PRAKTIKUM PEMERIKSAAN USG DAN CTG

KELOMPOK A4

KELOMPOK A4

by Suyani Suyani -
Number of replies: 12

Assalamu'alaikum salam semangat semuanya ..

Pada praktikum ini kita mempelajari tentang pemeriksaan USG dan CTG serta belajar menginterpretasikan hasil pemeriksaan serta tindak lanjut dari hasil pemeriksaan.

Bacalah materi dan cheklist yang ada di panduan praktikum, kemudian saksikan video yang tersedia di beranda sebagai tambahan referensi.

setelah itu diskusikan bersama kelompok terkait hal-hal yang masih kurang jelas atau belum difahami.


In reply to Suyani Suyani

Re: KELOMPOK A4

by Elika Puspitasari -

Assalamu'alaikum, adek2 mahasiswa kelompok A4.
Berjumpa lagi dengan bu Elika lewat dunia maya nggeh.
Sesuai arahan dari Bu Suyani, untuk gambaran pengoperasian alat CTG
dan USG terilustrasi pada video yang sudah ditautkan pada e-learning.

nah ibu ada satu pertanyaan nih

Hasil pemeriksaan USG akan lebih akurat apabila dilakukan pada masa-masa awal kehamilan. USG dapat mendeteksi usia kehamilan dengan tingkat keakuratan 95%.
Estimasi berat badan bayi melalui USG memiliki margin of error sebesar 15%, yang artinya berat badan bayi saat lahir bisa lebih atau kurang 15% dari hasil USG.
kalau yang CTG untuk periksa apa?

In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101047 NOFI NURWIDYANINGSIH -

Waalaikumsalam wr.wb, baik Ibu

Nofi Nurwidyaningsih NIM 2010101047 izin menjawab

Cardiotocography (CTG) merupakan sebuah alat yang digunakan oleh dokter kandungan untuk mencegah jantung dan kontraksi saat bayi berada dalam kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung antara 110 dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika bayi bergerak. Terdapat 4 hal dasar yang perlu di evaluasi pada hasil pemeriksaan CTG, yaitu baseline (garis dasar) denyut jantung, variabilitas, akselerasi, dan deselerasi.

Terima kasih.


In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101051 SUKANTI NINGSIH -

Waalaikumsalam wr.wb. Ibu. 

Saya Suknati Ningsih NIM 2010101051, izin menjawab 

Cardiotocography (CTG) merupakan sebuah alat yang digunakan oleh dokter kandungan untuk memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung antara 110 dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika bayi bergerak.

Pemeriksaan detak jantung bayi ini secara tidak langsung menjadi cara mengetahui bayi mendapat cukup oksigen dari plasenta. Tes ini melihat bagaimana detak jantung bayi dipengaruhi oleh kontraksi. Alat ini digunakan saat ibu hamil menginjak trimester ketiga dan bermanfaat untuk mendeteksi apakah ada gangguan atau tidak pada bayi sebelum atau selama persalinan.

Oleh karena itu, saat terdapat perubahan denyut jantung janin atau terjadi kontraksi, maka dokter kandungan bersama dengan bidan siap memberikan tindakan tepat untuk menolong janin dalam kandungan


In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101049 RAMONA -

Assalamualaikum ibu saya Ramona nim 2010101049 izin menjawab

alat ctg digunakan oleh dokter kandungan untuk memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung antara 110 dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika bayi bergerak.

Pemeriksaan detak jantung bayi ini secara tidak langsung menjadi cara mengetahui bayi mendapat cukup oksigen dari plasenta. Tes ini melihat bagaimana detak jantung bayi dipengaruhi oleh kontraksi. Alat ini digunakan saat ibu hamil menginjak trimester ketiga dan bermanfaat untuk mendeteksi apakah ada gangguan atau tidak pada bayi sebelum atau selama persalinan.

In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101041 NURUL'AIN BARANI -

Waalaikumsalam wr.wb, baik Ibu

Nurul 'Ain Barani NIM 2010101041 izin menjawab nggih

Cardiotocography atau CTG adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur laju detak jantung dan ritme jantung janin. Pemeriksaan ini juga bisa sekaligus mengevaluasi kontraksi rahim sang ibu, yang dapat menggambarkan kesehatan janin. Pemeriksaan CTG termasuk tes rutin kehamilan dan dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain yang digunakan untuk mendeteksi yang ada tidaknya kondisi tertentu yang dialami oleh ibu hamil. Misalnya, diabetes, tekanan darah tinggi, atau gangguan medis lain yang bisa menyebabkan masalah pada janin. Setiap ibu hamil membutuhkan pemeriksaan cardiotocography. Prosedur ini penting dilakukan selama kehamilan dan saat akan melahirkan.


