pil KB tetrafasik mengandung kadar hormon estrogen dan progesteron dengan 4 fase perubahan isi hormon pada pil aktifnya.

untuk pil KB yang hanya mengandung progesteron, seluruh pil di dalam 1 siklus, seluruhnya merupakan pil yang aktif. Pil KB yang hanya mengandung progesteron ini juga dapat mengakibatkan seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi.

Pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron mencegah terjadinya kehamilan dengan cara menghambat indung telur atau ovarium melepaskan sel telur, serta mempertebal lapisan lendir di dalam leher rahim. Penebalan lendir di dalam leher rahim akan mencegah sperma untuk membuahi sel telur sehingga kehamilan dapat dicegah. Sedangkan pil yang hanya mengandung progesteron, selain menebalkan lendir leher rahim, juga akan menipiskan dinding dalam rahim. Jika lapisan dinding rahim tipis, sel telur yang dibuahi oleh sperma akan sulit untuk menempel dan tertanam dalam lapisan tersebut, sehingga tidak akan terjadi kehamilan.


In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105006 AYU WANDA PUSPITA -
Izin bertanya bu 

Jika pengguna kb iud dan kb iud nya itu lepas gimana bu apakah ada resiko berbahaya?

Dan seperti apa efek samping menggunakan kb iud

In reply to 2010105006 AYU WANDA PUSPITA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105007 ANITA RATNA UTAMI -

Izin menjawab pertanyaan dari mbak ayu wanda,

Lepasnya IUD (intra uterine device) secara spontan merupakan salah satu komplikasi pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Lepasnya IUD tanpa disadari (ekspulsi spontan) dapat menyebabkan terjadinya kehamilan. IUD ini dapat lepas seluruhnya dan bisa juga lepas sebagian (ekspulsi parsial) yang artinya IUD sudah tidak berada di tempatnya lagi. Hal ini dapat menyebabkan pasien sering mengalami flek vagina dan siklus haid yang terganggu.


Efek samping pemasangan IUD

  1. Menstruasi tidak teratur di awal pemasangan. Hal ini disebabkan karena tubuh masih menyesuaikan diri dengan benda asing yang sekarang diletakkan di dalam tubuh.
  2. Darah menstruasi lebih banyak dibanding biasanya.
  3. Timbul kram perut baik saat menstruasi atau tidak.
  4. Bisa menimbulkan flek di awal pemasangan.
  5. Mual dan perut tidak nyaman.
  6. Dapat menimbulkan risiko infeksi pada daerah kewanitaan.
  7. Resiko posisi IUD bergeser ke luar rahim.
  8. Timbul gejala PMS bila Mama menggunakan IUD hormonal.

In reply to 2010105006 AYU WANDA PUSPITA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105037 DIAJENG PUTRI HAPSARI KUSUMA MARDANI -

Saya mencoba menjawab pertanyaan Mbak Ayu Wanda,

Kontrasepsi IUD dapat melindungi selama 3-10 tahun, tergantung pada jenis kontrasepsi IUD yang digunakan. 

Apabila IUD ini dilepas ini tidak semua mengalami namun terkadang terjadi efek samping yang umum terjadi setelah KB spiral dilepas, yaitu kram dan pendarahan ringan. Efek samping tersebut umumnya tidak berlangsung lama.

Terima kasih.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by JESSIE NESIALLA ARTAMEVIA -

Izin bertanya, arti singkatan dari PUS itu apa ya teman teman?

In reply to JESSIE NESIALLA ARTAMEVIA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105033 DEWI SRI MARDIA ASTUTI -

ijin menjawab mba jessi, pus singkatan dari ''pasangan usia subur''.

Pasangan yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya berumur lebih dari 49 tahun tetapi masih tetap mendapat menstruasi.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105001 INTAN BRAHMANA -

Ibu izin bertanya, di materi yang ibu berikan ada berbagai macam media KB salah satunya adalah memakai kondom. Apakah efektif jika menggunakan kondom sebagai alat untuk menunda kehamilan? Karena banyak kasus seperti masih hamil walupun sudah memakai kondom apa penyebabnya yah bu? Mohon penjelasannya terimakasih :)

