Skenario 2 Tutorial 1 dan 2_A3

Forum Diskusi Pertemuan ke-2

Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -
Number of replies: 106

Assalmualaikum warohmatulahi wabarokatu teman teman.

Alhamdulilah pada pagi hari ini kita masuk tutorial 2 skenario 2, pertemuan ke 2.

Baiklah temen teman sebelum kita memulai perkuliahan pada pagi hari ini, marilah kita membaca doa belajar dan surat pendek terlebih dahulu.

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin.

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101035 EKA NUR LAILI KHASANAH -
waalaikumsalam sya,baik

Bismillahirrahmanirrahim rodhitubillahirabba wa-bi islamidina wa-bi muhammadinnabiyya warrosularobbi zidni ilma warzuqni fahma amin
In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101044 NENENG WINDI ASTUTI -

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin.


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101041 NURUL'AIN BARANI -

Waalaikumsalam Wr.Wb. Okey mbak Natasya

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, Aamiin.


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101038 SRI KINANTI -

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin.


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin 🤲🏻😊


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101044 NENENG WINDI ASTUTI -

Assalamualaikum wr wb

Saya neneng windi astuti 2010101044,ijin menjawab Lo nomor 2. 

Patofisiologi hipertensi portal terjadi ketika terdapat tahanan pada aliran darah vena porta. Peningkatan tahanan (resistensi) dapat terjadi akibat perubahan struktural hepar maupun perubahan dinamis sel-sel di hepar dan otot polos vena hepatik.

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101042 MUTIARA RAHMAWATI -

waalaikumsalam sya,baik

Bismillahirrahmanirrahim rodhitubillahirabba wa-bi islamidina wa-bi muhammadinnabiyya warrosularobbi zidni ilma warzuqni fahma aamiin

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Assalamualaikum teman-teman, menindak lanjuti tutorial pada minggu lalu, pada hari ini kita akan melanjutkan untuk STEP  yang ke 6 dan 7 yaitu menjawab LO (Learning Outcame) dan menyimpulkan hasil diskusi. Baik langsung saja berikut untuk LO nya :

STEP 5 : LO (Learning Objective)

1.      Untuk mengetahui pengertian Portal hypertension

2.      Untuk mengetahui patofisiologi Portal hypertension

3.      Untuk mengetahui penyebab Portal Hypertention.

4.      Untuk mengetahui Faktor risiko Portal Hypertention

5.      Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic yang dilakukan Portal hypertension

6.      Untuk mengetahui penatalaksanaan Portal hypertension (Stabilisasi Sebelum Rujukan)

7.      Untuk mengetahui batas kewenangan bidan terhadap Portal hypertension

8.      Untuk mengetahui komplikasi Portal hypertention

Untuk mengetahui fungsi test protein urin


Kita mulai dari pertanyaan nomor 1, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat berdasarkan hasil literatur yang akurat. Kemudian bisa dituliskan sumbernya nggih. terimakasih

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101041 NURUL'AIN BARANI -

Baik kepada teman-teman bisa langsung di jawab yaa

In reply to 2010101041 NURUL'AIN BARANI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN -

Assalamu'alaikum 

Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040), Ijin menjawab LO 1 nggih Mba,

Pengertian portal hypertension:

Hipertensi portal merupakan peningkatan portal pressure gradient (PPG) antara vena portal dan vena cava inferior lebih dari 5 mmHg. Portal pressure gradient 6 sampai 10 mmHg didefinisikan sebagai hipertensi portal subklinis. Varises terbentuk jika tekanannya lebih dari 10 mmHg. Perdarahan varises dan asites dapat terjadi apabila PPG mencapai lebih dari 12 mmHg.

Sebelumnya, Terima Kasih

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043, izin menjawab 

LO 1 : Portal hypertension adalah peningkatan tekanan darah pada sistem pembuluh darah yang disebut sistem vena porta. Vena yang berasal dari lambung, usus, limpa,dan pankreas bergabung menjadi vena porta, yang kemudian bercabang menjadi pembuluh darah yang lebih kecil dan berjalan melalui hepar. Jika pembuluh di hati diblokir karena kerusakan hati, darah tidak dapat mengalir dengan baik pada hepar. Akibatnya tekanan menjadi tinggi pada perkembangan sistem portal. Peningkatan tekanan ini dalam vena portal dapat menyebabkan pembesaran vena (varises) dalamkerongkongan, lambung, rektum, atau daerah pusar (pusar). Varises bisa rupture dan berdarah, sehingga komplikasi ini berpotensi mengancam nyawa

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Assalmualaikum wr wb

Saya Natasya Riskya Aprilianti 2010101046 izin menjawab pertanyaan No 1 

hipertensi portal merupakan peningkatan tekanan pembuluh darah di daerah porta sehingga membuat penderita sirosis hati memiliki riwayat muntah darah, feses hitam, atau kaki bengkak.  


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101034 YULISA WIDIA WULAN DARI -

Saya yulisa Widia wulandari nim 2010101034 izin menjawab pertanyaan No 1

Portal Hypertension adalah peningkatan tekanan dara pada sistem pembuluh dara yang disebut sistem vena porta. Vena yang berasal dari lambung, usus, limpa, dan pancreas bergabung menjadi vena porta, yang kemudian bercabangmenjadi pembuluh darah yang lebih kecil dan berjalanmelalui hepar. Jika pembuluh di darah diblokir karenakerusakan hati, darah tidak dapat mengalir dengan baikpada hepar. Akibatnya tekanan menjadi tinggi pada perkembangan sistem portal. Peningkatan ini dalam vena portal dapat menyebabkan pembesaran vena (Varises) dalam kerongkongan, lambung, rectum, atau daerah pusar(pusar). Varises bisa reptur dan berdarah, sehinggakomplikasi ini berpotensi mengancam nyawa.


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -
Untuk pertanyaan nomor 2, terkait dengan patofisiologi portal hypertension, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat. Saya mohon kepada teman-teman untuk mencantumkan sumbernya juga. Terimakasih.
In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Izin Menjawab lo ke 2

Patofisiologi hipertensi portal terjadi ketika terdapat tahanan pada aliran darah vena porta. Peningkatan tahanan (resistensi) dapat terjadi akibat perubahan struktural hepar maupun perubahan dinamis sel-sel di hepar dan otot polos vena hepatik.


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101045 MEYSHA PUTRI PADBI -

Ijin menjawab Lo ke 2

Patofisiologi hipertensi portal terjadi ketika terdapat tahanan pada aliran darah vena porta. Peningkatan tahanan (resistensi) dapat terjadi akibat perubahan struktural hepar maupun perubahan dinamis sel-sel di hepar dan otot polos vena hepatik

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum Saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab, 

LO 2 : Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan darah dalam sistem vena porta.Tekanan pada portal diperkirakan karena gradien tekanan vena hepatik. Tekanan vena yang normal pada organ hati adalah kurang dari 5 mmHg. Pada sirosis, hipertensi portal terjadi karena gabungan dari resistensi pembuluh darah intrahepatik dan peningkatan aliran darah melalui sistem vena porta. Peningkatan resistensi intrahepatik melalui dua cara yaitu secara mekanik dan dinamis. Komponen mekanik berasal dari pengembangan fibrosis intrahepatik; berbagai proses patologis yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan resistensi intrahepatik pada level mikrosirkulasi hati (Hipertensi portal sinusoidal) adalah distorsi arsitektur hati disebabkan oleh jaringan fibrosa, regeneratif pada nodula dan deposisi kolagen dalam suatu ruang Disse (Shibayama Y. et al, 1985; Orrego H. et al, 1979). 

