Seminar 6

Kelompok 15 seminar 6

Kelompok 15 seminar 6

by 2010101064 RATIKA JULIANSIH -
Number of replies: 0

NOTULENSI PRESENTASI KELOMPOK 15

 

 

KELOMPOK 15

 

MATERI : Tahapan pemberian makan dan menu MPASI 

 

MODERATOR : Natasya riskya aprilianti 2010101046

 

PRESENTATOR : Ratika Juliansih 2010101064

 

SEKRETARIS : l

 

Anggota Kelompok :

 

1. Lulu husniatul aisy 2010101061
2. Sulistyaning nur indah sari 2010101062
3. Rina novianti 2010101063
4. Ratika juliansih 2010101064
5. Veny atsila salsabila 2010101065

 

 

1. Assalamualaikum saya Apriliana Andin Nim2010101002 ijin bertanya pada kelompok 15 jika adabayi usia 8 tahun mpasinya masih menggunakan bubur instan sperti cerelak itu bagaimana nggih mbadampaknya apakah itu boleh?
Jawaban : Pada bayi yang berusia kurang dari 1 tahun, disarankan bagi orang tua untuk tidak membiasakan bayi mengkonsumsi makanan dan minuman instan, termasuk MPASI instan seperti yang Anda sebutkan, kecuali dalam kondisi yang mendesak. Sebab, kandungan perasa buatan dalam produk makanan atau minuman instan tersebut, bila diberikan berlebihan pada bayi, dikhawatirkan bisa memicu kegemukan. Beberapa studi juga menyebutkan bahwa bayi yang dikenalkan dengan beragam cita rasa terlalu dini lebih tinggi risikonya menjadi gemar pilah pilih makanan di kemudian hari. Pada sebagian kasus, pemberian makanan atau minuman instan pada bayi kurang dari 1 tahun juga rentan menyebabkan alergi, gangguan pencernaan (seperti mual, muntah, kembung, diare, sembelit, kolik), gangguan status gizi (seperti obesitas atau justru kurus), dan gangguan kesehatan lainnya.
 
2. Nama Delvianita  Anggraeni Bonggili Nim 2010101029 izin bertanya pada kelompok 15 apakah boleh menambahgula, dan garam untuk meningkatkan kelezatan rasa makanan MP ASI bagi bayi? terimakasih

Jawaban : tidak disarankan untuk menambah garam dan gula karena Sistem pencernaan dan tubuh belum membutuhkannya Bagi bayi yang usianya kurang dari 1 tahun, ia tidak membutuhkan asupan garam ataupun gula yang terlalu banyak. Soalnya jika terlalu banyak, dapat membahayakan kesehatan bayi. Terlalu banyak gula dan garam dapat memperberat kerja ginjal untuk menyaring zat yang diperlukan oleh tubuh si Kecil.
Mengenalkan rasa alami dari makanan
Dengan tidak menambahkan gula atau garam ke dalam makanannya, si Kecil akan mengenal rasa makanan secara alami.

 

3. Assalamualaikum wr wb Nama Mandala Rahayu Nim2010101055 Izin bertanya Kepada kelompok 15 Apakahboleh menyimpan makanan bayi kedalam freezer?ataumembekuan makanan bayi?
Jawaban : 
Sebetulnya semua jenis makanan bayi bisa disimpan untuk dimakan di kemudian hari. Akan tetapi, beberapa jenis makanan dapat berubah warna dan rasa, meskipun hal ini tidak selalu memengaruhi jumlah nutrisinya.
Brokoli, kembang kol, kacang hijau, wortel, kacang polong, persik, blueberry dan jenis berry lainnya, ubi, serta daging merupakan jenis makanan yang bisa disimpan dalam jangka waktu lama tanpa mengubah warna dan rasanya.
Ada beberapa makanan bisa berubah warna menjadi kecokelatan jika disimpan terlalu lama, seperti stroberi, apel, alpukat, dan pisang. Namun, perubahan warna tidak mengurangi nutrisi dan merubah rasa, sehingga masih aman untuk dikonsumsi bayi.
Sementara itu, telur, nasi, kentang, tahu, serta buah-buahan seperti anggur, mangga, melon, pepaya, pir, dan aprikot, dapat berubah rasa dan tekstur ketika disimpan terlalu lama. Karena rasa dan teksturnya bisa berubah, makanan tersebut sebaiknya tidak disimpan terlalu lama atau dimasak untuk porsi sekali makan saja.