Terima kasih🙏🏻

In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Walaikumsalam ibu.

Saya Natasya Riskya Aprilianti 2010101046 izin menjawab 

CTG adalah alat yang digunakan untuk memantau aktivitas dan denyut jantung janin, serta kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengevaluasi apakah kondisi janin sehat sebelum dan selama persalinan.


Cara kerja CTG                                                                     

CTG umumnya meliputi dua piringan kecil yang ditempelkan ke permukaan perut menggunakan ikat pinggang elastis yang dilingkarkan di perut ibu hamil. Satu piringan berfungsi untuk mengukur denyut jantung janin, sedangkan piringan yang lain untuk mengukur kekuatan dan kontraksi rahim ibu hamil. 

Alat ini dapat menentukan seberapa sering ibu hamil merasakan kontraksi, durasi kontraksi rahim, dan kondisi janin di dalam kandungan ketika kontraksi berlangsung.

Sebelum CTG digunakan, dokter atau bidan akan mengoleskan gel khusus terlebih dahulu pada perut ibu hamil. Setelah itu, piringan dan ikat pinggang dari CTG akan dipasang di perut ibu hamil.

Setelah beberapa menit, piringan CTG yang terhubung pada mesin CTG akan menampilkan data kontraksi rahim, denyut jantung janin, dan aktivitas janin di dalam rahim melalui layar monitor. Data tersebut juga bisa dicetak pada kertas khusus yang menggambarkan grafik CTG.

Berbeda dengan denyut jantung normal orang dewasa yang berkisar antara 60–100 kali per menit, rata-rata denyut jantung normal pada janin adalah sekitar 110–160 kali per menit. Jika denyut jantung terlalu rendah atau tinggi, hal tersebut bisa jadi menandakan adanya masalah pada janin, misalnya gawat janin.

Kondisi memerlukan CTG 

Jika kondisi kesehatan ibu hamil dan janin baik, biasanya CTG tidak rutin dilakukan. Pemeriksaan detak jantung janin cukup dilakukan menggunakan alat yang lebih sederhana, yaitu fetal doppler. Bedanya dengan CTG, alat ini hanya mampu mengukur denyut jantung janin, sehingga aktivitas janin dan kontraksi rahim tidak dapat dipantau.

Pemeriksaan CTG biasanya baru diperlukan jika ibu hamil mengalami kondisi yang dianggap dapat membahayakan persalinan atau janin, misalnya diabetes, tekanan darah tinggi, dan preeklamsia. Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan tindakan apa yang mungkin perlu dilakukan untuk membantu proses persalinan.

Selain itu, CTG juga mungkin perlu dilakukan apabila ibu hamil atau janin mengalami kondisi berikut ini:

CTG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi dan mengukur kontraksi palsu atau Braxton Hicks dan mengantisipasi kontraksi asli pada ibu hamil yang sudah melewati kehamilan trimester ketiga, namun belum juga melahirkan.

Mesin CTG akan mengeluarkan hasil berupa grafik sesuai dengan denyut jantung janin dan kontraksi rahim. Hasil pemeriksaan dapat dikategorikan menjadi reaktif dan nonreaktif.

Kondisi janin dapat dikatakan nonreaktif bila denyut jantung janin tidak bertambah setelah ia bergerak. Sebaliknya, janin disebut reaktif jika denyut jantung janin meningkat setelah bergerak.

Pada intinya, ketika dokter menganjurkan untuk menjalankan CTG, Bumil tidak perlu khawatir karena prosedur ini aman dan belum tentu menandakan kehamilan Bumil bermasalah. Jika Bumil masih memerlukan informasi lebih lanjut seputar pemeriksaan CTG, jangan segan untuk bertanya kepada dokter kandungan, ya.