Komponen dinamik yaitu dari vasokontriksi pada pembuluh darah venula portal yang kedua untuk mengaktifkan kontraksiksi portal dan septal myofibrioblas, sel-sel stelat dan sel otot halus vaskuler (Pinzani M. et al, 1999; Rockey DC et al, 1996; Wiest R. et al, 2002). Vaskuler intrahepatik dimodulasi oleh vasokontriktor endogen (norepinefrin, endotel, angiotensin II, leukotrin dan tromboksan A2) dan ditingkatkan oleh vasodilator (nitrit oksida). Pada sirosis, peningkatan resistensi intrahepatik vaskuler juga berasal dari ketidaksimbangan antara vasodilator dan vasokontriktor (Abraldes J.G. et al, 2005). 

Hipertensi portal dikarakterisasikan berdasarkan meningkatnya kardiak output dan menurunnya resistensi vaskuler sistemik yang menyebabkan keadaan sirkulasi yang hiperdinamik dengan adanya vasodilatasi pada splanchnic dan arteri sistemik. Vasodilatasi arteri splanchnic menyebabkan peningkatan aliran darah portal, yang pada gilirannya menyebabkan hipertensi portal menjadi lebih parah. Vasodilatasi arteri splanchnic menyebabkan terlalu banyak mengeluarkan vasodilator endogen seperti nitrit oksida, glukagon dan vasointestinal peptida aktif (Menon K.V. et al, 2001)

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN -

Assalamu'alaikum 

Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040), Ijin menjawab LO 2 nggih mba,

Patofisiologi portal hypertension:

Patofisiologi hipertensi portal terjadi ketika terdapat tahanan pada aliran darah vena porta. Peningkatan tahanan (resistensi) dapat terjadi akibat perubahan struktural hepar maupun perubahan dinamis sel-sel di hepar dan otot polos vena hepatik. Kejadian hipertensi portal sebagian besar disebabkan oleh penyakit sirosis hepatis, dimana hipertensi portal dapat menyebabkan varises esophagus. Saluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis dan hipertensi portal terdapat pada esophagus bagian bawah. Pirau darah melalui saluran ini ke vena kava menyebabkan dilatasi vena-vena tersebut (varises esophagus). Varises ini terjadi pada sekitar 70% penderita sirosis lanjut. Peningkatan tekanan portal pada pasien sirosis hepatis yang tidak teratasi dapat menyebabkan komplikasi yaitu perdarahan.

Sebelumnya, Terimakasih

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101036 DWI ARIYANTI -

2.Patofisiologi hipertensi portal terjadi ketika terdapat tahanan pada aliran darah vena porta. Peningkatan tahanan (resistensi) dapat terjadi akibat perubahan struktural hepar maupun perubahan dinamis sel-sel di hepar dan otot polos vena hepatik.


Bloom S, Kemp W, Lubel J. Portal hypertension: pathophysiology, diagnosis and management. Internal Medicine Journal. 2015;45(1):16-26. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/imj.12590




In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101042 MUTIARA RAHMAWATI -

Assalamualaikum wr wb

Saya Mutiara Rahmawati  2010101042, izin menjawab Lo nomor 4.


Faktor risiko Portal Hypertention

Hipertensi portal paling sering disebabkan oleh sirosis hepatis (90% kasus). Oleh karena itu, faktor risiko sirosis hepatis perludipahami untuk mencegah hipertensi portal. Selain itu, penyebabnonsirosis tersering untuk hipertensi portal adalahschistosomiasis dan trombosis vena porta, sehingga faktor risikokedua penyakit ini juga perlu dicermati. Faktor risiko trombosisvena porta adalah faktor dari Virchow’s triad, yaitu stasis vena, hiperkoagulasi, dan disfungsi endotel. Terdapatnya malignansisistem hepatobilier juga menambah risiko trombosis vena porta akibat kondisi hiperkoagulasi.



In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101042 MUTIARA RAHMAWATI -

Assalamualaikum wr wb

Saya Mutiara Rahmawati  2010101042, izin menjawab Lo nomor 4.


Faktor risiko Portal Hypertention

Hipertensi portal paling sering disebabkan oleh sirosis hepatis (90% kasus). Oleh karena itu, faktor risiko sirosis hepatis perludipahami untuk mencegah hipertensi portal. Selain itu, penyebabnonsirosis tersering untuk hipertensi portal adalahschistosomiasis dan trombosis vena porta, sehingga faktor risikokedua penyakit ini juga perlu dicermati. Faktor risiko trombosisvena porta adalah faktor dari Virchow’s triad, yaitu stasis vena, hiperkoagulasi, dan disfungsi endotel. Terdapatnya malignansisistem hepatobilier juga menambah risiko trombosis vena porta akibat kondisi hiperkoagulasi.



In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Untuk pertanyaan nomor 3, terkait dengan penyebab portal hypertension, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat. Saya mohon kepada teman-teman untuk mencantumkan sumbernya juga. Terimakasih.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Izin menjawab lo ke 3 

Penyebab paling umum dari hipertensi portal adalah sirosis hepatis. Tanda dan gejala yang dapat muncul akibat hipertensi portal adalah hematemesis, melena, jaundice, kaput medusa, ascites, dan asterixis. Ultrasonografi hepar dan ultrasonografi abdomen atas dapat membantu penegakkan diagnosis.


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab,

LO 3 : Penyebab paling umum dari portal Hypertension adalah Cirrhosis hepatitis. Sirosis adalah perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosus. Pada sirosis, the scar tissue memblok aliran darah melalui hati. Penyebab lain hipertensi portal meliputi pembekuan darah dalam vena portal, penyumbatan pembuluh darah yang membawa darah dari hepar ke jantung, infeksi parasite yang disebut schistosomiasis, dan hyperplasia nodular fokal, virus yang dapat menyebabkan AIDS. Kadang-kadang penyebabnya tidak diketahui. 