In reply to 2010105001 INTAN BRAHMANA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105005 FARDA MARSANDA -

izin menjawab mba, menurut sepengetahuan saya kondon cukup efektif untuk mencegah kehamilan akan tetapi tidak jarang juga kasus kehamilan meskipun sudah memakai kondon. diantara penyebab nya bisa jadi pemakaian kondom belom tepat dan ada juga kemungkinana bocor dan ukuran yang tidak sesuai.... sebaiknya kondom digunkana dalam jangka pendek, jika ingin jangka panjang bisa memakai jenis  alat kb yang lain yang mungkin lebih sedikit kemungkinan kebobolannya. terima kasih

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105026 TRESNI SEKAR AYU WULANDARI -
Ibu izin bertanya, bagaimana cara mengajak dan meyakinkan orang yang sulit diajak ber KB terutama di daerah daerah terpencil? 
In reply to 2010105026 TRESNI SEKAR AYU WULANDARI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105011 FITRI MARIA ULFA -

izin menyampaikan pendapat. Mengenai permasalahan yang disampaikan mba ayu, menurut saya ada beberapa solusi yang bisa dilakukan, diantaranya:

1. jalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan masyarakat sehingga timbul rasa nyaman, aman, serta percaya masyarakat terhadap bidan dan kesehatan.

2. sebelum memberikan KIE mengenai program KB, pahami terlebih dahulu mengenai apa saja mitos, pantangan, serta hal yg dibolehkan yang berkaitan dengan KB menurut budaya setempat.

3. setelah mengetahui, bidan berusaha sekreatif dan sebaik mungkin menyampaikan KIE ber-KB dengan pendekatan-pendekatan budaya setempat dengan tanpa mengubah visi, misi, tujuan, dan manfaat ber KB, sehingga secara perlahan akan mulai diterima dan masyarakat pun akhirnya bersedia. 

Meskipun bukan hal yang mudah, tetapi sebagai seorang bidan berusaha semaksimal mungkin agar amanah bisa tersampaikan. bidan juga manusia, ada keterbatasan dalam berbuat. Sebagaimana para wali yang menyebarkan Islam melalui pendekatan budaya.

Terima kasih

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105035 NUR AQILAH DWI SUSILANINGTYAS -

Izin menjawab 

PUS merupakan singkatan dari Pasangan Usia Subur 

Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan).

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105048 QUEEN WESTI ISNAINI -

Ibu izin bertanya, bagaimana caranya mensukseskan program kampung KB di daerah-daerah pedesaan atau kampuang terpencil? Sedangkan SDM masyarakatnya masih rendah

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105003 ALVINA NUR RAHMAH INDRIANTI -

Izin bertanya, mengapa kb dihubungkan dengan keluarga yang berkualitas? Dan cara melihat keluarga tersebut berkualiatan bagaimana?

In reply to 2010105003 ALVINA NUR RAHMAH INDRIANTI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105011 FITRI MARIA ULFA -

izin menyampaikan pendapat. Menurut definisi BKKBN, keluarga berkualitas” ialah keluarga yang sejahtera (semua kebutuhan pokok terpenuhi), sehat (fisik dan mental), maju ( keinginan untuk mengembangkan diri), mandiri (bisa mengembangkan diri sendiri, tidak sepenuhnya tergantung pada orang lain), memiliki jumlah anak ideal (jumlah anak yang diinginkan sebanding dengan kemampuannya, baik fisik maupun non-fisik ), berwawasan ke depan (memiliki pengetahuan dan pandangan yang luas), bertanggung jawab, harmonis (selaras), dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Kriteria "keluarga berkualitas" di atas dapat dibentuk jika kesiapan serta kesanggupan orang tua (tokoh utama) terencana dengan matang dan baik, baik sebelum maupun saat terjalin sebuah keluarga. Dengan adanya pembatasan kelahiran, orang tua bisa merencanakan segala hal dengan baik mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan mengenai keluarganya.

Semoga bisa dipahami dan mohon maaf apabila pendapatnya kurang sesuai.