Terimakasih ibu..
In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN -

Assalamu'alaikum

Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040) izin menanggapi nggih Ibu

Pemeriksaan Cardiotocography (CTG) merupakan tindakan medis untuk memantau denyut jantung janin dan kontraksi rahim pada wanita hamil. Pemeriksaan CTG dilakukan pada proses intrapartum dan sering dilakukan pada kasus kecurigaan kegawatan janin. Pemeriksaan CTG antepartum dapat dilakukan pada kasus tertentu seperti perdarahan per vaginam, kehamilan ganda, terhambatnya pertumbuhan janin. Pemeriksaan CTG eksternal tergolong noninvasif sehingga aman baik bagi fetus maupun ibu. Komplikasi terkait prosedur juga jarang terjadi. Pemeriksaan cardiotocography dapat dilakukan dengan pemantauan eksternal dan pemantauan internal. Pemeriksaan CTG paling sering menggunakan pemantauan eksternal.

Pada pemantauan eksternal, alat cardiotocography disambungkan dengan dua transduser yang akan diletakkan pada abdomen ibu. Transduser pertama berupa probe ultrasonografi untuk mendeteksi denyut jantung janin, transduser ini diletakkan pada bagian punggung janin. Transduser kedua merupakan tocodynamometer untuk mengukur kontraksi rahim dan diletakkan pada fundus uteri. Hasil perekaman dari kedua transduser akan diproses oleh mesin menjadi dua grafik yang akan dianalisa oleh dokter.


Indikasi CTG

Indikasi pemeriksaan cardiotocography (CTG) pada kasus dengan kecurigaan adanya hipoksia atau asidosis pada fetus. Kondisi yang dapat menyebabkan hal tersebut dapat terjadi saat intrapartum maupun antepartum. Saat intrapartum, pemeriksaan CTG dapat dilakukan setiap 2 jam hingga 30 menit sekali.


Kontraindikasi CTG

Cardiotocography (CTG) menggunakan pemantauan eksternal tidak memiliki kontraindikasi karena merupakan tindakan noninvasif. Pada CTG dengan pemantauan internal, kontraindikasi utama adalah penyakit infeksi yang berpotensi menular ke janin, seperti hepatitis, HIV, atau herpes.

Pemeriksaan CTG pada umumnya menggunakan pemantauan eksternal. Tidak terdapat kontraindikasi khusus pada pemantauan eksternal yang menggunakan transduser yang ditempel pada abdomen ibu karena prosedur ini merupakan tindakan noninvasif.


Teknik CTG

Teknik cardiotocography (CTG) berfokus pada pengukuran denyut jantung janin dan kontraksi uterus. Pemeriksaan CTG tidak hanya dilakukan pada saat intrapartum, tetapi juga dapat dilakukan saat antepartum. Terdapat 2 metode yang dapat dilakukan pada pemeriksaan CTG antepartum, yaitu non-stress test dan contraction stress test.

Non-stress test dilakukan pada ibu yang belum terdapat kontraksi dilakukan untuk memantau denyut jantung janin dan respons jantung terhadap gerakan janin. Contraction stress test dilakukan untuk mengetahui fungsi uteroplasenta dan kemampuan fetus dalam mentoleransi persalinan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan jika hasil non-stress testatipikal.


Komplikasi CTG

Komplikasi terjadi pada cardiotocography dengan pemantauan internal berupa peningkatan risiko infeksi.

Komplikasi pemeriksaan cardiotocography (CTG) dengan pemantauan eksternal jarang terjadi karena prosedur ini merupakan tindakan noninvasif. Transduser menggunakan ultrasonografi yang tidak mengandung radiasi sehingga sehingga aman bagi fetus maupun ibu. Prosedur ini dapat membuat ibu tidak nyaman karena harus mempertahankan posisi dalam waktu yang lama dengan pergerakan minimum. Penggunaan CTG yang tidak sesuai dengan indikasi meningkatkan kemungkinan dilakukannya intervensi seperti penggunaan forsep pada saat persalinan maupun tindakan operasi Sectio Caesaria. 

Sebelumnya mohon maaf Ibu apabila ada kesalahan dalam menanggapi,

Wassalamu'alaikum

In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum Ibu, saya Safira Nurul Aini (2010101043) izin menjawab pertanyaan

CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)


Kardiografi : Grafik dari pemeriksaan ultrasound untuk mengukur frekuensi denyut jantung janin

Tokografi : Grafik dari pemeriksaan tonometer untuk mengukur kontraksi otot rahim dan gerakan janin

Jadi, CTG adalah alat elektronik yang digunakan untuk memantau kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan kontraksi uterus dan gerakan janin

Indikasi Pemeriksaan CTG 

Dari sisi kehamilan : 