Penyebab utama hipertensi portal adalah sirosis. Ini adalah jaringan parut pada hati. Ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti hepatitis (penyakit radang) atau penyalahgunaan alkohol. Penyakit autoimun pada hati seperti hepatitis autoimun, primary sclerosing cholangitis, dan primary biliary cholangitis juga merupakan penyebab sirosis dan hipertensi portal. Setiap kali organ hati rusak, hati mencoba untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Ini menyebabkan jaringan parut terbentuk. Terlalu banyak jaringan parut mempersulit hati untuk melakukan tugasnya 


Penyebab sirosis lainnya termasuk:  

  1. penyakit hati berlemak nonalkohol  
  2. penumpukan zat besi di tubuh  
  3. cystic fibrosis -> saluran empedu yang kurang berkembang  
  4. infeksi hati  
  5. reaksi terhadap obat-obatan tertentu, seperti metotreksat  
  6. Sirosis dapat menyebabkan dinding dalam vena portal yang biasanya halus menjadi tidak teratur. Hal ini dapat meningkatkan resistensi terhadap aliran darah. Akibatnya, tekanan darah di vena portal meningkat. Bekuan darah juga dapat terbentuk di vena portal. Hal ini dapat meningkatkan tekanan aliran darah terhadap dinding pembuluh darah.
In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN -

Assalamu'alaikum

Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040) Ijin menjawab LO 3, nggih mba

Penyebab portal hypertension:

Kejadian hipertensi portal sebagian besar disebabkan oleh penyakit sirosis hepatis, dimana hipertensi portal dapat menyebabkan varises esophagus. Saluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis dan hipertensi portal terdapat pada esophagus bagian bawah. Pirau darah melalui saluran ini ke vena kava menyebabkan dilatasi vena-vena tersebut (varises esophagus). Varises ini terjadi pada sekitar 70% penderita sirosis lanjut. Peningkatan tekanan portal pada pasien sirosis hepatis yang tidak teratasi dapat menyebabkan komplikasi yaitu perdarahan. Varises esophagus yang terjadi akibat dari peningkatan tekanan portal dalam suatu waktu dapat pecah, sehingga timbul perdarahan yang massif. Perdarahan varises esophagus dapat ditandai dengan muntah darah / hematemesis dan biasanya di susul oleh melena. Hematemesis yang terjadi akibat dari perdarahan varises esophagus tanpa didahului rasa nyeri di epigastrium, dimana darah yang keluar berwarna kehitam-hitaman dan tidak akan membeku karena bercampurnya darah dengan asam lambung.


Sumber:

file:///C:/Users/User/Downloads/1015-Article%20Text-2670-1-10-20200516.pdf


Sebelumnya, Terimakasih

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101036 DWI ARIYANTI -

3.Penyebab paling umum dari hipertensi portal adalah sirosis hepatis. Tanda dan gejala yang dapat muncul akibat hipertensi portal adalah hematemesis, melena, jaundice, kaput medusa, ascites, dan asterixis. Ultrasonografi hepar dan ultrasonografi abdomen atas dapat membantu penegakkan diagnosis. Sementara itu, tindakan endoskopi dapat dilakukan untuk mengevaluasi komplikasi varises gastroesofagus.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101045 MEYSHA PUTRI PADBI -

Saya Meysha Putri padbi Nim 2010101045

Ijin menjawab Lo ke1

Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan dalam sistem vena porta yang disebabkan oleh adanya tahanan (resistensi) aliran darah di sistem porta. Vena porta merupakan vena penghubung vena intestinal dan vena lienalis dengan hepar.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Untuk pertanyaan nomor 4, terkait dengan faktor resiko portal hypertension, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat. Terimakasih.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Izin menjawab lo ke 4 

(Menurut Kemenkes) Terdapat dua Faktor Risiko Hipertensi yaitu, Faktor Risiko yang tidak dapat diubah

  • Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah,antara lain :
  • Umur
  • Jenis Kelamin
  • Genetik

Faktor Risiko yang dapat diubah

  • Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :
  • Merokok
  • Diet rendah serat
  • Dislipidemia
  • Konsumsi garam berlebih
  • Kurang aktivitas fisik
  • Stres
  • Berat badan berlebih/ kegemukan
  • Konsumsi alkohol 

Menurut WHO ( Beberapa faktor yang dapat memicu risiko hipertensi antara lain konsumsi garam, alkohol, dan kafein yang berlebih, obesitas, stress, merokok, serta olahraga yang kurang rutin.)


Terimakasih🙏

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101045 MEYSHA PUTRI PADBI -

Ijin menjadi Lo ke 4

 


Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah,antara lain :

Umur

Jenis Kelamin

Genetik

Faktor Risiko yang dapat diubah

Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :

Merokok,diet rendah serat,dislipidemia

Konsumsi garam berlebihu,Kurang aktivitas fisik

Strese,Brat badan berlebih/ kegemukan,Konsumsi alkohol

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab,
LO 4 :

Faktor risiko untuk hipertensi portal meliputi: 

1. Sirosis (jaringan parut hati), yang dapat disebabkan oleh: 

  • Riwayat penggunaan alkohol 
  • Infeksi Hepatitis B atau C
  • Peradangan hati jangka panjang 
  • Hemokromatosis, atau kelebihan zat besi 

2. Gagal jantung kongestif 

3. Malformasi arteriovenosa (AVM) 4. Keadaan hiperkoagulasi

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101035 EKA NUR LAILI KHASANAH -
izin berpendapat untu menjawap lo ke 8

Komplikasi serius yang sering terjadi akibat hipertensi portal yaitu
Jika gradien tekanan ini menjadi >12 mmHg, komplikasi seperti varises esofagus dan ascites dapat terjadi. Penyebab paling umum dari hipertensi portal adalah sirosis hepatis. Tanda dan gejala yang dapat muncul akibat hipertensi portal adalah hematemesis, melena, jaundice, kaput medusa, ascites, dan asterixis.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Untuk pertanyaan nomor 5, terkait dengan diagnosis portal hypertension, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat. Saya mohon kepada teman-teman untuk mencantumkan sumbernya juga. Terimakasih.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Saya Natasya Riskya Aprilianti 2010101046 izin menjawab lo ke 5

Diagnosis hipertensi portal perlu melibatkan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala sirosis hepatis, serta pemeriksaan penunjang seperti USG hepar atau USG abdomen atas. Selain itu, pemeriksaan fungsi liver, profil koagulasi, dan endoskopi (untuk evaluasi komplikasi varises gastroesofagus) juga dapat dilakukan bila perlu. Anamnesis Saat anamnesis, dokter perlu menanyakan kondisi-kondisi yang dicurigai bisa menjadi penyebab hipertensi portal.

Terimakasih 🙏

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101045 MEYSHA PUTRI PADBI -

Ijin menjawab Lo ke5 

Biasanya, dokter membuat diagnosis hipertensi portal berdasarkan adanya asites atau dilatasi vena atau varises seperti yang terlihat selama pemeriksaan fisik perut atau anus. Berbagai tes laboratorium, tes sinar-X, dan pemeriksaan endoskopi juga dapat digunakan.


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab,

LO 5 : 

Investigasi akan tergantung pada situasi di mana pasien terlihat. Mereka dikelompokkan dalam situasi berikut: 

1. Dalam situasi elektif : 

a. Hematologi – terutama untuk mencari bukti hipersplenisme. 

b. Tes fungsi hati – untuk membedakan hipertensi portal sirosis dari non sirosis dan untuk mengklasifikasikannya sesuai klasifikasi Child – Pugh 

c. Profil koagulasi 

d. Penanda virus 

e. Biopsi hati – terutama untuk memastikan etiologi sirosis. Untuk pasien ini tidak boleh memiliki asites dan harus mengoreksi parameter koagulasi. 

f. Endoskopi GI bagian atas – untuk dokumentasi dan penilaian varises esofagus, varises lambung, gastropati PHT dan penyebab hematemesis lainnya. 

g. USG – dilakukan untuk menunjukkan kolateral di hilus limpa dan di tempat lain, untuk melihat ekotekstur hati, untuk mencari asites dan juga untuk menilai vena limpa dan vena ginjal kiri sebagai evaluasi pra operasi.

h. Spiral CT angiography – memberikan gambaran yang baik tentang sistem vena portal dan kolateral. Informasi ini berguna jika prosedur pembedahan sedang dipertimbangkan. 

i. MR Angiography – memberikan informasi yang sama seperti CT, namun menggambarkan trombosis intravena lebih baik maka penyelidikan ini sangat berguna dalam kondisi seperti sindrom Budd – Chiari. 