 

4. Assalamualaikum wr wb Nama Dewi Yanti Nim2010101014 izin bertanya kepada kelompok 15 bagaimana hubungan pemberian ASI eksklusif dengantumbuh kembang bayi  usia 8-8 bulan? Terimakasih.Wassalamu'alaikum wr wb

Jawaban : bayi asi ekslusif berpeluang lebih besar mengalami pertumbuhan normal lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidaj diberikan asi ekslusif, maka pemberian asi eksklusif sangat penting bagi bayi selama masa pertumbuhannya karena kandungan nutrisi dalam asi tersebut yang sangat bermanfaat dan penting bagi bayi. mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

  

5. Assalamu'alaikum Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040) izin bertanya kepada kel. 15 Menu makanan apa saja yang dapat menyebabkan penyakitdiare pada bayi umur 8-9 bulan?? Kemudian bagaimanacara perawatan khusus yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam penanganan penyakit tersebut?? Sebelumnya, terima kasih Wassalamu'alaikum
Jawaban : 
1. Produk susu
Susu sapi atau kambing dapat diolah menjadi susu kemasan, keju, atau yogurt. Jenis makanan ini sangat umum memicu alergi atau intoleransi pada bayi. Jadi saat bayi diare, makanan yang terbuat dari susu sapi atau kambing harus dihindari ibu menyusui sampai kondisinya membaik.
 Intoleransi pada produk susu disebabkan oleh kandungan laktosa di dalamnya. Laktosa adalah gula alami pada susu sapi. Sementara alergi susu disebabkan oleh tubuh yang memproduksi antibodi non IgE yang akhirnya menimbulkan masalah pencernaan, seperti muntah atau diare.
2. Kacang kedelai
Selain produk susu, makanan yang umumnya harus dihindari ibu menyusui saat bayi diare adalah kacang kedelai. Tidak cuma dalam bentuk kacang kedelai tuh, tapi juga bentuk olahannya seperti susu kedelai, tempe, tahu, atau makanan olahan lainnya. Sama seperti alergi susu, beberapa bayi juga memproduksi antibodi non IgE bila di tubuhnya ada protein kacang kedelai.
3. Makanan mentah
Makanan mentah bisa saja masih mengandung sedikit kuman yang dapat menjadi sumber infeksi dan penyebab diare. Ini dapat meningkatkan risiko sang ibu mengalami keracunan makanan yang kemudian bisa memengaruhi proses pemberian ASI pada bayi.
 Pada kasus langka, keracunan makanan pada bayi menyebabkan septikemia (keracunan darah akibat bakteri masuk ke dalam aliran darah). Bakteri ini bisa mencapai ASI dan membahayakan kondisi bayi yang sedang diare. Contoh makanan mentah yang harus dihindari saat menyusui bayi yang masih diare adalah karedok, trancam, asinan sayur, hingga sushi dan sashimi.
Cara mengatasinya :

Memberikan ASI dan cairan elektrolit
Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami diare dapat diatasi dengan pemberian ASI lebih sering. Hal ini karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB.
Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Pada bayi berusia di atas 6 bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin, setiap kali ia BAB dan muntah.
2. Memberikan suplemen zinc
Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi diare pada balita. Menurut WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang mengalami diare akut dapat diberikan suplemen zinc selama 10–14 hari.
Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari. Untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter anak.

 

6. Assalamu'allaikum, saya Sekar Sukmaning Tyas2010101050 izin bertanya kepada kelompok 15, sekarang marak ibu ibu yang memberikan mpasi dini <6 bulan kepada bayi, bagaimana cara kita untuk menanganikasus tersebut dan apa dampak pada gizi bayi yang diberikan mpasi dini. Terima Kasih.
Jawaban : Bila terlalu dini, berikut dampak negatifnya:
* Dapat menyebabkan diare atau susah BAB.
Sebelum enam bulan fungsi saluran pencernaan bayi belum siap atau mampu mengolah makanan. Ketika ada makanan masuk, maka saluran pencernaannya akan mengalami gangguan yang ditandai dengan diare atau susah BAB.

* Obesitas.
Ketika bayi lebih dini diperkenalkan pada MPASI, selanjutnya bisa jadi bayi memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan tubuhnya. Bayi akan terbiasa dengan makan banyak atau berlebihan. Inilah yang membuat bayi berisiko menjadi gemuk atau obesitas.

* Alergi makanan. 
Sel-sel di sekitar usus pada bayi berusia di bawah enam bulan belum siap untuk menghadapi unsur-unsur atau zat makanan yang dikonsumsinya. Alhasil, makanan tersebut dapat menimbulkan reaksi imun, sehingga dapat terjadi alergi akibat makanan yang dikonsumsinya. Sebaliknya, bayi yang diberikan MPASI setelah enam bulan risiko mengalami alergi akibat makanan lebih rendah.