Terima kasih

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by Anjarwati S.Si.T., MPH -

Terimakasih diskusinya interaktif, pertanyaan dan jawaban sanfat bagus, silahkan teman2 lain utk berpartisipasi utk yg blm merespon.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105018 HARDIANA -

mohon maaf ibu izin bertanya 

misalkan ada seorang ibu datang keklinik dengan keadaan hamil tetapi masih menggunakan atau memakai kb susuk ( kb implan ) , nah itu kenapa ya ibu kok bisa terjadi kebobolan ? apakah kurang pas waktu pemasangannya atau bagaiman ?

terimakasih

In reply to 2010105018 HARDIANA

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105021 NABILA AULIA FIRDAUS -

Izin menjawab ya Bu

Jadi faktor penyebab kebobolan setelah memakai kb yaitu

Tidak Patuh
Manfaat dari penggunaan pil KB akan sangat baik bila penggunaannya tepat dan si pengguna menerapkan disiplinitas yan tinggi dalam mengkonsumsinya. Kehamilan setelah minum pil KB terjadi karena ketidak patuhan wanita pada saat menggunakan alat kontrasepsi yang satu ini. Pada beberapa kasus kehamilan yang terjadi setelah konsumsi pil KB terjadi karena mereka terlambat atau malas mengkonsumsinya. Aturan inilah yang membuat kehamilan dapat terjadi kapan saja meski sudah mengkonsumsi pil KB.

Interaksi dengan Obat Lain
Bukan hanya dosis dan waktu saja yang akan mempengaruhi kinerja dari obat yang satu ini. Pengonsumsian obat lain yang akan dapat menghambat reaksi dari pil KB pun akan juga berpengaruh terhadap kemanjuran dari pil yang satu ini. Ketika anda mengkonsumsi obat lain bersamaan dengan pil KB maka kemungkinan reaksi dari obat ini akan jauh lebih kecil. Beberapa obat yang akan dapat menurunkan respon dari obat ini diantaranya adalah: Antibiotik tertentu. Selalu periksakan terlebih dahulu apakah antibiotik yang anda konsumsi akan mungkin mempengaruhi efektivitas dari pil KB atau tidak. Obat herbal tertentu. Seperti misalkan tanaman St, John’s worth yang biasanya dianjurkan oleh dokter sebagai obat anti depresi Obat anti epilepsi ARV yang umumnya diperuntukan untuk mengobati HIV, seperti ritonavir.

Muntah dan Diare
Ketika mengkonsumsi pil KB atau pil pencegah kehamilan biasanya tubuh akan membutuhkan sekitar 30 menit untuk bisa menyerap kandungan yang ada didalam obat tersebut kedalam aliran darah untuk bisa bekerja secara maksimal. Hanya saja, apabila anda mengalami muntah setelah setengah jam dari waktu mengkonsumsi obat ini maka kemungkinan besar kehamilan akan terjadi setelah berhubungan seks. Maka dari itu, mereka yang mengalami diare berat sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan dokter. Bila perlu gunakan metode tambahan untuk mencegah kehamilan dengan baik. Misalkan dengan penggunaan alat kontrasepsi pasangan suami atau laki-laki sewaktu berhubungan.
In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105016 HASMARYANTI -

Bagaimana mengajak warga yang takut menggunakan kbb?

In reply to 2010105016 HASMARYANTI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105017 TARISA LIA PRATIWI -

Izin menjawab ,dengan cara kita melakukan sosialisasi kepada warga yang takut dan memberi tau manfaat kb 

In reply to 2010105016 HASMARYANTI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105025 MEGA AYU KHUSMIYATI -

Izin menjawab ibu

Kita laksanakan penyuluhan terhadap warga,, manfaatnya agar warga mengetahui fungsi kegunaan dan akibat penggunaan.

In reply to 2010105016 HASMARYANTI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105044 RINA OKTAVIANI -

Saya Rina Oktaviani, izin menjawab pertanyaan dari mba hasmaryanti, tentang bagaimana cara mengajak warga yang takut menggunakan kb, yaitu dengan memberitahu manfaat kb, dan edukasi edukasi mengenai kb, dan tanyakan mengapa takut dengan kb, jenis kontrasepsi apa yang di takuti, dan carikan solusi bagaimana baiknya kb yang cocok untuk warga tersebut. 



In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105017 TARISA LIA PRATIWI -
Izin bertanya barapa jumlah anak yang ideal bagi wanita?
In reply to 2010105017 TARISA LIA PRATIWI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105021 NABILA AULIA FIRDAUS -

Izin menjawab ya Bu

1. Secara kesehatan ibu

Secara kesehatan ibu, di atas 3 anak sudah meningkatkan risiko. Di atas 3 sudah disebut multipara. Bahkan di atas 5 masuk wilayah grandemultipara. Semakin banyak anak, semakin sering hamil, semakin sering melahirkan, semakin tinggi risikonya. Jika melahirkan sesar, 2 ke atas sudah mulai bahaya. Risiko itu belum tentu terjadi, tapi kemungkinan jika terjadi fatal. Seperti orang yang naik motor tanpa helm, belum tentu kecelakaan. Tapi sekalinya kecelakaan fatal.