2. Dalam keadaan darurat: 

a. Pemeriksaan klinis untuk splenomegali terkadang lebih dari cukup dalam situasi perdarahan GI masif, untuk mendiagnosis PHT. 

b. Endoskopi GI bagian atas diperlukan lebih sebagai prosedur terapeutik daripada prosedur diagnostik dalam kondisi seperti itu. 

c. Tes fungsi hati diperlukan untuk menilai kondisi hati untuk membedakan dari sirosis 

d. USG abdomen sebagai penilaian cepat pada sistem hati dan vena porta cukup informatif dan harus dilakukan.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN -

Assalamu'alaikum

Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040) Ijin menjawab LO 5, nggih Mba

Diagnosis portal hypertension:

Hipertensi dalam sistem vena porta ditentukan menurut peningkatan gradien tekanan porta, yaitu perbedaan tekanan antara vena porta dengan vena kava inferior atau vena hepatika. Gradien tekanan normal adalah ≤5 mmHg. Hipertensi portal terjadi ketika gradien tekanan menjadi ≥6 mmHg. Jika gradien tekanan ini menjadi >12 mmHg, komplikasi seperti varises esofagus dan ascites dapat terjadi. Diagnosis NCPH adalah berdasarkan manifestasi klinis tanda hipertensi portal tanpa kelainan hati. Perbedaan cirrhotic portal hypertension (CPH) dan NCPH.

Sumber:

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/548/333


Sebelumnya, Terima kasih

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101036 DWI ARIYANTI -

5.Diagnosis hipertensi portal perlu melibatkan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala sirosis hepatis, serta pemeriksaan penunjang seperti USG hepar atau USG abdomen atas. Selain itu, pemeriksaan fungsi liver, profil koagulasi, dan endoskopi (untuk evaluasi komplikasi varises gastroesofagus) juga dapat dilakukan bila perlu.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Untuk pertanyaan nomor 6, terkait dengan penatalaksanaan portal hypertension, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat.  Terimakasih.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101045 MEYSHA PUTRI PADBI -

Ijin menjawab Lo ke 6

Penatalaksanaan hipertensi portal sebaiknya berfokus pada penurunan tekanan porta, pencegahan komplikasi, dan penanganan komplikasi. Terapi medikamentosa yang umum diberikan adalah beta bloker nonselektif, somatostatin, atau vasopressin

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab 

Penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan dan laktasi terdiri dari dua jenis yaitu Penatalaksanaan Non Farmakologis dan Penatalaksanaan Farmakologis. 

Penatalaksanaan Non Farmakologis terdiri dari Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), melakukan olahraga atau aktifikas fisik, mengurangi asupan natrium, hindari konsumsi alkohol, berhenti merokok, faktor psikologi dan stress, dan kalsium. 

Sedangkan Penatalaksanaan Farmakologis terdiri dari pemberian antihipertensi lebih dari 140/80 mmHg, apabila tekanan darah terlalu rendah maka turunkan perfusi uteroplasenta, target penurunan tekanan darah pada kehamilan adalah 140/90 mmHg dan tidak ada keuntungan yang didapatkan dengan menurunkan tekanan darah lebih rendah lagi, tekanan darah lebih dari 170/110 mmHg akan dianggap suatu kedaruratan medis dan dianjurkan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit dimana tekanan darah harus diturunkan secepat mungkin, hipertensi ringan pada ibu menyusui dapat dipertimbangkan untuk penghentian obat sementara dengan pemantauan ketat tekanan darah, setelah menghentikan menyusui maka akan dilakukan terapi antihipertensi yang dapat diajukan kembali. Dalam mengatasi hipertensi pada ibu hamil maka akan dilakukan pengobatan dimana obat yang dianjurkan sebagai antihipertensi pada kehamilan dan laktasi diantaranya seperti Metildopa, Clonidine, CCB, Betablocker, Labetalol, Hydrochlortiazid, dan ACE-I & ARB. 

Hipertensi pada kehamilan dan laktasi merupakan hipertensi dalam keadaan khusus, dimana hal ini berkaitan dengan sirkulasi uteroplasenta pada ibu dan janin saat kehamilan dan ekskresi obat melalui ASI. Pemantauan tekanan darah selama kehamilan dalam Ante Natal Care (ANC), saat persalinan, post partum, dan selama laktasi sangat penting dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit hipertensi lebih lanjut dan akhirnya menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) baik ibu maupun janinnya. (Iri Kuswadi, Sp.PD.KGH, FINASIM, KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta)

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Izin menjawab lo No 6

Penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup meliputi pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok dan pembatasan konsumsi alkohol. Terapi farmakologis dapat diberikan antihipertensi tunggal maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat didasari ada tidaknya kondisi khusus (komorbid maupun komplikasi). Non Farmakologi. Terapi non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi. Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada pasien hipertensi derajat 1 dengan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular rendah. Jika dalam 4-6 bulan tekanan darah belum mencapai target atau terdapat faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya maka pemberian medikamentosa sebaiknya dimulai.

Terimakasih ...

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101036 DWI ARIYANTI -

6. Penatalaksanaan hipertensi portal sebaiknya berfokus pada penurunan tekanan porta, pencegahan komplikasi, dan penanganan komplikasi. Terapi medikamentosa yang umum diberikan adalah beta bloker nonselektif, somatostatin, atau vasopressin. Sementara itu, penatalaksanaan nonfarmakologis yang dapat menjadi pilihan adalah transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS).


Garcia‐Tsao G, Abraldes JG, Berzigotti A, Bosch J. Portal hypertensive bleeding in cirrhosis: Risk stratification, diagnosis, and management: 2016 practice guidance

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Untuk pertanyaan nomor 7, terkait dengan komplikasi pada portal hypertension, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat. Terimakasih.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab,

LO 7 :

Komplikasi hipertensi portal meliputi:

1.     Trombositopenia karena hepatopati kongestif

2.     Abdominal wall collaterals

3.     Perdarahan varises sekunder akibat perdarahan dari gastroesofageal, anorektal, retroperitoneal, stomal, dan varises lainnya

4.     Perdarahan akut atau anemia defisiensi besi karena kehilangan darah kronis dari gastropati hipertensi portal, enteropati, atau koagulopati

5.     asites

6.     Peritonitis bakterial spontan

7.     Hidrotoraks hati

8.     Sindrom hepatorenal

9.     Ensefalopati hepatik

10.  Sindrom hepatopulmoner

11.  Hipertensi portopulmonal

12.  Kardiomiopati sirosis


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Saya Natasya Riskya Aprilianti 2010101046 izin menjawab lo ke 8

Jika gradien tekanan ini menjadi >12 mmHg, komplikasi seperti varises esofagus dan ascites dapat terjadi. Penyebab paling umum dari hipertensi portal adalah sirosis hepatis. Tanda dan gejala yang dapat muncul akibat hipertensi portal adalah hematemesis, melena, jaundice, kaput medusa, ascites, dan asterixis.