• Hipertensi dalam kehamilan
• Diabetes melitus, anemia
• Kelainan jantung, paru, ginjal
• Penyakit sistemik berat
• Kehamilan Post term (> 41 minggu)
• Bekas seksio sesarea
• Ibu berusia lanjut
• Ibu perokok
• Pertumbuhan janin terhambat
• Kecurigaan hipoksia janin
• Inkompatibilitas ABO & Rhesus
• Kontraksi prematur

Dari sisi Intrapartum : 
• Inpartu
• Akan dilakukan induksi persalinan
• Akan dilakukan akselerasi persalinan
• Gerakan janin berkurang

Prinsip Kerja CTG 
External Electronic Fetal Monitoring
Pemeriksaan frekuensi denyut nadi melalui Doppler ultrasound (gelombang suara frekuensi tinggi), bersamaan dengan tekanan otot uterus
TRANDUCER US (ELEKTRODA) 👉🏻 MENANGKAP SINYAL (GERAKAN) 👉🏻 TRANDUCER MENGUBAH GETARAN > SINYAL LISTRIK 👉🏻 TERBACA DI MONITOR > DJJ&KONTRAKSI 

Syarat pemeriksaan CTG 

• Usia kehamilan > 28 minggu
• Punktum maksimum DJJ diketahui
• Ada informed consent

Hasil Pemeriksaan CTG 
1.DENYUT JANTUNG JANIN DASAR ( BASAL FETAL HEART RATE)
Frekuensi Dasar :
o120-160 bpm (William Obstetric,2010)
o110-160 bpm ( ACOG, 2010)
Variabilitas : osilasi yang tidak teratur à interaksi sistem simpatis  dan parasimpatis

  Normal : 6-25 dpm

2.REAKTIFITAS
Akselerasi : Peningkatan frekuensi  DJJ > 15 dpm dan selama > 15 detik.

       Lama < 2 menit.  Terjadi paling tidak  2x dalam waktu rekaman 20 menit.

Deselerasi : Penurunan frekuensi DJJ > 15 dpm dan selama > 15 detik.

       Lama < 2 menit

3.GERAKAN JANIN : Normal : > 2 kali/ 30 menit
4.KONTRAKSI UTERUS


Refrensi : PPT Materi Matakuliah Fisika Kesehatan "CTG, FETAL DOPPLER & SUCTION" Dr. Hanum Enggar P, MMR, January 2021 (Semester 3) 

Terima kasih Ibu 😊🙏🏻
In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101050 SEKAR SUKMANING TYAS -

Wa'allaikumsallam ibu 

Nama : Sekar Sukmaning Tyas 

Nim    :2010101050 

izin menjawab ibu. 

CTG adalah alat yang digunakan untuk memantau aktivitas dan denyut jantung janin, serta kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan dapat mengevaluasi apakah kondisi janin sehat sebelum dan selama persalinan. UC 1 dan 2 adalah doppler untuk mengetahui detak jantung dipasang di fundus selama 20 menit sambil ibu menekan tombol pada alat saat merasakan gerakan janin, minimal 4 kali dalam 20 menit gerakan janin sebagai tanda reaktif pada janin. 

Indikasi Pemeriksaan CTG yaitu: 

  1. Ibu mengalami tekanan darah tinggi.
  2. Ibu diberi obat untuk meningkatkan kecepatan persalinan.
  3. Ibu diberi epidural untuk membantu mengelola rasa sakit selama kontraksi.
  4. Ibu mengalami perdarahan selama persalinan.
  5. Ibu memiliki riwayat penyakit diabetes atau hipertensi.
  6. Ibu memiliki cairan ketuban yang rendah.
  7. Terdapat dugaan pengurangan plasenta yang dapat mengurangi jumlah asupan darah yang diterima janin.
  8. Ibu merasa gerakan janin tidak sama, tidak menentu atau lebih lambat dibandingkan biasanya.
  9. Janin di dalam kandungan berada dalam posisi yang tidak biasa.
  10. Ibu mengalami kehamilan bayi kembar.
  11. Adanya indikasi infeksi seperti HIV, hepatitis B atau C



Terima Kasih Ibu. 