2. Secara ekonomi

Pendapatan per kapita Indonesia 5 juta sebulan. Jadi seharusnya jika dalam satu keluarga ada 3 orang (ayah ibu dan anak) baru berkualitas jika penghasilan keluarga itu 15 juta sebulan. Jika ada 1 ayah, 1 ibu dan 3 anak. Baru berkualitas jika penghasilan keluarga itu minimal 25 juta. Berkualitas beda dengan cukup. Cukup itu ya asal jalan. Berkualitas itu, semisal si anak bisa sekolah yang baik, makan yang nutrisi. Jadi boleh juga menggunakan pendapat ini diimbangi pendapat kesehatan.

3. Secara egosentris insting

Manusia sudah memiliki insting bereproduksi sebanyak mungkin. Insting reproduksi ini kuat. Di sini manusia ingin berusaha punya anak sebanyaknya. Dengan pasangan sebanyaknya juga. Ini adalah insting dasar biologis manusia. Sehingga tidak ada cukupnya jumlah anak.


In reply to 2010105017 TARISA LIA PRATIWI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105031 NINING ISWATI -

Izin menjawab

Secara kesehatan ibu, di atas 3 anak sudah meningkatkan risiko. Di atas 3 sudah disebut multipara. Bahkan di atas 5 masuk wilayah grandemultipara.

Semakin banyak anak, semakin sering hamil, semakin sering melahirkan, semakin tinggi risikonya.

Jika melahirkan sesar, 2 ke atas sudah mulai bahaya. Risiko itu belum tentu terjadi, tapi kemungkinan jika terjadi fatal.

Seperti orang yang naik motor tanpa helm, belum tentu kecelakaan. Tapi sekalinya kecelakaan fatal.


In reply to 2010105017 TARISA LIA PRATIWI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by 2010105034 SELVIANA TIKA KUSUMA DEWI -

Izin menjawab, perempuan menikah usia 15-49 tahun, rata-rata jumlah anak ideal adalah 2,6 anak.

Tergantung kondisi ibunya kalau ibunya kuat nggak ada penyakit ya anak 3 atau 5 masih ok tetapi jika ibunya sudah ada umur dan obesitas dan ada hipertensi maka dua anak cukup semua itu relatif kondisi tiap orang tidak sama dan dari orang orang yang saya tahu ada yang anaknya masih satu dan ada yang belum punya anak dan ada yang anaknya tiga tetapi ada juga yang baru kawin sebulan lalu cerai.

In reply to 2010105034 SELVIANA TIKA KUSUMA DEWI

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by Anjarwati S.Si.T., MPH -

Hati hati ya mbak semua, memahami konsep PUS dan usia reproduksi sehat 20-30 th ada juga yg menyampaikan 20-35 tahun. PUS dengan rentang  sampai 49 itu bukan konteks untuk bereproduksi sehar (melahirkan ), tetapi kaitannya dg permasalahan yn mungkin terjadi selama masa PUS tersebut termasuk pengelolaan/penanganan misal terjadi msl gangguan haid, kanker alat reproduksi dll. shg jangan dikaitkan dengan jeda jika 5 tahuan jaraknya punya anak dari umur 20 tahun..., anda semua sudah tahu tentang grandemulti, risiko 4 terlalu di penyebab AKI dll.

In reply to Anjarwati S.Si.T., MPH

Re: Diskusi Kependudukan dan KB

by Anjarwati S.Si.T., MPH -

Terimakasih partisipasi aktif dalam diskusi kali ini, menarik dan aktif dalam memanfaatkan waktunya, semoga selalu terjaga keaktifan dan kualitas diskusi selanjutnya. Belajar tanpa batas, pasti banyak inovasi dan kreatifitas dari anda semua dengan memaknai belajar itu indah dan sebagai kebutuhan bukan BEBAN, semangat belajar semoga menjadi ibadah,  selalu berdoa, jaga protokol kesehatan, semua pasti punya potensi untuk berprestasi maka JADILAH YANG TERBAIK.

Wassalamualaikum Wr Wb