Terimakasih 🙏


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Untuk pertanyaan nomor 8, terkait dengan batas kewenangan bidan pada portal hypertension, saya persilahkan teman-teman untuk menyampaikan pendapat. Terimakasih.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101045 MEYSHA PUTRI PADBI -

Ijin menjawab Lo ke 8

Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan dalam sistem vena porta yang disebabkan oleh adanya tahanan (resistensi) aliran darah di sistem porta. Vena porta merupakan vena penghubung vena intestinal dan vena lienalis dengan hepar.Hipertensi dalam sistem vena porta ditentukan menurut peningkatan gradien tekanan porta, yaitu perbedaan tekanan antara vena porta dengan vena kava inferior atau vena hepatika. Gradien tekanan normal adalah ≤5 mmHg. Hipertensi portal terjadi ketika gradien tekanan menjadi ≥6 mmHg. Jika gradien tekanan ini menjadi >12 mmHg, komplikasi seperti varises esofagus dan ascites dapat terjadi.Penyebab paling umum dari hipertensi portal adalah sirosis hepatis. Tanda dan gejala yang dapat muncul akibat hipertensi portal adalah hematemesis, melena, jaundice, kaput medusa, ascites, dan asterixis. Ultrasonografi hepar dan ultrasonografi abdomen atas dapat membantu penegakkan diagnosis. Sementara itu, tindakan endoskopi dapat dilakukan untuk mengevaluasi komplikasi varises gastroesofagus.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN -

Saya Friescha Friecillia Martin (2010101040) Ijin menjawab LO 8 nggih Mba,

 Komplikasi pada portal hypertension:

  • Dapat mengakibatkan  varises esofagus, ensefalopati hepatikum, dan peritonitis bakterial.
  • sakit perut 
  • pusing, bahkan kehilangan kesadaran 
  • muntah darah dengan voleme darah yang cukup banyak 
  • mengalami gejala penyakit liver, seperti kuning, mudah mengalami lebam atau perdarahan
  • tinja berwarna hitam dan disertai darah (melena) 
Sebelumnya, Terimakasih
In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Izin menjawab lo No 8

  1. Kewenangan normal:
    • Pelayanan kesehatan ibu
    • Pelayanan kesehatan anak
    • Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
  2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
  3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:

  1. Pelayanan kesehatan ibu
    1. Ruang lingkup:
      • Pelayanan konseling pada masa pra hamil
      • Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
      • Pelayanan persalinan normal
      • Pelayanan ibu nifas normal
      • Pelayanan ibu menyusui
      • Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
    2. Kewenangan:
      • Episiotomi
      • Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
      • Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
      • Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
      • Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
      • Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
      • Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
      • Penyuluhan dan konseling
      • Bimbingan pada kelompok ibu hamil
      • Pemberian surat keterangan kematian
      • Pemberian surat keterangan cuti bersalin
  2. Pelayanan kesehatan anak
    1. Ruang lingkup:
      • Pelayanan bayi baru lahir
      • Pelayanan bayi
      • Pelayanan anak balita
      • Pelayanan anak pra sekolah
    2. Kewenangan:
      • Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
      • Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
      • Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
      • Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
      • Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
      • Pemberian konseling dan penyuluhan
      • Pemberian surat keterangan kelahiran
      • Pemberian surat keterangan kematian
  3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:
    1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
    2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

     Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:

  1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
  2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
  3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
  4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
  5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
  6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
  7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
  8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
  9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

     Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

 khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.

Sumber: https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/187/kewenangan-bidan-sesuai-permenkes-no-1464-tahun-2010-tentang-izin-dan-penyelenggaraan-praktik-bidan
In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab,
LO 8 : 

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi : 

1.     Kewenangan normal:

a.      Pelayanan kesehatan ibu

b.     Pelayanan kesehatan anak

c.      Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2.      Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

3.      Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter.

 

Kesmipulannya jika dirujuk berdasarkan Permenkes tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan dalam kasus hipertensi portal ini bidan tidak memiliki kewenangan apapun, dengan kata lain jika menemukan kasus seperti ini maka bidan harus mengambil tindakan berupa rujukan dan kolaborasi dengan dokter yang berhubungan dengan spesialisasi kasus hipertensi portal, kehamilan dan pediatri https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn501-2010.pdf


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by Fitnaningsih . -
silahkan keaktifan semua ,,semangat sehat ,,bisa ditambah dg sumbernya klo ada saat menjawab LO mb...
In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101038 SRI KINANTI -

izin menjawab pertanyaan no 1

portal hipertensi  ini lebih berkaitan dengan tempat utama terjadinya portal resistensi darah  . Hipertensi  Penyanyi Terjadi Bila Darah enggak can Mengalir DENGAN Baik di daerah hati, Dan Terdapat Tekanan lebih pada pembuluh vena porta Yang Langsung Menuju organ inisial. Terdapat sejumlah faktor yang bisa memicu kondisi ini

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101038 SRI KINANTI -
izin menjawab pertanyaan no 2

Patofisiologi hipertensi portal terjadi ketika terdapat tahanan pada aliran darah vena porta. Peningkatan tahanan (resistensi) dapat terjadi akibat perubahan struktural hepar maupun perubahan dinamis sel-sel di hepar dan otot polos vena hepatik.

Hukum Poiseuille

Tahanan vaskular yang menjadi dasar penyebab hipertensi portal dipengaruhi oleh viskositas darah (h), panjang pembuluh darah (L), dan radius pembuluh darah (r). Hubungan di antaranya tergambar pada hukum Poiseuille, yang menyatakan bahwa resistensi (R) = 8hL/pr4.

Panjang pembuluh darah porta cenderung konstan, sedangkan viskositas darah akan tergantung pada hematokrit. Oleh karena itu, hal yang paling menentukan resistensi pembuluh darah adalah radius pembuluh darah.

Resistensi berbanding terbalik dengan pangkat empat radius pembuluh darah. Semakin kecil radius pembuluh darah porta, semakin besar resistensinya. Ketika resistensi semakin besar, tekanan vena porta juga semakin meningkat (P=F.R). P adalah tekanan porta, F adalah aliran darah, dan R adalah resistensi.

Perubahan Struktur dan Perubahan Dinamik Hepar

Peningkatan resistensi akibat pengurangan diameter vena porta dapat terjadi karena dua hal, yaitu perubahan struktur dan perubahan dinamik. Contoh perubahan struktur hepar yang dapat memengaruhi mikrosirkulasi adalah nodul, fibrosis, angiogenesis, dan oklusi vaskuler.

Sementara itu, perubahan dinamik terjadi ketika ada kontraksi aktif dari sel stelata, myofibroblast yang mengelilingi sinusoid, dan sel otot polos di vena intrahepatik. Perubahan dinamik ini bisa terjadi karena peningkatan produksi vasokonstriktor, seperti endothelin, thromboxane A2, angiotensin II, dan norepinefrin. Pada sirosis hepatis, perubahan struktural dan dinamis bisa terjadi bersama sehingga membentuk hipertensi portal.