In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101048 SITI KAMIDAH -

Assalamaualikum ibu, saya siti kamidah 2010101048 izin mengumpulkan tugas. Terimakasih banyak ibu🙏🏼


Cardiotocography adalah alat yang digunakan untuk mengetahui detak jantung janin di dalam kandungan dengan doppler dan melihat pada keterangan US untuk mengetahui DJJ, pada CTG juga dapat melakukan upemeriksaan pada kehamilan dengan bayi kenbar karena terdapat US 1 dan US 2 . Tes kesehatan ini dilakukan pada usia kehamilan trimester ketiga. CTG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi dan mengukur seberapa bwsar kontraksi dengan melihat keterangan dengan lambang UC. Pada CTG juga dapat melihat atau mengetahui kesejahteraan janin.


In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101045 MEYSHA PUTRI PADBI -

Waalaikumsalam wr wb...

Saya Meysha Putri Padbi 2010101045

CTG adalah alat yang digunakan untuk memantau aktivitas dan denyut jantung janin, serta kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengevaluasi apakah kondisi janin sehat sebelum dan selama persalinan.

Indikasi CTG

Indikasi pemeriksaan cardiotocography (CTG) pada kasus dengan kecurigaan adanya hipoksia atau asidosis pada fetus. Kondisi yang dapat menyebabkan hal tersebut dapat terjadi saat intrapartum maupun antepartum. Saat intrapartum, pemeriksaan CTG dapat dilakukan setiap 2 jam hingga 30 menit sekali.

Kontraindikasi CTG

Cardiotocography (CTG) menggunakan pemantauan eksternal tidak memiliki kontraindikasi karena merupakan tindakan noninvasif. Pada CTG dengan pemantauan internal, kontraindikasi utama adalah penyakit infeksi yang berpotensi menular ke janin, seperti hepatitis, HIV, atau herpes.

Pemeriksaan CTG pada umumnya menggunakan pemantauan eksternal. Tidak terdapat kontraindikasi khusus pada pemantauan eksternal yang menggunakan transduser yang ditempel pada abdomen ibu karena prosedur ini merupakan tindakan noninvasif.

Teknik CTG

Teknik cardiotocography (CTG) berfokus pada pengukuran denyut jantung janin dan kontraksi uterus. Pemeriksaan CTG tidak hanya dilakukan pada saat intrapartum, tetapi juga dapat dilakukan saat antepartum. Terdapat 2 metode yang dapat dilakukan pada pemeriksaan CTG antepartum, yaitu non-stress test dan contraction stress test.

Non-stress test dilakukan pada ibu yang belum terdapat kontraksi dilakukan untuk memantau denyut jantung janin dan respons jantung terhadap gerakan janin. Contraction stress test dilakukan untuk mengetahui fungsi uteroplasenta dan kemampuan fetus dalam mentoleransi persalinan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan jika hasil non-stress testatipikal.

Komplikasi CTG

Komplikasi terjadi pada cardiotocography dengan pemantauan internal berupa peningkatan risiko infeksi.

Komplikasi pemeriksaan cardiotocography (CTG) dengan pemantauan eksternal jarang terjadi karena prosedur ini merupakan tindakan noninvasif. Transduser menggunakan ultrasonografi yang tidak mengandung radiasi sehingga sehingga aman bagi fetus maupun ibu. Prosedur ini dapat membuat ibu tidak nyaman karena harus mempertahankan posisi dalam waktu yang lama dengan pergerakan minimum. Penggunaan CTG yang tidak sesuai dengan indikasi meningkatkan kemungkinan dilakukannya intervensi seperti penggunaan forsep pada saat persalinan maupun tindakan operasi Sectio Caesaria.

Terimakasih mohon maaf bila masih banyak kurangnya 😊🙏

In reply to Elika Puspitasari

Re: KELOMPOK A4

by 2010101044 NENENG WINDI ASTUTI -

Assalamualaikum wr wb ,Saya Neneng Windi Astuti 2010101044 ijin menjawab Teknik CTG


Teknik cardiotocography (CTG) berfokus pada pengukuran denyut jantung janin dan kontraksi uterus. Pemeriksaan CTG tidak hanya dilakukan pada saat intrapartum, tetapi juga dapat dilakukan saat antepartum. Terdapat 2 metode yang dapat dilakukan pada pemeriksaan CTG antepartum, yaitu non-stress test dan contraction stress test.


Non-stress test dilakukan pada ibu yang belum terdapat kontraksi dilakukan untuk memantau denyut jantung janin dan respons jantung terhadap gerakan janin. Contraction stress test dilakukan untuk mengetahui fungsi uteroplasenta dan kemampuan fetus dalam mentoleransi persalinan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan jika hasil non-stress testatipikal.