Peningkatan tekanan vena porta lalu menyebabkan tekanan gesek pada pembuluh darah splanknikus dan menginduksi produksi vasodilator seperti nitric oxide atau vascular endothelial growth factor. Hal ini bisa menyebabkan vasodilatasi arteriol splanknikus, sehingga meningkatkan sirkulasi ke sistem porta dan memperburuk kondisi.

Peningkatan substansi vasoaktif meningkatkan volume plasma dan curah jantung serta menurunkan resistensi vaskular sistemik, yang dapat memicu ascites dan varises esofagus. Selain itu, vasodilatasi sistemik mengaktivasi renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS) dan antidiuretic hormone (ADH) yang menyebabkan retensi air dan natrium. Mekanisme ini juga meningkatkan sirkulasi ke sistem porta dan memperburuk kondisi.


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101036 DWI ARIYANTI -

1.hipertensi portal adalah peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg yang menetap, dimana tekanan dalam keadaan normal berkisar 4-8 mmHg. Hipertensi portal juga didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang terjadi karena peningkatan tekanan vena portal yang kronis. Merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada anak dengan penyakit hati.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101033 LUTHFIYA HANANI KHAYYIRA -

Assalamualaikum wr.wb saya Luthfiya Hanani Khayyira 2010101033 izin menjawab LO no 4 

Faktor risiko Portal Hypertention

Hipertensi portal paling sering disebabkan oleh sirosis hepatis (90% kasus). Oleh karena itu, faktor risiko sirosis hepatis perlu dipahami untuk mencegah hipertensi portal. Selain itu, penyebab nonsirosis tersering untuk hipertensi portal adalah schistosomiasis dan trombosis vena porta, sehingga faktor risiko kedua penyakit ini juga perlu dicermati. Faktor risiko trombosis vena porta adalah faktor dari Virchow’s triad, yaitu stasis vena, hiperkoagulasi, dan disfungsi endotel. Terdapatnya malignansi sistem hepatobilier juga menambah risiko trombosis vena porta akibat kondisi hiperkoagulasi.

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101038 SRI KINANTI -
izin menjawab LO 6

Penatalaksanaan hipertensi portal sebaiknya berfokus pada penurunan tekanan porta, komplikasi komplikasi, dan penanganan komplikasi. Terapi medikamentosa yang umum diberikan adalah beta bloker nonselektif, somatostatin, atau vasopressin. Sementara itu, penatalaksanaan nonfarmakologis yang dapat menjadi pilihan adalah  transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS).


In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101036 DWI ARIYANTI -

4.Faktor risiko yang tidak dapat diubah:
• Umur,                     

• Jenis kelamin       

  • Riwayat keluarga

Faktor risiko yang dapat diubah:
• Merokok, 

• Kurang makan buah dan sayur,

• Konsumsi garam berlebih,

 • Berat badan berlebih/kegemukan,    

 • Kurang aktivitas fisik,

• Konsumsi alkohol berlebih    

 • Dislipidemia

• Stres. 

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101034 YULISA WIDIA WULAN DARI -

Saya yulisa Widia wulandari ijin menjawab lo ke 5

Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan Portal hypertension

Diagnosis hipertensi portal perlu melibatkan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala sirosis hepatis, serta pemeriksaan penunjang seperti USG hepar atau USG abdomen atas. Selain itu, pemeriksaan fungsi liver, profilkoagulasi, dan endoskopi (untuk evaluasi komplikasi varisesgastroesofagus) juga dapat dilakukan bila perlu. Diagnosis NCPH adalah berdasarkan manifestasi klinis tanda hipertensiportal tanpa kelainan hati.




In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101036 DWI ARIYANTI -

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101034 YULISA WIDIA WULAN DARI -

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin.


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101033 LUTHFIYA HANANI KHAYYIRA -

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin.


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by Fitnaningsih . -

Wa'alaikum salam wr.wb..silahkan dilanjutkan mb

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN -

Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Roditubiilahirabbah wabi islamidina wabi muhammadinnaiyya warosula, rabbi zidni'ilma warzuqni fahma, aamiin.


In reply to 2010101040 FRIESCHA FRIECILLIA MARTIN

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by Fitnaningsih . -

masih kurang berapa no yg belum terjawab mbk

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Baik temen-teman terimakasih untuk yang sudah menyampaikan pendapatnya terkait LO yang pertama. Bisa kita simpulkan untuk pengertian Portal Hypertention merupakan peningkatan tekanan darah pada sistem pembuluh darah yang disebut sistem vena porta. Vena yang berasal dari lambung, usus, limpa,dan pankreas bergabung menjadi vena porta, yang kemudian bercabang menjadi pembuluh darah yang lebih kecil dan berjalan melalui hepar. Jika pembuluh di hati diblokir karena kerusakan hati, darah tidak dapat mengalir dengan baik pada hepar. Akibatnya tekanan menjadi tinggi pada perkembangan sistem portal. Peningkatan tekanan ini dalam vena portal dapat menyebabkan pembesaran vena (varises) dalam kerongkongan, lambung, rektum, atau daerah pusar (pusar). 

Apakah teman-teman setuju?

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Untuk hasil akhir pada LO yang ke dua terkait dengan patofisiologi Portal Hypertention, kita ambil jawaban dari mba Safira dan mba Kinanti nggih, karena jawabannya lengkap maka bisa kita ambil kesimpulan, patofisiologi Portal Hypertention yaitu 

Terjadi ketika tekanan pada portal diperkirakan karena gradien tekanan vena hepatik. Tekanan vena yang normal pada organ hati adalah kurang dari 5 mmHg. Pada sirosis, hipertensi portal terjadi karena gabungan dari resistensi pembuluh darah intrahepatik dan peningkatan aliran darah melalui sistem vena porta. Peningkatan resistensi intrahepatik melalui dua cara yaitu secara mekanik dan dinamis. Komponen mekanik berasal dari pengembangan fibrosis intrahepatik; berbagai proses patologis yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan resistensi intrahepatik pada level mikrosirkulasi hati (Hipertensi portal sinusoidal) adalah distorsi arsitektur hati disebabkan oleh jaringan fibrosa, regeneratif pada nodula dan deposisi kolagen dalam suatu ruang Disse (Shibayama Y. et al, 1985; Orrego H. et al, 1979).

 

Komponen dinamik yaitu dari vasokontriksi pada pembuluh darah venula portal yang kedua untuk mengaktifkan kontraksiksi portal dan septal myofibrioblas, sel-sel stelat dan sel otot halus vaskuler (Pinzani M. et al, 1999; Rockey DC et al, 1996; Wiest R. et al, 2002). Vaskuler intrahepatik dimodulasi oleh vasokontriktor endogen (norepinefrin, endotel, angiotensin II, leukotrin dan tromboksan A2) dan ditingkatkan oleh vasodilator (nitrit oksida). Pada sirosis, peningkatan resistensi intrahepatik vaskuler juga berasal dari ketidak simbangan antara vasodilator dan vasokontriktor (Abraldes J.G. et al, 2005).  


Peningkatan tekanan vena porta lalu menyebabkan tekanan gesek pada pembuluh darah splanknikus dan menginduksi produksi vasodilator seperti nitric oxide atau vascular endothelial growth factor. Hal ini bisa menyebabkan vasodilatasi arteriol splanknikus, sehingga meningkatkan sirkulasi ke sistem porta dan memperburuk kondisi.

Peningkatan substansi vasoaktif meningkatkan volume plasma dan curah jantung serta menurunkan resistensi vaskular sistemik, yang dapat memicu ascites dan varises esofagus. Selain itu, vasodilatasi sistemik mengaktivasi renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS) dan antidiuretic hormone (ADH) yang menyebabkan retensi air dan natrium. Mekanisme ini juga meningkatkan sirkulasi ke sistem porta dan memperburuk kondisi.

Apakah sudah setuju dengan hasil kesimpulan di atas?

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Kesimpulan dari jawaban LO yang ketiga terkait dengan Pernyebab Portal Hypertenion kita ambil dari pendapat mba Safira dan mba Friescha. maka dapat disimpulkan bahwa penyebab Portal hipertention yaitu :


Penyebab paling umum dari portal Hypertension adalah Cirrhosis hepatitis dimana hipertensi portal dapat menyebabkan varises esophagus. Saluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis dan hipertensi portal terdapat pada esophagus bagian bawah. Pirau darah melalui saluran ini ke vena kava menyebabkan dilatasi vena-vena tersebut (varises esophagus). Varises ini terjadi pada sekitar 70% penderita sirosis lanjut

Sedangkan Sirosis adalah perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosus. Pada sirosis, the scar tissue memblok aliran darah melalui hati. Ini adalah jaringan parut pada hati. Ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti hepatitis (penyakit radang) atau penyalah gunaan alkohol. Penyakit autoimun pada hati seperti hepatitis autoimun, primary sclerosing cholangitis, dan primary biliary cholangitis juga merupakan penyebab sirosis dan hipertensi portal..

Penyebab lain hipertensi portal meliputi pembekuan darah dalam vena portal, penyumbatan pembuluh darah yang membawa darah dari hepar ke jantung, infeksi parasite yang disebut schistosomiasis, dan hyperplasia nodular fokal, virus yang dapat menyebabkan AIDS. Kadang-kadang penyebabnya tidak diketahui. 


setuju nggih teman-teman?

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -
Untuk jawaban LO yang ke empat, saya ambil kesimpulan dari pendapat teman-teman terkeit dengan faktor resiko Portal Hypertention yaitu :

(Menurut Kemenkes) Terdapat dua Faktor Risiko Hipertensi yaitu, Faktor Risiko yang tidak dapat diubah.

Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah,antara lain :

  • Umur
  • Jenis Kelamin
  • Genetik

Faktor Risiko yang dapat diubah, diantaranya :

Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :

  • Merokok
  • Diet rendah serat
  • Dislipidemia
  • Konsumsi garam berlebih
  • Kurang aktivitas fisik
  • Stres
  • Berat badan berlebih/ kegemukan
  • Konsumsi alcohol
  • Sirosis (jaringan parut hati), yang dapat disebabkan oleh :
  1. Infeksi Hepatitis B atau C
  2.  Peradangan hati jangka panjang 
  3. Hemokromatosis, atau kelebihan zat besi 
  4. Gagal jantung kongestif 
  5. Malformasi arteriovenosa (AVM)
  6. Keadaan hiperkoagulasi

Sedangkan menurut WHO, beberapa faktor yang dapat memicu risiko hipertensi antara lain konsumsi garam, alkohol, dan kafein yang berlebih, obesitas, stress, merokok, serta olahraga yang kurang rutin


Bagaimana teman-teman, setuju?


In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Kemudian untuk jawaban LO yang ketima terkait dengan Diagnostic pada Portal Hypertention, saya ambil dari pendapat mba Safira karena saya rasa sudah cukup mewakili pendapat dari teman-teman yang lain. Maka kesimpulannya :

Investigasi akan tergantung pada situasi di mana pasien terlihat. Mereka dikelompokkan dalam situasi berikut: 

1. Dalam situasi elektif : 

a. Hematologi – terutama untuk mencari bukti hipersplenisme. 

b. Tes fungsi hati – untuk membedakan hipertensi portal sirosis dari non sirosis dan untuk mengklasifikasikannya sesuai klasifikasi Child – Pugh 

c. Profil koagulasi 

d. Penanda virus 

e. Biopsi hati – terutama untuk memastikan etiologi sirosis. Untuk pasien ini tidak boleh memiliki asites dan harus mengoreksi parameter koagulasi. 

f. Endoskopi GI bagian atas – untuk dokumentasi dan penilaian varises esofagus, varises lambung, gastropati PHT dan penyebab hematemesis lainnya. 

g. USG – dilakukan untuk menunjukkan kolateral di hilus limpa dan di tempat lain, untuk melihat ekotekstur hati, untuk mencari asites dan juga untuk menilai vena limpa dan vena ginjal kiri sebagai evaluasi pra operasi.

h. Spiral CT angiography – memberikan gambaran yang baik tentang sistem vena portal dan kolateral. Informasi ini berguna jika prosedur pembedahan sedang dipertimbangkan. 

i. MR Angiography – memberikan informasi yang sama seperti CT, namun menggambarkan trombosis intravena lebih baik maka penyelidikan ini sangat berguna dalam kondisi seperti sindrom Budd – Chiari. 


2. Dalam keadaan darurat: 

a. Pemeriksaan klinis untuk splenomegali terkadang lebih dari cukup dalam situasi perdarahan GI masif, untuk mendiagnosis PHT. 

b. Endoskopi GI bagian atas diperlukan lebih sebagai prosedur terapeutik daripada prosedur diagnostik dalam kondisi seperti itu. 

c. Tes fungsi hati diperlukan untuk menilai kondisi hati untuk membedakan dari sirosis 

d. USG abdomen sebagai penilaian cepat pada sistem hati dan vena porta cukup informatif dan harus dilakukan.


Setuju nggih teman-teman?

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Selanjutnya untuk jawaban LO yang ke enam, bisa di ambil kesimpulan terkait Penatalaksanaan Portal Hypertention yaitu :

Penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan dan laktasi terdiri dari dua jenis yaitu Penatalaksanaan Non Farmakologis dan Penatalaksanaan Farmakologis. 

Penatalaksanaan Non Farmakologis terdiri dari Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), melakukan olahraga atau aktifikas fisik, mengurangi asupan natrium, hindari konsumsi alkohol, berhenti merokok, faktor psikologi dan stress, dan kalsium. 

Sedangkan Penatalaksanaan Farmakologis terdiri dari pemberian antihipertensi lebih dari 140/80 mmHg, apabila tekanan darah terlalu rendah maka turunkan perfusi uteroplasenta, target penurunan tekanan darah pada kehamilan adalah 140/90 mmHg dan tidak ada keuntungan yang didapatkan dengan menurunkan tekanan darah lebih rendah lagi, tekanan darah lebih dari 170/110 mmHg akan dianggap suatu kedaruratan medis dan dianjurkan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit dimana tekanan darah harus diturunkan secepat mungkin, hipertensi ringan pada ibu menyusui dapat dipertimbangkan untuk penghentian obat sementara dengan pemantauan ketat tekanan darah, setelah menghentikan menyusui maka akan dilakukan terapi antihipertensi yang dapat diajukan kembali. Dalam mengatasi hipertensi pada ibu hamil maka akan dilakukan pengobatan dimana obat yang dianjurkan sebagai antihipertensi pada kehamilan dan laktasi diantaranya seperti Metildopa, Clonidine, CCB, Betablocker, Labetalol, Hydrochlortiazid, dan ACE-I & ARB. 

Hipertensi pada kehamilan dan laktasi merupakan hipertensi dalam keadaan khusus, dimana hal ini berkaitan dengan sirkulasi uteroplasenta pada ibu dan janin saat kehamilan dan ekskresi obat melalui ASI. Pemantauan tekanan darah selama kehamilan dalam Ante Natal Care (ANC), saat persalinan, post partum, dan selama laktasi sangat penting dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit hipertensi lebih lanjut dan akhirnya menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) baik ibu maupun janinnya. (Iri Kuswadi, Sp.PD.KGH, FINASIM, KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta)


Bagaimana, teman-teman? setuju nggih?

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by Fitnaningsih . -

bisa mbk..masih kurang no berapa

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Kemudian jawaban LO yang ke tujuh, saya ambil kesimpulan berdasarkan pendapat mba Safira terkait dengan Komplikasi pada Portal Hypertention yaitu :

Komplikasi hipertensi portal meliputi:

1.     Trombositopenia karena hepatopati kongestif

2.     Abdominal wall collaterals

3.     Perdarahan varises sekunder akibat perdarahan dari gastroesofageal, anorektal, retroperitoneal, stomal, dan varises lainnya

4.     Perdarahan akut atau anemia defisiensi besi karena kehilangan darah kronis dari gastropati hipertensi portal, enteropati, atau koagulopati

5.     asites

6.     Peritonitis bakterial spontan

7.     Hidrotoraks hati

8.     Sindrom hepatorenal

9.     Ensefalopati hepatik

10.  Sindrom hepatopulmoner

11.  Hipertensi portopulmonal

12.  Kardiomiopati sirosis


Setuju ya teman-teman

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101043 SAFIRA NURUL AINI -

Assalamu'alaikum saya Safira Nurul Aini 2010101043 izin menjawab 

LO 9 : 

Dalam kasus ini, disebutkan pada skenario bahwasannya "Hasil protein urine ibu negatif" dan “riwayat kehamilan sebelumnya ibu mengalami tekanan darah tinggi”

 

Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya preklampsia (jika hasil test protein urine ibu menujukkan positif urine ≥ +1) pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan protein urine adalah pemeriksaan protein dengan menggunakan asam asetat 5%, dan apabila setelah dipanaskan urine menjadi keruh berarti ada protein dalam urine.

 

Standar kadar kekeruhan protein, dijelaskan pada tabel berikut

ini :

Tabel Standar kadar kekurahan protein

 

No

Keterangan

Kadar kekurahan protein

1

Negatif

Urine jernih

2

Positif 1 (+)

Ada kekeruhan

3

Positif 2 (++)

Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan

4

Positif 3 (+++)

Urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas

5

Positif 4 (++++)

Urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal

Sumber : Rukiah (2009) dalam Ni’mah (2017).

Mekanisme terjadinya protein urin disebabkan oleh dinding pembuluh darah dan strukteur jaringan yang ada disekitarnya berperan penting sebagai barier terhadap melintasnya mekromulekuler seperti globuli dan albumin.

Hal ini terjadi karena peran dari endotel pada kapiler, membran basal dari glomerlus dan epitel viseral, mikroglobulin, vasopresin, insulin dan hormon paratiroid. Secara bebas melalui filter glomerulus dan selanjutnya diabsorbsi serta dikatabolisme pada tubulus kontrortus proksimalis. Kerusakan pada epitel tubulus proksimalis menyebabkan kegagalan untuk mereabsorbsi protein dengan berat molekuk rendah yang selanjutnya keluar melali urin.

 

Protein urin merupakan indikasi terjadinya pre-eklampsia, sehingga ibu hamil  pada saat melakukan kunjungan antenatal care dianjurkan melakukan pemeriksaan protein. Akan tetapi karena dalam kasus ibu hasil protein urine negatif, maka hasil yang didapat ibu terkena Portal Hipertensi (dengan kata lain ibu terkena Hipertensi Maternal).  http://repository.unimus.ac.id/2276/3/BAB%20II.pdf

 


In reply to 2010101043 SAFIRA NURUL AINI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Baik Terimakasih, mba safira. Untuk jawaban LO yang ke sembilan kita ambil dari mba safira saja bagaimana teman-teman? Karena Jawabannya saya rasa sudah cukup lengkap, atau ada yang ingin menambahkan lagi?

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

untuk jawaban LO yang  kedelapan, saya ambil kesimpulan dari beberapa pendapat dari teman-teman terkait dengan batas kewenangan bidan terhadap Portak Hypertention yaitu :

Kewenangan normal:

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:

  • Pelayanan kesehatan ibu

Ruang lingkup:

  1. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
  2. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
  3. Pelayanan persalinan normal
  4. Pelayanan ibu nifas normal
  5. Pelayanan ibu menyusui
  6. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

Kewenangan:

  • Episiotomi
  • Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
  • Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
  • Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
  • Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
  • Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
  • Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
  • Penyuluhan dan konseling
  • Bimbingan pada kelompok ibu hamil
  • Pemberian surat keterangan kematian
  • Pemberian surat keterangan cuti bersalin
  • Pelayanan kesehatan anak

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:

  1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
  2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

     Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:

  1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
  2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
  3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
  4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
  5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
  6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
  7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
  8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

     Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

   Khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.


Bagaimana teman-teman, apakah ada yang perlu ditambahkan atau sudah cukup?

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101041 NURUL'AIN BARANI -

Kalau dari saya cukup nggih mbak

In reply to 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI -

Baik teman-teman, Alhamdulillah hari ini kita sudah melaksanakan tutorial hingga STEP yang terakhir. Selanjutnya saya kembalikan lagi kepada mba Natasya selaku PJ dan Ibu Fitrianingsih selaku dosen pembimbing tutor. Mohon maaf sebelumnya jika selama tutor patofisiologi skenario 2 ini, saya Lelianita selaku ketua dan mba Nurul selaku sekretaris memiliki kekurangan dalam memimpin dan mengarahkan jalannya diskusi, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Terimakasih Ibu dan Teman-teman semua

In reply to 2010101037 LELIANITA RATNA CANDRA DEWI

Re: Forum Diskusi Pertemuan ke-2

by 2010101046 NATASYA RISKYA APRILIANTI -

Terimakasih banyak ibu, mba Lelianita, mba Nurul ‘ain, dan teman teman telah menyelesaikan tutorial patofisiologi ke 2 skenario 2 ini.

Saya selaku pj tutorial patofisiologi A3 jika ada kesalahan saya mohon maaf sebesar besarnya.🙏